PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA ANTARDESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I W O N O S O B O, Menimbang Mengingat : : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan Desa-desa dapat mengadakan kerjasama antar desa,; b. bahwa pedoman kerja sama antardesa dimaksud perlu ditetapkan dengan Peraturan daerah. 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 42, diundangkan pada tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Peraturan Pemenrintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4155); 4. Keputusan Presiden Nomor 5. 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO
4 M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA ANTARDESA. B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan: a. Bupati adalah Kepala PemerintahKabupaten Wonosobo; b. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional; c. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintah Desa di Kabupaten Wonosobo; d. Badan Perwakilan Desa, yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa; e. Kerja sama adalah suatu usaha bersama saling menguntungkan dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang dilakukan antar desa. BAB II KERJA SAMA Pasal 2 (1) Untuk kepentingan Desa beberapa desa dapat mengadakan kerja sama untuk kepentingan desa yang ditetapkan dengan keputusan bersama dan diberitahukan kepada Camat. (2) Pelaksanaan kerjasama dimaksud ayat (1) pasal ini dituangkan dalam keputusan bersama. (3) Kerjasama antar desa yang memberikan beban kepada masyarakat harus mendapat persetujuan Badan Perwakilan Desa B A B III BENTUK KERJA SAMA Pasal 3 Kerja sama dapat berbentuk : a. antardesa dalam satu kecamatan ; b. antardesa di luar kecamatan dalam satu kabupaten; c. antardesa dalam kabupaten yang berbeda; d. antardesa dalam satu propinsi; e. antardesa dalam propinsi yang berbeda. B A B IV OBYEK KERJA SAMA Pasal 4
5 Obyek kerja sama meliputi seluruh kegiatan dalam enyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan di Desa. BAB V KERJA SAMA Pasal 5 Materi Keputusan Bersama memuat antara lain mengenai: a. bentuk kerja sama; b. obyek kerja sama; c. jangka waktu kerja sama; d. hak dan kewajiban desa; e. biaya pelaksanaan kerja sama; f. penyelesaian perselisihan yang terjadi dalam kerja sama. BAB VI BIAYA PELAKSANAAN KERJA SAMA Pasal 6 Biaya pelaksanaan kerja sama dibebankan kepada desa yang melakukan kerja sama. BAB VII PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 7 (1) Apabila dalam penyelanggaraan kerj asama terjadi perselisihan pada tahap awal diselesaikan secara musyawarah oleh Desa yang melakukan kerja sama. (2) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), perselisihan dimaksud diajukan kepada Pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII PEJABAT YANG BERWENANG Pasal 8 Dengan pertimbangan Badan Perwakilan Desa, Kepala Desa yang melakukan kerjasama mengajukan penyelesaian perselisihan kepada pejabat yang berwenang: a. Bupati bagi desa yang menyelenggarakan kerjasama dalam satu kabupaten; b. Bupati masing-masing, bagi desa yang menyelenggarakan kerja sama dalam kabupaten yang berbeda; c. Gubernur, bagi desa yang menyelenggarakan kerja sama dalam propinsi yang berbeda. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 9
4 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 10 Ketentuan ketentuan sebagaimana tersebut dalam peraturan daerah ini menjadi pedoman bagi desa-desa yang menyelenggarakan kerja sama antar desa. Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo. Disahkan di Wonosobo pada tanggal 30 Nopember 2002 BUPATI WONOSOBO Drs. TRIMAWAN NUGROHADI Diundangkan di Wonosobo pada tanggal 16 Desember 2002 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WONOSOBO Drs. MUNTOHAR, M.M. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2002 SERI D NOMOR 2
5 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG KERJA SAMA ANTARDESA. I. PENJELASAN UMUM Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional. Dalam upaya meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan serta pelayanan kepada masyarakat, dapat diselenggarakan kerjasama yang saling menguntungkan antar Desa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan Pasal 7 : cukup jelas. Pasal 8 : a. Bupati dapat mendelegasikan wewenang kepada Camat untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi akibat pelaksanaan kerjasama antar Desa dalam satu Kabupaten. b. Bupati dapat menunjuk Pejabat untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi sebagai akibat pelaksanaan kerjasama antar Desa dalam Kabupaten yang berbeda. Pasal 9 sampai dengan Pasal 11 : cukup jelas.