BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Yogyakarta. Untuk mengurangi

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap manusia harus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

selatan Ringroad dan sebagian Sleman yang berada di sebelah utara Ringroad. Meskipun demikian, kondisi wilayah perkotaan yang berada di dalam jalan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tingginya kemacetan dan kepadatan jalan menghiasi kota-kota

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil Analisis Review Pengembangan Rute Trans Jogja ini, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sektor transportasi sangat penting dalam menunjang kelancaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber kebutuhan manusia tidak berada di sembarang tempat, sehingga terjadi. 1. manusia yang membutuhkan perangkutan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENGATURAN SPOOR DAN JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM 7 BUFFER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kategori utama, yakni angkutan antar kota, angkutan perkotaan, dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun ke tahun membuat kebutuhan akan mesin Anjungan Tunai Mandiri(ATM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

Tujuan. Pengenalan SIG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KINERJA PT. JOGJA TUGU TRANS DALAM PELAYANAN TRANSPORTASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015

Pengantar GIS Pengenalan GIS. By: Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENDAHULUAN. komputer yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Dearah Istimewa Yogyakarta (DIY) berbanding lurus dengan jumlah kendaraan pribadi. Dimana jumlah pengguna kendaraan semakin padat dan tidak dibarengi dengan pertambahan volume jalan yang kurang sesuai maka akan terjadi kemacetan yang kian tahun kian parah keadaanya seperti yang sudah terjadi saat ini seperti di jalan Solo, Jalan Kaliurang, Jalan Afandi, dan Jalan Magelang. Mengatasi kemacetan yang kian parah di wilayah DIY maka PEMDA DIY mulai merintis transportasi masal berupa Bus Patas Trans Jogja atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Trans Jogja, adalah sebuah moda transportasi masal yang melayani rute di sekitar obyek vital dan pariwisata Yogyakarta. Dengan adanya bus ini pemerintah berkeinginan untuk mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi masa. Dengan banyaknya pengguna transportasi masa maka diharapkan penggunan kendaraan pribadi dapat berkurang. Dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi secara otomatis akan mengurangi jumlah kendaraan yang ada di jalan dan dapat mengurangi kemacetan yang semakin parah. Rute Bus Trans Jogja berbeda dengan rute bus umum yang beroperasi di wilayah DIY. Rute Bus Trans Jogja bisa sampai ke wilayah vital yang ada di kota yogyakarta yang sering dituju para wisatawan maupun warga lokal ini bertujan agar banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ke Trans Jogja. Seperti pada jalur 3A yang melewati Jalan Malioboro yang merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kota Yogyakarta. Akan tetapi penempatan halte yang kurang sesuai akan mengurangi ke efsienan dan kurang menarik bagi para pengguna kendaraan pribadi, yang berpengaruh pada keengganan untuk beralih pada transportasi masa. Apabila lokasi halte terlalu jauh 1

dari obyek/lokasi yang dituju maka akan menyebabkan keengganan dalam memnggunakan moda transportasi ini. Selain itu juga harus di perhitungkan juga integritas dengan transportasi publik yang lainya seperti Bandara, Stasuin, dan Pelabuhan jika ada. Apabila integrasi antar transportasi publik sudah baik maka wisatawan dari luar kota tidak akan enggan menggunakanya. Bukan cuma itu pengguna lokal pun harus di perhatikan yaitu dengan jarak halte yang tidak terlalu jauh dari rumah sehingga mempermudah mereka dalam menggunakan transportasi ini. Dengan mengganakan SIG dan PJ akan mempermudah kita dalam menentukan kesesuaian dalam menentukan lokasi halte bus Trans Jogja agar dapat berintegrasi dengan sarana transportasi lain dan menentukan halte Bus Trans Jogja seefisien mungkin sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemilihan jalur 3A dikarenakan jalur ini melewati tempat-tempat yang merupakan tujuan utama masyarakat maupun pendatang di Yogyakarta. Salah satu tempat yang merupakan obyek penting di di Yogyakarta antara lain Jalan Malioboro yang juga merupakan salah satu destinasi wisata kota Yogyakarta, selain itu juga melewati Bandara Adi Sucipto dan Stasiun Tugu. Tidak kalah penting adalah kampus Universitas Gadjah Mada dimana setiap penerimaan mahasiswa baru selalu ramai di datangi pelajar dari luar daerah. 1.2 Perumusan Masalah Kota Yogyakarta adalah kota madya yang merupakan pusat pemerintahan dari provinsi daerah istimewa yogyakarta yang juga merupakan pusat pemerintahan. Dikarenakan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal akan kota pendidikan dan juga budaya maka perkembangan kota menjadi sangat cepat dikarenakan arus urbanisasi dari daerah yang ada di sekitarnya seperti kota Klaten, Magelang, Purworejo. Membuat kondisi lalulintas pun semakin padat dibuktikan dengan macet yang terjadi pada jalan-jalan vital di karenakan penggunaan kendaraan pribadi yang semakin banyak. 2

Penggunaan kendaraan Pribadi yang mulai banyak tersebut dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat yang mulai stabil tetapi selain itu juga dikarenakan kondisi dari angkutan umum yang kurang memadai sehingga masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi. Penempatan halte bus jauh dari tempat yang dituju maka masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Dengan kata lain pelayanan dari angkutan umum yang belum memadai membuat masyarakat enggan untuk menggunakan kendaraan umum di samping belum nyaman juga di anggap menyulitkan karena letak halte yang jauh dari tempat tujuan. Bertujuan mengurangi pengguanaan kendaraan pribadi perlu dibangun sebuah alat trasnportasi masa memenuhi kebutuhan masyarakat. Menyikapi permasalah di atas maka saya melakukan penelitian yang berjudul Kesesuaian Lokasi Halte Bus Patas Trans Jogja 1.3 Tujuan 1. Membuat Peta Kesesuaian Lokasi Halte Bus Trans Jogja rute 3A. 2. Mengetahui fungsi Aplikasi SIG ( ArcMap) untuk pemetaan kesesuaian lokasi halte. 1.4 Manfaat penelitian 1. Sebagai tugas akhir untuk persyaratan menyelesaikan program diploma pada jurusan diploma sistem informasi geografi dan penginderaaan jauh, fakultas geografi, universitas Gadjah Mada. 2. Mengetahui lokasi yang sesuai untuk pembuatan halte bus trans jogja. 3. Sebagai pertimbangan instansi terkait mengenai perkembangan bus Trans Jogja. 1.5 Tinjauan Pustaka 1.5.1 Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, 3

menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis. Sistem Informasi Geografi juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari hardware dan software yang dirancang untuk mendukung pengambilan manajemen, manipulasi, analisis pemodelan dan penyajian sebuah data bereferensi geografis atau geospaisal. SIG mempunyai empat poin utama, (ITC,2004. Dalam Pradana, 2011) yakni: Geospasial : Merujuk pada lokasi Geografis Informasi : Visualisasi dari hasil analisa data Sistem : Hubungan antara Software-Hardware dan Data Personil : Seorang pemikir yang merupakan sebuah kunci dari sebuah kekuatan GIS. Sistem informasi geografi mempunyai enam buah komponen penyusun enam komponen itu ialah network, hardware, software, data, prosedur dan user. Berikut penjelasan rinci dari enam komponen tersebut : a) Network Wahana komunikasi dan tukar menukar informasi secara digital. Penghubung antara komponen. Sangat terbantu dengan adanya jaringan internet. b) Hardware Alat yang digunakan oleh user untuk melakukan berbagai operasi SIG. c) Interface antara USER dan SIG. Desktop, Laptop, PDA, Hp. Software Perangkat lunak Sistem Informasi Geografi yang ada dan terinstall didalam sebuah komputer yang memungkinkan pengguna untuk menjalankan berbagai fungsi Sistem Informasi Geografi. 4

Free, Single-PC, Industrial enterprice. GRASS, Map Info, ArcGIS, Autodesk d) Data Representasi digital dari objek terpilih dipermukaan bumi. Dibangun untuk problem-solving atau tujuan siantifik yang menyangkut program spasial. Single project, continous project. e) Prosedur Sebuah mekanisme kontrol untuk memastikan aktifitas SIG sesuai target dengan kualitas yang tinggi. f) User Operator atau interpreter Brain-ware untuk desain, pemrograman, dan perawatan sistem. Supply data ke sistem dan interpretasi hasil basic. Peneliti tentang issue spasial. Salah satu hal yang membedakan dan merupakan keunggulan utama SIG dibanding dengan sistem informasi lainnya adalah kemampuan dalam melakukan analisis keruangan. Dalam pengembangannya di Indonesia kemampuan SIG yang membedakan dengan sistem informasi lainnya ini kurang banyak terimplementasikan. Salah satu penyebabnya antara lain kurangnya ketersedian data yang siap diolah (peta). Namun disamping memiliki kelebihan, sistem informasi geografi juga memiliki kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan sistem informasi geografi - Kelebihan sistem informasi geografi 1. Dapat mengeksplorasi data baik geografis maupun tematik. 2. Menekankan aspek geografis dalam penelitian. 3. Dapat menangani data yang jumlahnya banyak. 4. Dapat mengintergrasikan data dari berbagai sumber. 5. Dapat melakukan analisis yang berkaitan dengan lokasi dan jalur. 5

6. Memungkinkan visualisasi data spasial dalam berbagai bentuk. - Kelemahan sistem informasi geografi 1. Data yang mahal. 2. Data interoperability. 3. Proses belajar SIG bisa memakan waktu. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk penentuan lokasi halte bus Trans Jogja. Berikut ini, beberapa definisi SIG menurut para ahli 1. Menurut Aranoff (1989). SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kinerja komputer yang memasukan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data. 2. Menurut Barough, (1986). SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan, kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. 3. Menurut Alter SIG adalah sistem informasi geografi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat di akses dengan menunjuk daerah pada suatu peta. SIG terdiri dari sub sistem yang dapat digunakan untuk memasukan data, menyimpan, dan mengeluarkan informasi yang diperlukan (Dulbahri,1993 dalam Ineke Kusumawati, 2010). Secara garis besar komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Masukan (input) data Masukan data dalam SIG biasanya dari data grafis atau data spasial dan data atribut atau tabular. Kumpulan data tersebut disebut basis data (database). Sumber database SIG secara konvensional dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Data atribut atau numerik berasal statistik, data sensus, data lapangan dan data tabular lainnya. 6

2. Data grafis atau data spasial, berasal dari peta analog, foto udara dan citra pengindraan jauh lainnya dalam bentuk cetak kertas. 3. Data penginderaan jauh dalam bentuk digital, seperti yang diperoleh dari satelit. Masukan data yang belum dalam bentuk digital, harus dirubah terlebih dahulu kedalam bentuk digital agar dapat dianalisis dengan menggunakan SIG. Proses pengubahan data kedalam bentuk digital dinamakan dengan encoding. Proses encoding ada dua macam, yaitu secara manual dengan menggunakan digitaizer yang menghasilkan data berupa shape file (.shp) dan secara otomatis dengan penyiaman (scanning) yang menghasilkan data berupa file gambar (.jpg,.img,.tif dll) b. Manajemen data Sub sistem ini merupakan sentral dari pengolahan SIG. Manajemen data dimaksudkan agar data input dapat disimpan,dipanggil, dihapus dan diperbaiki secara efisien dan akurat. Pengorganisasian data keruangan diambil dan analisis dan dianalisis dalam subsistem ini. Pengelolaan data memerlukan adanya data yang telah tersusun kedalam database. Kumpulan program terpadu yang dapat menangani data ini dinamakan database management system adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna. Keutungan dari adanya data ini adalah kualitas, kerahasiaan dan keutuhan data dapat terjamin dan dipelihara secara efisien. c. Manipulasi dan Analisis Data Manipulasi dan analisis data salah satu kemampuan utama dalam SIG untuk menghasilkan informasi baru. Data yang telah dimasukan dapat dimanipulasi dan dianalisis dengan menggunakan software SIG, seperti mengubah bentuk data, atribut dan data grafis. SIG juga bukan hanya mampu melakukan menipulasi dan alalisis secara cepat dan efisien, juga dapat menampilkan kemungkinan kemungkinan baru yang sebelumnya belum terpikirkan atau tidak dapat dikerjakan tanpa menggunakan bantuan komputer. Beberpa fasilitas yang biasanya terdapat dalam SIG untuk manipulasi dan analisis data antara lain interpolasi data atau tumpang susun (overlay). 7

d. Output data Data keluaran dari SIG merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk menampilkan informasi mengenai sebagian atau semua basis data dan hasil manipulasi data dari SIG ke dalam bentuk yang sesuai dengan selera penggunanya. Keluaran hasil SIG dapat berupa cetakan ataupun digital. Hard copy yaitu berupa cetakan yang berupa peta maupun tabel yang dicetak dengan menggunakan media kertas, soft copy merupakan tampilan data yang ditayangkan dalm bentuk tampilan gambar pada layar monitor komputer. Sedangkan file elektronik adalah file kompatibel dengan komputer (digital) dan dapat disimpan dalam media magnetik (Aronoff, 1989 dalam agung, 2011). Hasil keluaran inilah yang digunakan oleh pengguna sebagai proses lanjutan dalam melakukan pengambilan kebijakan atau perencanaan tujuan tertentu dalam rangka proses pengambilan keputusan yang memerlukan pertimbangan pertimbangan yang bersifat spasial. 1.5.2 Perangkat lunak ArcGIS ArcGIS merupakan suatu software yang diciptakan oleh ESRI yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografi. ArcGIS merupakan software pengolah data spasial yang mampu mendukung berbagai format data gabungan dari 3 software yaitu ArcInfo, Arcview, dan ArcEdit yang mempunyai kemampuan komplit dalam geoprocessing, modelling, dan scripting secara mudah diaplikasikan dalam berbagai tipe data. Desktop ArcGIS terdiri dari 4 modul yaitu ArcMap, Arc Catalog, ArcGlobe, dan Arc Toolbox dan model builder. Arc Map mempunyai fungsi untuk menampilkan peta untuk proses, analisis peta, proses editing peta, dan juga dapat digunakan untuk mendesain kartografi. Arc Catalog digunakan untuk management data atau mengatur management file file, jika dalam windows fungsinya sama dengan explor. Arc Globe dapat digunakan untuk data yang terkait dengan data yang universal, 8

untuk tampilan 3D, dan juga dapat untuk menampilkan Geogle Earth. Model Builder digunakan untuk membuat model builder / diagram alir. Arc Toolbox digunakan untuk menampilkan tools 1.5.3 Bus Patas Trans Jogja Trans Jogja adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah dan ber -AC di seputaran Kota Yogyakarta. Trans Jogja merupakan salah satu bagian dari program Bus Rapid Transit (BRT) yang di canangkan oleh Departemen Perhubungan. Sistem ini mulai dilaksankan pada bulan Maret 2008 oleh Dinas Perhubungan, Pemerintah Provinsi DIY. Motto pelayananya adalah "Aman, Nyaman, Andal, Terjangkau, dan Ramah Lingkungan". Sistem yang menggunakan bus (ukuran sedang) ini menerapkan sistem tertutup, dalam arti penumpang tidak bisa menaiki bus tanpa melewati gerbang pemeriksaan, seperti juga Trans Jakarta. Selain itu, di terapkan sistem pembayaran berbeda - beda: sekali jalan, tiket berlangganan pelajar, dan tiket berlangganan umum. Ada 3 macam tiket yang bisa di beli oleh penumpang, yaitu tiket sekali jalan (single trip), dan tiket umum berlangganan. Tiket ini berbeda dengan karcis bus biasa karena merupakan kartu pintar (smart card). Karcis akan di periksa secara otomatis melelui mesin yang akan membuka pintu secara otomatis. Penumpang bisa berganti bus tanpa harus membayar biaya lagi, asal masih dalam satu tujuan. Pengelola Trans Jogja adalah PT Jogja Tugu Trans, sebagai wujud konsorsium empat koperasi pengelola transportasi umum kota dah pedesaan di Yogyakarta(Koperasi Pemuda Sleman, Kopata, Aspada, dan Puskopkar) dan Perum DAMRI. Sebagian dari sistem transportasi terpadu bagi Kota Yogyakarta dan daerah daerah pendukungnya, sistem ini menghubungkan enam titik penting moda perhubungan di sekitar kota yaitu : - Stasiun KA Yogyakarta - Terminal Bus Giwangan 9

- Terminal Condong Catur - Terminal Jombor - Bandar Udara Adisucipto - Terminal Prambanan 1.5.4 Halte Bus Trans Jogja Halte bus trans Jogja merupakan halte bus yang di buat khusus untuk pemberhentian bus Trans Jogja yang digunakan untuk menaikan atau menurunkan penumpang. Tata letak dari halte bus juga telah di atur dalam peraturan dinas perhubungan. 1.5.5 Jalur Bus Trans Jogja Jalur bus Trans Jogja merupakan rute jalan yang di lewati oleh bus Trans Jogja dalam pengoperasianya setiap hari dimana setiap bus selalu melewati rutenya masing-masing. jalur yang dilalui rute 3A Terminal Giwangan S4. Tegalgendu S3. HS-Silver Jl. Nyi Pembayun - S3. Pegadaian Kotagede S3. Basen S4. Rejowinangun S4. Babadan Gedongkuning JEC - S4. Blok O Janti (lewat atas) - S3. Janti S3. Maguwoharjo - Bandara ADISUCIPTO - S3. Maguwoharjo Ringroad Utara Terminal Condongcatur S4. Kentungan S4. MM UGM - S4. MirotaKampus S3. Gondolayu S4. Tugu S4. Pingit Bundaran SAMSAT - S4. Badran S3. PasarKembang Stasiun TUGU - Malioboro S4. Kantor Pos Besar S3. RS PKU Muhammadiyah S4. Ngabean S4. Pojok Beteng Kulon S4. Plengkung Gading - S4. Pojok Beteng Wetan S4. Tungkak S4. Wirosaban S4. Tegalgendu Terminal Giwangan. Keterangan pada halte bus S4/S3 berarti simpang yang merupakan jumlah trayek/rute bus yang melewati halte tersebut 1.5.6 Peraturan Dinas Perhubungan Dinas Perhubungan selaku salah satu lembaga yang berwenang untuk mengatur lalulintas mengeluarkas sebuah kebijakan mengenai tataletak dari halte bus. Isi dari peraturan Dinas Perhubungan Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat NO : 271/HK.105/DRJD/96. 10

Tabel 1. Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat NO : 271/HK.105/DRJD/96. Sumber : Dinas Perhubungan Zona Tata Guna Lahan Lokasi Jarak Henti (m) 1 Pusat kegiatan sangan padat ( CBD, Kota 200-300 pasar, pertokoan) 2 Padat (Sekolah, Perkantoran, Jasa) Kota 300-400 3 Permukiman Kota 300-400 4 Campuran Padat (pemukiman, Pinggiran 300-500 Pinggiran 500-1000 sekolah, jasa) 5 Campuran jarang (permukiman, sawah, tanah kosong) Tata Letak Halte Bus terhadap ruang lalulintas 1. Jarak maksimal terhadap fasiltas penyeberangan pejalan kaki adalah 100 meter. 2. Jarak minimal halte bus terhadap persimpangan adalah 50 meter atau bergantung pada panjang antrean. 3. Jarak minimal terhadap gedung yang membutuhakan ketenangan adalah 100 meter. 4. Peletakan di persimpangan menganut sistem campuran yang berati sebelum ataupun sesudah persimpangan. 11