Dampak. terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Prinsip Kemanusiaan

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada waktu dan tempat yang kadang sulit untuk diprediksikan. situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan yang rendah di bawah rata-rata orang pada umumnya (Amrin,

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015

BAB V KESIMPULAN. diskriminasi antar etnis yang telah berlangsung sejak lama merupakan salah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. keluarga telah mencapai resiliensi sebagaimana dilihat dari proses sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat diukur secara kuantitas dari waktu ke waktu, dari satu tahap ke tahap

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang tidak pasti dari kematian adalah waktu datang dan proses menjelangnya.

Postraumatik stress bisa timbul akibat luka berat atau pengalaman yang menyebabkan organisme menderita kerusakan fisik maupun psikologis

oleh Dr Triana Noor Edwina, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meninggal sebelum usia lima tahun didominasi oleh kelahiran prematur dan kelahiran bayi

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. besar ( 12 Desember 2013). Perubahan hidup dapat menjadi. penyesuaian diri bagi individu (Nevid & Rathus, 2005).

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

BAB XXIX. Perempuan Buangan dan Pengungsi. Perjalanan dan kedatangan. Kebutuhan pokok. Kesehatan reproduksi. Kesehatan mental

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008)

Makalah Analisis Kasus : Bencana Merapi. Disusun oleh : Carissa Erani

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

Dicky Pelupessy Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI. Sesi Pembelajaran Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) 29 November 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Anak yang dilahirkan secara sehat baik dalam hal fisik dan psikis

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi kedua terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah telah

PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

2014 PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK UPI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Seluruh Subyek Hasil penelitian dengan mengunakan metode wawancara, tes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

Kalender Doa Proyek Hana SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

PROGRAM INTERVENSI BIBLIOCOUNSELING (MEMBACA BUKU, MENONTON FILM, MENDENGARKAN CERITA) UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat meningkatkan fungsi sistem imun, namun sebaliknya ketika

Perpustakaan Unika L A M P I R A N 184

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebut seseorang yang pergi dari kampung halamannya untuk menetap serta

Menolong Anak2 Mengatasi Trauma di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah faktor genetik yang sangat

Sekolah Petra (Penanganan Trauma) Bagi Anak Korban Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

KEGIATAN YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN ANAK-ANAK

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

LAMPIRAN A LEMBAR DATA PARTISIPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

Transkripsi:

Dampak terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat

TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengenali dampak bencana terhadap anakanak (dan masyarakat serta kelompok rentan) 2. Mengenali reaksi anak-anak selama masa darurat

Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat serta kelompok rentan)?

Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat)? Kematian Perpindahan/ pengungsian Kehilangan dukungan keluarga dan jaringan pengaman masyarakat Terbatasnya atau ketiadaan akses terhadap fasilitas (fasilitas kesehatan, pendidikan, dll.) Gangguan terhadap sistem Kekurangan atau kehilangan kesempatan belajar dan mata pencaharian

Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat)? Keadaan darurat menimbulkan tantangan baik yang terlihat maupun tidak bagi anak-anak: Meningkatkan risiko terpisah dari pengasuh utama Kekerasan seksual dan kekerasan berbasis jender Cacat fisik Dampak negatif jangka panjang terhadap emosi dan psikologi Kebutuhan untuk tumbuh kembang terabaikan Dampak dari stres tingkat tinggi dan berkepanjangan terhadap otak yang melemahkan fondasi/ dasar bagi perkembangan kemampuan belajar, perilaku dan kesehatan di masa depan tidak mustahil untuk dikembalikan namun prosesnya lebih sulit

Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat)? Memperburuk kondisi yang sudah terjadi sebelum bencana pekerja anak, akses terhadap keadilan, perdagangan manusia Menghadirkan risiko dan ancaman baru rekrutmen (perdagangan manusia, pekerja anak, dll.), terpisah dari keluarga Melemahkan mekanisme perlindungan perlindungan oleh keluarga atau masyarakat, perlindungan hukum, layanan sosial, norma sosial

Apa yang akan dikatakan anak-anak tentang pengalaman mereka? Terpaksa meninggalkan desa atau kota saya Rumah hancur Terpisah dari keluarga saya Anggota keluarga saya terluka ketika bencana Anggota keluarga saya meninggal dalam bencana Begitu dingin sampai saya pikir saya akan meninggal Melihat jasad orang meninggal Membantu membawa orang yang terluka atau meninggal Terluka ketika bencana Terperangkap dalam sebuah bangunan

Apa dampaknya terhadap kelompok yang termarjinalkan? Dalam suatu situasi bencana, proses marjinalisasi seringkali meningkat. Kelompok-kelompok marjinal mencakup: Anak perempuan Anak berkebutuhan khusus Anak yang tinggal di daerah pedesaan Anak yatim piatu Anak jalanan Mantan prajurit tempur Buruh anak Etnis minoritas ODHA Orang dengan HIV & AIDS

Reaksi Anak-anak Terhadap Situasi Darurat Tidak ada anak yang sama setiap anak berbeda satu sama lain. Banyak respons dari anak-anak yang masih bisa dianggap reaksi yang normal. Terdapat anak-anak yang memang secara alami lebih mudah untuk merasa takut, dan berita mengenai situasi yang berbahaya dapat meningkatkan perasaan cemas mereka. Di sisi lain yang berlawanan, beberapa anak malah menjadi kebal terhadap situasi berbahaya, atau menjadi acuh terhaap krisis dan penderitaan di sekitar mereka. Terkadang usia dan kemampuan anak untuk memahami informasi juga berperan dalam reaksi yang mereka tampilkan.

Apakah Anak-anak Selalu akan Menderita Trauma (akibat situasi darurat)? Tidak juga! Respons atau reaksi anak-anak terhadap situasi yang mengganggu sangat bervariasi, dan tingkat resiliensi atau ketahanan mereka terhadap situasi darurat sangat bergantung dari beberapa faktor: Temperamen atau perangai si anak Apakah anak tsb memiliki dukungan (atau lingkungan yang mendukung) di sekitar dia, dan Tingkat keparahan atau beratnya interaksi anak tsb dengan peristiwa yang menyedihkan atau mengganggu tsb

Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat? 3 s/d 5% anak membutuhkan intervensi khusus 20 s/d 25% anak-anak termasuk rentan 70% anak-anak termasuk resilien/ tahan menghadapi situasi darurat

Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat?... 70% atau mayoritas anak-anak termasuk resilien atau tahan menghadapi situasi darurat dan akan pulih jika kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Apa yang harus dilakukan?

Apa yang Harus Dilakukan terhadap Mayoritas Anak-anak ini? Menyediakan aktivitas tumbuh-kembang, sekolah, olahraga, kegiatan rekreasi yang normal. Melalui dukungan yang diberikan oleh pendidikan, keluarga dan masyarakat, sebagian besar anak-anak akan pulih dan berkembang jika mendapat kesempatan untuk pergi ke sekolah, bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya. Oleh karena alasan tsb di atas, maka aktivitas yang terstruktur dan bermakna bagi anak-anak menjadi sangat penting selama dan sesudah masa darurat terjadi.

Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat?... 20 s/d 25% anak-anak termasuk kategori rentan setelah terpapar terhadap situasi darurat. Apa yang harus dilakukan?

Apa yang Harus Dilakukan terhadap Kelompok Anak ini? Seperti halnya kelompok yang lain, anak-anak ini sebaiknya mendapat aktivitas untuk mengembangkan diri Di waktu yang bersamaan, perhatian yang lebih besar kemungkinan juga dibutuhkan. Sebagai contoh: mengobrol untuk memberikan dukungan, diskusi kelompok (jika memang sesuai dengan adat kebiasaan di tempat tsb.), aktivitas berkesenian yang ekspresif, membantu situasi sulit di rumah anak tsb., atau tindakan dukungan lainnya. Observasi lebih mendalam juga mungkin bisa membantu mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih banyak (i.e. misalnya mereka yang menarik diri dari lingkungan sekitar, mereka yang menjadi terlalu agresif, mereka-mereka yang menjadi tidak berprestasi atau bersikap tidak seperti sebelum situasi darurat terjadi)

Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat?... 3 sampai 5% anak-anak mungkin membutuhkan intervensi khusus karena kehilangan, menderita trauma, atau merasakan duka yang tak berkesudahan Apa yang harus dilakukan?

Apa yang Harus Dilakukan terhadap Anak-anak yang Membutuhkan Intervensi Khusus Ini? Guru dan orang dewasa lain perlu mengetahui cara untuk menemukenali anak-anak yang paling rentan ini (yang paling tidak memiliki resiliensi/ ketahanan), dan merujuk mereka agar mendapat bantuan khusus (mis.: dari dokter medis, penyembuh tradisional, tenaga kesehatan mental profesional, atau penyedia jasa yang sesuai lainnya). Anak-anak ini sebaiknya dilibatkan di dalam semua kegiatan yang terstruktur dan menormalkan, serta mendapat kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak lain sebanyak mungkin.

Kebutuhan Anak dan Orang Dewasa Rasa memiliki Sebuah tempat yang aman Hubungan dengan teman sebaya Kedekatan personal Stimulasi intelektual Rutinitas normal/ kehidupan sehari-hari Rasa memiliki kendali atas hidupnya sendiri Kesempatan untuk mengekspresikan rasa duka dan emosi lain Kesempatan untuk bermain dan berekreasi

INGAT Anak-anak butuh mengungkapkan perasaan mereka Demikian halnya dengan pengasuh/ guru-gurunya

UNICEF Wisma Metropolitan II, 10-11 th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 31 Jakarta, Indonesia Phone +62 21 2996 8000 Fax +62 21 571 1326 Website www.unicef.org