Dampak terhadap anak-anak Reaksi anak-anak terhadap situasi darurat
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengenali dampak bencana terhadap anakanak (dan masyarakat serta kelompok rentan) 2. Mengenali reaksi anak-anak selama masa darurat
Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat serta kelompok rentan)?
Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat)? Kematian Perpindahan/ pengungsian Kehilangan dukungan keluarga dan jaringan pengaman masyarakat Terbatasnya atau ketiadaan akses terhadap fasilitas (fasilitas kesehatan, pendidikan, dll.) Gangguan terhadap sistem Kekurangan atau kehilangan kesempatan belajar dan mata pencaharian
Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat)? Keadaan darurat menimbulkan tantangan baik yang terlihat maupun tidak bagi anak-anak: Meningkatkan risiko terpisah dari pengasuh utama Kekerasan seksual dan kekerasan berbasis jender Cacat fisik Dampak negatif jangka panjang terhadap emosi dan psikologi Kebutuhan untuk tumbuh kembang terabaikan Dampak dari stres tingkat tinggi dan berkepanjangan terhadap otak yang melemahkan fondasi/ dasar bagi perkembangan kemampuan belajar, perilaku dan kesehatan di masa depan tidak mustahil untuk dikembalikan namun prosesnya lebih sulit
Apa dampak bencana terhadap anak (dan masyarakat)? Memperburuk kondisi yang sudah terjadi sebelum bencana pekerja anak, akses terhadap keadilan, perdagangan manusia Menghadirkan risiko dan ancaman baru rekrutmen (perdagangan manusia, pekerja anak, dll.), terpisah dari keluarga Melemahkan mekanisme perlindungan perlindungan oleh keluarga atau masyarakat, perlindungan hukum, layanan sosial, norma sosial
Apa yang akan dikatakan anak-anak tentang pengalaman mereka? Terpaksa meninggalkan desa atau kota saya Rumah hancur Terpisah dari keluarga saya Anggota keluarga saya terluka ketika bencana Anggota keluarga saya meninggal dalam bencana Begitu dingin sampai saya pikir saya akan meninggal Melihat jasad orang meninggal Membantu membawa orang yang terluka atau meninggal Terluka ketika bencana Terperangkap dalam sebuah bangunan
Apa dampaknya terhadap kelompok yang termarjinalkan? Dalam suatu situasi bencana, proses marjinalisasi seringkali meningkat. Kelompok-kelompok marjinal mencakup: Anak perempuan Anak berkebutuhan khusus Anak yang tinggal di daerah pedesaan Anak yatim piatu Anak jalanan Mantan prajurit tempur Buruh anak Etnis minoritas ODHA Orang dengan HIV & AIDS
Reaksi Anak-anak Terhadap Situasi Darurat Tidak ada anak yang sama setiap anak berbeda satu sama lain. Banyak respons dari anak-anak yang masih bisa dianggap reaksi yang normal. Terdapat anak-anak yang memang secara alami lebih mudah untuk merasa takut, dan berita mengenai situasi yang berbahaya dapat meningkatkan perasaan cemas mereka. Di sisi lain yang berlawanan, beberapa anak malah menjadi kebal terhadap situasi berbahaya, atau menjadi acuh terhaap krisis dan penderitaan di sekitar mereka. Terkadang usia dan kemampuan anak untuk memahami informasi juga berperan dalam reaksi yang mereka tampilkan.
Apakah Anak-anak Selalu akan Menderita Trauma (akibat situasi darurat)? Tidak juga! Respons atau reaksi anak-anak terhadap situasi yang mengganggu sangat bervariasi, dan tingkat resiliensi atau ketahanan mereka terhadap situasi darurat sangat bergantung dari beberapa faktor: Temperamen atau perangai si anak Apakah anak tsb memiliki dukungan (atau lingkungan yang mendukung) di sekitar dia, dan Tingkat keparahan atau beratnya interaksi anak tsb dengan peristiwa yang menyedihkan atau mengganggu tsb
Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat? 3 s/d 5% anak membutuhkan intervensi khusus 20 s/d 25% anak-anak termasuk rentan 70% anak-anak termasuk resilien/ tahan menghadapi situasi darurat
Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat?... 70% atau mayoritas anak-anak termasuk resilien atau tahan menghadapi situasi darurat dan akan pulih jika kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Apa yang harus dilakukan?
Apa yang Harus Dilakukan terhadap Mayoritas Anak-anak ini? Menyediakan aktivitas tumbuh-kembang, sekolah, olahraga, kegiatan rekreasi yang normal. Melalui dukungan yang diberikan oleh pendidikan, keluarga dan masyarakat, sebagian besar anak-anak akan pulih dan berkembang jika mendapat kesempatan untuk pergi ke sekolah, bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya. Oleh karena alasan tsb di atas, maka aktivitas yang terstruktur dan bermakna bagi anak-anak menjadi sangat penting selama dan sesudah masa darurat terjadi.
Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat?... 20 s/d 25% anak-anak termasuk kategori rentan setelah terpapar terhadap situasi darurat. Apa yang harus dilakukan?
Apa yang Harus Dilakukan terhadap Kelompok Anak ini? Seperti halnya kelompok yang lain, anak-anak ini sebaiknya mendapat aktivitas untuk mengembangkan diri Di waktu yang bersamaan, perhatian yang lebih besar kemungkinan juga dibutuhkan. Sebagai contoh: mengobrol untuk memberikan dukungan, diskusi kelompok (jika memang sesuai dengan adat kebiasaan di tempat tsb.), aktivitas berkesenian yang ekspresif, membantu situasi sulit di rumah anak tsb., atau tindakan dukungan lainnya. Observasi lebih mendalam juga mungkin bisa membantu mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih banyak (i.e. misalnya mereka yang menarik diri dari lingkungan sekitar, mereka yang menjadi terlalu agresif, mereka-mereka yang menjadi tidak berprestasi atau bersikap tidak seperti sebelum situasi darurat terjadi)
Bagaimana Sebagian Besar Anak Bereaksi terhadap Situasi Darurat?... 3 sampai 5% anak-anak mungkin membutuhkan intervensi khusus karena kehilangan, menderita trauma, atau merasakan duka yang tak berkesudahan Apa yang harus dilakukan?
Apa yang Harus Dilakukan terhadap Anak-anak yang Membutuhkan Intervensi Khusus Ini? Guru dan orang dewasa lain perlu mengetahui cara untuk menemukenali anak-anak yang paling rentan ini (yang paling tidak memiliki resiliensi/ ketahanan), dan merujuk mereka agar mendapat bantuan khusus (mis.: dari dokter medis, penyembuh tradisional, tenaga kesehatan mental profesional, atau penyedia jasa yang sesuai lainnya). Anak-anak ini sebaiknya dilibatkan di dalam semua kegiatan yang terstruktur dan menormalkan, serta mendapat kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak lain sebanyak mungkin.
Kebutuhan Anak dan Orang Dewasa Rasa memiliki Sebuah tempat yang aman Hubungan dengan teman sebaya Kedekatan personal Stimulasi intelektual Rutinitas normal/ kehidupan sehari-hari Rasa memiliki kendali atas hidupnya sendiri Kesempatan untuk mengekspresikan rasa duka dan emosi lain Kesempatan untuk bermain dan berekreasi
INGAT Anak-anak butuh mengungkapkan perasaan mereka Demikian halnya dengan pengasuh/ guru-gurunya
UNICEF Wisma Metropolitan II, 10-11 th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 31 Jakarta, Indonesia Phone +62 21 2996 8000 Fax +62 21 571 1326 Website www.unicef.org