LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

LAPORAN KEUANGAN POKOK

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN POKOK

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

LAPORAN KEUANGAN 2014

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008 (dalam rupiah) Ref 31 Desember 2009 31 Desember 2008 1 ASET 4.1.1. 2 ASET LANCAR 4.1.1.a. 3 Kas di Kas Daerah 4.1.1.a.1. 10.927.881.009,73 30.040.171.106,95 4 Kas di Bendahara Pengeluaran 4.1.1.a.2. 785.878.494,00 1.503.680.810,00 5 Kas di Bendahara Penerimaan 4.1.1.a.3. 0,00 4.956.600,00 6 Investasi Jangka Pendek 4.1.1.a.4. 0,00 35.000.000.000,00 7 Piutang Pajak 4.1.1.a.5. 45.600.984,00 4.357.600.590,30 8 Piutang Lain-lain 4.1.1.a.6. 8.769.185.372,82 4.900.313.542,27 9 Persediaan 4.1.1.a.7. 3.235.387.326,00 2.962.237.864,00 10 Jumlah Aset Lancar 23.763.933.186,55 78.768.960.513,52 11 INVESTASI JANGKA PANJANG 4.1.1.b. 12 INVESTASI NON PERMANEN 4.1.1.b. 13 Pinjaman ke Perusahaan Negara/Daerah/Lainnya 0,00 0,00 14 Investasi Non Permanen Lainnya 4.1.1.b.1. 4.053.686.350,00 4.053.686.350,00 15 Jumlah Investasi Non Permanen 4.053.686.350,00 4.053.686.350,00 16 INVESTASI PERMANEN 4.1.1.b.2 17 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 4.1.1.b.2 11.164.000.000,00 11.164.000.000,00 18 Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00 19 Jumlah Investasi Permanen 11.164.000.000,00 11.164.000.000,00 20 Jumlah Investasi Jangka Panjang 15.217.686.350,00 15.217.686.350,00 21 ASET TETAP 4.1.1.c. 22 Tanah 4.1.1.c.1. 219.371.483.362,00 216.502.173.612,00 23 Peralatan dan Mesin 4.1.1.c.2. 123.017.915.578,00 102.089.962.645,00 24 Gedung dan Bangunan 4.1.1.c.3. 353.494.492.547,50 304.206.569.323,50 25 Jalan, Irigasi dan Jaringan 4.1.1.c.4. 595.036.857.536,02 478.187.912.735,02 26 Aset Tetap Lainnya 4.1.1.c.5. 16.245.220.700,00 15.600.938.300,00 27 Konstruksi Dalam Pengerjaan 4.1.1.c.6. 0,00 0,00 28 Jumlah Aset Tetap 1.307.165.969.723,52 1.116.587.556.615,52 29 JUMLAH ASET 1.346.147.589.260,07 1.210.574.203.479,04 30 KEWAJIBAN 4.1.2. 31 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 4.1.2.a. 32 Utang PFK 4.1.2.a.1. 256.312.416,00 158.596.539,78 33 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 256.312.416,00 158.596.539,78 34 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 4.1.2.b. 0,00 0,00 35 JUMLAH KEWAJIBAN 256.312.416,00 158.596.539,78 36 EKUITAS DANA 4.1.3. 37 EKUITAS DANA LANCAR 4.1.3.a. 38 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 4.1.3.a.1. 11.713.759.503,73 66.527.851.916,17 39 Pendapatan yang Ditangguhkan 4.1.3.a.2. 0,00 4.956.600,00 40 Cadangan Piutang 4.1.3.a.3. 8.814.786.356,82 9.257.914.132,57 41 Cadangan Persediaan 4.1.3.a.4. 3.235.387.326,00 2.962.237.864,00 42 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 4.1.3.a.5. (256.312.416,00) (142.596.539,00) 43 Jumlah Ekuitas Dana Lancar 23.507.620.770,55 78.610.363.973,74 44 EKUITAS DANA INVESTASI 4.1.3.b. 45 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 4.1.3.b.1. 15.217.686.350,00 15.217.686.350,00 46 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 4.1.3.b.2. 1.307.165.969.723,52 1.116.587.556.615,52 47 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1.322.383.656.073,52 1.131.805.242.965,52 48 EKUITAS DANA CADANGAN 4.1.3.c. 49 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0,00 50 JUMLAH EKUITAS DANA 1.345.891.276.844,07 1.210.415.606.939,26 51 52 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1.346.147.589.260,07 1.210.574.203.479,04 * Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok 0,00 BUPATI MUARO JAMBI H. BURHANUDDIN MAHIR

2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam rupiah) Ref. Anggaran 2009 Realisasi 2009 % Realisasi 2008 1 PENDAPATAN DAERAH 4.2.1. 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 4.2.1.a. 3 Hasil Pajak Daerah 4.2.1.a.1. 3.043.000.000,00 2.924.712.345,40 96,11 3.018.182.111,53 4 Hasil Retribusi Daerah 4.2.1.a.2. 5.956.313.000,00 4.696.611.380,00 78,85 4.239.323.620,00 5 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4.2.1.a.3. 1.500.000.000,00 2.171.675.742,31 144,78 1.351.588.772,01 6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 4.2.1.a.4. 7.125.000.000,00 5.011.713.929,33 70,34 10.699.699.021,77 7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 17.624.313.000,00 14.804.713.397,04 84,00 19.308.793.525,31 8 PENDAPATAN TRANSFER 4.2.1.b. 9 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 4.2.1.b.1. 10 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 4.2.1.b.1.1. 83.727.721.791,00 75.697.445.672,00 90,41 75.889.673.895,00 11 Pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak 4.2.1.b.1.2. 44.888.787.055,00 34.812.212.029,00 77,55 35.813.436.242,00 12 Pendapatan Dana Alokasi Umum 4.2.1.b.1.3. 292.369.128.000,00 292.369.128.000,00 100,00 276.442.827.000,00 13 Pendapatan Dana Alokasi Khusus 4.2.1.b.1.4. 48.252.000.000,00 48.252.000.000,00 100,00 46.043.000.000,00 14 Jumlah Pendapatan Transfer Pusat - Dana Perimbangan 469.237.636.846,00 451.130.785.701,00 96,14 434.188.937.137,00 15 Transfer dari Pemerintah Pusat Lainnya 4.2.1.b.2. 16 Dana Otonomi Khusus 4.2.1.b.2.1. 0,00 0,00 10.732.270.000,00 17 Dana Penyesuaian 4.2.1.b.2.2. 3.968.641.800,00 8.886.750.000,00 223,92 12.912.755.200,00 18 Jumlah Pendapatan Transfer Dari Pemerintah Pusat - Lainnya 3.968.641.800,00 8.886.750.000,00 223,92 23.645.025.200,00 19 Transfer Pemerintah Provinsi 4.2.1.b.3. 20 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 4.2.1.b.3. 14.912.185.496,00 15.111.791.449,30 101,34 20.037.098.772,90 21 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00-0,00 22 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi 14.912.185.496,00 15.111.791.449,30 101,34 20.037.098.772,90 23 Total Pendapatan Transfer 488.118.464.142,00 475.129.327.150,30 97,34 477.871.061.109,90 24 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 4.2.1.c. 25 Pendapatan Hibah 4.2.1.c. 0,00 0,00-7.000.000.000,00 26 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00-0,00 27 Pendapatan Lainnya 4.800.000.000,00 4.810.967.000,00 100,23 0,00 28 Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 4.800.000.000,00 4.810.967.000,00 100,23 7.000.000.000,00 29 JUMLAH PENDAPATAN 510.542.777.142,00 494.745.007.547,34 96,91 504.179.854.635,21 30 BELANJA DAERAH 4.2.2. 31 BELANJA OPERASI 4.2.2.a. 32 Belanja Pegawai 4.2.2.a.1. 241.600.976.321,95 238.392.759.674,00 98,67 215.841.133.742,00 33 Belanja Barang dan Jasa 4.2.2.a.2. 97.238.799.114,00 83.922.744.192,00 86,31 67.694.661.604,00 34 Belanja Bunga 4.2.2.a.3. 0,00 0,00-0,00 35 Belanja Subsidi 4.2.2.a.4. 1.150.000.000,00 1.150.000.000,00 100,00 931.035.210,00 36 Belanja Hibah 4.2.2.a.5. 3.824.000.000,00 3.723.613.000,00 97,37 6.238.100.000,00 37 Belanja Bantuan Sosial 4.2.2.a.6. 11.418.577.200,00 9.882.907.155,00 86,55 12.474.511.727,00 38 Belanja Bantuan Keuangan 4.2.2.a.7. 210.000.000,00 74.884.528,00 35,66 260.000.000,00 39 Jumlah Belanja Operasi 355.442.352.635,95 337.146.908.549,00 94,85 303.439.442.283,00 40 BELANJA MODAL 4.2.2.b. 41 Tanah 4.2.2.b.1. 3.388.000.000,00 2.730.969.000,00 80,61 4.718.406.500,00 42 Peralatan dan mesin 4.2.2.b.2. 21.524.335.187,00 21.057.226.033,00 97,83 34.532.482.850,00 43 Gedung dan Bangunan 4.2.2.b.3. 50.005.206.320,00 49.260.501.874,00 98,51 41.204.082.351,00 44 Jalan, irigasi dan jaringan 4.2.2.b.4. 122.234.235.866,00 116.685.053.801,00 95,46 122.026.951.741,02 45 Aset Tetap lainnya 4.2.2.b.5. 697.455.650,00 644.282.400,00 92,38 7.388.705.800,00 46 Jumlah Belanja Modal 197.849.233.023,00 190.378.033.108,00 96,22 209.870.629.242,02 47 BELANJA TIDAK TERDUGA 4.2.2.c. 48 Belanja Tidak Terduga 4.2.2.c. 600.000.000,00 572.820.000,00 95,47 145.195.000,00 49 Jumlah Belanja Tidak Terduga 600.000.000,00 572.820.000,00 95,47 145.195.000,00 50 TRANSFER 4.2.2.d. 51 TRANSFER BAGI HASIL KE DESA 4.2.2.d. 52 Bagi Hasil Pajak 4.2.2.d. 22.000.000.000,00 21.606.314.614,00 98,21 18.850.655.214,00 53 Bagi Hasil Retribusi 0,00 0,00-0,00 54 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00-0,00 55 Jumlah Transfer Bagi Hasil Ke Desa 22.000.000.000,00 21.606.314.614,00 98,21 18.850.655.214,00 56 JUMLAH BELANJA 575.891.585.658,95 549.704.076.271,00 95,45 532.305.921.739,02 57 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT 4.2.3 (65.348.808.516,95) (54.959.068.723,66) 84,10 (28.126.067.103,81) 58 PEMBIAYAAN 4.2.4. 59 PENERIMAAN DAERAH 4.2.4.a. 96.153.919.019,98 60 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 4.2.4.a.1. 66.548.808.516,95 66.527.851.916,17 99,97 95.803.919.019,98 61 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00-0,00 62 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00-0,00 63 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00-0,00 64 Penerimaan Kembali Pemberian Pijaman Daerah 0,00 0,00-0,00 65 Penerimaan piutang daerah 4.2.4.a.2. 300.000.000,00 150.000.000,00 50,00 350.000.000,00 66 Jumlah Pembiayaan Penerimaan 66.848.808.516,95 66.677.851.916,17 99,74 96.153.919.019,98 67 PENGELUARAN DAERAH 4.2.4.b. 68 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00-0,00 69 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 4.2.4.b.1. 1.500.000.000,00 0,00-1.500.000.000,00 70 Pembayaran Pokok Utang 0,00 0,00-0,00 71 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00-0,00 72 Jumlah Pembiayaan Pengeluaran 1.500.000.000,00 0,00-1.500.000.000,00 73 PEMBIAYAAN NETTO 65.348.808.516,95 66.677.851.916,17 102,03 94.653.919.019,98 74 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 4.2.5. 0,00 11.718.783.192,51 66.527.851.916,17 * Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok BUPATI MUARO JAMBI H. BURHANUDDIN MAHIR

3. LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam rupiah) Ref. Tahun 2009 Tahun 2008 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 4.3.1. 2 Arus Masuk Kas 4.3.1.a. 494.745.007.547,34 506.587.063.743,21 3 Pendapatan Pajak Daerah 2.924.712.345,40 3.018.182.111,53 4 Pendapatan Retribusi Daerah 4.696.611.380,00 4.239.323.620,00 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 2.171.675.742,31 1.351.588.772,01 6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 5.011.713.929,33 13.106.908.129,77 7 Dana Bagi Hasil Pajak 75.697.445.672,00 75.889.673.895,00 8 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 34.812.212.029,00 35.813.436.242,00 9 Dana Alokasi Umum 292.369.128.000,00 276.442.827.000,00 10 Dana Alokasi Khusus 48.252.000.000,00 46.043.000.000,00 11 Dana Otonomi Khusus 0,00 10.732.270.000,00 12 Dana Penyesuaian 8.886.750.000,00 12.912.755.200,00 13 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 15.111.791.449,30 20.037.098.772,90 14 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 15 Pendapatan Hibah 0,00 7.000.000.000,00 16 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 17 Pendapatan Lainnya 4.810.967.000,00 0,00 18 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 17) 494.745.007.547,34 506.587.063.743,21 19 Arus Keluar Kas 4.3.1.b. 20 Belanja Pegawai 238.392.759.674,00 216.002.516.387,00 21 Belanja Barang dan Jasa 83.922.744.192,00 68.505.631.317,00 22 Belanja Bunga 0,00 0,00 23 Belanja Subsidi 1.150.000.000,00 931.035.210,00 24 Belanja Hibah 3.723.613.000,00 6.238.100.000,00 25 Belanja Bantuan Sosial 9.882.907.155,00 12.508.235.889,00 26 Belanja Bantuan Keuangan 74.884.528,00 260.000.000,00 27 Belanja Tidak Terduga 572.820.000,00 145.195.000,00 28 Belanja Bagi Hasil Pajak 21.606.314.614,00 19.000.000.000,00 29 Belanja Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 30 Transfer Bagi Hasil 0,00 0,00 31 Jumlah Arus Keluar Kas (20 s/d 29) 359.326.043.163,00 323.590.713.803,00 32 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (18-31) 135.418.964.384,34 182.996.349.940,21 33 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan 4.3.2. 34 Arus Masuk Kas 4.3.2.a. 35 Pendapatan Penjualan atas Tanah 0,00 0,00 36 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00 0,00 37 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 38 Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 39 Pendapatan Penjualan Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 40 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya 0,00 0,00 41 Jumlah Arus Masuk Kas (35 s/d 40) 0,00 0,00 42 Arus Keluar Kas 4.3.2.b. 43 Belanja Tanah 2.730.969.000,00 4.718.406.500,00 44 Belanja Peralatan dan Mesin 21.057.226.033,00 34.534.936.000,00 45 Belanja Gedung dan Bangunan 49.260.501.874,00 41.204.082.351,00 46 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 116.685.053.801,00 122.026.951.741,02 47 Belanja Aset Tetap Lainnya 644.282.400,00 7.388.705.800,00 48 Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 49 Jumlah Arus Keluar Kas (43 s/d 48) 190.378.033.108,00 209.873.082.392,02 50 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan (41-49) (190.378.033.108,00) (209.873.082.392,02) 51 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan 4.3.3. 52 Arus Masuk Kas 4.3.3.a. 53 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 54 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00 55 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 56 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 57 Penerimaan Piutang Daerah 150.000.000,00 350.000.000,00 58 Jumlah Arus Masuk Kas (53 s/d 58) 150.000.000,00 350.000.000,00 59 Arus Keluar Kas 4.3.3.b. 60 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 61 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 0,00 1.500.000.000,00 62 Pembayaran Pokok Utang 0,00 0,00 63 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 64 Jumlah Arus Keluar Kas (60 s/d 63) 0,00 1.500.000.000,00 65 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (58-64) 150.000.000,00 (1.150.000.000,00)

Ref. Tahun 2009 Tahun 2008 66 Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran 4.3.4. 67 Arus Masuk Kas 4.3.4.a. 0,00 68 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 4.3.4.a. 19.103.251.976,00 14.960.815.356,78 69 Jumlah Arus Masuk Kas (68 s/d 68) 19.103.251.976,00 14.960.815.356,78 70 Arus Keluar Kas 4.3.4.b. 0,00 71 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 4.3.4.b. 19.108.275.664,78 14.944.815.356,00 72 Jumlah Arus Keluar Kas (71 s/d 71) 19.108.275.664,78 14.944.815.356,00 73 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran (69-72) (5.023.688,78) 16.000.000,78 74 Kenaikan/Penurunan Kas (32 + 50 + 65 + 73) (54.814.092.412,44) (28.010.732.451,03) 75 Saldo Awal Kas 66.527.851.916,17 93.050.903.557,98 76 Saldo Akhir Kas di BUD / Kas Daerah 10.927.881.009,73 65.040.171.106,95 77 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 785.878.494,00 1.503.680.810,00 78 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 4.956.600,00 79 Saldo Akhir Kas (76 + 77 + 78) 11.713.759.503,73 66.548.808.516,95 * Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok BUPATI MUARO JAMBI H. BURHANUDDIN MAHIR

9 4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2009 BAB I PENDAHULUAN I.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang telah ditetapkan, pemerintah daerah berkewajiban untuk membuat Laporan Pertanggungjawaban Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang tidak dapat dipisahkan. Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan ini sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Dalam penyusunan Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Neraca, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi masih belum sepenuhnya memenuhi apa yang diamanatkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, dikarenakan pada Tahun Anggaran 2009 pengelolaan keuangan daerah khususnya untuk pertanggungjawaban realisasi APBD, dimana prosedur pengesahan masih dilakukan terpusat di Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Muaro Jambi. Laporan Pertanggungjawaban atas Pengelolaan Keuangan Daerah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi disini masih merupakan pedoman umum untuk penyusunan dan penyajian laporan pertanggungjawaban. Pengembangan sistem dan prosedur akuntansi yang diperlukan untuk penyusunan laporan pertanggungjawaban merupakan kewenangan daerah, disini menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah yang tidak terlepas dari pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah yang telah ditetapkan. Good Governance atau pemerintahan yang baik merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah dewasa ini. Dalam rangka mewujudkan

10 tuntutan tersebut, pemerintah telah mencanangkan reformasi manajemen keuangan daerah. Prinsip pokok dalam penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi adalah: a. Menggambarkan informasi tentang pengelolaan keuangan APBD kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam hal ini masyarakat melalui DPRD; b. Laporan menyajikan transaksi-transaksi dan kejadian penting dalam tahun berjalan; c. Menyajikan aliran dana dari posisi awal tahun mutasi penerimaan dan pengeluaran serta posisi akhir tahun; dan d. Memahami kemampuan Pemerintah Daerah untuk menarik pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan penyelenggaraan pemerintah daerah. Tujuan pelaporan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi adalah memberikan informasi keuangan untuk: a. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan semua sumber daya yang ada serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. b. Manajerial Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh Aset, Hutang dan Ekuitas. c. Transparansi Menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). I.2. Dasar Hukum Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan pemerintah daerah yang diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah, antara lain: a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya yang mengatur keuangan negara; b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; d. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; e. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; f. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

11 g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentag Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; j. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor S.900/316/BAKD tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah; dan k. Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. I.3. Sistematika Penulisan atas Laporan Keuangan Di dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran ini menggunakan sistem berbasis kas yaitu semua transaksi baik penerimaan dan belanja akan diakui pembukuannya apabila telah diterima dan dikeluarkan dari Kas Daerah sedangkan penyusunan neraca menggunakan sistem akrual. Laporan keuangan terdiri atas: a. Neraca Neraca merupakan nota perhitungan keuangan pemerintah daerah yang lebih cenderung memberikan informasi besarnya nominal aset pemerintah daerah, dalam pelaporannya menunjukkan posisi Aset, Kewajiban dan Modal per posisi tanggal Neraca. Neraca secara garis besar dikelompokan atas Aset, Kewajiban dan Ekuitas. Informasi ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan. b. Laporan Realisasi Anggaran Menyajikan informasi pertanggungjawaban Pemeritah Daerah atas pelaksanaan APBD pada akhir tahun anggaran yang menggambarkan perbandingan antara anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan dengan realisasinya pada periode satu tahun. Untuk kepentingan LPJ Keuangan format APBD disesuaikan dengan ketentuan PP 58 Tahun 2005, sehingga struktur APBD terdiri dari Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan dengan pengertian menurut PP 58 tahun 2005 dan sesuai pula dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai berikut: 1) Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan Kas Umum Daerah yang menambah Ekuitas (kekayaan) Dana dalam periode tahun anggaran bersangkutan tertentu yang menjadi hak pemerintah daerah; 2) Belanja Daerah adalah semua pengeluaran Kas Daerah yang mengurangi Ekuitas (kekayaan) Dana Lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan;

12 3) Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah baik penerimaan maupun pengeluaran yang dalam penganggaran pemerintah terutama untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran; 4) Selisih Lebih Perhitungan APBD Tahun Lalu adalah selisih Pendapatan Daerah terhadap realisasi Belanja Daerah dan merupakan komponen pembiayaan; 5) Surplus Anggaran adalah selisih lebih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah selama satu periode pelaporan; dan 6) Defisit Anggaran adalah selisih kurang antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah selama satu periode pelaporan; Penyusunan perhitungan APBD sepenuhnya berdasarkan pada APBD Perubahan dan Realisasi Pelaksanaan APBD. c. Laporan Arus Kas Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai arus masuk dan arus keluar disertai dengan penggunaan kas serta perubahan kas selama satu tahun anggaran yang dikelompokan berdasarkan Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pembiayaan dan Aktivitas Nonanggaran. Aktivitas Nonanggaran yang membedakan saldo Kas dengan sisa anggaran berasal dari Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) atau Urusan Keuangan dan Perhitungan (UKP). Saldo akhir Kas terdiri dari sisa kas di Kas Daerah, Kas pada Bendahara Pengeluaran (Sisa UYHD) dan Kas di Bendahara Penerimaan. d. Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan penjelasan dan analisis atas perhitungan APBD yang memuat rekapitulasi Pendapatan dan Belanja dan menjelaskan rincian perkiraanperkiraan dalam penjelasan pos-pos dalam laporan perhitungan APBD serta menjelaskan hubungan antar perkiraan dalam laporan keuangan.

13 BAB II IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun Anggaran 2009 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2009 tanggal 29 Januari 2009. Rincian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun Anggaran 2009 terdiri dari Pendapatan sebesar Rp553.310.330.089,74 dan Belanja sebesar Rp635.792.164.905,02 dimana terdapat defisit anggaran sebesar Rp82.481.834.815,28. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2009 tanggal 9 Oktober 2009, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Muaro Jambi mengalami perubahan. Pendapatan dianggarkan menjadi sebesar Rp510.542.777.142,00 berarti mengalami penurunan sebesar Rp42.767.552.947,00 atau 7,73% dan Belanja dianggarkan menjadi sebesar Rp575.891.585.658,95 berarti mengalami penurunan sebesar Rp59.900.579.246,07 atau 9,42%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1 Ikhtisar Anggaran dan Realisasi Kinerja Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2009 Anggaran Realisasi % 1. Pendapatan 510.542.777.142,00 494.745.007.547,34 96,91 2. Belanja 575.891.585.658,95 549.704.076.271,00 95,45 Surplus (Defisit) (65.348.808.516,95) (54.959.068.723,66) 84,10 3. Pembiayaan: - Penerimaan 66.848.808.516,95 66.677.851.916,17 99,74 - Pengeluaran 1.500.000.000,00 0,00 0,00 Pembiayaan Netto 65.348.808.516,95 66.677.851.916,17 102,03 Berdasarkan realisasi APBD Tahun Anggaran 2009 secara keseluruhan dapat dilihat kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang dapat disajikan sebagai berikut: a. Pendapatan yang dianggarkan sebesar Rp510.542.777.142,00 dapat direalisasikan sebesar Rp494.745.007.547,34 atau 96,91%; b. Belanja yang dianggarkan sebesar Rp575.891.585.658,95 dapat direalisasikan sebesar Rp549.704.076.271,00 atau 95,45%; c. Pembiayaan Penerimaan yang dianggarkan sebesar Rp66.848.808.516,95 dapat direalisasikan sebesar Rp66.677.851.916,17 atau 99,74%; dan d. Pembiayaan Pengeluaran yang dianggarkan sebesar Rp1.500.000.000,00 tidak direalisasikan 0,00%. Untuk melihat perkembangan anggaran dan realisasi penerimaan PAD dari Tahun Anggaran 2004 sampai dengan 2009 secara jelas dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Grafik 2.1 berikut ini:

14 Tabel 2.2 Perkembangan PAD dari TA 2004 s.d. 2009 Tahun Anggaran Anggaran Realisasi 1. 2004 10.658.912.087,00 7.418.046.278,18 2. 2005 8.260.502.484,00 6.262.239.089,64 3. 2006 8.188.817.500,00 6.973.092.303,00 4. 2007 10.268.360.000,00 15.443.132.922,45 5. 2008 12.719.262.500,00 19.308.793.525,31 6. 2009 17.624.313.000,00 14.804.713.397,04 Grafik 2.1 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah TA 2004 s.d 2009 (dalam jutaan rupiah) Secara keseluruhan dari Tahun Anggaran 2004 sampai dengan Tahun Anggaran 2009 baik anggaran maupun realisasi PAD Kabupaten Muaro Jambi tidak secara terusmenerus mengalami kenaikan, tetapi sempat terjadi penurunan yaitu pada Tahun Anggaran 2005, 2006, dan 2009. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2004, 2007, dan 2008 terjadi kenaikan, baik untuk anggaran maupun realisasi PAD Kabupaten Muaro Jambi. Dilihat dari sisi anggaran, pada Tahun Anggaran 2004 sampai dengan 2005 anggaran PAD mengalami penurunan sebesar Rp2.398.409.603,00 atau sekitar 22,50%, dari Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2006 anggaran PAD mengalami penurunan kembali sebesar Rp71.684.984,00 atau sekitar 0,87%, dari Tahun Anggaran 2006 sampai dengan 2007 anggaran PAD mengalami kenaikan sebesar Rp2.079.542.500,00 atau sekitar 25,39%, dari Tahun Anggaran 2007 sampai dengan 2008 anggaran PAD mengalami kenaikan sebesar Rp2.450.902.500,00 atau sekitar 23,87%, dan dari Tahun Anggaran 2008 sampai dengan 2009 anggaran PAD mengalami kenaikan sebesar Rp4.905.050.500,00 atau sekitar 38,56%. Kemudian apabila dilihat dari sisi realisasi penerimaan PAD, pada Tahun Anggaran 2004 sampai dengan 2005 realisasi PAD mengalami penurunan sebesar Rp1.155.807.188,54 atau sekitar 15,58%, dari Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2006 realisasi penerimaan PAD mengalami kenaikan sebesar Rp710.853.213,36 atau sekitar 11,35%, dari Tahun Anggaran 2006 sampai dengan 2007 realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar Rp8.470.040.619,45 atau sebesar 121,47%, dari Tahun

15 Anggaran 2007 sampai dengan 2008 realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar Rp3.865.660.602,86 atau sekitar 25,03%, dan terakhir dari Tahun Anggaran 2008 sampai dengan 2009 realisasi PAD mengalami penurunan sebesar Rp4.504.080.128,27 atau sekitar 23,33%. Untuk Dana Perimbangan TA 2009 realisasi penerimaan sebesar Rp460.017.535.701,00 atau sekitar 97,21% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp473.206.278.646,00. Penerimaan Dana Perimbangan berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus. Bila dilihat dari trend penerimaan, bahwa Dana Perimbangan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dari sisi target maupun realisasi pendapatan. Perkembangan anggaran dan realisasi penerimaan yang berasal dari Dana Perimbangan dari Tahun 2004 sampai dengan 2009 secara jelas dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Grafik 2.2 berikut ini: Tabel 2.3 Perkembangan Dana Perimbangan TA 2004 s.d 2008 Tahun Anggaran Anggaran Realisasi 1. 2004 194.807.674.385,00 206.660.052.794,92 2. 2005 237.821.066.977,00 230.250.714.422,00 3. 2006 308.484.121.613,00 325.372.296.230,00 4. 2007 397.439.551.520,00 415.854.586.557,00 5. 2008 468.385.148.298,00 457.833.962.337,00 6. 2009 473.206.278.646,00 460.017.535.701,00 Grafik 2.2 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Dana Perimbangan TA 2004 s.d 2009 (dalam jutaan rupiah) Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi Belanja Daerah, pada Tahun Anggaran 2009 Belanja Daerah dialokasikan sebesar Rp575.891.585.658,95 dan direalisasikan sebesar Rp549.704.076.271,00 atau 95,45% sehingga masih terdapat efisiensi anggaran Belanja Daerah sebesar Rp26.187.509.387,95. Berdasarkan Grafik 2.3 di bawah tampak bahwa Belanja Langsung mendapatkan alokasi dana yang besar dibandingkan dengan Belanja Tidak Langsung, yaitu sebesar

16 54,00% dari total APBD Tahun Anggaran 2009, sedangkan Belanja Tidak Langsung hanya sebesar 46,00% dari total APBD Tahun Anggaran 2009. Grafik 2.3 Perbandingan Anggaran Belanja Daerah TA 2009 per Jenis Belanja Berdasarkan kebijakan Belanja Daerah serta proporsi masing-masing belanja dapat dilihat bahwa komitmen Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi terhadap pelayanan publik sangat besar, hal ini terlihat dari persentase Belanja Langsung yang cukup besar dibandingkan dengan Belanja Tidak Langsung. Hal ini juga membuktikan bahwa penyusunan anggaran berbasis kinerja guna pencapaian standar pelayanan minimum kepada masyarakat cukup dapat dipertanggungjawabkan. Belanja Tidak Langsung dianggarkan sebesar Rp256.694.845.821,95 dengan realisasi sebesar Rp254.120.365.371,00 atau 99,00%. Anggaran dan realisasi Belanja Tidak Langsung ini terdiri atas: Tabel 2.4 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung TA 2009 Jenis Belanja Anggaran Realisasi % 1. Belanja Pegawai 217.492.268.621,95 217.109.826.074,00 99,82 2. Belanja Subsidi 1.150.000.000,00 1.150.000.000,00 100,00 3. Belanja Hibah 3.824.000.000,00 3.723.613.000,00 97,37 4. Belanja Bantuan Sosial 11.418.577.200,00 9.882.907.155,00 86,55 5. Belanja Bagi Hasil 22.000.000.000,00 21.606.314.614,00 98,21 6. Belanja Bantuan Keuangan 210.000.000,00 74.884.528,00 35,66 7. Belanja Tidak Terduga 600.000.000,00 572.820.000,00 95,47 J u m l a h 256.694.845.821,95 254.120.365.371,00 99,00 Sedangkan Belanja Langsung diperuntukkan membiayai pelaksanaan kegiatankegiatan dan program. Pada Tahun Anggaran 2009, Belanja Langsung mendapat alokasi anggaran sebesar Rp319.196.739.844,00 dan terealisasi sebesar Rp295.583.710.900,00 atau 92,60%, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.5 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung TA 2009 Jenis Belanja Anggaran Realisasi % 1. Belanja Pegawai 24.108.707.707,00 21.282.933.600,00 88,28 2. Belanja Barang dan Jasa 97.238.799.114,00 83.922.744.192,00 86,31 3. Belanja Modal 197.849.233.023,00 190.378.033.108,00 96,22 J u m l a h 319.196.739.844,00 295.583.710.900,00 92,60

17 Dalam hal Pembiayaan Daerah sebagai pos untuk menutup defisit anggaran dan memanfaatkan surplus anggaran, dari anggaran Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp66.848.808.516,95 dengan realisasi sebesar Rp66.677.851.916,17 atau 99,74%, realisasi penerimaan ini berasal dari Penggunaan SiLPA tahun anggaran sebelumnya dan Penerimaan Piutang Daerah. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah dianggarkan sebesar Rp1.500.000.000,00 dan direalisasikan 0,00 atau 0,00%. Defisit Anggaran yang dianggarkan sebesar Rp65.348.808.516,95 direalisasikan sebesar Rp54.959.068.723,66 atau sebesar 84,10%, yang terjadi karena tidak tercapainya target Pendapatan Daerah sebesar Rp15.797.769.594,66 dan efisiensi Belanja Daerah sebesar Rp26.187.509.387,95 sehingga menghasilkan SiLPA Tahun Berjalan sebesar Rp11.718.783.192,51.

18 BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI 3.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Tujuan entitas pelaporan keuangan daerah adalah untuk menunjukkan entitas akuntansi yang melaporkan Neraca Daerah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Entitas pelaporan keuangan daerah adalah Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi secara keseluruhan. 3.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan daerah adalah basis kas untuk pengakuan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran; dan basis akrual untuk pengakuan Aset, Kewajiban dan Ekuitas dalam Neraca. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa memperhatikan saat Kas atau Setara Kas diterima dan dikeluarkan. 3.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan a. Pendapatan Pendapatan diakui pada saat Kas diterima pada rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). b. Belanja Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran atau Pemegang Kas, pengakuan Belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atau pengeluaran tersebut disahkan oleh Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Muaro Jambi. c. Surplus/Defisit Selisih lebih/kurang antara Pendapatan dan Belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit. d. Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan dilakukan berdasarkan azas bruto. Pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari rekening Kas Umum Daerah.

19 Selisih lebih/kurang antara Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Netto. e. A s e t Aset diakui pada saat diterima kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan dan Aset Lainnya. f. Kewajiban Kewajiban adalah hutang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dikonversikan dengan kurs tengah Bank Indonesia dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. g. Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari SiLPA, Pendapatan yang Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan, dan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya dikurangi dengan Kewajiban Jangka Panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan. 3.4. Penetapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan dalam SAP Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan ini pada dasarnya berpedoman pada PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut: a. Kas 1) Kas adalah alat pembayaran yang sah, yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah; 2) Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas Pemerintah Daerah yang berada dalam pengelolaan Bendahara Umum Daerah, baik dalam bentuk tunai maupun pada bank; 3) Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran yang tidak dipergunakan lagi/dipertanggungjawabkan dan belum disetor kembali ke Kas Daerah atau dengan kata lain adalah sisa UYHD; dan 4) Kas di Bendahara Penerimaan adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Penerimaan yang belum dipergunakan secara langsung untuk operasional.

20 b. Piutang Pajak/Retribusi 1) Piutang dinilai sebesar nilai nominal; dan 2) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas Piutang tersebut. Untuk Piutang Pajak/Retribusi Daerah yang diakui sebagai Piutang bila sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT/SKR). c. Piutang Lainnya Piutang ini disajikan sebesar nilai nominal atas saldo pinjaman yang belum dilunasi sampai dengan akhir tahun anggaran. d. Persediaan 1) Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. 2) Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. 3) Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara: a) Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian; b) Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri; dan c) Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. e. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1) Penyertaan modal pemerintah daerah pada BUMD dan lembaga lainnya menggambarkan jumlah yang dibayarkan oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal pada BUMD didalam dan diluar negeri serta lembaga lainnya. Investasi ini diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomis dan atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. 2) Dana yang dipersiapkan untuk penyertaan modal pada periode akuntansi berikutnya, namun belum memperoleh pengesahan berupa peraturan daerah untuk diklasifikasi sebagai Dana Cadangan. 3) Penyertaan modal pemerintah daerah kepada perusahaan daerah dibukukan berdasarkan harga perolehan atau nilai nominal yang disetor, termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. f. Aset Tetap 1) Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perolehan Aset Tetap bersumber dari sebagian atau seluruh dana APBD baik melalui

21 pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. 2) Aset Tetap terdiri atas kelompok: a) Tanah; b) Peralatan dan Mesin; c) Gedung dan Bangunan; d) Jalan, Irigasi dan Jaringan; e) Aset Tetap Lainnya; dan f) Konstruksi dalam Pengerjaan. 3) Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal Neraca dari semua jenis Aset Tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun dan akan dilanjutkan dalam tahun berikutnya. 4) Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam Tahun Anggaran 2009 belum dilakukan penyusutan. Belum dicatatnya penyusutan disebabkan belum adanya peraturan daerah yang dapat dijadikan rujukan mengenai besaran, pengelompokan dan metode penyusutan yang digunakan. 5) Aset Tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat, berlebih, usang, hilang dan sebagainya; berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. 6) Aset Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat aset diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur berdasarkan nilai wajar dari pasar atau harga penggantinya pada saat diperoleh. g. Dana Cadangan 1) Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. 2) Jumlah yang diklasifikasikan kedalam kelompok Dana Cadangan dan peruntukannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah. h. Aset Lainnya 1) Aset Lainnya adalah aset yang tidak dikelompokkan ke dalam Aset Lancar, Aset Tetap maupun Investasi Jangka Panjang. 2) Aset Lainnya diantaranya terdiri dari: a) Tagihan Penjualan Angsuran; b) Tuntutan Ganti Rugi; c) Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate and Transfer/BOT); d) Aset Tak Berwujud; dan

22 e) Aset Lainnya. 3) Aset Lainnya yang diperoleh melalui pembelian dinilai dengan harga perolehan. Dalam hal Tagihan Penjualan Angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah, harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak. i. Kewajiban Jangka Pendek 1) Kewajiban Jangka Pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. 2) Kewajiban Jangka Pendek diantaranya terdiri dari: Perhitungan Pihak Ketiga (PFK); Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo; dan Utang Jangka Pendek. 3) Kewajiban Lancar dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. j. Kewajiban Jangka Panjang 1) Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban Jangka Panjang dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kota lainnya, maupun lembaga keuangan bank dan bukan bank. 2) Kewajiban Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah BI pada tanggal transaksi. k. Ekuitas Dana 1) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara Aset dengan Utang pemerintah daerah. 2) Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah total nilai Aset Lancar dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Pendek. 3) Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah total nilai Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap dan Aset Lainnya dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Panjang. 4) Ekuitas Dana Cadangan merupakan akumulasi dana yang disisihkan dalam Dana Cadangan guna membiayai kegiatan yang dibebankan lebih dari satu tahun anggaran.

23 BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN Dalam bab ini diuraikan secara rinci mengenai pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, dimana pos Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan pos Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana terdapat dalam Neraca. Disamping itu pula terdapat penjelasan mengenai aktivitas penerimaan dan pengeluaran Kas sebagaimana yang tercantum dalam Laporan Arus Kas. Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengenai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana pada tanggal 31 Desember 2009, Laporan Realisasi Anggaran menyajikan gambaran informasi mengenai realisasi Pendapatan, Belanja, Transfer, Surplus/Defisit dan Pembiayaan komparatif dengan anggarannya dalam Tahun Anggaran 2009 dan Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan Kas dan Setara Kas selama Tahun Anggaran 2009 serta saldo Kas dan Setara Kas pada tanggal 31 Desember 2009. 4.1. NERACA 4.1.1. Aset a. Aset Lancar Rp23.763.933.186,55 Aset Lancar per 31 Desember 2009 terdiri dari: Per 31-12-2009 Per 31-12-2008 1. Kas di Kas Daerah 10.927.881.009,73 30.040.171.106,95 2. Kas di Bendahara Pengeluaran 785.878.494,00 1.503.680.810,00 3. Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 4.956.600,00 4. Investasi Jangka Pendek 0,00 35.000.000.000,00 5. Piutang Pajak 45.600.984,00 4.357.600.590,30 6. Piutang Lain-lain 8.769.185.372,82 4.900.313.542,27 7. Persediaan 3.235.387.326,00 2.962.237.864,00 Jumlah 23.763.933.186,55 78.768.960.513,52 1. Kas di Kas Daerah Rp10.927.881.009,73 Saldo Kas di Kas Daerah tersebut merupakan saldo kas Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi per 31 Desember 2009, yang terdiri dari: Per 31-12-2009 Per 31-12-2008 a. Rek. 0711500014 - Kelebihan pencairan SP2D 6.285.478.538,71 0,00 17.355.584.617,70 9.000.000,00 b. Rek. 0711500022 0,00 2.035.296.838,47 c. Rek. 0711500031 29.807.537,82 3.474.144.287,88 d. Rek. 0711500049 154.429.889,50 1.135.424.265,53 e. Rek. 0711500057 670.537,03 670.537,03 f. Rek. 0711500065 88.585.960,96 384.733.866,76 g. Rek. 0711500073 38.498.670,46 236.222.893,53 h. Rek. 0711500081 87.912.163,22 676.609.686,89 i. Rek. 0711500090 59.742.428,17 257.164.624,87 j. Rek. 0711500103 62.190.407,65 159.518.375,82 k. Rek. 0711500111 96.103.658,08 291.339.894,34 l. Kas Tekor 4.024.461.218,13 4.024.461.218,13 Jumlah 10.927.881.009,73 30.040.171.106,95

24 Kas tekor sebesar Rp4.024.461.218,13 adalah kas di kas daerah yang mengalami ketekoran kas yang dimulai Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2007. Berdasarkan Putusan Pengadilan Sengeti Nomor 165/Pid.B/2008/PN.SGT tanggal 5 Maret 2009 yang diperkuat dengan Putusan Pengadilan Tinggi Jambi Nomor 45/Pid/2009/PT.JBI tanggal 29 Mei 2009, serta Keputusan MA Nomor 1558.K/Pid.Sus/2009 tanggal 13 Agustus 2009, pengadilan telah menetapkan hasil putusan akibat kasus tersebut. 2. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp785.878.494,00 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran tersebut merupakan saldo kas di Bendahara Pengeluaran pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang belum disetor ke Rekening Kas Daerah per 31 Desember 2009 sebagai berikut: Per 31-12-2009 Per 31-12-2008 1. Tahun Anggaran 2009 526.120.229,00 0,00 2. Tahun Anggaran 2008 4.992.000,00 1.157.751.051,00 3. Tahun Anggaran 2007 3.269.771,00 46.787.179,00 4. Tahun Anggaran 2006 231.567.270,00 264.089.951,00 5. Tahun Anggaran 2004 237.500,00 15.237.500,00 6. Tahun Anggaran 2003 19.691.724,00 19.691.724,00 Jumlah 785.878.494,00 1.503.680.810,00 a. Tahun Anggaran 2009 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2009 yang belum disetor sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp526.120.229,00, dengan rincian sebagai berikut: SKPD Per 31-12-2009 Per 31-12-2008 1. Badan Kepegawaian, 6.778.019,00 71.012.131,00 Pendidikan & Pelatihan Daerah 2. Badan Pemberdayaan 2.640.000,00 126.930.000,00 Masyarakat & Pemerintahan Desa 3. Badan Pemberdayaan 0,00 6.750,00 Perempuan dan Keluarga Berencana 4. Badan Perencanaan 9.447.500,00 1.285.412,00 Pembangunan Daerah & Penanaman Modal 5. Dinas Energi dan Sumber 6.260.464,00 275.800,00 Daya Mineral 6. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, 288.700,00 932.139,00 Pemuda & Olah Raga 7. Dinas Kehutanan dan 0,00 48.037.115,00 Perkebunan 8. Dinas Kependudukan dan 2.369.112,00 10.133.898,00 Catatan Sipil 9. Dinas Kesehatan 4.000.364,00 56.117.350,00 10. Dinas Koperasi, Perindustrian 0,00 329.776,00 dan Perdagangan 11. Dinas Pekerjaan Umum 0,00 120.400,00 12. Dinas Pendapatan Daerah 28.686.829,00 63.876.300,00

25 SKPD Per 31-12-2009 Per 31-12-2008 13. Dinas Perhubungan, 22.139.100,00 0,00 Komunikasi & Informatika 14. Dinas Perikanan dan 215.000,00 1.770.080,00 Peternakan 15. Dinas Sosial, Tenaga Kerja & 653.600,00 0,00 Transmigrasi 16. Dinas Sosial, Tenaga Kerja & 0,00 6.765.035,00 Transmigrasi 17. Dinas Tata Kota, Kebersihan, 12.977.554,00 41.813.132,00 Pertamanan & Damkar 18. Inspektorat 0,00 52.219.000,00 19. Kantor Kesatuan Bangsa, 15.922.808,00 21.535.270,00 Politik & Linmas 20. Kecamatan Jambi Luar Kota 18.545.759,00 0,00 21. Kecamatan Kumpeh 0,00 8.000.000,00 22. Kecamatan Kumpeh Ulu 0,00 5.805.010,00 23. Kecamatan Maro Sebo 1.045.184,00 0,00 24. Kecamatan Mestong 1.379.495,00 5.503.000,00 25. Kecamatan Sekernan 120.000,00 0,00 26. Kecamatan Sungai Bahar 453.750,00 0,00 27. Kecamatan Sungai Gelam 0,00 4.310.065,00 28. Kelurahan Jambi Kecil 643.641,00 0,00 29. Kelurahan Pijoan 718.420,00 1.874.790,00 30. Kelurahan Sengeti 1.948.940,00 2.885.060,00 31. Kelurahan Tanjung 729.320,00 524.040,00 32. Kelurahan Tempino 277.744,00 10.809.000,00 33. Dinas Pendidikan 0,00 1.441.791,00 34. Rumah Sakit Umum Daerah 17.986.911,00 3.519.000,00 35. Satuan Polisi Pamong Praja 4.200.000,00 0,00 36. Sekretariat Daerah 357.222.015,00 592.148.433,00 37. Sekretariat DPRD 8.470.000,00 17.771.274,00 Jumlah 526.120.229,00 1.157.751.051,00 b. Tahun Anggaran 2008 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2008 yang belum disetor sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp4.992.000,00 merupakan UYHD Bagian Infokom Sekretariat Daerah. c. Tahun Anggaran 2007 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2007 yang belum disetor sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp3.269.771,00, dengan rincian sebagai berikut: SKPD Jumlah 1. Dinas Perkotaan, Pasar dan Pertamanan 486.211,00 2. Kecamatan Jaluko 80,00 3. Kelurahan Sengeti 139.570,00 4. Kelurahan Tempino 8.000,00 5. Kelurahan Tanjung 2.250.000,00 6. Kecamatan Mestong 85.910,00 7. Kecamatan Maro Sebo 300.000,00 Jumlah 3.269.771,00

26 d. Tahun Anggaran 2006 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2006 yang belum disetor sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp231.567.270,00, dengan rincian sebagai berikut: SKPD Jumlah 1. Sekretariat Daerah (Bagian Keuangan) 231.567.173,00 2. Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa 97,00 Jumlah 231.567.270,00 e. Tahun Anggaran 2004 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2004 yang belum disetor sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp237.500,00. f. Tahun Anggaran 2003 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2003 yang belum disetor sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp19.691.724,00. 3. Kas di Bendahara Penerimaan Rp0,00 Tidak terdapat saldo Kas di Bendahara Penerimaan yang belum disetor per 31 Desember 2009. 4. Investasi Jangka Pendek 0,00 Saldo Investasi Jangka Pendek tersebut merupakan saldo deposito milik Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi di PT Bank Jambi per 31 Desember 2009, yang berjangka waktu satu bulan dan diperpanjang otomatis. Deposito tersebut merupakan reklasifikasi dari Kas di Kas Daerah ke Investasi Jangka Pendek yang terdiri dari: Per 31-12- 2009 Per 31-12-2008 1. Bilyet Deposito AB.004892 0,00 5.000.000.000,00 2. Bilyet Deposito AB.004893 0,00 5.000.000.000,00 3. Bilyet Deposito AB.004894 0,00 5.000.000.000,00 4. Bilyet Deposito AB.004909 0,00 10.000.000.000,00 5. Bilyet Deposito AB.004910 0,00 10.000.000.000,00 Jumlah 0,00 35.000.000.000,00 5. Piutang Pajak Rp45.600.984,00 Saldo Piutang Pajak tersebut merupakan saldo piutang (tagihan) Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi kepada Pihak Ketiga yang meliputi Pajak Daerah sebesar Rp45.600.984,00 dengan rincian sebagai berikut:

27 Per 31-12- 2009 Per 31-12-2008 1. Piutang Pajak Restoran dan 5.425.650,00 121.566.175,00 Rumah Makan 2. Piutang Pajak Hotel 0,00 748.000,00 2. Piutang Pajak Penerangan 40.175.334,00 117.642.760,00 Jalan 3. Piutang Bagi Hasil Pajak dari 0,00 4.117.643.655,30 Pemerintah Provinsi Jumlah 45.600.984,00 4.357.600.590,30 a. Piutang Pajak Restoran dan Rumah Makan Saldo Piutang Pajak Restoran dan Rumah Makan per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp5.425.650,00, dengan rincian sebagai berikut: Jumlah a. Kecamatan Jambi Luar Kota 4.845.750,00 b. Kecamatan Maro Sebo 579.900,00 Total 5.425.650,00 b. Piutang Pajak Penerangan Jalan Saldo Piutang Pajak Penerangan Jalan per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp40.175.334,00. Jumlah a. Ranting Muara Bulian 25.700.813,00 b. Rayon Seberang Kota 4.582.097,00 c. Rayon Kota Baru 9.892.424,00 Total 40.175.334,00 6. Piutang Lain-lain Rp8.769.185.372,82 Saldo Piutang Lain-lain tersebut merupakan saldo piutang atas penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada KPN Danau Lamo, Piutang Jamkesmas RSUD Kabupaten Muaro Jambi, dan piutang dana bagi hasil pajak dari Pemerintah Provinsi Jambi dengan rincian sebagai berikut: Jumlah a. Piutang KPN Danau Lamo 4.500.000.000,00 b. Piutang Jamkesmas RSUD 310.442.402,82 c. Piutang Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi Jambi 3.958.742.970,00 Total 8.769.185.372,82 a. Piutang KPN Danau Lamo Saldo Piutang KPN Danau Lamo adalah sebesar Rp4.500.000.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut: