Studi Penggunaan Katalis Padat Pada Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) Dari Metil Ester Berbasis Minyak Sawit

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Potensi Indonesia sebagai produsen surfaktan dari minyak inti sawit sangat besar.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

Bab III Metodologi Penelitian

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB I PENDAHULUAN. baku baru yang potensial. Salah satu bahan yang potensial untuk pembuatan surfaktan adalah

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

Keywords: methyl ester sulfonate, methanolysis, emulsifier

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram alir pengepresan biji jarak dengan pengepres hidrolik dan pengepres berulir (Hambali et al. 2006).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

4 Pembahasan Degumming

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sintesis Metil Ester dari Minyak Goreng Bekas dengan Pembeda Jumlah Tahapan Transesterifikasi

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

PENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali.

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A DATA BAHAN BAKU

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Kelompok B Pembimbing

LAMPIRAN A. : ton/thn atau kg/jam. d. Trigliserida : 100% - ( % + 2%) = 97.83% Tabel A.1. Komposisi minyak jelantah

Dibimbing Oleh: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini

III. METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT DARI PALM OIL METHYL ESTER DAN NATRIUM METABISULFIT DENGAN PENAMBAHAN KATALIS KALSIUM OKSIDA

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendididikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIODIESEL TANPA KATALIS DENGAN AIR DAN METHANOL SUBKRITIS

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI LANGSUNG

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

SINTESIS METIL ESTER SULFONAT MELALUI SULFONASI METIL ESTER MINYAK KEDELAI UNTUK APLIKASI CHEMICAL FLOODING

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI H 2 SO 4 DAN SUHU REAKSI PADA PROSES PRODUKSI SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT (MES) DENGAN METODE SULFONASI ABSTRACT

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak duri (Ricinus communis L.) termasuk dalam famili

Transkripsi:

Presentasi Tesis Studi Penggunaan Katalis Padat Pada Pembuatan Metil Ester Sulfonat (MES) Dari Metil Ester Berbasis Minyak Sawit Oleh Ariani Nrp. 2309 201 001 Pembimbing Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Program Magister Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2011

1. Latar Belakang Terkait isu lingkungan, surfaktan berbasis bahan alami lebih fokus dikembangkan MES merupakan surfaktan anionik. Kelebihannya bersifat terbarukan, lebih bersih, dan ramah lingkungan. Data BPS (2009), impor surfaktan (anionik, kationik, dan nonionik) mencapai 26.76 ribu ton dengan nilai sekitar US $ 53.57 juta. Aplikasi Enhanced Oil Recovery (EOR) di pertambangan minyak bumi, maka penelitian surfaktan MES perlu dilakukan. Proses sulfonasi metil ester menjadi metil ester sulfonat telah dilakukan tanpa katalis membutuhkan waktu reaksi cukup lama (± 5 jam)

2. Tujuan penelitian Mengetahui yield dan konversi metil ester dari minyak sawit dapat menghasilkan metil ester sulfonat (MES) menggunakan beberapa jenis katalis padat pada berbagai kondisi operasi.

3. Manfaat Penelitian Memberi sumbangan pengetahuan, khususnya pengembangan metil ester menjadi metil ester sulfonat sebagai produk surfaktan yang tidak berdampak terhadap lingkungan. Memberi nilai tambah pada metil ester (biodiesel) menjadi produk surfaktan yang kebutuhannya cukup banyak. Diperoleh cara mengkonversi metil ester (biodiesel) menjadi metil ester sulfonat (surfaktan).

4. Tinjauan Pustaka Reaksi Sulfonasi Metil Ester (Tano, 2003)

Reaksi Metanolisis (Tano, 2003)

Reaksi Penetralan Dengan NaOH (Tano, 2003)

5. Surfaktan Berdasarkan jumlah konsumsi dunia : surfaktan anionik 50% surfaktan nonionik 45% surfaktan kationik 4% surfaktan amfoterik 1% (Watkins, 2001).

6. Sifat metil ester sulfonat (MES) Golongan surfaktan anionik Bermuatan negatif pada gugus hidrofiliknya Zat yang disintesis dari bahan metil ester melalui proses sulfonasi. Dihasilkan dari minyak sawit dan tallow. (MacArthur et al. 2001) MES dengan rantai C16-C18 memiliki sifat lebih baik daripada surfaktan LAS atau AS (alkohol sulfat). Uji laboratorium memperlihatkan biodegradasi MES serupa sabun, namun lebih cepat dibanding LAS.

7. Penggunaan katalis 1. Al 2 O 3 Jenis katalis ini sering diaplikasikan dalam reaksi katalitik hidrokarbon.juga pada reaksi sulfonasi (Jens Hagen, 2006) 2. CaO Sifat CaO, cocok digunakan pada kondisi asam atau basa juga mempunyai sifat mereduksi.(jens Hagen, 2006) 3. TiO 2 Jenis katalis ini tergolong logam oksida, kebanyakan bersifat asam atau basa sesuai teori Bronsted - Lawry

8. Metode Penelitian Penyiapan katalis padat Perancangan peralatan proses Trial dan running pada proses sulfonasi dengan dan tanpa katalis pada beberapa kondisi operasi, proses metanolisis serta proses penetralan Perhitungan konversi dan yield Analisa produk (kualitatif dan kuantitatif)

9. Percobaan Metil ester NaHSO 3 Proses sulfonasi Variabel : Jenis katalis : T reaksi = 90 & 105 o C ; t reaksi =3 & 4,5 jam ; rasio mol reaktan 1:1,3 1:1,5 Proses metanolisis. Metanol 35% vol. T reaksi = 55 o C t reaksi = 90 menit Proses penetralan Larutan NaOH 45% ph = 8-9 T reaksi = 40 o C Analisa MES FTIR, GC

Susunan Peralatan : Keterangan gambar : 1.motor pengaduk 2. pengaduk 3. termometer 4. refluk kondenser 5. termometer kontroller 6. head distill 7. parafin bath 8. labu leher empat 9. pengaduk turbin 10. parafin 11. pengontrol pemanas bath

10.Variabel percobaan Proses sulfonasi Jenis katalis : Al 2 O 3 ;CaO; TiO 2 Suhu reaksi : 90 & 105 o C Waktu reaksi : 3 & 4.5 jam Rasio mol reaktan : 1:1,3 1:1,5

11. Hasil yang diperoleh 11.1 Hasil analisa metil ester (bahan baku) Bahan baku yang digunakan adalah metil ester berbasis minyak sawit yang diperoleh dari pemasok di Sidoarjo. Hasil analisa metil ester GCMS ditunjukkan pada kromatogram dan tabel berikut

Tabel : Analisa metil ester minyak sawit (GCMS) Peak R.Time I.Time F. Time Area % Area Height Name Component Mr Area x Mr 1 15.740 15.700 15.842 692,615 0.13 214,124 C 13 H 26 O 2 214 0.28 2 19.215 19.158 19.342 7,176,496 1.30 2,402,660 C 15 H 30 O 2 242 3.15 3 22.068 22.017 22.183 869,059 0.16 213,470 C 17 H 32 O 2 268 0.43 4 22.548 22.283 22.833 222,787,972 40.29 22,063,134 C 17 H 34 O 2 270 108.78 5 23.818 23.750 23.917 599,965 0.11 155,871 C 18 H 36 O 2 284 0.31 6 25.096 24.717 25.192 280,145,514 50.66 20,811,090 C 19 H 36 O 2 296 149.95 7 25.284 25.192 25.408 32,681,711 5.91 9,111,348 C 19 H 38 O 2 298 17.61 8 25.482 25.408 25.625 1,301,296 0.24 242,033 C 18 H 34 O 2 282 0.68 9 26.057 25.983 26.158 666,640 0.12 188,238 C 19 H 34 O 2 294 0.35 10 27.275 27.208 27.425 594,472 0.11 124,700 C 20 H 34 O 2 306 0.34 11 27.486 27.425 27.550 1,095,316 0.20 358,841 C 21 H 40 O 2 324 0.65 12 27.787 27.708 27.883 3,143,956 0.57 1,041,445 C 21 H 42 O 2 326 1.86 13 30.170 30.092 30.250 588,259 0.10 188,687 C 23 H 46 O 2 354 0.35 14 32.378 32.308 32.458 604,132 0.10 198,147 C 25 H 50 O 2 382 0.38 552,947,403 100.00 57,313,788 285.12 Hasil diatas menunjukkan komponen terbesar : C 17 H 34 O 2 40,29%; C 19 H 36 O 2-50,66% ; C 19 H 38 O 2 5,91% dan Mr rata-rata sebesar : 285,12

11.2 Karakteristik katalis. Karakteristik katalis padat dianalisa menggunakan XRD (X Ray Difraction). Hasil analisa difraktogram disajikan pada gambar berikut. Gambar : Difraktogram katalis Al 2 O 3 Nilai peak tertinggi 71.60 cts (lampiran)

Gambar : Difraktogram katalis CaO Nilai peak tertinggi 2679.44 cts (lampiran)

Gambar : Difraktogram katalis TiO 2 Nilai peak tertinggi 1550.85 cts (lampiran) Dari sifat kristal ketiga katalis menunjukkan secara berurutan dari yang terbesar : CaO TiO 2 Al 2 O 3

11.3 Yield MES (%) Didasarkan pada hasil kromatogram GC dari MES yang terbentuk, disajikan gambar berikut :

Tabel : %Yield MES (berdasarkan pengukuran total MES terbentuk) Rasio mol reaktan 1 : 1.3 1 : 1.4 1 : 1.5 Jenis Katalis Suhu reaksi, T o C 90 105 Waktu reaksi, t jam 3 4.5 3 4.5 Blanko 13.49 15.49 12.77 12.95 Al 2 O 3 13.04 13.90 13.62 15.01 CaO 48.92 52.59 43.64 52.75 TiO 2 45.19 48.42 29.95 35.79 Blanko 12.55 12.79 12.71 13.13 Al 2 O 3 13.05 14.07 12.97 14.22 CaO 29.46 48.91 45.77 53.99 TiO 2 45.19 47.98 28.87 53.85 Blanko 13.44 13.63 14.38 14.51 Al 2 O 3 15.35 15.80 14.33 14.91 CaO 56.73 59.13 56.73 53.36 TiO 2 31.47 42.35 46.42 53.83

Tabel : %Yield MES (berdasarkan pengukuran MES palmitat terbentuk) Ratio mol reaktan 1 : 1.3 1 : 1.4 1 : 1.5 Jenis Katalis Suhu reaksi, o C 90 105 Waktu reaksi, t jam 3 4.5 3 4.5 Blanko 3.31 3.95 2.36 2.66 Al 2 O 3 2.54 3.50 3.43 4.02 CaO 14.00 16.64 7.01 13.97 TiO 2 13.19 14.68 7.05 6.19 Blanko 1.75 2.79 1.79 2.90 Al 2 O 3 2.62 3.45 2.07 3.62 CaO 6.24 13.70 13.37 15.79 TiO 2 8.48 13.19 8.61 14.76 Blanko 3.38 3.39 3.66 3.76 Al 2 O 3 4.09 4.25 3.76 3.81 CaO 12.07 12.75 12.07 20.42 TiO 2 6.43 10.11 6.59 10.19

11.4 Konversi reaksi, X A Konversi reaksi dihitung berdasarkan reaksi sulfonasi pada kondisi: Suhu reaksi : 90 & 105 o C Waktu reaksi : 3,0 ; 3,5 ; 4,0 ; 4,5 ; 5,0 jam Jenis katalis : Al 2 O 3, CaO, TiO 2 Rasio mol reaktan : 1 : 1,4 Analisa dilakukan dengan menggunakan GC, dan diperoleh dari khromatogram sebagai berikut :

Software Version : 6.2.1.0.10940104 Date : 24/06/2011 4:28:21 PM Sample : 25 Data Acquisition Time : 24/06/2011 4:00:03 PM Instrument Name : HP 5900 Channel : A Rack/Vial : 0/0 Operator : JurTeknikkimia Sample Amount : 1.000000 Dilution Factor : 1.000000 Kondisi : (CaO; ratio 1:1.4; 5.0jam; 90 o C)

Konversi reaksi, XA (T:90oC) 75.00 70.00 Konversi reaksi, XA 65.00 60.00 55.00 50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 Waktu reaksi, t jam Blanko, T 90oC Al2O3, T 90oC CaO, T 90oC TiO2, T 90oC Grafik hubungan antara waktu reaksi vs konversi didasarkan reaksi sulfonasi T : 90 o C

Konversi reaksi, XA (T:105oC) 75.00 70.00 Konversi reaksi, XA 65.00 60.00 55.00 50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 Waktu reaksi, t jam Blanko, T 105oC Al2O3, T 105oC CaO, T 105oC TiO2, T 105oC Grafik hubungan antara waktu reaksi vs konversi didasarkan reaksi sulfonasi T : 105 o C

Verifikasi produk MES Rumus bangun : Analisa kualitatif digunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan ikatan atau gugus yang terbentuk didalam komponen produk, yang disajikan pada spektrum dan tabel berikut :

90 %T 75 60 45 30 15 0 4000 A-1 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500 1/cm 3446.56 2921.96 2852.52 1743.53 3008.75 1639.38 1627.81 1558.38 1461.94 1440.73 1421.44 1365.51 1170.71 1236.29 1305.72 1095.49 613.32 541.96 437.81 719.40 989.41 Tabel : Hasil analisa FTIR sampel produk A-1 (Suhu reaksi sulfonasi, T = 90 o C, waktu reaksi, t = 3 jam, mol ratio reaktan 1 : 1.3, tanpa katalis)

Tabel : Hasil analisa FTIR sampel produk A-1 (Suhu reaksi sulfonasi, T = 90 o C, waktu reaksi, t = 3 jam, mol ratio reaktan 1 : 1.3, tanpa katalis) Corr. No Peak Intensity Base (H) Base (L) Area % Area Total % Wave Int. Area average 1 437.81 21.036 1.825 449.38 414.67 22.909 4.22 65.51 1,198.17 Ester 2 541.96 22.470 0.159 588.96 538.10 19.709 3.63 3 613.32 22.584 2.896 632.61 605.61 16.055 2.96 4 719.40 29.743 1.515 912.27 711.68 73.216 13.48 5 989.41 52.755 4.888 999.06 958.56 9.919 1.83 Bond component (aliphatic C-O scretching) 6 1,095.49 29.047 12.452 1,126.35 999.06 47.958 8.83 7 1,170.71 34.262 5.765 1,226.64 1,157.21 25.577 4.71 8 1,236.29 55.315 1.081 1,271.00 1,226.64 11.011 2.03 9 1,305.72 58.929 0.125 1,307.85 1,288.36 4.345 0.80 10 1,365.51 54.276 1.125 1,369.37 1,332.72 9.073 1.67 11 1,421.44 43.995 1.767 1,427.73 1,413.72 4.701 0.87 12 1,440.73 42.850 2.821 1,452.30 1,427.23 8.915 1.64 13 1,461.94 41.265 8.962 1,485.09 1,452.30 10.160 1.87 14 1,558.38 22.654 23.217 1,583.45 1,515.94 29.288 5.39 15 1,627.81 26.620 1.739 1,631.67 1,585.38 22.040 4.06 16 1,639.38 26.357 3.127 1,695.31 1,633.59 28.207 5.19 17 1,743.53 36.573 32.303 1,789.82 1,724.24 12.676 2.33 18 2,852.52 22.373 24.712 2,879.52 2,882.80 38.488 7.09 17.23 2,927.74 Carboxylic 19 2,921.96 15.334 18.636 2,948.96 2,879.52 41.580 7.66 acid (O-H 20 3,008.75 40.879 2.902 3,022.35 2,985.60 13.512 2.49 scretching) 21 3,446.56 10.064 0.213 3,542.99 3,442.70 93.732 17.26 17.26 3,446.56 SO 3 -Na 543.071 100.00

Tabel : % gugus ester atau aliphatic C-O scretching terkandung dalam produk metil ester sulfonat (MES). Ratio mol reaktan 1 : 1.3 1 : 1.4 1 : 1.5 Jenis Katalis Suhu reaksi, T o C 90 105 Waktu reaksi, t jam 3 4.5 3 4.5 Blanko 65.51 65.51 66.78 72.86 Al 2 O 3 72.87 76.71 70.86 77.42 Blanko 66.48 70.07 66.48 65.37 Al 2 O 3 74.32 71.83 74.54 87.79 Blanko 54.41 68.89 45.82 68.89 Al 2 O 3 72.55 83.21 83.11 85.57 (Sumber : Hasil analisa FTIR yang dihitung berdasarkan wave length rata rata dan % area).

Tabel : % gugus SO 3 -Na terkandung dalam produk MES Ratio mol reaktan Jenis Katalis Suhu reaksi, T o C 90 105 Waktu reaksi, t jam 3 4.5 3 4.5 1 : 1.3 1 : 1.4 1 : 1.5 Blanko 17.16 10.82 1.61 1.61 Al 2 O 3 2.51 3.30 4.94 3.11 Blanko 17.26 9.36 2.86 3.71 Al 2 O 3 12.50 1.38 9.47 8.89 Blanko 1.05 1.05 2.74 1.68 Al 2 O 3 1.05 9.18 2.74 2.98 Sumber : Hasil perhitungan spectrogram FTIR pada panjang gelombang rata rata sesuai gugus fungsi

Karakteristik produk MES : Nilai IFT terendah : 10.22 dyne / cm (Suhu reaksi 90 o C, waktu reaksi 4.5 jam, rasio mol reaktan 1 : 1.4; katalis CaO), ph MES : 8 Uji kinerja dari produk MES : Daya deterjensi terbaik sebesar 0,48 A; pada katalis CaO, suhu reaksi 90 o C, waktu reaksi 4,5 jam, rasio mol reaktan 1:1,4 Kestabilan emulsi (%) tertinggi sebesar 88,34% ; pada katalis CaO, suhu reaksi 105 o C, waktu reaksi 4,5 jam, rasio mol reaktan 1:1,5

Gambar : Produk MES (Suhu reaksi 90 o C, waktu reaksi 4.5 jam, katalis Al 2 O 3, mol ratio reaktan 1 : 1.4

Gambar : Produk MES pada berbagai variabel

Sekian & Terima kasih

L - 1 Tabel : Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Asam Miristat Asam Palmitat Asam Stearat Asam Oleat Asam Linoleat Asam Lemak Jumlah (%) 1,1 2,5 40.0 46.0 3,6 4,7 30.0 45.0 7.0 11.0 (Ketaren,1986)

L - 2 Konversi reaksi dihitung menggunakan persamaan mol. metil. ester. yg. bereaksi Konversi. reaksi x100% mol. metil. ester. feed Yield metil ester sulfonat (MES) dihitung menggunakan persamaan Yield mol. MES. yg. terbentuk mol. metil. ester. feed x100 % Selektivitas MES dihitung menggunakan persamaan Selektivit as mol. MES. yg. terbentuk mol. metil. ester. yg. bereaksi x100%

L-3 : FTIR Spectroscopy Spektrum inframerah dihasilkan dari trasmisi cahaya yang melewati sampel, pengukuran intensitas cahaya dengan detektor dibandingkan dengan intensitas tanpa sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrum inframerah yang diperoleh kemudian diplot sebagai intensitas fungsi energi, panjang gelombang (μm) atau bilangan gelombang (cm -1 ) (Marcott,C, 1986). Gambar : Skema alat spektroskopi IR Gambar diatas menggambarkan skema sederhana peralatan spektroskopi IR. Bagian alat spektroskopi IR adalah (1) Sumber Inframerah, (2) Pembagi Berkas (Beam Spliter), (3) KacaPemantul, (4) Sensor Inframerah, (5) Sampel, (6) Display. Analisis gugus fungsi suatu sampel dilakukan dengan membandingkan pita absorbsi yang terbentuk pada spektrum inframerah menggunakan tabel korelasi dan menggunakan spektrum senyawa pembanding (yang sudah diketahui) (Anam, C. dkk, 2007).

L-4 Properties metil ester sulfonat (MES) A. ph (BSI, 1996) ph larutan contoh ditentukan dengan potensiometri menggunakan elektroda gelas dan ph-meter komersial. B. Tegangan permukaan (metode DuNouy) Menentukan tegangan permukaan larutan surfaktan digunakan Tensiometer du Nouy. Peralatan yang akan digunakan dibersihkan lebih dahulu. Wadah yang digunakan terbuat dari gelas dengan diameter 6 cm. C. Tegangan Antarmuka (metode DuNuoy) Metode penentuan tegangan antarmuka sama dengan pengukuran tegangan permukaan. Untuk pengukuran cairan yang mengandung dua fase yang berbeda, yaitu fase larut dalam air (aqueous) dan fase tidak larut dalam air (nonaqueous). D. Stabilitas Emulsi (modifikasi ASTM D 1436, 2000) Stabilitas emulsi diukur antara air dan xylene. Xylene dan air dicampur dengan perbandingan 6 : 4. Campuran tersebut dikocok selama 5 menit menggunakan vortex mixer. Pemisahan emulsi antar xylene dan air diukur berdasarkan lamanya pemisahan antar fasa. E. Daya Deterjensi Daya deterjensi dilakukan untuk mengetahui kemampuan surfaktan dalam membersihkan kotoran berlemak. Potongan kain putih yang digunakan berukuran seragam dan larutan pengotor dibuat dari larutan kecap 1%. Kain dimasukkan ke dalam larutan pengotor, kemudian dibiarkan selama 30 menit. Setelah diangkat, potongan kain yang telah dikotori tersebut kemudian ditiriskan selama 1 jam.

Bentuk visual dari MES yang dihasilkan