BAB I PENDAHULUAN. Daya tarik kota Yogyakarta masih dianggap sebagai salah satu. destinasi wisata favorit di Indonesia bagi wisatawan dosmestik dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan yang datang dengan akomodasi yang baik. macam fasilitas pendukung, seperti, ballroom, ruang pertemuan, spa,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan industri perhotelan yang semakin kompetitif, organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kota pariwisata dan kota pelajar dengan unsur budaya yang melekat, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, melakukan perjalanan wisata dianggap sebagai suatu kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sendiri digunakan di semua organisasi: manufacturing, merchandising and service (Hansen, Mowen, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil serta penurunan nilai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami

Kata kunci: Analisis Profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive

I. PENDAHULUAN. pelaku usaha atau perusahaan sudah semestinya menyiapkan strategi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. menjaga hubungan baik dengan konsumen telah menyita perhatian semua

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Naisbitt, 1994:131). Tidak mengherankan bahwa industri

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini keberadaan industri pariwisata The leading

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala sektor. Salah satu sektor pembangunan yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan hotel bintang dan non-bintang di Daerah

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB 1 PENDAHULUAN. Desain standard..., Fakhrina 1 Kurnianti, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Data Jumlah Hotel Di Jawa Barat Tahun Jumlah Hotel Kota Bogor 47. Kota. Sukabumi. Kota

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Melalui hasil observasi yang di lakukan oleh penulis pada hotel mahkota graha kota

BAB I PENDAHULUAN. menarik para tourist untuk berkunjung ketempat pariwisata tersebut, apabila

BAB II CUSTOMER PROFITABILITY ANALYSIS (CPA) Definisi Customer Profitability Analysis

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PRODUKSI HIGH BURNER PT. BAHAMA LASAKKA, BATUR, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa

HOTEL BISNIS DI KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berkaitan erat dalam perhitungan kos produk. Bila pengalokasian biaya

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

TIME-DRIVEN ACTIVITY-BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan. kestabilan perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu, perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan. Industri pariwisata dewasa ini sudah memasuki apa yang disebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daya tarik kota Yogyakarta masih dianggap sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia bagi wisatawan dosmestik dan mancanegara. Menurut Aris Riyanta sebagai Kepala Dinas Pariwisata DIY di tahun 2015 peningkatan wisatawan mancanegara sekitar 5-10 persen dan wisawatan domestik 10-15 persen dibandingkan tahun 2014 (Republika, 2015). Peningkatan ini sejalan dengan iklim investasi perhotelan yang semakin pesat oleh para investor. Menurut Istijab Danunagoro selaku Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), jumlah total hotel berbintang mencapai 87 hotel dan 1.010 hotel non-bintang yang telah beroperasi. Di tahun 2016, terdapat 110 permohonan izin yang masuk untuk mendirikan bangunan hotel di Yogyakarta (Tempo, 2016). Meningkatnya jumlah hotel yang berdiri tidak sebanding dengan jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta.Ketua PHRI memperingatkan agar pengusaha hotel bintang 5 hingga hotel kelas melati tidak melakukan perang tarif kamar untuk memperoleh dan mempertahankan konsumen (Kabar24, 2015).Menghadapi persaingan hotel yang semakin ketat, pihak manajemen hotel mulai melakukan perubahan strategi. Strategi yang 1

dilakukan mulai dari promo harga kamar hingga peningkatan kualitas pelayanan kamar guna menciptakan loyalitas konsumen terhadap hotel. Peningkatanpelayanan hotel ini ternyata juga ikut meningkatkan aktivitas dan biaya tanpa diikuti oleh peningkatan pendapatan. Hal ini akan berdampak pada penurunan laba hotel. Kondisi ini membuat hotel mulai menerapkan market targeting untuk mengukur setiap profitabilitas konsumen hotel. Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan pihak manajemen hotel dalam proses mengidentifikasi dan mengambilan keputusan terkait peningkatan kualitas siklus operasional perusahaan. Informasi akuntansi manajemen digunakan di semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan (Hansen & Mowen, 2006). Mengidentifikasi biaya dan manfaat dari peningkatan pelayanan kepada konsumen tertentu atau tipe konsumen guna meningkatkan profit perusahaan secara keseluruhan dibutuhkan customer profitability analysis. Menurut Dalci & Tanis (2009), customer profitability analysis lebih penting diterapkan pada perusahaan jasa karena biaya yang terjadi ditentukan oleh perilaku kosumen. Dalci& Tanis (2009) mengatakan bahwa customer profitability analysis membandingkan antara biaya dalam memberikan pelayanan kepada tipe konsumen tertentu dengan keuntungan yang dapat diperoleh guna meningkatkan profitabilitas organisasi secara keseluruhan. Sehingga 2

perusahaan dapat melihat apakah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan dapat meningkatkan profit setiap tipe konsumen. Diantara satu konsumen dan konsumen lainnya memiliki aktivitas yang berbeda-beda. Beberapa konsumen membutuhkan waktu lebih lama untuk memutuskan jenis makanan atau minuman yang akan diminum saat mereka ke restoran, tetapi beberapa konsumen lainnya memutuskan lebih cepat. Begitu juga dengan kebutuhan aktivitas pelayanan front office hotel dimana beberapa konsumen membutuhkan beberapa saran terkait fasilitas apa saja yang ada di hotel, sedangkan beberapa konsumen memutuskan lebih cepat fasilitas hotel yang akan mereka gunakan. Oleh sebab itu, pihak manajemen membutuhkan customer profitability analysis untuk melihat profitabilitas konsumen yang mengguntungkan dan tidak mengguntungkan bagi perusahaan serta membantu manajemen dalam memutuskan aktivitas mana yang perlu dipertahankan atau dikurangi sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pengukuran pembebanan biaya pelayanan kepada tipe konsumen tertentu dilakukan dengan menggunakan pendekatan Activity-Based Costing. Menurut Mulyadi (2007: 51), implementasi Activity-Based Costing dalam organisasi mengubah manajemen dalam pengelolaan proses bisnis. Activity- Based Costing menghasilkan informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi manajemen perusahaan dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas. 3

Pengelolaan aktivitas organisasi ini diarahkan kepenyediaan produk/jasa bagi kepentingan pemuasan kebutuhan konsumen. Kesulitan perusahaan didalam mengimplementasikan Activity-Based Costing menyebabkan sistem ini menjadi tidak efektif, mahal, memakan waktu dan sulit untuk diterapkan. Munculnya sistem baru yaitu Time-Driven Activity-Based Costing untuk menyempurnakan sistem terdahulunya. Menurut Kaplan & Anderson (2007) Time-Driven Activity-Based Costing merupakan pendekatan yang sederhana dan lebih akurat dibandingkan dengan traditional Activity-Based Costing. Time-Driven Activity-Based Costing hanya memerlukan dua parameter yaitu: 1. Biaya per unit dari kapasitas persediaan 2. Waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi atau suatu aktivitas. Kriteriapenerapan Activity-Based Costing di perusahaan menurut Supriyono (1999) yaitu produk/jasa yang dihasilkan bermacam-macam, biaya tidak langsung lebih besar dibandingkan biaya langsung, dan ketatnya persaingan industri yang ada. Persyaratan tersebut sesuai dengan kondisi yang dialami Hotel Hyatt Regency Yogyakarta. Hotel Hyatt Regency Yogyakarta sebagai salah satu hotel bintang lima di Yogyakarta yang menghadapi ketatnya persaingan industri perhotelan serta produk/jasa yang dihasilkan bermacam-macam. 4

Hotel yang dibangun tahun 1997 dengan menempati lahan seluas 24 hektar menawarkan 269 kamar, 1 bar dan 3 restoran dengan view yang berbeda, lapangan untuk bermain golf, area swimming pool, fitness center, tennis, aktifitas salon dan spa serta ballroom. Sumber pendapatan hotel ini terdiri dari 3 bagian yaitu revenue kamar (60%), revenuefood & beverage (30%), serta others revenue seperti spa, fitness, golf dan sebagainya (10%). Konsumen hotel yang datang menginap dan memberikan rooms revenue terdiri dari beberapa tipe: 1. Transient (Perorangan) adalah konsumen hotel yang datang perorangan, terbagi manjadi beberapa tipe yaitu retail, discount, negotiated, qualified, wholesale. 2. Group (Kelompok) adalah konsumen hotel yang datang berkelompok, terbagi menjadi beberapa tipe yaitu corporate, association/convention, government, tour group dan SMERF (Social, Military, Educational, Religious, Fraternal). 1.2 Rumusan Permasalahan Perkembangan bisnis perhotelan yang semakin pesat, tidak didukung oleh peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Pihak manajemen hotel mulai menyusun strategi mulai dari promo harga kamar hingga peningkatan kualitas pelayanan kamar guna menciptakan loyalitas konsumen terhadap hotel. Tanpa disadari oleh pihak manajemen hotel, peningkatan pelayanan hotel juga ikut meningkatkan aktivitas dan biaya 5

tanpa diikuti oleh peningkatan pendapatan sehingga berdampak pada penurunan laba hotel. Agar mampu bersaing dan mempertahankan hidup perusahaan kedepannya, pihak manajemen perlu mengetahui: 1. Biaya yang dikeluarkan hotel untuk melayani setiap tipe konsumen dengan menggunakan metode Time-Driven Activity-Based Costing. 2. Kontribusi setiap tipe konsumen terhadap laba hotel dengan menggunakan metode Time-Driven Activity-Based Costing. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian ini terdiri dari: 1. Berapakah biaya yang di dikeluarkan hotel untuk melayani setiap tipe konsumen dengan menggunakan metode Time-Driven Activity-Based Costing? 2. Berapakah kontribusi setiap tipe konsumen terhadap laba hotel dengan menggunakan metode Time-Driven Activity-Based Costing? 1.4 TujuanPenelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui biaya yang dikeluarkan hotel untuk melayani setiap tipe konsumen dengan menggunakan metode Time-Driven Activity-Based Costing. 6

2. Mengetahui kontribusi setiap tipe konsumen terhadap laba hotel dengan menggunakan metode Time-Driven Activity-Based Costing. 1.5 Manfaat Penelitian Adapaun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Diharapkan perusahaan dapat mengetahu dan mengukur biaya serta kontribusi setiap tipe konsumen terhadap laba perusahaan. Sehingga perusahaan dapat memutuskan aktivitas yang perlu dipertahankan atau dikurangi dalam proses pelayanan terhadap konsumen hotel. 2. Bagi Dunia Akademik Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan tambahan informasi mengenai analisis profitabiltas konsumen menggunakan pendekatan Time-driven Activity-Based Costing studi kasus pada Hotel Hyatt Regency Yogyakarta. 1.6 Proses Penelitian Tahapan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: 7

2. Tujuan Penelitian 3. Pondasi Teoritikal Penelitan Studi Kasus 1. Pertanyaan Penelitian 4. Metode Penelitian Studi Kasus 5. Temuan dan Analisis Sumber: Pedoman Umum Penulisan Tesis (Program Maksi UGM, 2015) Gambar 1.1 Proses Penelitian Studi Kasus 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini terbagi dalam beberapa bagian, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Uraian dalam bab ini akan dimulai dengan pokok-pokok pikiran yang melatarbelakangi penelitian ini, kemudian berdasarkan latar belakang tersebut penulis lalu mengemukakan masalah penelitian dalam suatu rumusan masalah. Bab ini juga akan menguraikan mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian dan setelah itu pokok-pokok pembahasan dalam suatu bab akan dikemukakan dalam sub bab sistematika penulisan. 8

BAB II: TINJAUAN LITERATUR Bab ini berisi penjelasan teori-teori mengenai customer profitability analysis, Activity-Based Costing dan Time-Driven Activity-Based Costing serta informasi lain yang berkaitan dengan pokok kajian penelitian yang menjadi dasar pemikiran untuk pembahasan topik penelitian ini baik yang tertuang dalam buku, jurnal publish, media cetak maupun elektronik. BAB III: LATAR BELAKANG KONTEKSTUAL OBJEK PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai data dan informasi yang berhubungan dengan Hyatt Regency Yogyakarta sebagai objek penelitian seperti sejarah singkat perusahaan, profil perusahaan, kategori konsumen hotel, tujuan dan rencana perusahaan untuk meningkatkan pelayanan konsumen serta kinerja keuangan perusahaan. BAB IV: RANCANGAN PENELITIAN STUDI KASUS Di dalam bab ini pembahasan mengenai data penelitian, teknik dan alat pengumpulan serta metode analisis yang digunakan penulis. BAB V: PEMAPARAN TEMUAN INVESTIGASI KASUS Bab ini menguraikan temuan-temuan dalam investigasi berdasarkan format yang telah ditentukan kemudian nantinya temuan tersebut akan dirumuskan menjadi material analisis atau diskusi hasil investigasi penelitian ini. 9

BAB VI : ANALISIS DAN DISKUSI HASIL INVETIGASI KASUS Bab ini berisi rumusan mengenai temuan-temuan pada bab sebelumnya yang akan di analisa dan didiskusikan secara komprehensif sesuai dengan landasan teori yang telah ditentukan sebelumnya agar menjawab pertanyaan penelitan yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB VII : SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab bagian akhir penelitian ini berisikan uraian mengenai ringkasan penelitian, kesimpulan, keterbatasan serta rekomendasi yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan, penulis serta pembaca. 10