SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PEDOMAN DAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S.1) GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SE KALIMANTAN TIMUR Samarinda, 17 Mei 2010 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Malam dan Salam Sejahtera bagi kita semua. Yth. Pembimas Agama Katholik Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Kaltim Yth. Para Pejabat Dilingkungan Kanwil Kementerian Agama Prov. Kalimantan Timur Yth. Para Nara Sumber, Undangan dan Seluruh Peserta Sosialisasi yang Berbahagia Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena kita masih dianugerahi kesehatan yang melimpah; sehingga kita semua dapat sampai di tempat ini dengan selamat dan dalam keadaan yang prima untuk
2 menghadiri acara Pembukaan Pertemuan Sosialisasi Pedoman dan Pelaksanaan Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S.1) Guru Pendidikan Agama Katolik melalui Program Dual Modes System, dengan Tema : Melalui Bimbingan Teknis Administrasi Guru Pendidikan Agama Katolik, kita tingkatkan Pelayanan Kepada Umat Katolik, di Balai Latihan Kerja Industri di Kota Samarinda. Bapak, ibu yang kami hormati, Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik S.1/D.4, Kompetensi, Serifikasi Pendidik, Sehat Jasmani dan Rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
3 Nasional. Persyaratan Kualifikasi Akademik dibuktikan dengan Ijazah yang dimiliki, yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, sedangkan persyaratan kompetensi yang mencakup kopetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dibuktikan dengan Sertifikat Pendidik. Mengingat bahwa persyaratan bagi seorang guru, termasuk Guru Pendidikan Agama Katolik; harus terpenuhi persyaratan tersebut paling lambat akhir tahun 2015 yang seperti tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, psl 82 ayat 2, maka Kementerian Agama mengambil langkah konkrit untuk mempercepat pemenuhan persyaratan tersebut secara efisien, efektif, akuntabel dan terjangkau. Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S.1) Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan melalui Dual Modes System, merupakan program untuk mewujudkan hal
4 tersebut. Jadi Dual Modes System adalah program peningkatan kualifikasi akademik yang mengintegrasikan system pembelajaran konvensional (tatap muka) dan system pembelajaran mandiri. Secara garis besar pertemuan sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S.1) Guru Pendidikan Agama Katolik ini nantinya akan membicarakan antara lain latar belakang, tujuan dan sasaran, kurikulum, sistem pembelajaran, sistem konversi SKS, persyaratan dan mekanisme penerimaan mahasiswa, dan halhal teknis lainnya yang terkait dengan pelaksanaan program, yang diharapkan menjadi pedoman bagi Guru Pendidikan Agama Katolik, Pejabat Bimas Katolik di Daerah, Lembaga Pendidikan Tinggi Katolik dan Pihak-Pihak yang berkepentingan lainnya..
Bapak, Ibu hadirin yang kami hormati, 5 Sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat, serta pengaruh globalisasi maka kebijakan pemerintah harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk kualitas Guru Pendidikan Agama Katolik perlu terusmenerus secara rutin mendapat pencerahan dan ditingkatkan; dari tahun ke tahun Pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga Pendidikan Agama dan Keagamaan telah melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan bidang pendidikan agama dan keagamaan, melalui berbagai kegiatan seperti penataran, pertemuan, pembinaan, workshop, lokakarya, seminar, retret, rekoleksi, dan bentuk lain yang sejenis. Dalam kesempatan yang berbahagia ini, Guru Pendidikan Agama Katolik diajak bersama-sama memikirkan dan berupaya mencari solusi agar
6 kemajuan di bidang pengajaran dan pewartaan agama Katolik dapat tercapai sesuai visi dan misi Kementerian Agama yaitu salah satunya ialah meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, pengamalan dan pelayanan kehidupan umat beragama. Seorang Guru Pendidikan Agama Katolik adalah seorang pelopor pembangunan dan agen pembaharuan moral iman, berarti orang yang bertugas untuk memberi pencerahan dalam bidang agama, sekaligus ikut serta mewujudkan tujuan pembangunan Pendidikan Nasional, membantu dalam pembimbingan kepada Siswa Katolik untuk dapat berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Guru Pendidikan Agama Katolik harus memahami tujuan Pembangunan Pendidikan Nasional dan Visi Misi
7 Ajaran Gereja Katolik dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama. Disamping peran sebagai pelopor pembangunan dan agen pembaharuan moral iman, seorang Guru Pendidikan agama Katolik adalah seorang tenaga pastoral, seorang pewarta Sabda, yang pertama-tama memberikan kesaksian tentang imannya sendiri. Seorang Guru Pendidikan Agama Katolik melaksanakan tugas dan fungsi menyangkut ajaran iman dan moral Katolik ditengah-tengah lingkungan pendidikan, keluarga dan masyarakat yang prural/majemuk, oleh karena itu harus memiliki keteladanan dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-harinya. Saudara hadirin yang kami hormati, Sehubungan dengan tugas seorang pendidik diperlukan wawasan yang luas pengetahuannya,
8 sehingga dapat menumbuhkan harga diri dan kepercayaan diri seorang Guru agama Katolik dalam lingkungan sekolah, kehidupan keluarga, lingkungan geraja dan masyarakat. Kemampuan menerapkan metodologi, dapat menciptakan proses belajar-mengajar yang menarik dan berkesan bagi peserta didik dan audien; kemampuan mengelola emosional memungkinkan seorang Guru agama Katolik dapat mengenal diri sendiri maupun orang lain sehingga dapat mengendalikan emosionalnya kepada anak didik atau kelompok sasaran, orangorang yang mendengar dan dikehidupan keluarga maupun masyarakat serta dapat menjalin komunikasi dan relasi dengan orang lain secara bermutu. Kemampuan religius memungkinkan Guru agama Katolik dapat mendengarkan suara hatinya berdasarkan ajaran agama Katolik yang sesuai dengan Kitab Suci untuk memilih dan bertindak benar dan baik.
9 Hadirin yang kami hormati, Bersamaan dengan tugas kita sebagai seorang Guru agama Katolik, pada saat ini yang tugas kita sudah menanti; maka kita memiliki kuwajiban untuk menyiapkan rencana kerja di sekolah dimasing-masing daerah kita, namun dalam kesempatan ini, tentunya suatu kesempatan untuk bertemu satu dengan yang lainnya sehingga dapat bertukar pikiran, saling menambah wawasan dan berlatih bersama meningkatkan ketrampilan kita dengan cara mengadakan diskusi menyususun program yang harus diikuti yaitu Dual Modes System yang akan dipandu oleh nara sumber yang sudah berpengalaman, oleh karena itu pergunakanlah kesempatan yang langka ini sebaikbaiknya; sehingga setelah selesai kegiatan ini, nanti bapak/ibu sampai di daerah dan tempat tugas masing-masing dapat diaplikasikan pengetahuan yang sudah didapat ini dengan baik yaitu
10 melaksanakan tugas yang biasa, dengan semangat yang luar biasa. Akhirnya dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Pertemuan Sosialisasi Pedoman Dan Pelaksanaan Peningkatan Kualifikasi Sarjana (S.1) Guru Pendidikan Agama Katolik Se Kalimantan Timur Tahun 2010, saya nyatakan dibuka secara resmi. Selamat malam, trimakasih atas perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan, semoga sukses. Wassalamu alaiku wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua Kepala, Drs. H.M. Kusasi, M.Pd