KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

dokumen-dokumen yang mirip
KAWASAN WISATA BETAWI DI CONDET DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR REGIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

DAFTAR ISI BAB I... 0 PENDAHULUAN PENGERTIAN JUDUL LATAR BELAKANG Kawasan Betawi Condet Program Pemerintah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

MUSEUM TELEKOMUNIKASI DI SURAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

REDESAIN PASAR CEPOGO BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

SEKOLAH TERPADU ANAK JALANAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU DI JAKARTA

TAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Perancangan

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. KATA PENGANTAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SURAKARTA

CULTURE PARK DI KABUPATEN KLATEN

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH

DESAIN PREMIS. Dalam merancang Taman Budaya ini menggunakan sebuah metode transformasi perancangan yaitu metode preseden. Metode preseden merupakan

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR PUSAT PERBELANJAAN BATIK DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA PENYUSUN :

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI YOGYAKARTA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI INKLUSIF DI YOGYAKARTA. Siwi Gita Kartika I

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

KANTOR SEWA DAN APARTEMEN DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBIOSIS

TAMAN BERMAIN ANAK DI BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB II KAJIAN TEORI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

Observasi Tak Langsung 11

PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. xii xiii xiv vii

DAFTAR ISI HALAMAN COVER HALAMAN PENGESAHAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

SEKOLAH ALAM BENGAWAN SOLO DENGAN PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR DI KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR

BAB IV PANDUAN KONSEP

KATA PENGANTAR. 2. Bapak Ir. YD. Krismiyanto, M.T., selaku dosen pembimbing II yang turut membimbing dalam penyelesaian penulisan ini.

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

PENGEMBANGAN KAWASAN BUMI PERKEMAHAN KEPURUN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PENATAAN KAWASAN INDUSTRI BATIK DI TRUSMI, CIREBON

GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pusat Batik Solo. Dengan Pendekatan Kearifan Lokal Studi Kasus Kampung Batik Sondakan di Surakarta.

Bab V Konsep Perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

BAB II : TINJAUAN TEORI GALLERY SENI, PRESERVASI, KONSERVASI,

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

Ovy wahyuni ( ) WISATA MUSEUM MAINAN TRADISIONAL Transformasi Mainan Tradisional

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG TUGAS AKHIR DINITYA LAKSITHA PUTRI L2B

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

MUSEUM OLAHRAGA DI KOMPLEKS API ABADI MRAPEN KAB. GROBOGAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) PASAR WISATA PERBELANJAAN TRADISIONAL BAKALAN KRAPYAK DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL Oleh : Adisti Bunga Septerina I.0208090s FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iv UCAPAN TERIMA KASIH v DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR TABEL xvii DAFTAR SKEMA xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pegertian Judul 1 1.1.1 Judul 1 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul 1 1.2 Latar Belakang Permasalahan 2 1.2.1 Kebutuhan Ruang Komunal 2 1.2.2 Potensi Kelurahan Kemlayan 3 1.2.3 Kampung Wisata sebagai Solusi Pemecahan Masalah 4 1.2.4 Arsitektur Kontekstual sebagai Pendekatan Desain 5 1.3 Permasalahan dan Persoalan 6 1.3.1 Permasalahan 6 1.3.2 Persoalan 6 1.4 Tujuan dan Sasaran 7 1.4.1 Tujuan 7 1.4.2 Sasaran 7 1.5 Lingkup Pembahasan dan Batasan 8 1.5.1 Lingkup Pembahasan 8 1.5.2 Batasan Pembahasan 9 1.6 Metode Pembahasan 9 1.6.1 Jenis Data 9 1.6.2 Metode Pengumpulan Data 10 1.6.3 Metode Pembahasan 10 1.7 Sistematika Penulisan 11 vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Ruang Komunal 13 2.1.1 Ruang Komunal secara Global 13 2.1.1.1 Pemahaman Ruang Komunal 13 2.1.1.2 Kebutuhan Dasar Manusia 13 2.1.1.3 Macam dan Pola Interaksi Sosial 14 2.1.2 Pembentukan Ruang Komunal 14 2.1.3 Jenis Ruang Komunal 15 2.2 Tinjauan Ekspresi Budaya Masyarakat 16 2.2.1 Tinjauan Industri Kreatif 17 2.2.1.1 Pemahaman Industri Kreatif 17 2.2.1.2 Industri Kreatif di Indonesia 18 2.2.1.3 Industri Kreatif Mengutamakan Desain dalam Penciptaan Produk 20 2.2.2 Tinjauan Seni 20 2.2.2.1 Pemahaman Seni 20 2.2.2.2 Kategori Seni 21 2.3 Tinjauan Kampung Wisata 25 2.3.1 Tinjauan Kampung 25 2.3.1.1 Pemahaman Kampung 25 2.3.1.2 Kampung Merupakan Sistem Kehidupan Masyarakat 27 2.3.1.3 Ciri Fisik Kampung 27 2.3.1.4 Jenis Kampung 28 2.3.2 Tinjauan Pariwisata 30 2.3.2.1 Pemahaman Pariwisata 30 2.3.2.2 Jenis Pariwisata 31 2.3.2.3 Pengguna Pariwisata 31 2.3.2.4 Komponen Pariwisata 31 2.3.3 Tinjauan Kampung Wisata 32 2.3.3.1 Pengertian Kampung Wisata 32 2.3.3.2 Pendekatan Pengembangan Kampung Wisata 33 2.3.3.3 Komponen Kampung Wisata 33 viii

2.3.3.4 Prinsip Dasar Pengembangan Kampung Wisata 33 2.4 Tinjauan Permukiman 34 2.4.1 Pemahaman Permukiman 34 2.4.2 Kriteria Permukiman 34 2.4.3 Faktor Perkembangan Permukiman 35 2.4.4 Permukiman sebagai Bentang Budaya 37 2.5 Tinjauan Perancangan Kota 38 2.5.1 Pemahaman Perancangan Kota 38 2.5.2 Citra Kota 39 2.5.3 Elemen Citra Kota 39 2.5.4 Teori Perancangan Kota 40 2.5.5 Aspek Jiwa 41 2.5.6 Isu Pokok dan Permasalahan Perancangan Kota 42 2.6 Tinjauan Arsitektur Kontekstual 43 2.6.1 Pemahaman Arsitektur Kontekstual 43 2.6.2 Penerapan Arsitektur Kontekstual 44 2.6.3 Desain Arsitektur Kontekstual yang Responsif 44 2.6.4 Kategori Arsitektur Kontekstual 45 2.6.4.1 Harmony (harmoni/selaras) 45 2.6.4.2 Contras (kontras/berbeda) 46 2.7 Preseden Ruang Komunal 48 2.7.1 Ruang Komunal pada Skala Wisata 48 2.7.2 Ruang Komunal pada Skala Kampung 48 BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA DAN TINJAUAN KELURAHAN KEMLAYAN 3.1 Tinjauan Kota Surakarta 49 3.1.1 Tinjauan Ruang Komunal Kota Surakarta 49 3.1.1.1 Potensi Ruang Komunal Kota Surakarta 49 3.1.1.2 Preseden Ruang Komunal Surakarta 50 3.1.2 Tinjauan Ekspresi Budaya Masyarakat Surakarta 53 3.1.2.1 Tinjauan Industri Kreatif Surakarta 53 ix

3.1.2.2 Tinjauan Seni Surakarta 54 3.1.3 Tinjauan Kampung Wisata Kota Surakarta 56 3.1.3.1 Tinjauan Perkampungan Kota Surakarta 56 3.1.3.2 Tinjauan Pariwisata Kota Surakarta 57 3.1.3.3 Tinjauan Kampung Wisata Kota Surakarta 58 3.2 Tinjauan Kelurahan Kemlayan Surakarta 59 3.2.1 Sejarah Kelurahan Kemlayan 59 3.2.2 Tinjauan Fisik Kawasan 60 3.2.2.1 Letak Kelurahan Kemlayan 60 3.2.2.2 Penggunaan Lahan di Kelurahan Kemlayan 61 3.2.2.3 Sarana dan Prasarana di Kelurahan Kemlayan 61 3.2.3 Tinjauan Non Fisik Kawasan 67 3.2.3.1 Kependudukan 67 3.2.3.2 Kondisi Sosial dan Budaya 68 3.2.3.3 Kondisi Perekonomian 69 3.2.3.4 Kelembagaan 70 3.2.4 Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan Surakarta 71 BAB IV RUANG KOMUNAL KELURAHAN KEMLAYAN SEBAGAI KAMPUNG WISATA YANG DIRENCANAKAN 4.1 Perencanaan Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 77 4.2 Maksud, Tujuan, Fungsi dan Misi 77 4.2.1 Maksud 77 4.2.2 Tujuan 77 4.2.3 Fungsi 78 4.2.4 Misi 78 4.3 Status Kelembagaan Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 78 4.4 Struktur Organisasi Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 79 4.5 Program Kegiatan 80 x

4.5.1 Komunal Industri Kreatif 80 4.5.2 Komunal Kegiatan Sosial Kampung 80 4.5.3 Komunal Seni 80 4.5.4 Kegiatan Akomodasi 81 4.6 Waktu Pelaksanaan Kegiatan 81 4.6.1 Kegiatan Pengelolaan 81 4.6.2 Komunal Industri Kreatif 81 4.6.3 Komunal Kegiatan Sosial Kampung 81 4.6.4 Komunal Seni 82 4.6.5 Kegiatan Akomodasi 82 4.7 Kondisi Site 82 4.8 Keluaran pada Ruang Komunal yang Direncanakan 83 BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perencanaan 84 5.1.1 Tujuan 84 5.1.2 Fungsi 85 5.1.3 Misi 85 5.2 Analisis Sistem Kegiatan 85 5.2.1 Analisis Pelaku Kegiatan 86 5.2.2 Analisis Pola Konfigurasi Kegiatan Pelaku 90 5.3 Analisis Sistem Ruang 91 5.3.1 Analisis Kebutuhan Ruang 91 5.3.2 Analisis Program Ruang 93 5.3.3 Analisis Pola Hubungan Antar Ruang 96 5.4 Analisis dan Konsep Besaran Ruang 102 5.5 Analisis dan Konsep Lokasi dan Site 110 5.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Makro 111 5.5.2 Analisis Pemilihan Lokasi Makro 115 5.5.2.1 Potensi Kelurahan Kemlayan 115 5.5.2.2 Pemilihan Lokasi Komunal 117 5.5.2.3 Pemilihan Lokasi Kantor Pengelola 123 xi

5.5.2.4 Pemilihan Lokasi Bangunan Parkir 124 5.6 Analisis Gubahan Massa, Tampilan dan Tata Masa Bangunan 126 5.6.1 Analisis Arsitektur Kontekstual 126 5.6.2 Analisis Gubahan Massa Bangunan 127 5.6.3 Analisis Tampilan Bangunan 130 5.6.4 Analisis Tata Masa Bangunan 133 5.7 Analisis Aksesibilitas Lokasi 134 5.7.1 Analisis Pencapaian Lokasi 134 5.7.2 Analisis Aksesibilitas Antar Ruang Komunal 136 5.7.3 Analisis Sarana Kampung Wisata 136 5.8 Analisis Sistem Struktur Bangunan 139 5.9 Analisis Sistem Utilitas 140 5.9.1 Analisis Pencahayaan 140 5.9.2 Analisis Penghawaan 142 5.9.3 Analisis Mekanikal Elektrikal 142 5.9.4 Analisis Sistem Sanitasi 143 5.9.5 Analisis Pengamanan Kebakaran dan Petir 143 BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan 146 6.2 Konsep Perancangan 146 6.2.1 Pelaku Kegiatan 146 6.2.2 Konsep Kegiatan 146 6.2.3 Konsep Kebutuhan Ruang 146 6.2.4 Konsep Pola Hubungan Antar Ruang 148 6.2.5 Konsep Besaran Ruang 149 6.3 Konsep Pemilihan Lokasi Makro 152 6.3.1 Konsep Kelurahan yang Dipilih 152 6.3.2 Konsep Pemilihan Lokasi Ruang Komunal 152 6.3.3 Konsep Lokasi Kantor Pengelola 155 6.3.4 Konsep Lokasi Bangunan Parkir 156 xii

6.4 Konsep Gubahan Massa, Tampilan Bangunan dan Tata Massa 157 6.4.1 Konsep Gubahan Massa 157 6.4.2 Konsep Pengaplikasian Tampilan Bangunan 159 6.4.3 Konsep Pengaplikasian Tata Massa 161 6.5 Konsep Aksesibilitas Lokasi 164 6.5.1 Konsep Pencapaian Lokasi 164 6.5.2 Konsep Aksesibilitas Antar Ruang Komunal 164 6.5.3 Konsep Sarana Ruang Komunal 165 6.6 Konsep Sistem Struktur Bangunan 165 6.7 Konsep Sistem Utilitas 168 6.7.1 Konsep Pencahayaan 168 6.7.2 Konsep Penghawaan 170 6.7.3 Konsep Mekanikal Elektrikal 172 6.7.4 Konsep Sistem Sanitasi 172 6.7.5 Konsep Pengaman Kebakaran dan Petir 173 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR UNDUH LAMPIRAN xiii

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 2.1 Contoh ruang komunal outdoor 15 2. Gambar 2.2 Contoh ruang komunal indoor 16 3. Gambar 2.3 Contoh Industri kreatif publikasi dan presentasi 18 4. Gambar 2.4 Contoh Industri kreatif melalui media elektronik 18 5. Gambar 2.5 Contoh Industri kreatif yang ditampilkan ke publik 19 6. Gambar 2.6 Contoh Industri yang padat kandungan seni budaya 19 7. Gambar 2.7 Contoh kelompok desain dengan Kandungan Budaya 19 8. Gambar 2.8 Contoh kelompok desain dengan Muatan Teknologi 19 9. Gambar 2.9 Contoh kelompok Industri dengan Muatan Teknologi 20 10. Gambar 2.10 Contoh seni tradisional 21 11. Gambar 2.11 Contoh seni modern 21 12. Gambar 2.12 Contoh seni kontemporer 21 13. Gambar 2.13 Contoh kampung wisata, Djowo Sekatul 28 14. Gambar 2.14 Contoh kampung adat, kampung Baduy 28 15. Gambar 2.15 Contoh kampung tradisional, kampung Laweyan 29 16. Gambar 2.16 Contoh kampung budaya, Rumah Tembi 29 17. Gambar 2.17 Contoh kampung kota, tepi sungai Brantas 29 18. Gambar 2.18 Contoh kampung industri, Kecamatan Cakung 30 19. Gambar 2.19 Contoh kampung etnis, kota wisata Cibubur 30 20. Gambar 2.20 Lintasan busway merupakan contoh path 40 21. Gambar 2.21 Area Pasar merupakan contoh edge 41 22. Gambar 2.22 Kawasan kota merupakan contoh district 41 23. Gambar 2.22 Kawasan kota merupakan contoh district 41 24. Gambar 2.24 Tugu merupakan contoh landmark 41 25. Gambar 2.25 Rumah-rumah di Ponte Vecchio Italia 45 26. Gambar 2.26 Butterfield House New York 45 27. Gambar 2.27 New Housing Zwolle 46 28. Gambar 2.28 Woll Building dan St James, London 47 29. Gambar 2.29 Piramida Louvre dan Museum Louvre, Paris 47 30. Gambar 2.30 Bank Indonesia dan Museum Bank Indonesia 47 31. Gambar 2.31 Malioboro 48 32. Gambar 2.32 Ngarsopuro 48 33. Gambar 2.33 Ruang Komunal pada Kampung Braga 48 34. Gambar 3.1 RTH Taman Sriwedari 50 35. Gambar 3.2 Taman Balekambang salah satu ruang komunal 50 36. Gambar 3.3 Taman Jurug Surakarta 50 37. Gambar 3.4 Taman Banjarsari Surakarta 51 38. Gambar 3.5 Lapangan Kartopuran Surakarta 51 39. Gambar 3.6 Contoh Pasar Tradisional di Surakarta 51 40. Gambar 3.7 Solo citywalk Surakarta 51 41. Gambar 3.8 Ngarsopuro night market 52 42. Gambar 3.9 Taman Budaya Solo 52 43. Gambar 3.10 Contoh Mall di Solo 52 44. Gambar 3.11 Contoh waterfront bantaran sungai taman Sekartaji 52 45. Gambar 3.12 Contoh jalan hijau pada boulevard UNS 53 46. Gambar 3.13 Persebaran industri budaya Surakarta 53 47. Gambar 3.14 Persebaran industri batik Surakarta 54 48. Gambar 3.15 Persebaran seni pertunjukan di Surakarta 55 49. Gambar 3.16 Persebaran edukasi seni di Surakarta 55 50. Gambar 3.17 Peta kota Surakarta 57 51. Gambar 3.18 Peta wisata Surakarta 57 52. Gambar 3.19 Peta administrasi Kelurahan Kemlayan Surakarta 61 xiv

53. Gambar 3.20 Peta Utilitas Umum Kelurahan Kemlayan Surakarta 63 54. Gambar 3.21 Peta persebaran sarana Kelurahan Kemlayan Surakarta 64 55. Gambar 3.22 Interaksi Masyarakat Kelurahan Kemlayan 68 56. Gambar 3.23 Kondisi jalan Empu Gandring Kemlayan 71 57. Gambar 3.24 Jalur Ct\ity Walkdi Kemlayan 72 58. Gambar 3.25 Kampoeng School sebagai salah satu kegiatan kampung 73 59. Gambar 3.26 Salah satu open space di Kemlayan 76 60. Gambar 3.27 Akomodasi Kelurahan Kemlayan 76 61. Gambar 5.1 Matriks dan diagram buble kegiatan makro 97 62. Gambar 5.2 Matriks dan diagram buble kelompok industri kreatif 98 63. Gambar 5.3 Matriks dan diagram buble kelompok kegiatan sosial kampung 98 64. Gambar 5.4 Matriks dan diagram buble kelompok kegiatan seni 99 65. Gambar 5.5 Matriks dan diagram buble kelompok penyangga 99 66. Gambar 5.6 Matriks dan diagram buble kelompok pengelola 100 67. Gambar 5.7 Lokasi site 110 68. Gambar 5.8 Letak kelurahan Kemlayan pada peta Surakarta 115 69. Gambar 5.9 Peta kelurahan Kemlayan 116 70. Gambar 5.10 Pemetaan lokasi secara makro 117 71. Gambar 5.11 Titik persebaran industri kreatif Kemlayan 119 72. Gambar 5.12 Lokasi terpilih komunal industri kreatif 119 73. Gambar 5.13 Titik persebaran masyarakat Kemlayan 121 74. Gambar 5.14 Lokasi terpilih komunal kegiatan sosial kampung 121 75. Gambar 5.15 Titik persebaran sanggar seni dan bangunan budaya Kemlayan 122 76. Gambar 5.16 Lokasi terpilih komunal seni 123 77. Gambar 5.17 Titik persebaran lokasi komunal 123 78. Gambar 5.18 Lokasi terpilih kantor pengelola 124 79. Gambar 5.19 Penataan parkir pada bangunan parkir 125 80. Gambar 5.20 Lokasi terpilih bangunan parkir 125 81. Gambar 5.21 Analisis dan pemetaan arsitektur kontekstual di Kemlayan 126 82. Gambar 5.22 Analisis bentuk gubahan massa komunal industri kreatif 128 83. Gambar 5.23 Analisis bentuk gubahan massa komunal kegiatan sosial kampung 129 84. Gambar 5.24 Analisis bentuk gubahan massa komunal seni 129 85. Gambar 5.25 Analisis bentuk gubahan massa kantor pengelola 129 86. Gambar 5.26 Analisis bentuk gubahan massa bangunan parkir 130 87. Gambar 5.27 Analisis tampilan bangunan komunal industri kreatif 131 88. Gambar 5.28 Analisis tampilan bangunan komunal kegiatan sosial kampung 132 89. Gambar 5.29 Analisis tampilan komunal seni 132 90. Gambar 5. 30 Analisis tampilan bangunan kantor pengelola 133 91. Gambar 5.31 Analisis tampilan bangunan parkir 133 92. Gambar 5.32 Aksesibilitas transportasi umum 134 93. Gambar 5.33 Aksesibilitas transportasi pribadi 135 94. Gambar 5.34 Aksesibilitas transportasi 135 95. Gambar 5.35 Aksesibilitas antar komunal 136 96. Gambar 5.36 Contoh penggunaan lampu fluorescence 142 97. Gambar 5.37 Contoh penggunaan lampu pijar 142 98. Gambar 5.38 Contoh fire alarm 144 99. Gambar 5.39 Contoh fire estinguisher 144 xv

100. Gambar 5.40 Contoh indoor hydrant 144 101. Gambar 5.41 Contoh outdoor hydrant 144 102. Gambar 5.42 Contoh tangga darurat 145 103. Gambar 6.1 Matriks dan diagram buble kelompok industri kreatif 148 104. Gambar 6.2 Matriks dan diagram buble kelompok kegiatan sosial kampung 148 105. Gambar 6.3 Matriks dan diagram buble kelompok seni 148 106. Gambar 6.4 Matriks dan diagram buble kelompok pendukung 149 107. Gambar 6.5 Matriks dan diagram buble kelompok pengelola 149 108. Gambar 6.6 Letak Kelurahan Kemlayan pada peta Surakarta 152 109. Gambar 6.7 Peta Kelurahan Kemlayan 153 110. Gambar 6.8 Konsep lokasi komunal industri kreatif 153 111. Gambar 6.9 Konsep lokasi komunal kegiatan sosial kampung 154 112. Gambar 6.10 Konsep lokasi komunal seni 155 113. Gambar 6.11 Konsep lokasi kantor pengelola 156 114. Gambar 6.12 Konsep lokasi bangunan parkir 157 115. Gambar 6.13 Konsep bentuk gubahan massa komunal industri kreatif 158 116. Gambar 6.14 Konsep bentuk gubahan massa komunal kegiatan sosial kampung 158 117. Gambar 6.15 Konsep bentuk gubahan massa komunal seni 158 118. Gambar 6.16 Konsep bentuk gubahan massa kantor pengelola 158 119. Gambar 6.17 Konsep bentuk gubahan massa bangunan parkir 159 120. Gambar 6.18 Konsep tampilan bangunan komunal industri kreatif 159 121. Gambar 6.19 Konsep tampilan bangunan komunal kegiatan sosial kampung 160 122. Gambar 6.20 Konsep tampilan bangunan komunal seni 160 123. Gambar 6.21 Konsep tampilan bangunan kantor pengelola 160 124. Gambar 6.22 Konsep tampilan bangunan parkir 160 125. Gambar 6.23 Konsep tata massa komunal industri kreatif 161 126. Gambar 6.24 Konsep tata massa komunal kegiatan sosial kampung 162 127. Gambar 6.25 Konsep tata massa komunal seni 163 128. Gambar 6.26 Konsep peletakan gang entrance 164 129. Gambar 6.27 Konsep sirkulasi jalur ruang komunal 164 130. Gambar 6.28 Konsep sistem struktur bangunan 165 131. Gambar 6.29 Konsep sub struktur 166 xvi

DAFTAR TABEL 1. Tabel 2.1 Nama dan fungsi perangkat gamelan 22 2. Tabel 2.2 Nama dan fungsi alat keroncong 24 3. Tabel 2.3 Alat dan fungsi pertunjukan wayang 24 4. Tabel 3.1 Fasilitas pelayanan ruang publik 49 5. Tabel 3.2 Persebaran industri batik di Surakarta 54 6. Tabel 3.3 Jumlah titik lokasi unit usaha subsektor seni pertunjukan di Surakarta 54 7. Tabel 3.4 Aspek non fisik kota Surakarta 56 8. Tabel 3.5 Jalan Lingkungan Beraspal di Kelurahan Kemlayan 62 9. Tabel 3.6 Jalan lingkungan bukan aspal di kelurahan Kemlayan 62 10. Tabel 3.7 Kondisi Perumahan di Kelurahan Kemlayan 65 11. Tabel 3.8 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan umur 67 12. Tabel 3.9 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan 67 13. Tabel 3.10 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian 69 14. Tabel 3.11 Persebaran Kegiatan Ekonomi di Kelurahan kemlayan 69 15. Tabel 3.12 Data industri kreatif Kemlayan 72 16. Tabel 3.13 Macam kesenian kelurahan Kemlayan 74 17. Tabel 3.14 Nama sanggar seni di Kelurahan Kemlayan 75 18. Tabel 5.1 Karakteristik warga 86 19. Tabel 5.2 Karakteristik wisatawan 87 20. Tabel 5.3 Jumlah pengelola 87 21. Tabel 5.4 Karakteristik pengelola 88 22. Tabel 5.5 Kebutuhan ruang bagi kegiatan warga 91 23. Tabel 5.6 Kebutuhan ruang bagi kegiatan wisatawan 92 24. Tabel 5.7 Kebutuhan ruang bagi kegiatan pengelola 92 25. Tabel 5.8 Program ruang bagi kegiatan warga dan wisatawan 93 26. Tabel 5.9 Program ruang pada ruang komunal 95 27. Tabel 5.10 Program ruang bagi kegiatan pengelola 95 28. Tabel 5.11 Besaran ruang komunal industri kreatif 103 29. Tabel 5.12 Besaran ruang komunal kegiatan sosial kampung 104 30. Tabel 5.13 Besaran ruang komunal kegiatan seni 105 31. Tabel 5.14 Besaran ruang kegiatan pendukung 106 32. Tabel 5.15 Besaran ruang kegiatan pengelola 107 33. Tabel 5.16 Total besaran ruang komunal 110 34. Tabel 5.17 Nama dan fungsi pelayanan kawasan 111 35. Tabel 5.18 Aspek kepentingan dan kawasan strategis 112 36. Tabel 5.19 Penyesuaian kriteria dengan lokasi 113 37. Tabel 5.20 Jenis industri kreatif yang ditampung 118 38. Tabel 5.21 Tumbuhan yang ditanam di RTH 120 39. Tabel 5.22 Nama sanggar seni di kelurahan Kemlayan 122 40. Tabel 5.23 Kebutuhan parkir 124 41. Tabel 5.24 Konsep lansekap yang digunakan 137 42. Tabel 5.25 Konsep perabot jalan yang digunakan 138 xvii

43. Tabel 5.26 Konsep elemen perkerasan yang digunakan 138 44. Tabel 5.27 Konsep tanda jalan untuk kampung wisata 139 45. Tabel 5.28 Perbandingan pengaman bahaya petir 145 46. Tabel 6.1 Program ruang pada ruang komunal 146 47. Tabel 6.2 Program ruang bagi ruang pengelola 147 48. Tabel 6.3 Konsep besaran ruang kelompok komunal industri kreatif 149 49. Tabel 6.4 Konsep besaran ruang kelompok komunal kegiatan sosial kampung 150 50. Tabel 6.5 Konsep besaran ruang kelompok komunal seni 150 51. Tabel 6.6 Konsep besaran ruang kegiatan pendukung 151 52. Tabel 6.7 Konsep besaran ruang kegiatan pengelola 151 53. Tabel 6.8 Konsep struktur pada komunal industri kreatif 166 54. Tabel 6.9 Konsep struktur pada komunal kegiatan sosial kampung 167 55. Tabel 6.10 Konsep struktur pada komunal seni 167 56. Tabel 6.11 Konsep struktur pada area parkir 168 57. Tabel 6.12 Konsep struktur pada kantor pengelola 168 58. Tabel 6.13 Konsep sistem pencahayaan komunal industri kreatif 169 59. Tabel 6.14 Konsep sistem pencahayaan komunal kegiatan sosial kampung 169 60. Tabel 6.15 Konsep sistem pencahayaan komunal seni 169 61. Tabel 6.16 Konsep sistem pencahayaan area parkir 169 62. Tabel 6.17 Konsep sistem pencahayaan kantor pengelola 170 63. Tabel 6.18 Konsep sistem penghawaan komunal industri kreatif 170 64. Tabel 6.19 Konsep sistem penghawaan komunal kegiatan sosial kampung 171 65. Tabel 6.20 Konsep sistem penghawaan komunal seni 171 66. Tabel 6.21 Konsep sistem penghawaan area parkir 171 67. Tabel 6.22 Konsep sistem penghawaan kantor pengelola 171 68. Tabel 6.23 Konsep pengaman kebakaran komunal industri kreatif 173 69. Tabel 6.24 Konsep pengaman kebakaran komunal kegiatan sosial kampung 173 70. Tabel 6.25 Konsep pengaman kebakaran komunal seni 174 71. Tabel 6.26 Konsep pengaman kebakaran area parkir 174 72. Tabel 6.27 Konsep pengaman kebakaran kantor pengelola 174 xviii

DAFTAR SKEMA 1. Skema 4.1 Struktur organisasi pengelola ruang komunal Kelurahan Kemlayan 79 2. Skema 5.1 Struktur organisasi pengelola 87 3. Skema 5.2 Pola kegiatan warga 90 4. Skema 5.3 Pola kegiatan wisatawan 90 5. Skema 5.4 Pola kegiatan pengelola 91 6. Skema 5.5 Pola kegiatan kelompok industri kreatif 98 7. Skema 5.6 Pola kegiatan sosial kampung 98 8. Skema 5.7 Pola kegiatan kelompok kesenian 99 9. Skema 5.8 Pola kegiatan kelompok pendukung 99 10. Skema 5.9 Pola kegiatan kelompok pengelola 100 11. Skema 5.10 Pola kegiatan makro 101 12. Skema 5.11 Analisis pencahayaan 141 13. Skema 6.1 Konsep sistem penghawaan 170 14. Skema 6.2 Konsep pendistribusian listrik 172 15. Skema 6.3 Konsep pendistribusian air bersih 172 16. Skema 6.4 Konsep pendistribusian air kotor yang berasal dari servis 173 17. Skema 6.5 Konsep pendistribusian air kotor yang berasal dari hujan 173 xix