BAB IV ANALISIS Analisis Pelaku Kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

KATA PENGANTAR. Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara, Jakarta. TOPIK : ARSITEKTUR BERKELANJUTAN- HEMAT ENERGI

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERANCANGAN

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI DENGAN PENDEKATAN PERANCANGAN PASIF PADA ASRAMA ATLET DI SENAYAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Massa Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB III: DATA DAN ANALISA

PENGAPLIKASIAN KONSEP HEMAT ENERGI DI WISMA ATLET SENAYAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2010/2011

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS Analisis menggunakan metode G. Broadbent yang berisi bagaimana pendekatanpendekatan yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan arsitektur diantaranya adalah ditinjau dari aspek manusia aspek lingkungan, dan aspek bangunan. 4.1 ASPEK MANUSIA Analisis manusia bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan pelaku yang terlibat dalam sekolah dan asrama arsitektur Binus ini, sehingga dengan mengetahui kegiatan apa saja yang terjadi dalam sekolah dan asrama Binus ini maka akan muncul kebutuhan ruang dan hubungan ruangnya. 4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan Analisis pelaku kegiatan adalah analisis yang melibatkan siapa saja pelaku yang berperan dalam kegiatan di sekolah maupun di asrama, berikut adalah analisis pelaku kegiatan dalam sekolah dan asrama binus university : 1. Mahasiswa Mahasiswa pun terdiri dari 2 tipe yaitu mahasiswa yang tidak tinggal dalam asrama dan mahasiswa yang tinggal dalam asrama, asrama arsitektur binus ini pun ditujukan bagi mahasiswa tahun pertama dengan asumsi mahasiswa tahun pertama dari luar daerah dapat menjalani proses adaptasi di kota Jakarta dan sehabis tahun pertama di area asrama, mereka dapat mencari tempat tinggal atau kos di sekitar area sekolah. Hal ini bertujuan untuk mencegah kapasitas ruang kamar asrama yang terbatas karena luasan lahan yang harus berbagi porsi dengan sekolah. Keterbatasan ini dapat dijadikan suatu pengeksklusifan diri dari asrama binus itu sendiri.pengajar Tenaga pengajar atau dosen dalam sekolah memiliki 2 pencapaian bagaimana mereka masuk ke dalam wilayah kampus, ada yang menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. 57

2. Pengelola Pengelola sekolah dan asrama memiliki ruang yang berbeda dan kegiatan yang berbeda lingkupannya. 3. Staff Staff sekolah dan asrama pun dibedakan sehingga ruangan yang dibutuhkan juga berbeda. 4. Pengunjung Pengunjung di dalam konteks ini cukup luas, lingkupan pengunjung dalam sekolah dan asrama arsitektur binus ini adalah orang tua yang ingin mengunjungi anaknya di asrama, orang tua yang diundang bila ada kegiatan sekolah, professional yang diundang dalam acara sekolah, masyarakat umum yang dapat masuk ketika diadakannya sebuah pameran, dan lain-lain. 5. Service Cakupan servis diataranya janitor, satpam, petugas kantin, dan lainlain. Sehingga servis pun harus dibedakan antara sekolah dan asrama karena lingkupan wilayah yang besar. 4.1.2 Analisis Pola Kegiatan Analisis pola kegiatan akan diolah mengacu pada jenis-jenis pelaku dalam sekolah dan asrama arsitektur binus berdasarkan hasil yang didapatkan dalam analisis kegiatan pelaku. 1. Sekolah 58

Mahasiswa Gambar 4.1.1. Diagram Pola kegiatan mahasiswa Pengajar Gambar 4.1.2. Diagram Pola kegiatan pengajar 59

Pengelola Pada pola kegiatan pengelola sekolah dibuat sama seperti pengelola asrama, berikut adalah diagram pola kegiatan pengelola asrama Gambar 4.1.3. Diagram Pola kegiatan pengelola Staff Staff dalam sekolah melingkupi bagian administratif, building management, bagian kemahasiswaan dan lain-lainnya berikut adalah diagram pola kegiatannya : 2. Gambar 4.1.4. Diagram Pola kegiatan staff 60

Cleaning Service Secara garis besar diagram kegiatan pekerja kebersihan di sekolah adalah sebagai berikut : Gambar 4.1.5. Diagram Pola kegiatan cleaning service Petugas Keamanan Diagram kegiatan pada petugas keamanan tidak terlalu jauh berbeda dengan petugas kebersihan, berikut ada diagramnya : Gambar 4.1.5. Diagram Pola kegiatan cleaning service 61

Petugas Kantin Area pendukung fasilitas kantin merupakan area yang di akses dengan jalur berbeda dari akses utama mahasiswa, para petugas memasukan bahan makanan dari jalur belakang untuk kebutuhan kantin, berikut adalah diagram kegiatan petugas kantin : Gambar 4.1.6. Diagram Pola kegiatan petugas kantin 2. Asrama Mahasiswa Interen Asrama Berikut adalah pola kegiatan mahasiswa yang berasrama di area sekolah arsitektur Binus University : 62

Gambar 4.1.7. Diagram Pola kegiatan mahasiswa asrama Mahasiswa luar atau pengunjung luar asrama Berdasarkan hasil survey, sistem berkunjung pada asrama arsitektur binus ini mengacu pada sistem binus square karena dirasa lebih aman untuk penghuninya. Pengunjung tidak boleh langsung berkunjung ke kamar mahasiswa yang dituju melaikan harus melewati berbagai prosedur diantaranya harus menitipkan kartu tanda pengenal, dan apabila kegiatan berkunjung dirasa hanya membutuhkan waktu singkat maka disediakan sebuah ruang komunal untuk bertemu di area itu. Berikut adalah diagram pola kegiatan pengunjung : Gambar 4.1.8. Diagram Pola kegiatan tamu asrama 4.1.3 Analisis Kebutuhan dan Luasan Ruang Kurikulum Sekolah Pada proyek sekolah tentu saja akan membahas kurikulum dan sistem perkuliahan dari mata kuliah apa saja yang akan diasumsikan ada di dalam sekolah, sistem pergantian kelas, mata kuliah dan di ruang mana akan diletakan. Menurut kepala jurusan arsitektur Binus, Bapak Bobby Saragih, pada saat ini 63

arsitektur binus mempunyai target sebesar 90 orangnya per angkatan, namun jumlah yang membengkak di tahun 2011 memaksa jumlah per angkatan bertambah menjadi 120 orang. Pada proyek sekolah dan asrama ini target mahasiswa per angkatannya dinaikan menjadi 150 orang dengan tetap membuat kelas penjurusan khusus yaitu real estate, interior dan digital. Bila berbicara kurikulum, kemungkinan kurikulum dalam sebuah sekolah bisa saja berubah sesuai perkembangan ilmu pengetahuannya, namun peneliti berusaha mengumpulkan berbagai asumsi untuk mewadahi kemungkinan yang akan terjadi dengan melakukan berbagai analisis sistem sekolah. Berikut adalah table mata perkuliahan yang diasumsikan ada pada proyek sekolah dan asrama ini mengacu pada mata perkuliahaan arsitektur Binus yang terbaru yaitu tahun 2011 : Semester Ruang Kelas teori Ruang Studio Laboratorium Semester 1 Pengantar Arsitektur Estetika Teknik Komunikasi Arsitektur Metode Perancangan Arsitektur Bahasa Inggris Character Building I Perancangan Arsitektur I Semester 2 Bahasa Inggris II Arsitektur Tradisional Teknologi Bangunan I Perancangan Arsitektur II Komputasi Desain I Teknologi Bahan Semester 3 Bahasa Inggris III Arsitektur Modern Perilaku dalam Arsitektur Perancangan Tapak Perancangan Arsitektur III teknologi Bangunan II Komputasi Desain II Semester 4 Character Building III Entrepreneurship Arsitektur Tropis Pengantar Real Estate Kuantitaf Bisnis Analisis Menegerial Ekonomi Perancangan arsitektur IV Teknologi Bangunan III Presentasi Interior Komputasi desain III Matematika Arsitektur 64

Semester 5 Prinsip Interior Character Building IV Fisika Bangunan Utilitas Penilaian Properti I Leadership Perancangan arsitektur V Teknologi bangunan IV Real Estate II Perancangan Interior Digital Arsitektur IV Fotografi Arsitektur IT for Management Semester 6 Arsitektur Perkotaan Management Proyek Arsitektur Berkelanjutan Metode Penelitian Arsitektur Penilaian Properti II Finacial Accounting Perancangan Arsitektur (RE) Perancangan Arsitektur (Dig) Perancangan Arsitektur (INT) Multimedia Animasi Semester 7 Seminar Kota dan Pemukiman Kerja praketek Semester 8 Tugas Akhir Penjurusan Interior Penjurusan Real Estate Penjurusan Digital Tabel 4.1.1. Tabel Perkuliahan Binus Kelas akan dibagi menjadi 3 tipe yaitu kelas teori dengan meja dan kursi model konvensional, kelas studio dengan meja khusus untuk menggambar manual, dan laboratorium. Semua kelas akan dibuat fleksible dengan menerapkan sekat-sekat ruangan sehingga banyaknya murid terhadap besarnya ruangan dapat disesuaikan, sekat- sekat berlaku pada 3 jenis ruang kelas tersebut. Asumsi jumlah kelas teori 65

Apabila perkuliahan tahun pertama di mulai maka semester pertama yang mulai berjalan adalah semester 1, semester 3, semester 5 dan semester 7, maka asumsi banyak kelas teori akan menjadi seperti berikut : 16 mata kuliah teori yang berjalan di semester ganjil setiap minggu Rata-rata mata kuliah bernilai 2 sks atau sama dengan 1 kali shift jam kuliah Dalam 1 kelas perkuliahan akan dilakukan sebanyak 5 hari dengan 5 kali pergantian shift, maka : 5 hari x 5 shift perkuliahan = 25 shift setiap minggu Asumsi setiap semester terdapat 150 orang mahasiswa sehingga bila kelas dibagi berdasarkan kelompoknya, maka : 150 mahasiswa x 4 semester = 600 mahasiswa 600 mahasiswa : 16 kelompok kelas = ± 37 shift mahasiswa Sehingga jumlah kelas teori yang didapatkan adalah : 37 shift kelas : 25 shift = sekitar ± 2 shift kelas dengan cadangan kelas 1 buah yang digunakan bergantian Pada kebutuhan kelas laboratorium komputer menggunakan cara penghitungan yang sama, berikut adalah asumsi jumlah kelas laboratorium komputer : 5 mata kuliah yang berjalan di semester genap setiap minggunya Rata-rata mata kuliah bernilai 4 sks atau sama dengan 2 kali shift jam kuliah Perkuliahan akan dilakukan sebanyak 5 hari dengan 5 kali pergantian shift, maka : 5 hari x 10 shift perkuliahan = 50 shift setiap minggunya dalam 1 lab Asumsi pada semester 2 dan semester 4 memiliki jumlah mahasiwa 150 orang dan pada semester 6 terdapat 50 orang, dengan asusmsi semester 6 kelas terbagi 3 akibat peminatan yang ada di sekolah, maka : (150 x 2 semester) : 4 kelompok kelas + 50 mahasiswa digital : 2 kelompok kelas = 100 shift Sehingga jumlah kelas teori yang didapatkan adalah : 66

100 shift kelas : 50 shift = 2 buah lab komputer dengan cadangan lab komputer 1 buah Untuk bagian studio akan diterapkan sistem setiap mahasiswa mendapat sebuah meja khusus selama 1 semester, sehingga setiap mahasiswa dibiasakan dengan memiliki meja kerja sendiri layaknya dikonsultan arsitektur, maka asumsi meja dalam sebuah studio adalah : 150 mahasiswa x 7 semester = 1050 meja gambar, Dengan asumsi pada semester 7 mahasiswa tidak memerlukan meja pada studio akibat adanya mata kuliah kerja praktek Eksklusifitas Asrama Jumlah kamar dalam asrama pun dibatasi, asrama menerapkan sistem hunian bagi mahasiswa tahun pertama atau untuk mahasiswa semester 1 dan semester 2 dengan pertimbangan mahasiswa dari luar kota atau daerah dapat tinggal dan mengenal daerah Jakarta selama 1 tahun lalu berikutnya mereka dapat mencari tempat tinggal baru di area sekitar sekolah. Asrama arsitektur binus ini menyediakan 300 kamar, dengan asumsi apabila jumlah kamar berlebih atau tidak terpakai akibat banyak mahasiswa yang berasal dari daerah Jakarta atau tinggal di sekitar sekolah, maka akan diberlakukan sistem khusus dengan memberlakukan sistem asrama dapat dihuni oleh mahasiswa semester berapa pun apabila mahasiswa tersebut mendapat prestasi pada nilai IPKnya, sehingga kamar dapat asrama tidak akan kosong dikemungkianan terburuknya. Kebutuhan ruang dalam sekolah Berikut adalah table pelaku dan kegiatannya sehingga dengan begitu akan didapatkan kebutuhan ruang apa saja yang akan diperlukan dalam sekolah asrama arsitektur binus ini beserta sifat ruang untuk penzoningan area dalam tapak : 67

No. Pelaku Kegiatan 1 Mahasiswa dan Belajar dan mengajar teori Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Ketegori Kelas teori Semi publik pengajar Berdiskusi Ruang diskusi Semi publik 2 Mahasiswa, pengajar, dan Staff 3 Mahasiswa, pengajar, tamu, dan Staff Belajar dan mengajar perancangan Belajar dan mengajar komputer Foto maket, belajar dan mengajar Mengecat model Membuat model dari kayu Membuat model dari besi Studio Lab. Komputer Ruang fotografi Ruang pengecatan Workshop kayu Workshop Besi Semi publik Semi publik Semi publik Semi publik Semi publik Semi publik Mencari literatur Perpustakaan Semi publik Memamerkan maket Area maket Semi publik Menyimpan maket Gudang Maket Semi publik Menyimpan barang dan peralatan Menerima, menunggu, menjemput tamu dll BELAJAR MENGAJAR Gudang Semi publik SERVICE Lobby Buang air, cuci tangan Toilet Melihat pameran Gallery/ showroom Publik Publik Publik Beribadah (muslim) Mushola Publik Mengambil Wudhu Ruang Wudhu Publik Istirahat, makan, minum kantin Publik Ruang 4 Mahasiswa Berkumpul organisasi organisasi Semi publik Bersantai, bermain Student Center Semi publik 5 Pengajar Menunggu jam mengajar ruang tunggu Semi publik Berdiskusi dengan mahasiswa Ruang Diskusi Semi publik Rapat interen dosen Ruang rapat Private Istirahat, bekerja Ruang dosen Private Pantry Buang air, cuci tangan Toilet Dosen Private Private PENUNJANG 6 Staff Mengurus Ruang Admisi publik ADMINISTRATI 68

administrasi Melayani organisasi mahasiswa Mengontrol absen dan kelas Memantau Workshop Mematau studio Memantau Laboratorium Memberikan informasi berkaitan sekolah Rapat staff intern Ruang mahasiswa Semi publik Ruang akademis Semi publik Ruang kepala workshop Ruang kepala studio Ruang kepala lab Ruang informasi Ruang rapat staff Semi publik Semi publik Semi publik Publik Private Struktural sekolah Ruang Rektor Private Ruang Wakil rektor Ruang kepala bagian Private Private 7 Service Tempat absen Ruang HRD Private Menyimpan peralatan Gudang Private Ganti pakaian Ruang ganti Private Menyimpan barang pribadi Ruang loker Private Buang air, cuci tangan Toilet Karyawan Private Makan, minum Pantry Private Istirahat Ruang instirahat Private memasak Dapur kantin Private Simpan suplay Gudang makanan makanan Private Ruang pompa Kontrol pompa air air Private Kontrol listrik darurat Ruang genset Private Kontrol limbah Ruang STP Private Kontrol Kelistrikan asrama Ruang pannel Private Tabel 4.1.2. Kebutuhan ruang sekolah F SERVICE Berikut adalah table data kebutuhan ruang dan program ruang dalam bangunan asrama arsitektur Binus University : 69

No. Pelaku Kegiatan 1 Mahasiswa, tamu dan karyawan 2 Bertemu dengan orang lain, menunggu Kebutuhan Ruang Lobby Sifat Ruang Publik Buang air, cuci tangan Toilet Publik Makan, minum, bersosialisasi Foodcourt Publik Membeli barang seharihari Minimarket Publik Kegiatan transaksi bank Ruang ATM Publik Beribadah (muslim) Mushola Publik Mengambil Wudhu Ruang Wudhu Publik Ruang Publik Kegiatan lain, seminar,dll serbaguna Merokok Ruang merokok Publik Mahasiswa Publik dan tamu Bermain, bersosialisasi Lounge 3 Mahasiswa dan karyawan Check up kesehatan Diskusi, belajar Ruang diskusi Publik Poliklinik Semi publik 4 Mahasiswa Tidur, istirahat Ruang tidur Private 5 Staff mandi, buang air KM/ WC Private Bermain, bersosialisasi makan, minum, bersantai Ruang bermain Private Kantin, cafe Private outdoor Laudry pakaian Ruang laundry Private Fotokopi dokumen Fotokopi Private Olahraga basket / futsal Lapangan basket/futsal Semi publik Olahraga renang Kolam renang Private Ganti pakaian renang Ruang ganti Private Simpan loker renang, fitnes Ruang loker Private Bilas sehabis berenang, fitnes Ruang bilas Private Fitness Ruang fitnes Private Mengontrol penghuni asrama Ruang Administrasi Private Pengawasan bertamu Ruang security Private Tempat absen Ruang HRD Private Menyimpan peralatan Gudang Private Ganti pakaian Ruang ganti Private Ketegori PENUNJ ANG UTAMA PENUNJ ANG PENUNJ ANG OLAHRA GA ADMINIS TRATIF 70

Menyimpan barang pribadi Ruang loker Private Buang air, cuci tangan Toilet Staf Private Makan, minum Pantry Private Istirahat Ruang instirahat Private Ruang kepala asrama Ruang wakil asrama Ruang kepala bagian Private Private Private 6 Service Tempat absen Ruang HRD Private Menyimpan peralatan Gudang Service Ganti pakaian Ruang ganti Service Menyimpan barang pribadi Ruang loker Service Buang air, cuci tangan Toilet Staf Service Makan, minum Pantry Service Istirahat Mencuci pakaian Ruang instirahat Service Ruang cuci laundry Service memasak Dapur kantin Service Gudang Simpan suplay makanan makanan Service Ruang pompa Kontrol pompa air air Service Kontrol listrik darurat Ruang genset Service Kontrol limbah Ruang STP Service Kontrol Kelistrikan asrama Ruang pannel Service Tabel 4.1.3. Kebutuhan ruang Asrama SERVICE Program Ruang No A SEKOLAH Ruangan Ruang Belajar Standar Ruang (m2) Kapasi tas Luasan Ruang (m2) Jumla h Ruang Luas total (m2) Kelas teori 1 m 2 /org 36 36 m 2 4 144 m 2 Studio 9 m 2 / org 36 320 m 2 12 3840 m 2 Ruang dikusi 2 m 2 / org 200 400 m 2 1 400 m 2 Lab. Komputer 3 m 2 / org 40 128 m 2 3 384 m 2 71

Workshop (fotografi,cat, kayu dan besi) 5 m 2 / org 60 300 m 2 1 300 m 2 Kepala workshop 6 m 2 / org 1 6 m 2 1 6 m 2 Toilet 1.5m 2 /org 20 30 m 2 8 160 m 2 Ruang Janitor 1 m 2 / org 1 1 m 2 6 6 m 2 Gudang Peralatan - - 12 m 2 3 42 m 2 Perpustakaan Ruang baca 10m 2 /org 200 2000 m 2 1 2000 m 2 Ruang komputer 10m 2 /org 20 200 m 2 1 200 m 2 Ruang penitipan barang - - 400 m 2 1 400 m 2 Ruang peminjaman/peng embalian dan info 2 m 2 / org 15 300 m 2 1 300 m 2 Ruang diskusi 10m 2 /org 100 1000 m 2 1 1000 m 2 Ruang rak buku 300 ex 1000 m 2 Kantin Ruang makan 3 m 2 / org 300 900 m 2 1 900 m 2 Tenant kantin 2 m 2 / org 4 8 m 2 8 64 m 2 Ruang cuci 2 m 2 / org 2 4 m 2 1 4 m 2 Toilet kantin 1.5m 2 /org 10 16 m 2 2 32 m 2 Area Wastafel 1 m 2 / org 10 10 m 2 1 10 m 2 Hall serba guna Hall 2 m 2 / org 250 500 m 2 1 500 m 2 Gudang simpan R.serbaguna - - 40 m 2 1 40 m 2 Ruang organisasi 1.6m 2 /org 40 64 m 2 1 64 m 2 Klinik 3.5m 2 /org 4 18 m 2 1 72 m 2 Student Center 2/org 350 700 m 2 1 700 m 2 Mushola 2 m 2 / org 6 12 m 2 2 24 m 2 Ruang Wudhu 1 m 2 / org 5 5 m 2 2 10 m 2 Ruang fotokopi 5 m 2 / org 6 30 m 2 1 30 m 2 Intern Sekolah Ruang admisi 2.5 m 2 / org 80 200 m 2 1 200 m 2 72

Ruang mahasiswa 2 m 2 / org 15 30 m 2 1 30 m 2 Ruang akademis 3 m 2 / org 10 30 m 2 1 30 m 2 Ruang informasi 2 m 2 / org 60 125 m 2 1 125 m 2 Ruang rapat staf 2 m 2 / org 15 30 m 2 2 60 m 2 Area Pengajar Ruang tunggu 2 m 2 / org 10 20 m 2 1 20 m 2 Ruang diskusi 2 m 2 / org 60 120 m 2 1 120 m 2 Ruang rapat dosen 1.5m 2 /org 20 35 m 2 1 35 m 2 Ruang dosen 3 m 2 / org 3 10 m 2 30 300 m 2 Pantry 2 m 2 / org 3 6 m 2 1 6 m 2 Area Karyawan Time Keeper 2 m 2 / org 1 2 m 2 1 2 m 2 Ruang toilet/ganti 1.5m 2 /org 4 6 m 2 2 12 m 2 Ruang loker 1 m 2 / org 5 5 m 2 2 10 m 2 Pantry 1.5m 2 /org 2 3 m 2 1 3 m 2 Ruang Istirahat 2 m 2 /org 20 40 m 2 1 40 m 2 TOTAL LUASAN SEKOLAH - 30% SIRKULASI 13625 B ASRAMA Hunian Ruang tidur single 16 m 2 /org 1 16 m 2 80 1280 m 2 Ruang tidur double 12 m 2 /org 2 24 m 2 40 960 m 2 KM / WC 4 m 2 / org 10 40 m 2 8 320 m 2 Pantry 2 m 2 / org 6 12 m 2 8 96 m 2 Ruang Bersama 2 m 2 / org 10 20 m 2 8 160 m 2 Ruang Jemur - - 20 m 2 8 160 m 2 Fasilitas Lounge 3 m 2 / org 150 450 m 2 1 450 m 2 Ruang diskusi 2m 2 /org 5 10 m 2 5 50 m 2 Area ATM 2 m 2 / org 5 10 m 2 2 20 m 2 Ruang loker 1 m 2 / org 15 15 m 2 1 15 m 2 Ruang bilas 5 m 2 / org 15 75 m 2 2 150 m 2 3.5 m 2 / Ruang fitnes org 50 175 m 2 1 175 m 2 Ruang laundry 4 m 2 / org 5 20 m 2 1 20 m 2 73

Staf Ruang admisi 2.5m 2 /org 8 200 m 2 1 200 m 2 Ruang security 3 m 2 / org 3 9 m 2 2 18 m 2 Pantry 6 m 2 / org 1 6 m 2 1 6 m 2 Ruang internal 4 m 2 / org 20 80 m 2 1 90 m 2 Ruang rapat 1.5m 2 /org 8 12 m 2 1 12 m 2 Service Ruang pompa air 1 12 m 2 1 12 m 2 Ruang genset 1 130 m 2 1 130 m 2 Ruang STP 1 40 m 2 1 40 m 2 Ruang pannel 1 4 m 2 8 32 m 2 TOTAL LUASAN ASRAMA - 30% SIRKULASI 4396 TOTAL LUAS L. Sekolah + L. 13625 + 4396 = BANGUNAN Asrama 18021 + 30 % Sirkulasi 23.427,3 Tabel 4.1.4. Program ruang 4.1.4 Analisis Hubungan Ruang Dalam proyek ini terdiri dari 2 buah kegiatan besar yaitu sekolah dan asrama, sehingga hubungan makro antar ruang perlu direncanakan agar sifatsifat ruang tidak berbentrokan satu sama lain. Berikut adalah hubungan antar ruang secara lingkup besar : 74

Gambar 4.1.9. Hubungan antar ruang makroproyek Hubungan Antar Ruang Sekolah Hubungan ruang dalam lingkup besar Gambar 4.1.10. Hubungan antar ruang makro sekolah 75

Hubungan antar ruang lobby Gambar 4.1.11. Hubungan antar ruang lobby Hubungan antar ruang kelas Gambar 4.1.12. Hubungan antar ruang kelas 76

Hubungan antar ruang perpustakaan Gambar 4.1.13. Hubungan antar ruang perpustakaan Hubungan antar ruang hall Gambar 4.1.14. Hubungan antar ruang hall 77

Hubungan antar ruang kantin Gambar 4.1.15. Hubungan antar ruang kantin Hubungan antar ruang dosen Gambar 4.1.16. Hubungan antar ruang dosen 78

Hubungan antar ruang admin intern Gambar 4.1.17. Hubungan antar ruang admin interen Hubungan antar ruang service Gambar 4.1.18. Hubungan antar ruang service 79

Hubungan Antar Ruang Asrama Hubungan antar ruang asrama secara umum Gambar 4.1.19. Hubungan antar ruang asrama makro Hubungan antar ruang fasilitas olahraga Gambar 4.1.20. Hubungan antar ruang fasilitas olahraga 80

Hubungan antar ruang admisi Gambar 4.1.21. Hubungan antar ruang admisi 81

82

83

84

85

86

4.3 ASPEK BANGUNAN 4.3.1 Analisis Zoning Zoning Horisontal Pada umumnya dalam menentukan zoning ruang, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah hubungan antar ruang, orientasi matahari dan kebisingan. Gambar 4.3.1. Analisis Zoning Ruang Horisontal Gambar 4.3.1 merupakan zoning ruang secara horizontal, sepintas susunan zona dalam tapak mempunyai urutan dari publik atau servis menuju ke area privasi, zoning tersebut merupakan hasil analisis terbaik mengenai panas dari arah barat dan kebisingan dari jalan utama. Area private diletakan lebih kearah timur karena pada area tersebut tidak terlalu banyak kebisingan sehingga tidak akan mengganggu privasi kegiatan belajar ataupun istirahat pada asrama. Pada sisi barat diletakan area publik karena area tersebut bersinggungan dekat dengan jalan utama yang akan menjadi pusat kegiatan publik bangunan yang mendukung area luar sekitarnya. Area private sekolah dan hunian tidak disatukan dikarenakan kebutuhan dan pelaku dalam masing-masing fungsi pun berbeda, sehingga dengan membedakan area dan mengoneksikannya dengan jalur private khusus dari sekolah ke asrama bagi penghuni asrama dan koneksi jalur publik bagi tamu asrama merupakan menjadi solusi terbaik. 87

Zoning Vertikal Pengelompokan area secara vertical pun diperlukan agar hubungan antar kegiatan berdasarkan sifat tidak hanya berlangsung secara horizontal, namun dengan menentukan zoning ruang vertikal, ruangan akan menjadi lebih dinamis dalam peletakannya. Hubungan ruang yang berdekatan dan disusun secara vertikal, akan memperkaya kualitas ruang secara estetik maupun fungsi. Berikut adalah analisis zoning vertikal pada area sekolah : Gambar 4.3.2. Analisis Zoning Ruang vertikal pada sekolah Area servis diletakan paling bawah untuk mempermudah dalam jalur service, dalam area service dapat diletakan mesin genset, STP, ruang pompa dan lain-lain. Area service bersinggungan secara langsung dengan area publik yang diletakan di area bawah agar area publik seperti plaza, lapangan olah raga, dan lain-lain lebih dekat dengan lingkungan sekitarnya. Pada tingkatan selanjutnya diletakan area publik juga diletakan dengan kemungkinan area hall atau tempat pameran dibuat split level agar ruangan terasa lebih dinamis dan dari segi pencahayaan pun akan lebih maksimal bila dipadukan dengan void dari atas bangunan. Pada pengelompokan secara mikro fungsi kelas menjadi semi publik karena dalam berjalannya sistem, mahasiswa dari universitas lain pun dapat berkunjung ke kelas-kelas dan area administrasi menjadi sebuah area private yang tidak dapat dikunjungi oleh orang luar. Pada tingkatan ketiga yang berisi area private juga digabungkan dengan area semi publik yang kemungkinan akan dijadikan perpustakaan dan pada tingkatan sisa diatasnya akan berisi kelas, studio, lab, workshop dan lain-lain. Berikut ini adalah pengelompokan zona pada bagian bangunan asrama yang dibedakan dengan sekolah : 88

Gambar 4.3.3. Analisis Zoning Ruang vertikal pada asrama Sama seperti bagian bangunan sekolah, pada asrama pun peletakannya disesuaikan dengan hubungan ruang secara vertikal agar ada beberapa ruangan yang dapat diberikan jendela besar dan tepat agar pencahayaan dalam ruangan dapat maksimal. Zoning 3 Dimensi Bangunan memiliki tipe landed sehingga perletakan ruang lebih kearah samping dari pada ke atas karena jumlah ketinggian yang hanya 8 lantai. Dari analisis zoning ruang pada bab sebelumnya dapat disimpulkan menjadi diagram zoning horizontal dan vertikal berikut : Gambar 4.3.4. Zoning horizontal dan vertikal sekolah 89

Gambar 4.3.5. Zoning horizontal dan vertikal Asrama 4.3.2 Analisis Bentuk Massa Bangunan Berdasarkan analisis-analisis sebelumnya dapat disimpulkan bentukan massa sementara, permasalahan yang ditemukan diolah dengan cara menganalisis dan diselesaikan dalam skematik konsep. Salah satu elemen utama dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut adalah dengan gubahan massa bangunanan. Dalam proyek ini lebih menekankan antara sekolah dan asrama, namun penelitin mengambil 2 kegiatan penunjang besarnya lainnya yaitu perpusatakaan dan hall pameran. Berikut adalah diagram skematik konsep fungsi utama bangunan : Gambar 4.3.5. Analisis Zoning massa bangunan Pada proyek ini menggabungkan 2 buah fungsi yaitu antara sekolah dan asrama, kemudian 2 fungsi tersebut disatukan oleh fungsi kantin yang bersifat lebih sosial dan dapat berbaul sehingga menciptakan suatu sifat ruang yang komunal. 90

Gambar 4.3.6. Analisis Zoning Gabungan Pada gambar 4.3.6 merupakan zoning gabungan dari kedua fungsi bangunan dengan menyusunnya secara vertikal sehingga meminimalisir perusakan lahan eksisting dan dapat dijadikan penghijauan sekitar bangunan. Pada bagian asrama tetap diletakan zoning fungsi lobby kemudian akses menuju unit hunian dan fasilitas lainnya diberika transfer level langsung menuju lantai 4 melewati fungsi sekolah di lantai 2 dan 3. Berikut adalah analisis gubahan massa dalam tapak setelah melalui berbagai analisis lainnya : 91

Bentuk tapak sebelum diolah, site memanjang dan menghadap arah barat Site diolah dengan luas lantai dasar yang boleh dibangun adalah 8.062,56 m2, bangunan dibuat seperti panggung untuk mengurangi KDB bangunan dan tidak merusak tapak eksisting Penambahan akses jalur kendaraan utama berasal dari jalan Letnan Soepono yang bebas dari rawan kemacetan dan keluar di jalan permata hijau. Jalur akses service masuk melalui jalan Kalimaya. Jalur sirkulasi kendaraan dibuat simple agar tidak terjadi crossing ataupun silrkulasi yang terlalu banyak berputar-putar di dalam tapak karena akan mengganggu aktifitas belajar dan asrama Parkir diletakan dibawah bangunan sekaligus memberikan akses berputar untuk drop off bagian depan bangunan Jalur Akses Kendaraan dan Parkir Massa berwarna merah merupakan bangunan utama sekolah yang bersifat semi publik dan akan menjadi pusat kegiatan mahasiswa dan area komunal bagi Fungsi internal sekolah juga diletakan di depan ditandai denganwarna hijau agar mudah diakses dan terlihat bagi pengunjung yang hendak mendaftarkan dirinya di sekolah ini. Perletakan Sekolah dan area internal 92

SEKOLAH Area kantin asrama dan dan sekolah dijadikan satu dan sehingga menghemat dalam penggunaan ruang dan ruang service(kuning) KANTIN ASRAMA Kantin difungsikan menjadi semacam area komunal yang dapat digunakan oleh 2 fungsi bangunan dan penghubung antara sekolah dan asrama Perletakan Kantin dan konektor fungsi bangunan Bangunan asrama yang ditandai dengan warna hijau lumut diletakan lebih kearah selatan tapak dengan memberikan akses drop off yang berbeda antara sekolah dan asrama. Sirkulasi kearah area asrama pun dikurangi agar area tidak terlalu berisik. Massa Bangunan Asrama dan drop berbeda Area fungsi penunjang mahasiswa sekolah diperluas (merah) dengan memberikan hubungan vertikal Fungsi area penerima lebih formal bagian asrama diberikan untuk memberikan akses utama bagi mahasiswa yang ingin ke fungsi sekolah, dengan membedakan area entrance mahasiswa dan kantor internal membuat jalur masuk ke fungsi sekolah tidak terlalu acakacakan Akses mahasiswa masuk dapat dibuat langsung ke lantai 2 (jingga) sekaligus memerikan area komunal tambahan pada tangga Fungsi vertikal dan entrance bangunan bagi mahasiswa 93

Ruang Serba Guna di lantai 2 Fungsi hall serbaguna diletakan dilantai 2 agar jauh dari kebisingan jalan. Hall serba guna bersifat fleksible, dapat digunakan untuk area diskusi mahasiswa, pameran karya mahasiswa, ataupun untuk melalukan seminar ataupun kuliah umum dalam jumlah besar Massa bangunan berwarna ungu merupakan kelas dan diletakan diatas fungsi penerima asrama hingga lantai 3 guna efisiensi lahan dengan meletakan fungsi keatas, sehingga bagian penerima asrama dihubungkan diatas fungsi sekolah yang nantinya berisi fasilitas asrama dan unit asrama lainnya Fungsi perpustakaan diletakan dilantai 3agar jauh dari kebisingan jalan, kemudian diletakan sedikit menjorok ke depan untuk membuat semacam ruang dibawahnya untuk kegiatan mahasiswa yang bersifat semi outdoor Pada sisi selatan bangunan fungsi fasilitas pendukung asrama berlanjut ke lantai 4 berisikan ruang fitness, kolam renang, laundry, dan lain. Hasil Gubahan Massa Penambahan unit kamar ke atas diletakan memanjang dari sisi utara ke selatan dikarenakan untuk efisiensi ruang dan area bawah yang tidak terpakai dapat dijadikan penghijauan ataupun barrier pepohonan untuk menampis suara dan debu dari kepadatan jalan. Bentukan bangunan unit asrama menghadap matahari barat dan timur akan diatasi dengan kanopi dan balkon untuk memantulkan cahaya langsung ke dalam tiap unit hunian 94

4.3.3 Analisis Pencahayaan dalam Ruang Setiap ruang memiliki standar kekuatan pencahayaan yang berbeda-beda menurut porsi pekerjaan yang dilakukan pada ruangan tersebut. Selain itu peneliti membagi 3 kategori jenis bukaan, yaitu dari tengah seperti jendela pada umumnya, jendela atas dan jendela dari atas atau biasa disebut void. Berikut adalah table kekuatan pencahayaan tiap ruang dan jenis bukaan seperti apa yang tepat : Kekuatan Pencahayaan dan Letak Bukaan pada Ruang Sekolah No. Sifat Kegiatan Nama Ruang Kekuatan pencahaya an (lux) Belajar 1 mengajar Kelas teori 250 Ruang diskusi 300 Studio 750 Lab. Komputer 350 Ruang fotografi Ruang pengecatan 750 Workshop kayu 750 Workshop Besi 750 Perpustakaan 300 2 Penunjang Lobby 100 Toilet 250 Gallery/ showroom 500 Mushola 200 Ruang Wudhu 250 kantin 250 Ruang organisasi 300 Ruang komunal 250 ruang tunggu 250 Ruang Diskusi 300 Ruang rapat 300 Ruang dosen 350 Pantry 300 Toilet Dosen 250 Jenis Bukaan yang Cocok Middle Upper Top 3 Administratif Ruang Admisi 350 Ruang mahasiswa 350 Ruang akademis 350 95

Ruang kepala workshop 350 Ruang kepala studio 350 Ruang kepala lab 350 Ruang informasi 350 Ruang rapat staff 300 Ruang Rektor 350 Ruang Wakil rektor 350 Ruang kepala bagian 350 Gudang 100 4 service Ruang HRD 350 Ruang ganti 250 Ruang loker 250 Toilet Karyawan 250 Pantry 300 Ruang instirahat 250 Dapur kantin 300 Gudang makanan 250 Ruang pompa air 300 Ruang genset 300 Ruang STP 300 Ruang pannel 300 Parkir 50 Tabel 4.3.8. Kekuatan pencahayaan pada bangunan sekolah Kekuatan Pencahayaan dan Letak Bukaan pada Ruang Asrama No. Sifat Kegiatan Nama Ruang Kekuatan pencahay aan (lux) 1 Utama Hunian Ruang tidur 250 KM/ WC 250 Jenis Bukaan yang Cocok Middle Upper Top 2 Penunjang Lobby 100 Toilet 250 Foodcourt 250 Minimarket 250 Ruang ATM 300 Mushola 200 Ruang Wudhu 250 Ruang serbaguna 200 Ruang merokok 250 96

3 administratif Lounge 250 Ruang diskusi 300 Ruang bermain 300 Ruang laundry 200 Fotokopi 250 Ruang Administrasi 350 Ruang security 350 Ruang HRD 350 Gudang 100 Ruang ganti 250 Ruang loker 250 Toilet Staf 250 Pantry 300 Ruang instirahat 250 Ruang kepala asrama 350 Ruang wakil asrama 350 Ruang kepala bagian 350 4 Penunjang OR Ruang ganti 250 Ruang loker 250 Ruang bilas 250 5 Service Ruang fitnes 250 Ruang instirahat 250 Ruang cuci laundry 300 Dapur kantin 300 Gudang makanan 250 Ruang pompa air 300 Ruang genset 300 Ruang STP 300 Ruang pannel 300 Tabel 4.3.2. Kekuatan pencahayaan pada bangunan asrama 97

4.3.3 Analisis Dimensi Bukaan Bangunan Analisis dilakukan dengan cara mengambil sample ruang, dan mengukur besaran bukaan yang dimiliki ruang tersebut, dengan membandingkan pada standar SNI yang dimiliki maka peneliti memiliki gambaran secara kasar mengenai dimensi bukaan pada ruang yang cocok, analisis pun dibantu dengan software ecotect untuk mengetahui dimensi besaran yang kurang lebih cocok. Studi Pencahayaan dalam Ruangan Kelas Arsitektur Binus University Gambar 4.3.8. Denah Kampus Anggrek Binus University Gambar 4.3.9. Titik pengukuran pada kelas Peneliti mengambil contoh ruang 406 di kampus anggrek yang biasa digunakan sebagai mata kuliah non desain dengan penataan kursi meja yang memaksimalkan penggunaan ruang. Peneliti melakukan penelitian pada pukul 12.00 WIB dengan kondisi cuaca cerah, pengukuran menggunakan luxmeter 98

dengan meletakannya di 4 titik kelas dengan ketinggian 75 cm asumsi ketinggian orang duduk di dalam kelas, berikut adalah data kekuatan pencahayaannya : Titik A, 1260 lux Titik B, 1400 lux Titik C, 219 lux Titik D, 180 lux Pengukuran ini bersifat pengasumsian karena banyak faktor lain yang mempengaruhi kuatnya pencahayaan misalnya dari cat ruangan, material ruangan, iluminasi dari sumber cahaya lain, dan lain-lain. Gambar 4.3.10. Ruang 406 kampus anggrek Gambar 4.3.11. Analisis Ecotect Ruang 406 99

Ruang kelas dianalisis menggunakan bantuan software ecotect, didapatkan bangunan mencapai standar kekuatan pencahayaannya sekitar 250 lux dengan spesifikasi sebagai berikut Gambar 4.3.10. Analisis Dimensi Bukaan Kelas Ruang 406 Gambar 4.3.120. Analisis Dimensi Bukaan Kelas Ruang 406 Bukaan sisi sisi timur = 3 x 2,2 x 1,5 = 9,9 cm2 Total luasan dinding = 10,5 x 3,2 = 33,6 cm2 Persentase dimensi bukaan terhadap dinding = 9,9/33,6 x 100 = 29,5 % Bukaan sisi sisi barat = 3 x 0,7 x 1,8 = 3,78 cm2 Total luasan dinding = 10,5 x 3,2 = 33,6 cm2 Persentase dimensi bukaan terhadap dinding = 3,78/33,6 x 100 = 11,25 % 100

Studi Pencahayaan dalam Ruangan Hunian dalam Asrama Gambar 4.3.13. Letak kamar Binus Square sample Berikutnya penelitian dilakukan di asrama binus square, di bagian kamar double pada lantai 14 Ruangan diukur dalam keadaan cerah sekitar pukul 11.30, dengan diukur dari beberapa titik dengan ketinggian 75 cm dari lantai. Berikut adalah hasilnya : 382 lux 402 lux 1342 lux 1389 lux 101

Kamar tidur dianalisis menggunakan bantuan software ecotect, didapatkan bangunan mencapai standar kekuatan pencahayaannya sekitar 250 lux dengan spesifikasi sebagai berikut Gambar 4.3.14. Analisis Ecotect Kamar tidur Gambar 4.3.15. Analisis dimensi bukaan Kamar tidur Bukaan = 0,8 x 0,6 = 0,48 cm2 Total luasan dinding = 3,2 x 3= 9,6 cm2 Persentase dimensi bukaan terhadap dinding = 0,48/9,6 x 100 = 5% Dari persentase tersebut dapat dijadikan acuan garis besar dalam menentukan besarnya bukaan pada tiap ruang. Dikarenakan banyak faktor lain 102

yang menentukan kekuatan pencahayaan maka persentase dari analisa akan digunakan sementara kemudian setelah bangunan sudah di desain dan diletakan pada tapak beserta sekitarnya baru akan dilakukan penghitungan kecocokan kekuatan pencahayaan ruang-ruang utama dalam bangunan. 4.3.5 Analisis Sun Shading Perlakuan sun shading pada bukaan utara-selatan menanggapi cahaya matahari Bila berbicara berhubungan dengan dimensi besarnya bukaan jendela tentu saja terkait dengan sun shading pada jendela tersebut, gambar 4.3.14 adalah peta pergerakan cahaya matahari tiap jamnya yang menghasilkan sudut kemiringan datangnya cahaya matahari Gambar 4.3.16. diagram solar chart Sumber : gaisma.com Dari gambar 4.3.14, dapat dihitung berapa panjang kanopi untuk jendela yg bukaannya menghadap arah utara dan selatan dengan mendapatkan sudut cahaya mataharinya yaitu sekitar 70 derajat 103

Gambar 4.3.17. Panjang sun shading utara-selatan Untuk sun shading jendela utara dan selatan sebaiknya jendela memiliki sirip pada sisi jendelanya, berikut adalah penghitungan perkiraan panjang sirip jendela Gambar 4.3.18. Rumus sirip sun shading Sumber : google.com H = D x tan ( solar altitude ) Cos ( solar azimuth window azimuth ) Dari rumus di atas, dapat diketahui bahwa : Solar altitude = 70 o Solar azimuth = 60 o Window azimuth = 90 o H = 200cm 200cm = D x tan 70 o Cos ( 90 o - 60 o ) 104

200cm = D x 1,221 0,154 200cm = D x 1,221 0,154 30,8 = D 1,221 D = 24,57cm => 25cm Gambar 4.3.19. ilustrasi bentuk sun shading jendela utaran-selatan Perlakuan sun shading pada bukaan timur-selatan menanggapi cahaya matahari Cahaya matahari timur dan barat merupakan cahaya panas yang layaknya patut dihindari bagi peletakan ruangan-ruangan yang bersifat inti/frekuensi pemakaian ruangnya tinggi, berikut adalah diagram pergerakan sudut matahari dalam setiap jam 105

Gambar 4.3.20. Diagram pergerakan matahari timur-barat Sumber : google.com Dengan mengambil sampel jam 09.00 WIB dan 15.00 WIB dengan asumsi jam tersebut merupakan waktu dimana matahari paling panas dalam setiap harinya, berikut adalah ilustrasi panjang sun shadingnya Gambar 4.3.21..Panjang sun shading timur-barat Didapatkan panjang sun shading bagian timur dan barat adalah sekitar 200 cm dari badan bangunan, dalam variasinya sun shading juga tidak hanya selalu bidang horisontal yang berada diatas jendela namun bisa jg diberikan semacam secondary skin ataupun kanopi berbentuk kotak. 4.3.6 Analisis Sistem Struktur Bangunan Sistem stuktur dalam sekolah asrama ini tidak terlalu rumit dikarenakan oleh ketinggian bangunan maksimal 8 lantai dan masih dapat menggunakan sistem portal dengan fondasi bored pile. bentukan gubahan massa yang kotak maju mundur, kemungkinan terdapat banyak overstek sehingga struktur pengaku tambahan seperti dinding geser dan balok-balok yang besar. 106

Gambar 4.3.22. Struktur Portal pada Bangunan Bentuk massa bangunan yang sedikit berbelok menyebabkan struktur bangunan sedikit tidak rigit, sehingga sistem struktur portal digabungkan dengan dilatasi dengan membuat sistem struktur portal masing-masing bentuk dan menyatukannya di tekukannya. Gambar 4.3.23. Struktur Portal pada Bangunan 4.3.6 Analisis Sistem Utilitas Bangunan Sistem utilitas adalah segala sistem yang bersifat penunjang pada bangunan. Sistem utlitas tersebut terdiri dari : 1. Pencahayaan dan Penghawaan Pencahayaan dimaksimalkan dengan pencahayaan alami dengan berusaha memanfaatkan cahaya matahari yang merapa ke seluruh ruangan dalam bangunan sehingga ketika siang tidak perlu digunakan lampu untuk pembantu cahaya utama sehingga penekanan penghematan energi dalam bangunan dapat dilakukan. Penghawaan dalam bangunan pun diusahakan bagaimanan angindapat turun serta dalam penurunan suhu yaitu dengan menerapkan sistem bagian bangunan yang menggunakan penghawaan alami seperti lounge, lorong kelas, lorong asrama, dan lain-lain sehingga penghematan energi dari penghawaan bangunan dapat di hemat. 107

2. Proteksi Kebakaran Tangga darurat diletakan setiap jarak maksimal 60 meter dengan radius jangkauan menuju tangga darurat kebakaran tidak lebih dari jarak 30 meter. Pada jalan buntu tangga harus di tempatkan pada jarak maksimal 20 meter dari pintu paling ujung 108