Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 28 September 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPASISWA KELAS VII.4 DI SMP NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN Dela Rahma Safitra 1,Laila Lubis 2,Yanti Herlanti Program StudiPendidikanBiologi, FITKUIN SyarifHidayatullah Jakarta 2 SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Email koresponden: 1 delarahmasafitra2@gmail.com, yantiherlanti@uinjkt.ac.id, 2 lailalubisspd@gmail.com Abstrak Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipenerapan model pembelajaransnowball Throwing Termodifikasidalamrangkameningkatkanmotivasibelajarsiswa. Penelitianinidilakukan di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan kelas VII.4 tahunajaran 2015/2016 dalammatapelajaranilmupengetahuanalam. Penelitianinimelibatkan 42 siswa. Metodepenelitian yang digunakanadalahpenelitiantindakankelas (PTK) yang terdiriatasduasiklus. Hasilpenelitianmenunjukkanketercapaiantiapindikatormotivasipesertadidikmengalamipeningkat andarisiklus I kesiklus II. Rata-rata ketercapaianindikatormotivasibelajarpesertadidikpadasiklus I sebesar 83,03 % danpadasiklus II meningkatmenjadi 87,20%. Peningkatanmotivasibelajardarisiklus I kesiklus II adalahsebesar 4,17%. Hal inidisebabkanadanyaperbaikanterhadaptindakan proses pembelajaransepertimanajemenkelasselamapermainandanwaktupembelajaran. Kata Kunci: motivasibelajar;snowball throwingtermodifikasi;ilmupengetahuanalam Abstract This study aims to determine the application of Snowball Throwing Modified learning of models in order to increase of the student s learning motivation. This research was conducted in SMP Negeri 3 Tangerang City at VII.4 class academic year 2015/2016 in the subjects of Natural Sciences. The study involved 42 students. The research methode used is a the Classroom Action Research (CAR), which consists of two cycles. The results showed the achievement of indicator learning motivation has increased from cycle I to cycle II. The average of achievement for an indicators of student s learning motivation in the first cycle of 83.03% and the second cycle increased to 87.20%. The improvement of learning motivation from the first cycle to the second cycle is equal to 4.17%. This is due to the improvement in action learning process as the classroom management and learning time management. Keywords: learning motivation; snowball throwing modified; natural sciences PENDAHULUAN Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan atau keahlian dalam kesatuan yang organis, harmonis, dinamis, baik di dalam maupun di luar sekolah, serta berlangsung seumur hidup. Keberhasilan dalam pendidikan akan terwujud apabila terdapat proses pembelajaran yang efektif. Pada kenyataannya, sebagian besar guru dalam kegiatan pembelajarannya masih menggunakan model pembelajaran konvesional berupa ceramah dan cenderung text book oriented. Pembelajaran yang berlangsung monoton akan secara langsung mempengaruhi motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran karena rasa bosan yang timbul membuat cara berpikir peserta didik lebih pasif. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan di kelas Copyright 2016, ISBN 978-602-73551-0-8
Dela R. S., Laila L., Yanti H. VII.4 di SMPN 3 Kota Tangerang Selatan yang menunjukkan beberapa permasalahan terkait dengan rendahnya motivasi peserta didik dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) antara lain: peserta didik tidak terbiasa belajar mandiri sehingga guru bertindak sebagai satusatunya pemberi informasi, rendahnya minat, fokus dan perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru jika menggunakan metode ceramah, dan peserta didik terlihat pasif yang ditandai dengan kurangnya keberanian untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru serta mengungkapkan pendapat. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran variatif yang dapat merangsang motivasi peserta didik sehingga dapat berperan aktif dalam setiap pembelajaran dikelas dan memberikan feedback yang positif yaitu melalui model Pembelajaran Snowball Throwing Termodifikasi. Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terdiri dari enam kegiatan pokok yaitu aktivitas membaca, berbicara, mendengarkan, menulis, bekerja sama dalam memecahkan masalah, serta melaksanakan permainan dengan baik. Model pembelajaran tipe Snowball Throwing ini merupakan pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada peserta didik serta dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut. Model Snowball Throwing memiliki beberapa kelebihan yang semuanya melibatkan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan model Snowball Throwing menurut Suprijono (2009), diantaranya: pertama, melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. Kedua, siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Ketiga, dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Keempat, melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. Kelima, merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. Selain model pembelajaran, kehadiran media mempunyai arti cukup penting. Salah satunya adalah media lagu. Media lagu merupakan salah satu media yang diminati peserta didik dalam menyampaikan materi pelajaran. Melalui lagu anak-anak, peserta didik terlihat lebih bersemangat dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran apalagi jika mereka yang menyanyikan langsung secara bersamasama sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami isi materi. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) berdasarkan model Kurt Lewin yang terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi (Arikunto, 2009). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII.4 di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 42 orang.yang terdiri dari 20 orang peserta didik laki-laki dan 22 orang peserta didik perempuan. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti selaku mahasiswi, guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan dosen pembimbing. Pada penelitian ini, peneliti tidak bertindak langsung sebagai pelaksana penelitian melainkan bertugas untuk merencanakan, melakukan observasi, mengolah data, dan melaporkan hasil penelitian yang dilakukan. Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh guru bidang studi IPA melalui kegiatan pembelajaran The Living Kurikulum 2013: DinamikadanImplikasidalamPembelajaran,107-111
Model PembelajaranSnowball ThrowingTermodifikasiuntukMeningkatkanMotivasiBelajar IPA di kelas sesuai dengan RPP yang telah dibuat peneliti. Peran dosen pembimbing dalam penelitian ini yaitu membimbing mahasiswa dalam tahap perencanaan penelitian, refleksi pelaksanaan penelitian, dan pelaporan hasil penelitian tindakan kelas. Intervensi tindakan yang diharapkan pada pencapaian penelitian motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA dikatakan berhasil jika minimal 75% peserta didik mengalami peningkatan motivasi belajar sehingga dapat dikategorikan tinggi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliitian ini adalah lembar observasi aktivitas belajar peserta didik, lembar observasi mengajar guru, dan lembar observasi motivasi belajar peserta didik. Instrumen lembar observasi aktivitas belajar peserta didik digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas peserta didik selama penerapan model pembelajaran Snowball Throwing Termodifikasi pada pelajaran IPA, sedangkan instrumen lembar observasi aktivitas mengajar guru digunakan oleh dosen pembimbing untuk mengecek pelaksanaan setiap tahapan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kolaborator untuk kemudian dievaluasi kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sehingga dapat memperbaiki tindakan selanjutnya. Instrumen lembar observasi motivasi belajar yang digunakan terdiri atas empat indikator yaitu tanggung jawab, jujur, kerjasama, dan toleransi yang dilengkapi rubrik dengan 4 skala. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis lembar observasi motivasi peserta didik dalam mata pelajaran IPA. Data kuantitatif kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Hasil pengkategorian tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif. Analisis data kualitatif berupa data aktivitas belajar IPA peserta didik dan data aktivitas mengajar guru The Living Kurikulum 2013: DinamikadanImplikasidalamPembelajaran,108-111 dilakukan melalui pengorganisasian data, interpretasi data dan mendeskripsikannya secara jelas berdasarkan data sehingga menjadi suatu kesimpulan. Dengan demikian, peneliti dapat membandingkan hasil data pada siklus I dan siklus II sehingga diketahui peningkatan motivasi belajar IPA peserta didik setelah diterapkannya model Snowball Throwing Termodifikasi. PEMBAHASAN Motivasi Belajar IPA Siklus II Dan Siklus II Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan jumlah 4 jam pelajaran. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Mei 2016 terdiri dari satu kali intervensi tindakan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit (2 jam pelajaran), begitu pula pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2016 terdiri dari satu kali intervensi tindakan dengan jumlah 2 jam pelajaran dimana dalam satu jam pelajarannya selama 40 menit. Pada siklus I konsep IPA yang disampaikan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing termodifikasi ini adalah konsep pencemaran lingkungan sedangkan pada siklus II adalah pemanasan global. Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru bidang studi selaku guru kolaborator melaksanakan setiap langkah sesuai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing termodifikasi dalam upaya meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik Kelas VII.4 di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian yang diuraikan meliputi tahap observasi pratindakan dan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil observasi pratindakan yang dilakukan di kelas VII.4 menunjukkan
Dela R. S., Laila L., Yanti H. bahwa proses pembelajaran yang sering centered dan cenderung text book oriented. dilakukan oleh guru masih berupa teacher Tabel 1. Hasil Observasi Motivasi Belajar IPA pada Siklus I dan Siklus II Lembar Observasi Indikator Siklus I Siklus II Ketercapaian Ketercapaian Kategori Ketercapaian Ketercapaian Kategori dalam Skor dalam % dalam Skor dalam % Tanggung 162 96,4 % Tinggi 165 98,2 % Tinggi Jawab Kejujuran 139 82,73 % Tinggi 144 85,7 % Tinggi Kerjasama 116 69,04 % Rendah 131 77,97 % Tinggi Toleransi 141 83,9 % Tinggi 141 83,9 % Tinggi Proses pembelajaran tersebut dapat menyebabkan peserta didik tidak terbiasa belajar mandiri sehingga guru bertindak sebagai satusatunya pemberi informasi, peserta didik terlihat pasif selama proses pembelajaran yang ditandai dengan kurangnya keberanian untuk mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, rendahnya minat, fokus dan perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru karena pembelajaran berlangsung monoton, dan peserta didik kurang mampu memahami materi yang diajarkan secara utuh. Beberapa permasalahan dari hasil observasi pratindakan tersebut menjadi alasan penting bagi guru biologi untuk dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII.4 di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing Termodifikasi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus penelitian. Siklus I dilakukan pada konsep pencemaran lingkungan dan siklus II pada konsep pemanasan global. Hasil observasi motivasi belajar IPA peserta didik pada siklus I dan siklus II pelaksanaan PTK didapatkan data perbandingan pada Tabel 1. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan kategori tinggi dan rendah. Kategori rendah terdapat pada indikator kerjasama, sedangkan indikator tanggung jawab, kejujuran, dan toleransi termasuk kategori tinggi. Ketercapaian indikator 1 yaitu tanggung jawab sebesar 96,4 %, ketercapaian indikator 2 yaitu kejujuran sebesar 82,73 %, ketercapaian indikator 3 yaitu kerjasama sebesar 69,04 %, ketercapaian indikator 4 yaitu toleransi sebesar 83,9 %. Pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketercapaian keempat indikator motivasi belajar tersebut dengan kategori tinggi. Tabel 2. Rata-rata Peningkatan Motivasi Belajar IPA dari Siklus I ke Siklus II Siklus Rata-rata (%) Siklus I 83,03 % Peningkatan (%) 4,17 % Siklus II 87,20 % Ketercapaian indikator 1 yaitu tanggung jawab sebesar 98,2 %, ketercapaian indikator 2 yaitu kejujuran sebesar 85,7 %, ketercapaian indikator 3 yaitu kerjasama sebesar 77,97 %, ketercapaian indikator 4 yaitu toleransi sebesar 83,9 %. Rata-rata ketercapaian indikator motivasi belajar IPA peserta didik dapat dilihat pada Tabel 2 Rata-rata ketercapaian indikator pada siklus I sebesar 83,03 % dan pada siklus II meningkat menjadi 87,20%. Peningkatan motivasi belajar dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 4,17%. Selain itu, berdasarkan hasil LKS menunjukkan bahwa peserta didik semakin baik dalam membuat pertanyaan dan jawaban sesuai yang di instruksikan dalam LKS dan menyelesaikannya secara antusias tepat pada waktu yang ditentukan Hal ini semakin The Living Kurikulum 2013: DinamikadanImplikasidalamPembelajaran,109-111
Model PembelajaranSnowball ThrowingTermodifikasiuntukMeningkatkanMotivasiBelajar IPA menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas VII.4 di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dari siklus I ke siklus II. Kesulitan yang dialami peneliti dalam kegiatan observasi ini adalah jumlah peserta didik yang banyak membuat peneliti khawatir kegiatan pengamatan motivasi belajar peserta didik yang dilakukan cenderung subjektif. Hasil lembar observasi aktivitas peserta didik dapat dilihat dalam Tabel 3. Pada siklus I menunjukkan respon yang baik dalam mengikuti setiap tahap pembelajaran yang ditunjukkan lebih dari 50 % peserta didik mengumpulkan LKS, menyimak penjelasan guru, mengikuti permainan dengan baik, dan menjawab pertanyaan evaluasi yang diberikan oleh guru. Selain itu, pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas bertanya dan menyimpulkan peserta didik yaitu sekitar 50%. Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan diatas maka peningkatan motivasi belajar peserta didik sudah termasuk kategori tinggi. Berdasarkan data-data yang ada membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing Termodifikasi dapat meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik kelas VII.4 di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Tindakan Perbaikan Siklus I Pada tahap penerapan pembelajaran di siklus I, peneliti melakukan observasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran bersama dosen pembimbing kemudian, melakukan evaluasi tindakan untuk perbaikan penelitian bersama guru bidang studi IPA. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran berlangsung, antara lain: pertama, aktivitas mencatat peserta didik yang cenderung rendah sehingga guru harus lebih memperhatikan dan membimbing peserta didik untuk membuka buku pelajaran kemudian mencatat. Kedua, kemampuan peserta didik dalam bertanya dan merumuskan kesimpulan belum meningkat secara signifikan sehingga guru membimbing peserta didik untuk menemukan kesulitan dalam mengungkapkan pertanyaan dan pendapatnya dapat melalui pertanyaan umpan. Ketiga, manajemen waktu permainan yang harus lebih diperketat sehingga lebih banyak pertanyaan yang dapat diajukan dalam permainan dan tidak terlalu lama menunggu jawaban peserta didik. Keempat, keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran masih tergolong rendah dapat dilihat dari adanya peserta didik yang tidak menyimak pertanyaan dan jawaban yang diberikan temannya saat tahap permainan sehingga ketika ditanya peserta didik hanya terdiam tidak tahu. Kelima, kondisi kelas ramai dikarenakan jumlah peserta didik yang banyak yaitu 42 orang membuat pelaksanaan cenderung kurang kondusif dan peneliti sedikit kesulitan dalam melakukan observasi terhadap motivasi belajar IPA peserta didik. No. Tabel 3. Observasi Aktivitas Peserta didik pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Aktivitas yang diamati Kurang Kurang Sekitar Lebih Sekitar dari 50 dari 50 50% dari 50% 50% % % Lebih dari 50% 1. Mengumpulkan LKS 2. Mendengarkan penjelasan guru 3. Bertanya pada guru 4. Mengikuti permainan 5. Menerima penghargaan The Living Kurikulum 2013: DinamikadanImplikasidalamPembelajaran,110-111
Dela R. S., Laila L., Yanti H. 6. Menyampaikan kesimpulan 7. Menjawab evaluasi Tabel4. KategoriMotivasiBelajarSiswa Kategori Deskripsi Sangat Tinggi PresentasiMotivasiBelajarmencapai 100% Tinggi PresentasiMotivasiBelajarmencapai 75% - 99% Rendah PresentasiMotivasiBelajarmencapai 60% - < 75% SangatRendah PresentasiMotivasiBelajarmencapai 60% (sumber: SyaifulBahriDjamarah, 2010) Berdasarkan permasalahan tersebut, tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu manajemen waktu dan kelas yang lebih baik sangat dibutuhkan untuk dapat melaksanakan model pembelajaran Snowball Throwing Termodifikasi ini secara efektif. Guru juga harus lebih antusias dalam membangkitkan rasa percaya diri dan merangsang keterlibatan peserta didik dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran pada Siklus I dengan menggunakan metode Snowball Throwing termodifikasi meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik sebesar 83,03% sehingga telah memenuhi ketuntasan minimal yaitu 75% dan dikategorikan tinggi. Hal tersebut didasarkan pada hasil observasi yang teruji pada Tabel 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar IPA peserta didik kelas VII.4 di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan setelah diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing Termodifikasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan ketercapaian tiap indikator motivasi belajar IPA peserta didik yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketercapaian indikator 1 pada siklus I sebesar 96,4% sedangkan pada siklus II mencapai 98,2%, ketercapaian indikator 2 pada siklus I sebesar 82,75% sedangkan pada siklus II mencapai 85,7%, ketercapaian indikator 3 pada siklus 1 sebesar 69,04% sedangkan pada siklus II mencapai 77,97%. ketercapaian indikator 4 pada siklus I dan siklus II tidak mengalami peningkatan yaitu 83,9%. Berdasarkan hal tersebut, motivasi belajar IPA peserta didik telah termasuk kategori tinggi yang dibuktikan dengan hasil rata-rata ketercapaian indikator pada siklus I sebesar 83,03 % dan pada siklus II meningkat menjadi 87,20%. Peningkatan motivasi belajar dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 4,17%. The Living Kurikulum 2013: DinamikadanImplikasidalamPembelajaran,111-111