POPULASI LARVA Plutella xylostella Linn. PADA TANAMAN KUBIS DI KELURAHAN PASLATEN KECAMATAN TOMOHON TIMUR KOTA TOMOHON

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado korespondensi:

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

I. PENDAHULUAN. kubis (Brassica Olearecea Var Capitata). Kubis memiliki kandungan gizi yang

ABSTRACT

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 3, No. 1, Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Sayuran di Kota Tomohon Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

Tahun Bawang

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI MUSUH ALAMI PADA ULAT DAUN KUBIS Plutella xylostella (L.) DAN ULAT KROP KUBIS Crocidolomia binotalis Zell.

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

Struktur Komunitas Hama Pemakan Daun Kubis dan Investigasi Musuh Alaminya

POLA FLUKTUASI POPULASI Plutella xylostella (L.) (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA PADA BUDIDAYA BROKOLI DENGAN PENERAPAN PHT DAN ORGANIK

EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA TERHADAP HAMA ULAT KROP CROCIDOLOMIA. PAVONANA PADA TANAMAN KUBIS DI KOTA TOMOHON

Jurnal ILMU DASAR Vol. 16 No. 2, Juli 2015 : Helmi *), Didik Sulistyanto, Purwatiningsih ABSTRACT

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran Hipotesis... 4

BAB I PENDAHULUAN. Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Salah satunya

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

KEPADATAN POPULASI ULAT KROP

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

ALTERNATIF PENGENDALIAN HAMA SERANGGA SAYURAN RAMAH LINGKUNGAN DI LAHAN LEBAK PENGENDALIAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN HAMA SAYURAN DI LAHAN LEBAK

POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA PUTIH (Nymphula depunctalis Guene) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

EKSPLORASI PARASITOID TELUR Plutella xylostella PADA PERTANAMAN KUBIS Brassica oleracea DI DAERAH MALANG DAN KOTA BATU ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

PENGENDALIAN HAMA TERPADU Crocidolomia binnotalis PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea) PAPER. Oleh RINI SULISTIANI

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

JURNAL. Oleh: SIGIT ADDY PRATAMA. Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Oleh Komisi Pembimbing. Ketua. Ir. James B. Kaligis, MSi.

Pengujian Beberapa Konsentrasi Bacillus thuringiensis Berliner dalam Mengendalikan Hama Ulat Daun Selada {Lactuca sativa)

EVALUASI TINGKAT PARASITISASI PARASITOID TELUR DAN LARVA TERHADAP PLUTELLA XYLOSTELLA L. (LEPIDOPTERA: YPONOMEUTIDAE) PADA TANAMAN KUBIS-KUBISAN

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo

Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI (MIMBA, GADUNG, LAOS DAN SERAI), TERHADAP HAMA PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) SKRIPSI

Kelimpahan Populasi Parasitoid Sturmia Sp. (Diptera: Tachinidae) Pada Crocidolomia pavonana

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.)

E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

FEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh para petani sayuran dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas di

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

PENGARUH JUMLAH POPULASI DAN SAAT INVESTASI HAMA LARVA Plutella xylostella L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae L.

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

PENGARUH PEMANFAATAN TANAMAN PEMBATAS PINGGIRAN TERHADAP POPULASI HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

Pengaruh Kehadiran Gulma terhadap Jumlah Populasi Hama Utama Kubis pada Pertanaman Kubis

POPULASI DAN SERANGAN HAMA PUTIH PALSU Cnaphalocrosis medinalis (Guenee) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUBIS PADA TIGA SISTEM BUDI DAYA A. MUBARRAK

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN LARVA Spodoptera litura PADA TANAMAN KACANG TANAH Arachis hypogeae L. DI DESA KANONANG KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PESTISIDA ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN PEMBASMI HAMA TANAMAN SAYUR

UJI EFEKTIFITAS LARUTAN PESTISIDA NABATI TERHADAP HAMA ULAT KROP (Crocidolomia pavonana L.) PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleraceae)

TINJAUAN PUSTAKA Pertanian Organik

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CICADELIDAE) DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annonamuricata L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Crocidolomiabinotalis (Lepidoptera :Pyrolidae) E-JURNAL

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA Pestisida Nabati. Jakarta: Penebar Swadaya.

TEKNIK PENDUKUNG DITEMUKANNYA PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) SEBAGAI INANG ALTERNATIF BAGI HAMA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (SCIRPOPHAGA INNOTATA)

ABSTRAK. : Capsicum annuum L, Chromoloena odorata L, Lantana camara L. Meloidoyne spp dan Piper betle L.

Reproduksi, Fekunditas dan Lama Hidup Tiap Fase Perkembangan Plutella xylostella (Lepidoptera : Ypnomeutidae) pada Beberapa Jenis Tumbuhan Cruciferae

PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracca) DAN KENTANG (Solanum tuberosum) LAHMUDDIN LUBIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

PADAT POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA WALANG SANGIT (Leptocorisa Acuta Thunb.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

KEBERADAAN HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA MUSIM TANAM TAHUN 2009 DAN CARA PENGENDALIANNYA DI PUYUNG LOMBOK TENGAH

POPULASI DAN SERANGAN Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPTERA; PYRALIDAE) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA Plutella xylostella DENGAN INSEKTISIDA DAN AGENSIA HAYATI PADA KUBIS DI KABUPATEN KARO

Pengaruh Pemanfaatan Tanaman Pembatas Pinggiran Terhadap Populasi Hama dan Musuh Alami Pada Pertanaman Kubis (Brassica Oleracea L.

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

PENGARUH BERBAGAI JARAK TANAM PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KUBIS (Brassica oleracea L.) DI DATARAN MENENGAH DESA BOBO KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

Hidrayani dan Yulmira Yanti 2

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sayuran.sayuran berperan penting karena mengandung berbagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

PENDAHULUAN. dibawa oleh Bangsa Portugis dan Spanyol pada abad ke XVI. Menurut Rumphius,

H. armigera. Berdasarkan pengaruh ketiga faktor lingkungan tersebut, pada

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

ABSTRAK UJI EKSTRAK CABAI RAWIT SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT TITIK TUMBUH PADA TANAMAN SAWI

Transkripsi:

POPULASI LARVA Plutella xylostella Linn. PADA TANAMAN KUBIS DI KELURAHAN PASLATEN KECAMATAN TOMOHON TIMUR KOTA TOMOHON 1 POPULATION LARVA Plutella xylostella Linn. ON PLANT SPROUTS IN EAST VILLAGE PASLATEN TOMOHON DISTRICT CITY TOMOHON Wailan M. Pandeirot 1, Noni N. Wanta 2, Betsy A. N Pinaria 3 1 2 program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado, 95515 Telp (0431)846539 ABSTRACT This study aims to determine the pest populations of P. xylostella in cabbage plants in the Paslaten village East Tomohon Tomohon sub district. This research was carried out by making a demonstration plot with three sub-plots. The results showed that the population of P. xylostella larval instars three and four on cabbage in the Village Paslaten East Tomohon Tomohon sub district in the rainy season ranged from 0 to 0.73 individual crop. P. xylostella larvae population is low from the first to the last observation. The low pest populations of P. xylostella at the time of the research is influenced by three factors: the first factor of climate especially rainfall with high intensity, the second factor D. eucerophaga parasitism natural enemies, and the third is a competition looking for food with other species of pests. Keywords: population, P. xylostella, Cabbage ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi hama P. xylostella pada tanaman kubis di Kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat demonstrasi plot dengan tiga sub plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi larva P. xylostella instar tiga dan empat pada tanaman kubis di Kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur Kota

Tomohon pada musim hujan berkisar antara 0 sampai 0,73 individu pertanaman. Populasi larva P. xylostella tergolong rendah dari pengamatan pertama hingga pengamatan terakhir. Rendahnya populasi hama P. xylostella pada saat dilakukan penelitian dipengaruhi tiga faktor yaitu pertama faktor iklim khususnya curah hujan dengan intensitas yang tinggi, kedua faktor parasitasi musuh alami D. eucerophaga, dan yang ketiga yaitu kompetisi mencari makanan dengan hama spesies yang lain. Kata kunci: Populasi, P. xylostella. Kubis PENDAHULUAN Latar Belakang Kubis (Brassica olaracea var. Capitata L) adalah jenis sayuran yang mempunyai peran penting untuk kesehatan karena mengandung mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Mineral yang terkandung dalam kubis antara lain adalah kalsium, besi, fosfor, dan sulfur (Anonim, 2002). Sebagai sayuran, kubis dapat membantu pencernaan, menetralkan zat-zat asam, dan memperlancar buang air besar (Pracaya, 2003). Vitamin yang terkandung dalam kubis di antaranya adalah vitamin C, B1, B2, dan provitamin A. Vitamin-vitamin tersebut berperan sebagai zat pengatur dan pelindung yang sangat penting dalam tubuh serta menjaga kesehatan badan (Sunarjono 2004). Seiring dengan ditemukannya varietas-varietas baru yang sesuai untuk daerah dataran rendah, kubis mulai ditanam di daerah sejuk (dataran tinggi) sampai dataran rendah (Sudiyanti, 2006). Produksi kubis untuk Provinsi Sulawesi Utara dari Tahun 2011 sampai Tahun 2013 adalah 20.832 ton Tahun 2011, 21,560 ton Tahun 2012 dan 30,952 ton Tahun 2013 (Anonim, 2014). Seiring dengan peningkatan produksi kubis maka perlu juga diupayakan peningkatan mutu produksi kubis. Dalam usaha peningkatan kualitas kubis, salah satu kendala adalah adanya serangan hama Plutella xylostella yang merupakan

salah satu hama penting pada tanaman kubis. Pada tanaman kubis terdapat mustard oil glucoside dengan senyawa kimia aktif allyl isothiocyanate yang berperan sebagai perangsang makan dan perangsang oviposisi P. xylostella (Nayar 1963 dalam Herlinda 2004), sehingga tanaman ini merupakan inang dari hama P. xylostella. Untuk mengendalikan hama ini di Sulawesi Utara sudah dilakukan pelepasan parasitoid Diadegma eucerophaga Horstm. Hasil evaluasi pada tahun 1997 telah berhasil dengan tingkat parasitisasi 71% - 89% (Wanta, 1997 dalam Sembel 2014). Sembel (2010) melaporkan bahwa penggunaan pestisida untuk pengendalian hama sayur-sayuran, terutama tanaman kubis, ternyata telah dilakukan petani di Sulawesi Utara secara berlebihan. Penyemprotan dengan pestisida ini dapat menekan populasi D. eucerophaga yang telah dilepas di Tomohon. Ketergantungan petani di Kelurahan Paslaten terhadap penggunaan pestisida pada tanaman kubis, tentunya dapat diminimalisir untuk kebaikan lingkungan dan manusia. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang populasi hama P. xylostella di Kelurahan Paslaten. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui populasi larva P. xylostella pada tanaman kubis di Kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai populasi larva P. xylostella di Kelurahan Paslaten sehingga dapat menjadi acuan para petani untuk melakukan pengendalian yang lebih efisien.

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, dari Bulan September 2014 sampai dengan Bulan Januari 2015. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan antara lain pertanaman kubis, meteran, botol koleksi serangga, kertas label, tali rafia, ajir, alat tulis menulis, gunting, loupe. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan membuat demonstrasi plot pada pertanaman kubis di kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon kemudian dibuat tiga sub plot. Pengamatan dilakukan pada tanaman kubis di Kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon kemudian ditentukan tiga plot dan masing masing-masing plot terdapat 34 tanaman. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pagi atau sore hari selama 2-3 jam, dengan cara mengamati secara langsung setiap tanaman pada lokasi yang sudah ditentukan. Pengambilan data dilakukan pada tanaman yang berumur satu minggu setelah dipindah tanam dari persemaian, kemudian dilakukan sebanyak delapan kali dengan interval waktu satu minggu. Prosedur Penelitian Penentuan Lokasi Pengamatan Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan survei lokasi untuk menentukan tempat penelitian. Gambar 5. Petak pengamatan Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata populasi larva P. xylostella yaitu:

Hal-Hal Yang Diamati Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini yaitu populasi hama P. xylostella dengan menghitung jumlah larva instar tiga dan empat per tanaman. (a) HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan dilakukan setiap minggu dengan menghitung jumlah larva P. xylostella instar tiga dan empat (Gambar 6) yang paling merusak di pertanaman kubis di Kelurahan Paslaten. Data Populasi hama P. xylostella selama penelitian berlangsung dapat dilihat pada Tabel 1. (b) Gambar 6. Larva P. xylostella instar 3 (a) dan Larva P. xylostella instar 4 (b)

Populasi (individu/tanaman) Tabel 1. Rata-rata Populasi larva P. xylostella pada tanaman Kubis (individu) 6 Sub plot pengamatan Pengamatan (individu) / minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 1 0,05 0 0,58 0 0,08 0,11 0,02 0,02 2 0,02 0 0 1,26 0,11 0,02 0,17 0,14 3 0 0 0,05 0,94 0 0,14 0,29 0,23 Rata-rata 0,02 0 0,21 0,73 0,06 0,09 0,16 0,13 tertinggi terdapat pada pengamatan Hasil pengamatan pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa populasi P. xylostella yang terendah terdapat pada pengamatan ke 2 yang menunjukan rata-rata populasi 0 individu (tidak ditemukan), sedangkan populasi yang keempat pada plot ulangan kedua yaitu 1,26 individu setiap tanaman. Populasi larva P. xylostella tergolong rendah dari pengamatan pertama hingga pengamatan terakhir. 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Pengamatan (minggu) Gambar 7. Rata-rata populasi P. xylostella setiap tanaman Gambar 7 menunjukkan ratarata populasi berfluktuasi dari pengamatan pertama hingga terakhir. Pada pengamatan keempat merupakan populasi tertinggi. Hal ini sesuai dengan perilaku larva P. xylostella

yang menyukai tanaman kubis yang berumur 3-4 minggu setelah pindah tanam (Mulyaningsih, 2010). Batas Ambang Ekonomi hama P. xylostella adalah 0,5 individu per tanaman (Anonim,1995). Hal ini menunjukkan bahwa populasi larva pada penelitian ini masih di bawah Ambang Ekonomi untuk hama P. xylostella meskipun pada pengamatan keempat sub plot dua menunjukkan populasi 1,26 individu setiap tanaman dan rata-rata 0,73 individu untuk semua sub plot, namun pada pengamatan selanjutnya menunjukkan populasi kembali rendah hingga pengamatan terakhir. Dilaporkan bahwa populasi P. xylostella di Kota Tomohon yaitu berkisar antara 0,20 sampai 4,60 individu pertanaman pada Bulan Januari sampai Bulan Desember 2013 (Anonim, 2014). Rendahnya populasi hama P. xylostella pada saat dilakukan penelitian dipengaruhi tiga faktor yaitu pertama faktor iklim khususnya curah hujan dengan intensitas yang tinggi setiap pengamatan dilakukan. Menurut Kasep (2013), Curah hujan yang terlalu tinggi juga dapat menurunkan aktivitas serangga. Curah hujan umumnya memberikan pengaruh fisik secara langsung pada kehidupan koloni serangga. Oleh sebab itu hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama menyebabkan larva menjadi berkurang saat dilakukan pengamatan. Faktor penyebab rendahnya populasi hama P. xylostella yang kedua yaitu parasitasi musuh alami Diadegma eucerophaga yang masih aktif setelah pada tahun 1997 Wanta dkk mengevaluasi parasitoid ini dalam menekan populasi hama P. xylostella di Sulawesi Utara dengan rata-rata parasitasi telah mencapai antara 71-89% (Wanta 1997 dalam Sembel 2014). Menurut Haelinda (2005) parasitoid ini meletakkan telur di dalam tubuh larva P. xylostella, terutama pada instar ketiga. Pelepasan parasitoid ini tegolong berhasil dan efektif dalam menekan pertumbuhan hama P. xylostella di Kelurahan Paslaten karena saat dilakukan pengamatan ditemukan 80% larva P. xylostella terparasit D. eucerophaga.

Faktor penyebab rendahnya populasi hama P. xylostella yang ketiga yaitu terjadinya kompetisi untuk mendapatkan makanan. Saat dilakukan pengamatan, ditemukan beberapa hama lain yang menyerang tanaman kubis selain hama P. xylostella. Menurut Sembel (2012), bahwa dua jenis spesies yang hidup dalam suatu areal dan mengambil sumber makanan yang sama, biasanya tidak akan dapat hidup bersama dalam jangka waktu yang lama. Hal ini disebabkan oleh adanya kompetisi dalam memperebutkan makanan dan tempat hidup sehingga terjadi pergeseran oleh satu spesies yang mempunyai kemampuan bertahan atau berkompetisi yang kuat dari yang lain dan akhirnya spesies yang lemah akan bergeser atau hilang. Berdasarkan hasil yang diperoleh saat penelitian tentang populasi hama P. xylostella saat dilakukan pengamatan, maka pengendalian dengan pestisida tidak perlu dilakukan oleh petani saat musim hujan karena menunjukkan bahwa populasi hama P. xylostella masih berada dibawah Ambang Ekonomi. Larva P. xylostella yang ditemukan menyerang tanaman adalah larva instar 3 dan 4 sedangkan larva-larva yang msih kecil mudah terbawa air hujan. Para petani di Paslaten sangat bergantung pada pengendalian secara kimiawi. Kurangnya pengetahuan petani mengenai resiko dari penggunaan pestisida yang berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan, sehingga mereka masih tetap melakukan penyemprotan secara rutin dan terus-menerus. Berdasarkan laporan dari petani saat diadakan pengamatan, mereka melakukan penyemprotan pada tanaman kubis sebanyak dua kali dalam satu minggu. Pengendalian secara kimiawi seharusnya dapat diminimalisir karena dapat berpengaruh buruk terhadap populasi parasitoid D. eucerophaga yang diketahui cukup efektif mengendalikan hama P. xylostella. Dalam penelitian ini, selain larva P. xylostella yang diamati, juga terdapat beberapa hama yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman kubis seperti :

Ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana,) (Gambar 8), Ulat Grayak (Spodoptera litura) (Gambar 9), Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites) (Gambar 10), Kutu daun persik (Myzus persicae) (Gambar 11). Hama hama ini juga merupakan hama pada tanaman kubis yang sangat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kubis karena memiliki populasi cukup tinggi. Gambar 10. Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites) Gambar 11. Kutu daun persik (Myzus persicae) Gambar 8. Ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana) Gambar 9. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Pengendalian hama hama ini dapat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman yang bukan anggota Brassicaceae dan juga dapat melakukan pengendalian secara mekanik yaitu dengan menggumpulkan hama yang menyerang daun dan dimusnakan (Sembel, 2014). Pengendalian lain yang ramah lingkungan yaitu dengan pemanfaatan nematoda entomogenus Steinernema carpocapsae. Menurut Subagiya (2005), di daerah dataran tinggi ditemukan nematode

entomogenus S. carpocapsae yang bersifat parasitik yang mampu mematikan hama tanaman kubis C. pavonana dan S. litura hingga 50%. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Populasi larva P. xylostella instar tiga dan empat pada tanaman kubis di Kelurahan Paslaten Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon pada musim hujan berkisar antara 0 sampai 0,73 individu per tanaman. 5.2. Saran Sebaiknya para petani menerapkan pengendalian dengan cara PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang mengutamakan penggunaan musuh alami. Selain musuh alami sudah terdapat pada lahan yang sebelumnya sudah pernah dilakukan pelepasan juga untuk meminimalisir residu penggunaan pestisida DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995. Petunjuk Studi Lapangan PHT-Sayuran. Panitia Pelaksana, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung., 2002. Standar Mutu Sayuran Seri Kubis. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Jakarta. 30 hlm., 2014. Laporan Tahunan 2011-1014. Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulawesi Utara. Manado., 2014. Macam Insektisida Nabati terhadap Aktivitas Makan Ulat Trip ( Plutella xylostella ) Pada Tanaman Kubis-kubisan. http://klintan.hpt.unpad.ac.id/?p=509. Diakses tanggal 20 mei 2014 Herlinda, S. 2004. Perkembangan dan Preferensi Plutella xylostella pada lima jenis tumbuhan inang. Hayati 11. UNSRI. Hal 130-134. Kasep, 2013. Factor Fisik Yang Mempengaruhi Hama Tanaman. http://foresteruntad.com/2013/07/faktorfisik-yang-mempengaruhihama.html. Diakses tanggal 28 april 2015. Mulyaningsih, L. 2010. Aplikasi agensia hayati atau insektisida dalam pengendalian hama Plutella xylostella Linn dan Crocidolomia binotalis Zell untuk peningkatan produksi kubis (Brassica oleracea L.).

Media Soerjo Vol. 7 No. 2. Hal 91-111. Pracaya, 2003. Kol alias Kubis. Penebar Swadaya. Jakarta Sastrosiswojo, 2005. Tanaman kubis. Balai penelitian tanaman sayuran pusat penelitian. Bandung. Sembel,D. T., 2010, Pengendalian Hayati. Hama-hama serangga tropis dan gulma. Andi. Yogyakarta., 2012. Dasar Dasar Perlindungan Tanaman. Fakultas Pertanian UNSRAT Manado. Andi. Yogyakarta., 2014. Serangga-serangga Hama Tanaman Pangan, Umbi dan Sayuran. Bayumedia. Malang. Subagiya, 2005. Pengendalian Hayati dengan Nematoda Entomogenus Steinernema Carpocapsae Strain Lokal terhadap Hama Crocidolomia pavonana. ditawangmangu. Fakultas Pertanian, UNS. Surakarta. Hal 34-39. Sudiyanti, 2006. Teknik penyemaian benih kubis di dataran rendah dengan umur semai berbeda. Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 2. Hal 81-83. Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. PT Penebar Swadaya, Jakarta. 58 hlm.