1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo memiliki banyak keunggulan dibanding dengan ikan air tawar lainnya, seperti pemeliharaan mudah, pertumbuhan cepat, rasa dagingnya yang khas dan efesiensi pakan yang tinggi (Anonim, 2005). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas air serta perbandingan antara jumlah makanandan kepadatannya. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, maka diperlukan makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Makanan yang dimakan oleh ikan digunakan untuk kelangsungan hidup dan selebihnya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan (Effendi, 2002). Tingkat kelangsungan hidup ikan lele yang baik berkisar antara 73,5-86,0%. Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya 3 rasio antara jumlah pakan, kepadatan, serta kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (ph) perairan (Yuniarti, 2006). 1
2 Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 40 o C 46 o C. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan. Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat tinggi. Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat maupun cair. Limbah cair tahu dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Pengusaha industri tahu mengalami kesulitan dalam mengelola limbah. Sehingga tidak jarang pengusaha industri tahu membuang limbah cair tersebut tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Limbah cair tahu merupakan bahan yang tidak dibutuhkan manusia, akan tetapi limbah tersebut menyimpan bermacammacam unsur hara yang dibutuhkan hewan. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Limbah tahu mengandung unsur hara makro, vitamin B terlarut dalam air, protein 40-60%, karbohidrat 25-50% dan lemak 10%. Adanya kandungan unsur hara,limbah cair tahu dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair. Pemanfaatan limbah cair tahu sudah banyak dilakukan penelitian seperti yang dilakukan oleh Aris Sutrisno dkk. mengenai fermentasi limbah cair tahu dengan menggunakan EM4 sebagai alternatif nutrisi untuk ikan.
3 Pada saat ini telah ditemukan bioaktivator untuk mempercepat proses fermentasi. EM4 adalah jenis bioaktivator yang sudah di pasarkan sehingga mudah di dapatkan. EM4 mengandung beberapa mikroorganisme bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), Jamur fermentasi (Saccharomyces sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.) dan Actinomycetes. Mikroorganisme yang ada pada EM4 memiliki fungsi masing-masing untuk saling menyeimbangkan. EM4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar) yang didalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah. Fungsi EM4 untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanah lactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfungsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh pemanfaatan limbah cair tahu dalam budidaya ikan lele dumbo?. Agar
4 rumusan masalah lebih operasional maka diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh limbah cair tahu yang telah difermentasi terhadap kelangsungan hidup ikan lele dumbo? 2. Bagaimana pengaruh limbah cair tahu yang telah difermentasi terhadap pertumbuhan ikan lele dumbo? 3. Berapa dosis limbah cair tahu yang telah difermentasi yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dumbo yang relatif optimal? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh limbah cair tahu yang difermentasi terhadap kelangsungan hidup ikan lele dumbo? 2. Mengetahui pengaruh limbah cair tahu yang telah difermentasi terhadap pertumbuhan ikan lele dumbo? 3. Mengetahui dosis limbah cair tahu yang telah difermentasi yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dumbo yang relatif optimal? 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan memberi sumbangan dari segi praktis. Penelitian ini diharapkan
5 dapat menjadi tulisan ilmiah yang memberikan informasi teoritis berupa panduan pemanfaaatan limbah cair tahu menggunakan metode fermentasi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele dumbo.