Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

dokumen-dokumen yang mirip
Tata cara pengambilan contoh uji agregat

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji daktilitas aspal

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Cara uji berat jenis aspal keras

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji kelarutan aspal

Semen portland komposit

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Cara uji penyulingan aspal cair

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji geser langsung batu

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Analisis kadar abu contoh batubara

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Metode uji kekuatan tusuk statis geotekstil dan produk sejenisnya dengan batang penekan berdiameter 50 mm

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Bambu lamina penggunaan umum

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Biji kakao AMANDEMEN 1

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Spesifikasi bahan lapis penetrasi makadam (LAPEN)

Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C , IDT)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

PEDOMAN. Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Metode uji CBR laboratorium

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Metode uji indeks tahanan tusuk geomembran dan produk sejenisnya

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Metode uji CBR laboratorium

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

Rambu evakuasi tsunami

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji penentuan batas susut tanah

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Kulit masohi SNI 7941:2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Susu segar-bagian 1: Sapi

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia SNI 6890:2014 Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal ICS 93.080.20 (ASTM D 979-01 (2006), IDT) Badan Standardisasi Nasional

ASTM 2006 All rights reserved BSN 2014 untuk kepentingan adopsi standar ASTM menjadi SNI Semua hak dilindungi Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Arti dan kegunaan... 2 5 Prosedur... 2 6 Pengangkutan contoh uji... 5 7 Kata kunci... 6 Lampiran A (informatif)... 7 Tabel 1 - Perkiraan kuantitas contoh uji... 5 BSN 2014 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal adalah revisi dari SNI 03-6890-2002. Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal merupakan adopsi dengan metode terjemahan dari ASTM D 979-01 (2006), Standard Practice for Sampling Bituminous Paving Mixtures 1. Perbedaan SNI ini dengan SNI 03-6890-2002 adalah adanya syarat pengambilan contoh dari ember berjalan (skip conveyor) yang mengangkut campuran ke bin penyimpan dan pengambilan contoh dari timbunan campuran beraspal dingin, serta perkiraan kuantitas contoh uji. SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01/S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Bahan dan Perkerasan Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 03.1:2007 dan dibahas dalam rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 29 Maret 2012 di Bandung oleh Subpanitia Teknis, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. Dalam acuan normatif, ASTM D3665, Practice for Random Sampling of Conctruction Materials, telah diadopsi menjadi SNI 03-6868-2002, Tata cara pengambilan contoh uji uji secara acak untuk bahan konstruksi BSN 2014 ii

Pendahuluan BSN 2014 iii SNI 6890:2014 Pengambilan contoh uji dan pengujian merupakan dua hal yang sangat penting dalam fungsi pengendalian mutu. Data dari pengujian ini merupakan alat untuk menilai kualitas produksi apakah memenuhi syarat atau tidak. Dengan alasan ini, pengambilan contoh dan prosedur pengujian harus dilakukan dengan hati-hati dan benar. Salah satu kesalahan yang besar dalam menguji bahan adalah kegagalan untuk mengambil contoh uji yang mewakili. Apabila contoh uji yang dikirim ke laboratorium tidak mewakili kondisi bahan yang sebenarnya, maka hasil pengujian akan sia-sia, bahkan apabila digunakan, mungkin menyesatkan. Oleh karena itu, pengambilan contoh uji harus dilakukan dengan prosedur standar. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal mencakup ketentuan tentang cara pengambilan contoh uji campuran beraspal dari unit produksi, penyimpanan, pengiriman, atau di tempat (in place). Standar ini akan bermanfaat bagi produsen, teknisi, pelaksana dan pengawas dalam pengembangan data awal, pengendalian produk pada sumber produksi atau penyimpanan, atau penggunaan di lapangan dan pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan campuran beraspal.

1 Ruang lingkup Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal 1.1 Standar ini mencakup ketentuan tentang cara pengambilan contoh uji campuran beraspal dari unit produksi, penyimpanan, pengiriman, atau di tempat (in place). 1.2 Nilai yang digunakan dalam standar ini dinyatakan dalam satuan SI, kecuali untuk ukuran ayakan. 1.3 Standar ini tidak mencantumkan semua yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Bila ada, menjadi tanggungjawab pengguna standar ini untuk menentukan keselamatan dan kesehatan serta menentukan aplikasi batasan-batasan regulasi/ketentuan sebelum digunakan. 2 Acuan normatif 2.1 Standar ASTM: C702, Practice for reducing samples of aggregate to testing size. D2234/D2234M, Practice for collection of a gross sample of coal. D3665, Practice for random sampling of construction materials E105, Practice for probability sampling of materials. E122, Practice for calculating sample size to estimate, with specified precision, the average for a characteristic of a lot or process. E141, Practice for acceptance of evidence based on the results of probability sampling. CATATAN : Standar ASTM D3665 telah diadopsi menjadi SNI 03-6868-2002, Tata cara pengambilan contoh uji secara acak untuk bahan konstruksi 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan dokumen ini, istilah dan definisi berikut digunakan: 3.1 Contoh uji lapangan suatu kuantitas bahan dengan ukuran yang sesuai yang akan diuji sehingga menghasilkan perkiraan kualitas rata-rata yang dapat diterima dar isuatu unit 3.2 inkremen (increment) bagian contoh BSN 2014 1 dari 7

3.3 lot suatu kuantitas bahan curah yang terukur, berasal dari suatu sumber, dengan asumsi dihasilkan melalui proses yang sama (contoh: produksi satu hari atau massa atau volume tertentu) 3.4 benda uji (test portion) suatu kuantitas bahan yang diambil dari contoh uji (dengan ukuran yang cukup) melalui suatu prosedur tertentu sehingga benar-benar mewakili contoh uji, dengan demikian mewakili unit 3.5 unit satu takaran (porsi) atau bagian tertentu lot bahan curah (misalnya: satu muatan truk atau satu area tertentu) 4 Arti dan kegunaan 4.1 Umum 4.1.1 Pengambilan contoh uji sama pentingnya dengan pengujian, dan pengambil contoh uji harus melakukan segala upaya untuk mendapatkan estimasi yang dapat diterima yang mewakili sifat asli dan kondisi bahan. 4.1.2 Contoh uji yang digunakan untuk pengembangan data awal, diambil oleh pihak yang bertanggungjawab untuk pengembangan data awal tersebut. Contoh yang digunakan untuk pengendalian produk pada sumber produksi atau penyimpanan, atau penggunaan di lapangan, diambil oleh produsen, kontraktor atau pihak-pihak lain yang bertanggungjawab dalam penyelesaian pekerjaan. Contoh uji yang diperlukan untuk pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan, diambil oleh pihak pengguna atau pihak yang diberi kuasa untuk mewakilinya. 5 Prosedur 5.1 Inspeksi Bahan harus diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya variasi bahan yang dapat dilihat. Pemasok harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk inspeksi dan pengambilan contoh uji yang aman dan memadai. 5.2 Pengambilan contoh uji Untuk pemilihan lokasi dan frekuensi pengambilan contoh dijelaskan pada SNI 03-6868-2002 5.2.1 Pengambilan contoh uji dari ban berjalan Hentikan ban berjalan. Pilih secara acak sekurang-kurangnya tiga area pengambilan contoh. Pada tiap area yang akan diambil contohnya, sisipkan pembatas (dengan bentuk yang sesuai dengan bentuk ban berjalan). Ambil bagian contoh (inkremen) yang kuantitasnya kira-kira sama dari setiap area yang dipilih, dan gabungkan ketiga bagian contoh sehingga memiliki massa yang sama dengan atau lebih besar dari berat minimum sesuai dengan yang tercantum pada Tabel 1. Ambil dengan hati-hati semua bahan yang terdapat di antara batas dan masukkan ke dalam wadah yang sesuai. BSN 2014 2 dari 7

5.2.2 Pengambilan contoh uji dari truk pengangkut Dengan cara acak, pilih beberapa truk pengangkut untuk diambil contoh. Ambil contoh dengan menggunakan sekop dari masing-masing truk terpilih sekurang-kurangnya tiga bagian contoh yang kuantitasnya sama dari titik yang berbeda dan gabungkan ketiga bagian contoh sehingga memiliki massa yang sama dengan atau lebih besar berat minimum sesuai denganyang tercantum pada 5.3.2 (Tabel 1). Hindari pengambilan contoh dari permukaan bahan. 5.2.3 Pengambilan contoh uji dari hamparan sebelum dipadatkan Bila hanya satu contoh yang diperlukan, ambil sekurang-kurangnya tiga bagian contoh yang kuantitasnya hampir sama (area bagian contoh ditetapkan secara acak pada unit yang diambil contohnya) dan gabungkan ketiga bagian contoh sehingga memiliki massa yang sama dengan atau lebih besar berat minimum sesuai dengan yang tercantum pada 5.3.2 (Tabel 1). 5.2.3.1 Bila akan dilakukan pengambilan tiga atau lebih contoh, untuk mengevaluasi suatu lot, gunakan metode acak untuk menentukan lokasi pengambilan contoh. Ambil tiga bagian contoh (yang kuantitasnya kira-kira sama) dari tiap lokasi. Gabungkan ketiga bagian contoh sehingga memiliki massa yang sama dengan atau lebih besar berat dari minimum sesuai dengan yang tercantum pada 5.3.2 (Tabel 1). 5.2.3.2 Pengambilan bagian contoh dari hamparan harus mencakup seluruh tebal hamparan (perlu diperhatikan agar bagian perkerasan di bawah hamparan tidak ikut terambil). Apabila diperlukan, letakkan cetakan pada permukaan perkerasan yang akan dihampar, agar bahan di bawah hamparan tidak ikut terambil. Berikan tanda yang jelas agar lokasi penempatan cetakan dapat diketahui setelah penghamparan. Penggunaan cetakan akan membantu dalam mendapatkan bagian contoh yang kuantitasnya kira-kira sama. 5.2.4 Pengambilan contoh uji dari ember-berjalan (skip conveyor) yang mengangkut campuran ke bin penyimpan Pilih dengan cara acak beberapa unit yang akan diambil dari ember-berjalan (skip conveyor) berdasarkan kapasitas bin penyimpan. Setelah terisi, ember ditahan agar tidak bergerak atau dihentikan. Buat alur sedalam 150 mm dari atas ke bawah. Ambil sekurang-kurangnya tiga bagian contoh dari bagian atas, tengah, dan bawah, yang kuantitasnya kira-kira sama. Gabungkan ketiga bagian contoh sehingga memiliki massa yangsama dengan atau lebih besar dari berat minimum sesuai dengan yang tercantum pada Tabel 1. 5.2.5 Pengambilan contoh uji dari corong pemasok ban berjalan ke bin penyimpan Pilih dengan cara acak beberapa unit yang akan diambil dari corong pemasok berdasarkan kapasitas bin penyimpan. Gunakan wadah atau baki untuk mengambil contoh dari mulut corong (ulangi sekurang-kurangnya dua kali pengambilan bagian contoh dengan kuantitas yang kira-kira sama). Gabungkan ketiga bagian contoh sehingga memiliki massa yang sama dengan atau lebih besar berat dari minimum sesuai dengan yang tercantum pada Tabel 1. 5.2.6 Pengambilan contoh uji dari lapisan padat Pilih secara acak beberapa unit yang akan diambil contohnya dari lapisan padat di lapangan. Ambil sekurang-kurangnya tiga bagian contoh yang kuantitasnya kira-kira sama dari masing-masing unit. Pengambilan bagian contoh dari lapisan padat harus mencakup seluruh tebal lapisan (perlu diperhatikan agar bagian perkerasan di bawah hamparan tidak ikut terambil), dengan cara pengeboran, pemotongan, atau dengan cara lain yang tidak mengganggu/merusak contoh. 5.2.7 Pengambilan contoh uji dari timbunan campuran beraspal dingin Setelah beberapa lama, pada bagian puncak timbunan campuran dingin dapat terjadi penggumpalan. Bahan yang menggumpal harus dibuang sampai kedalaman 100 mm (pada area seluas satu meter persegi), untuk mendapatkan campuran yang belum terpengaruh oleh cuaca. Aduk dan ambil tiga bagian contoh campuran dingin yang kuantitasnya kira-kira BSN 2014 3 dari 7

BSN 2014 4 dari 7 SNI 6890:2014 sama. Gabungkan ketiga bagian contoh sehingga berat contoh sesuai dengan yang tercantum pada 5.3.2 (Tabel 1). 5.2.7.1 Apabila akan dilakukan pengambilan tiga atau lebih contoh, ikuti cara pengambilan contoh yang diuraikan pada butir 5.2.3.1 5.3 Jumlah dan kuantitas contoh uji 5.3.1 Jumlah contoh uji (diperoleh dengan salah satu metode yang dijelaskan pada 5.2) yang dibutuhkan tergantung pada tingkat kekritisan dan variasi sifat bahan yang diuji. Sebelum dilakukan pengambilan contoh dari masing-masing unit, tentukan lokasi masingmasing unit. Jumlah contoh uji harus dapat menghasilkan tingkat kepercayaan yang memadai dari hasil pengujian. CATATAN 1 Pedoman untuk menentukan jumlah contoh yang dapat memberikan hasil pengujian dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan dapat dilihat pada ASTM D2234/D2234M, Practice E105, Practice E122, dan Practice E141. CATATAN 2 Unit yang harus diwakili oleh suatu contoh uji tidak boleh memiliki kuantitas yang terlalu besar karena hal tersebut akan menutupi pengaruh variabilitas yang besar pada unit. Di sisi lain unit contoh tidak boleh memiliki kuantitas terlalu kecil karena kuantitas yang terlalu kecil akan dipengaruhi oleh variabilitas antara porsi-porsi kecil bahan curah. CATATAN 3 Suatu unit bahan curah yang terdiri dari agregat bergradasi atau campuran agregat dapat merupakan satu muatan penuh truk. Jika memungkinkan, seluruh muatan truk sebaiknya diuji dengan cara sepraktis mungkin. Suatu contoh uji terdiri atas tiga atau lebih bagian contoh yang dipilih secara acak dari bahan yang dimuat atau dibongkar dari truk. Penelitian telah menunjukkan bahwa suatu prosedur dapat menghasilkan estimasi gradasi yang dapat diterima bila pengujian dilakukan terhadap 15 atau 20 bagian contoh yang berasal dari muatan truk. CATATAN 4 Variabilitas yang signifikan yang mungkin terdapat pada suatu lot bahan, harus ditunjukkan dengan ukuran statistika, yaitu deviasi standar antara unit-unit yang dipilih secara acak dari suatu lot. 5.3.2 Panduan untuk menentukan kuantitas contoh uji ditunjukkan pada Tabel 1. Kuantitas contoh uji tergantung pada jenis dan jumlah pengujian. Agar pengambilan keputusan terhadap hasil pengujian tepat, maka kuantitas bahan harus cukup. Standar pengujian untuk pengendalian dan penerimaan diuraikan dalam Standar ASTM, yang menetapkan porsi contoh uji yang diperlukan untuk pengujian yang spesifik. Umumnya kuantitas bahan sudah memadai untuk pengujian rutin. Reduksi benda uji dari contoh uji harus dilakukan dengan cara perempatan atau pemisahan, yang diuraikan dalam Practice C 702 atau cara lain yang ditentukanoleh pengujian.

6 Pengangkutan contoh uji Tabel 1 - Perkiraan kuantitas contoh uji Ukuran nominal maksimumagregat BSN 2014 5 dari 7 Perkiraanmassa minimum daricampurantidakdipadatkan, Kg (lb) 2,36 mm (no. 8) 2 (4) 4,75 mm (no. 4) 2 (4) 9,5 mm (3/8 ) 4 (8) 12,5 mm (1/2 ) 5 (12) 19,0 mm (3/4 ) 7 (16) 25,0 mm (1 ) 9 (20) 37,5 mm (1½ ) 11 (25) 50,0 mm (2 ) 16 (35) 6.1 Pengangkutan contoh uji harus dilakukan dalam wadah yang dapat mencegah kehilangan atau kontaminasi setiap bagian contoh uji, atau kerusakan contoh uji yang diakibatkan penanganan selama pengangkutan. 6.2 Setiap contoh uji harus ditempel label yang dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh pengguna contoh. Secara tipikal, informasi yang diperlukan mencakup tetapi tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut: 6.2.1 Informasi pekerjaan yang menggunakan bahan, antara lain nomor proyek, nama ruas jalan, kabupaten/kota/provinsi, dan informasi geografis lainnya. 6.2.2 Asal contoh, termasuk unit pencampur aspal (nama pemilik, lokasi, tipe, dan kapasitas), jenis aspal dan agregat yang digunakan. 6.2.3 Lokasi pengambilan contoh, untuk contoh uji yang diambil dari permukaan perkerasan jalan (baik lokasi memanjang maupun melintang pada perkerasan). Termasuk informasi tentang asal contoh, apakah dari lapisan padat atau lapisan lepas. 6.2.4 Kuantitas yang diwakili 6.2.5 Nama dan jabatan pengambil contoh 6.2.6 Tanggal pembuatan campuran, untuk bahan yang dicampur di tempat 6.2.7 Tanggal pengambilan contoh

6.2.8 Nama pengirim dan alamat yang dituju 6.2.9 Tujuan pengambilan contoh 6.2.10 Nama penerima laporan 7 Kata kunci 7.1 Campuran beraspal (asphalt/bituminouspaving mixture); pengambilan contoh uji; BSN 2014 6 dari 7

Lampiran A (informatif) Pengambilan contoh campuran aspal panas dari finisher Pengambilan contoh dilakukan pada saat finisher sedang menghampar. Contoh diambil dari campuran yang terdorong oleh ulir ke bagian tepi finisher sebelum melalui tamper. Pengambilan dilakukan secara acak dengan cara mengambil hanya satu sekop kecil pada setiap jarak satu meter. Gabungkan contoh sehingga memiliki massa yang sama dengan atau lebih besar dari berat minimum sesuai dengan yang tercantum pada Tabel 1. BSN 2014 7 dari 7