SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 29 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tataa Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Negara Pokok Kepegawaian (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Negara Republik Pokok Kepegawaian (Lembaran Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Halaman 2 dari 11 hlm..
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165) 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Halaman 3 dari 11 hlm..
20. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu; 21. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif yang dalam pelaksanaan tugasnya mencerminkan kemitraan. 4. Walikota adalah Walikota Batu. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Batu. 7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. 9. Kantor adalah Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu. Halaman 4 dari 11 hlm..
10. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Batu. BAB II PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Kantor Pasal 2 Kepala Kantor mempunyai tugas merencanakan, merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis, mengkoordinasikan, mengendalikan, serta mengevaluasi penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang kesatuan bangsa dan politik. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kepala Kantor menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan, pengendalian, pengevalusian rencana strategis dan rencana kerja di bidang kesatuan bangsa dan politik; b. perumusan dan penetapan kebijakan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), penyusunan target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM); c. perencanaan dan pengendalian anggaran; d. pengendalian urusan administrasi kantor; e. pembinaan hubungan antara lembaga legislatif, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat dengan pemerintah; f. pembinaan penyelenggaraan upacara resmi dan upacara kenegaraan; g. pembinaan pembauran kebangsaan, wawasan kebangsaan dan nilai nilai kebangsaan di masyarakat; h. pengendalian proses Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPRD; i. pengendalian pelaksanaan Komunitas Intelejen Daerah (Kominda); Halaman 5 dari 11 hlm..
j. pengendalian hubungan antara partai politik dengan pemerintah; k. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama fasilitasi bidang kesatuan bangsa dan politik dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah dan instansi terkait; l. pembinaan dan pengembangan; m. pengendalian dan evaluasi urusan hubungan antar lembaga dan Hak Asasi Manusia; n. pengembangan pendidikan politik di masyarakat; o. pencegahan dan penanganan konflik di masyarakat; p. pengendalian terhadap pelaksanaan dan kegiatan Kantor; dan q. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Sub Bagian Tata Usaha Pasal 4 (1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaporan program dan kegiatan, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kehumasan, kerumahtanggaan, dan perpustakaan, serta kearsipan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Anggaran (RKA), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA); b. pengelolaan administrasi umum, ketatalaksanaan, kearsipan, perpustakaan, kehumasan dan keprotokolan, rumah tangga serta perlengkapan kantor; c. pengelolaan administrasi kepegawaian; d. pengelolaan administrasi keuangan; e. pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah di Kantor; f. pemrosesan ijin survey/penelitian; g. pengelolaan data informasi urusan kesatuan bangsa dan politik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; Halaman 6 dari 11 hlm..
h. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Seksi Hubungan Antar Lembaga Pasal 5 (1) Seksi Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis di bidang hubungan antar lembaga kemasyarakatan di daerah. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Hubungan Antar Lembaga menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pelaksanaan fasilitasi hubungan antara lembaga legislatif, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat; c. pemrosesan rekomendasi pembentukan organisasi masyarakat dan organisasi non-politik; d. pendataan organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat; e. pemantauan kegiatan ormas/tokoh masyarakat/ tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS); f. pelaksanaan fasilitasi dan mediasi hubungan antar ormas/tokoh masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan pemerintah; g. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan dan lembaga nirlaba yang bermanfaat bagi masyarakat; h. pelaksanaan fasilitasi proses Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPRD; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya. Halaman 7 dari 11 hlm..
Bagian Keempat Seksi Integrasi Bangsa Pasal 6 (1) Seksi Integrasi Bangsa mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis di bidang kewaspadaan dan integrasi bangsa. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Integrasi Bangsa menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan daerah rawan konflik; c. pelaksanaan analisis potensi konflik, penanganan konflik sosial dan rekonsiliasi serta rehabilitasi pasca terjadinya konflik sosial; d. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi komunitas intelejen daerah (kominda); e. pemantauan dan pengawasan orang asing; f. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan bidang pembauran kebangsaan, wawasan kebangsaan dan nilai-nilai kebangsaan di masyarakat; g. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan upacara resmi dan upacara kenegaraan; h. pelaksanaan fasilitasi pemberian tanda penghargaan pembauran kebangsaan; i. pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengembangan forum kewaspadaan dini masyarakat; j. pelaksanaan fasilitasi forum komunikasi dan konsultasi pembauran kebangsaan antar golongan, etnis, suku, serta antar umat beragama; k. peningkatan kapasitas aparatur di bidang pembauran bangsa, wawasan kebangsaan dan nilai-nilai kebangsaan; l. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya. Halaman 8 dari 11 hlm..
Bagian Kelima Seksi Politik Dalam Negeri Pasal 7 (1) Seksi Politik Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis di bidang politik dalam negeri. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Politik Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Seksi; b. pendataan partai politik dan pembuatan peta politik; c. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi Desk Pilkada; d. pelaksanaan fasilitasi, mediasi, dan komunikasi hubungan antara partai politik dengan pemerintah; e. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pendidikan etika politik di masyarakat; f. pelaksanaan pembinaan pendidikan Hak Asasi Manusia dan Implementasi Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia; g. peningkatan kapasitas aparatur di bidang pendidikan etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB III TATA KERJA Pasal 8 (1) Lembaga teknis daerah yang berbentuk Kantor dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Halaman 9 dari 11 hlm..
(2) Apabila Kepala Kantor berhalangan di dalam menjalankan tugas, Kepala Kantor dapat menunjuk Kepala Sub Bagian atau salah satu Kepala Seksi untuk mewakilinya. (3) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor. (4) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor. (5) Hubungan tata kerja antara Kepala Kantor dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Pasal 9 (1) Kepala Kantor berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi baik dalam lingkungan Kantor maupun dengan perangkat daerah lainnya. (2) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi harus melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi sesuai dengan lingkup tugas masing-masing. (3) Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Seksi masing-masing bertanggung jawab memberikan bimbingan, pembinaan dan pengawasan kepada bawahannya, serta melaporkan hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatan masing-masing. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 10 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala Kantor. Halaman 10 dari 11 hlm..
Pasal 11 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Nomor 69 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota Batu (Berita Daerah Kota Batu Tahun 2008 Nomor 18/D), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 27 September 2013 WALIKOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO Diundangkan di Batu pada tanggal 27 September 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, ttd WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 21/D Halaman 11 dari 11 hlm..