P 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kata kunci : pendidikan matematika realistik, pemahaman konsep, materi prisma dan limas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol. 3 No. 2 (2017) : 47-54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB III METODE PENELITIAN

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 MOJOGEDANG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. Adanya keberhasilan dalam suatu penelitian dapat ditentukan oleh

Penerapan Experiential Learning

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ANALISIS REAL

Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

Transkripsi:

P 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI Suparni Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta suparni71@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pembelajaran matematika dengan pendekatan integrasi interkoneksi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research. Subyek dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi pendidikan Matematika yang menenpuh mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika pada semester gasal tahun akademik 2013/2014. Obyek dari penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep Kurt Lewin. Teknik pengumpulan datanya adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan merupakan analisis data secara kualitatif yang didukung oleh analisis data secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan integrasi interkoneksi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data skor rata-ratatkbk pada saat pratindakan sebesar 23, siklus I sebesar 27,7, dan dan siklus II sebesar 36,6. Kata Kunci: pendekatan integrasi interkoneksi, kemampuan berpikir kritis A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dengan sepuluh program studi (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia dan Pendidikan Biologi, Teknik Industri, dan Teknik Informatika) merupakan salah satu fakultas baru yang ada di UIN Sunan Kalijaga. Visi, misi, dan tujuan fakultas di antaranya adalah mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Sains dan Teknologi yang integratif dan interkonektif yang berkepribadian ZIKR (Zero-based, Iman, Konsisten, dan Result -oriented) dan mengembangkan penelitian yang berkualitas dalam bidang Sains dan Teknologi, maka setiap kegiatan pendidikan dan pengajaran di Fakultas Sains dan Teknologi selalu diusahakan untuk dapat mengembangkan karakter dan kepribadian mahasiswa. Pada saat ini pembelajaran yang mengutamakan kemampuan berpikir kritis mahasiswa banyak menjadi pembicaraan. Tuntutan ini muncul seiring dengan perubahan kebutuhan akan Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

kemampuan para pekerja di era informatika ini. Para pekerja yang memasuki tempat kerja di masa mendatang harus benar-benar memiliki berbagai kemampuan yang menjadikan mereka pemikir sistem, pemecah masalah, pembuat keputusan secara mandiri, dan yang tak pernah henti belajar sepanjang hidup mereka. Penting bagi mahasiswa untuk menjadi seorang pemikir kritis sejalan dengan meningkatnya jenis pekerjaan di masa yang akan datang. Berpikir kritis merupakan salah satu karakter yang akhir-akhir ini memang menjadi isu pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Kemampuan berpikir kritis juga diperjelas melalui UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Salah satu potensi yang harus dikembangkan dan dibentuk di perguruan tinggi adalah berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisasikan dan berperan dalam proses mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah. Berpikir kritis mencakup kegiatan menganalisis dan menginterpretasikan data dalam kegiatan penemuan ilmiah. Kompetensi berpikir kritis, membuat keputusan, memecahkan masalah, dan bernalar sangat dibutuhkan dalam berprestasi di dunia kerja. Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga sebagai calon pendidik selain harus memiliki empat kompetensi utama sebagai pendidik (kompetensi pedagogi, profesional, kepribadian, dan sosial) juga diharapkan memiliki bekal ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, dan berpikir kreatif. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa perlu dilakukan inovasi pembelajaran. Dengan pembelajaran yang inovatif diharapkan mahasiswa menjadi pribadi pemikir kritis yang dapat dilihat dari ketrampilannya menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan, menjelaskan apa yang dipikirkannya dan membuat keputusan, menerapkan kekuatan berpikir kritis pada dirinya sendiri, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap pendapat-pendapat yang dibuatnya. 1 Seseorang yang mampu melakukan keenam ketrampilan kognitif tersebut berarti kemampuan berpikir ktitisnya jauh di atas seseorang yang hanya mampu melakukan interpretasi, analisis, dan evaluasi saja. Dengan demikian dapat dibuat penjenjangan kemampuan berpikir kritis seseorang. Tingkat kemampuan berpikir kritis setiap orang berbeda-beda dan perbedaan ini dapat dipandang sebagai suatu keberlanjutan yang dimulai dari tingkatan terendah sampai tertinggi. Untuk melakukan penilaian kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam aktivitas penyelesaian masalah diperlukan suatu patokan atau kriteria tingkat berpikir kritis. Kriteria ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui kualitas kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis dan perkembangannya selama proses pembelajaran dalam menyelesaikan masalah matematika. Berdasarkan kriteria ini, seseorang dapat dikategorikan sebagai pemikir kritis atau tidak. Berdasarkan pemikiran itulah maka peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan kemampuan berpikir kritis pada mahasiswa program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melalui 1 Facione, P.A. 2009. Critical Thinking: What It is and Why It Counts. Insight Assessment, (Online) (http://www.insightassessment.com) Yogyakarta, 9 November 2013 MP - 580

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis mengubah paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan mengutamakan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pembelajaran dengan pendekatan integrasi interkoneksi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta? 3. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pembelajaran dengan pendekatan integrasi interkoneksi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta b. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada. 1) Mahasiswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya agar lebih siap dalam menghadapi tantangan di masa depan. 2) Pimpinan Program Studi untuk menjadi dasar dalam pengembangan metode pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pendekatan integrasi interkoneksi. 3) Pimpinan fakultas untuk menjadi dasar penentuan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa 4. Peneliti yang lain untuk dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga menghasilkan model pembelajaran yang semakin baik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang tinggi. 4. Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Suparni, S.Pd., M.Pd. dengan judul Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Rangka Pengembangan Karakter Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga dalam menyelesaikan masalah hanya sampai tingkat kemampuan berpikir kritis 3 (kritis). Penjenjangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga dalam menyelesaikan masalah terdiri dari TKBK 3 (kritis) sebanyak 17,4 %, TKBK 2 (cukup kritis) sebanyak 56,5 %, dan TKBK 1 (kurang kritis) sebanyak 26,1 %. B. METODE PENELITIAN 1. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang menenpuh mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika pada semester gasal tahun akademik 2013/2014. Obyek dari penelitian ini adalah pembelajaran pada materi Hakikat Yogyakarta, 9 November 2013 MP - 581

Matematika menggunakan pendekatan integrasi interkoneksi dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang biasa disingkat PTK. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan didukung dengan data-data kuantitatif. Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep Kurt Lewin. Model Kurt Lewin yang terdiri atas empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart di mana pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan. Tindakan dan pengamatan tidak dapat dipisahkan pelaksanaannya satu sama lain karena proses pengamatan dilakukan pada saat tindakan diberikan. Dengan pertimbangan tersebut, peneliti memilih desain PTK dari Kemmis dan Mc Taggart sebagai desain penelitian. 3. Prosedur Penelitian Adapun prosedur atau langkah-langkah tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Siklus 1 Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning) Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting) dan Pengamatan (Observing) Tahap 3: Refleksi (Reflecting) Siklus 2 Siklus 2 dilakukan berdasarkan perencanaan dan perbaikan dari hasil refleksi siklus sebelumnya, kemudian dilakukan refleksi untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi melalui tindakan kedua. Siklus 2 menggunakan tahapan seperti halnya siklus 1. Siklus berhenti ketika indikator keberhasilan telah tercapai. 4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti memperoleh atau mengumpulkan data. 2 Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini beserta instrumen pengumpulan datanya adalah tes, angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. 5. Validitas Data Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan validasi data. Validasi data dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkins, 3 antara lain dapat dilakukan dengan member check, teknik trianggulasi, key respondents review, dan expert opinion. 6. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan merupakan analisis data secara kualitatif yang didukung oleh analisis data secara kuantitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data sedang berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data di lapangan model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data menurut Miles dan Huberman setelah proses pengumpulan data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication. 2 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM Press, 2007), hlm. 140 3 Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 168 Yogyakarta, 9 November 2013 MP - 582

Analisis data kuantitatif yang berupa angket pelaksanaan metode Jigsaw untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: a. Pengelompokkan butir pernyataan sesuai dengan aspek yang diamati. b. Berdasarkan pedoman penskoran jawaban angket yang telah dibuat, kemudian dihitung jumlah skor tiap butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek yang diamati. c. Jumlah hasil skor yang diperoleh pada setiap aspek, dihitung dan dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil angket untuk membuat kesimpulan mengenai implementasi metode Jigsaw dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Sedangkan untuk analisis data kuantitatif yang berupa hasil tes, dilakukan dengan analisis dengan metode perbandingan tetap untuk mengetahui reliabilitas penjenjangan kemampuan berpikir kritis yang dirumuskan. Pada penelitian ini, reliabilitas dipenuhi jika temuan teori yang didasarkan pada suatu saat pengumpulan data memberikan hasil yang identik atau sama (konsisten) dengan hasil teori yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk mengetahui reliabilitas temuan teori dilakukan analisis perbandingan tetap. 4 yaitu membandingkan suatu kategori data tertentu dengan suatu kategori data tertentu lain sehingga didapat suatu kategori yang memiliki ciri-ciri sama dan tetap. Suatu kategori yang bersifat tetap ini merupakan teori yang dihasilkan. 7. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ukuran berhasil tidaknya suatu penelitian. 5 Indikator kemampuan berpikir kritis dikatakan berkembang jika tingkat kemampuan berpikir kritis mahasiswa mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus berikutnya. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pra Penelitian Kegiatan pra penelitian dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 September 2013 dan Jum at, tanggal 6 September 2013 pada perkuliahan Strategi Pembelajaran Matematika dengan mengadakan tes tertulis materi Hakikat Matematika dan mahasiswa sebanyak 45 orang. Hasil tes awal pra penelitian TKBK diperoleh sebagai berikut: Tabel. 1. Daftar persentase TKBK hasil pra tindakan NO TKBK BANYAKNYA MAHASISWA PERSENTASE 1 TKBK 3 5 12,8 % 2 TKBK 2 10 25,7 % 3 TKBK 1 26 61,5 % 2. Hasil Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa ini terlaksana dalam dua siklus. Siklus I terlaksana dalam dua pertemuan, sedangkan siklus II terlaksana satu pertemuan. Adapun jadual penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 4 Moleong, JL. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 5 Suparman, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan MTs, (Solo: Tiga Serangkai, 2007), hlm. 17 Yogyakarta, 9 November 2013 MP - 583

SIKLUS 1 2 Tabel 2. Jadual Pelaksanaan Peneliltian HARI/TANGGAL Kelas A Kelas B MATERI Jum at, Kamis, 13 Sept 2013 12 Sept 2013 Tes pratindakan Jum at, Kamis, Hakikat matematika sebagai ilmu deduktif dan 20 Sept 2013 19 Sept 2013 sebagai ilmu tentang pola dan hubungan. Jum at, Kamis, Hakikat matematika sebagai bahasa dan sebagai 27 Sept 2013 26 Sept 2013 ilmu tentang struktur yang terorganisasikan. Jum at, Kamis, 4 Okt 2013 3 Okt 2013 Postes siklus I Jum at, Kamis, Hakikat matematika sebagai seni dan sebagai 11 Okt 2013 10 Okt 2013 aktivitas manusia Jum at, Kamis, 18 Okt 2013 17 Okt 2013 Postes siklus II Masing-masing siklus mengikuti langkah-langkah penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan refleksi. Penelitian dihentikan setelah siklus II karena indikator keberhasilan sudah tercapai. Sebelum diberi perlakuan, mahasiswa diberi tes awal untuk mengetahui TKBK mahasiswa. Setiap akhir siklus juga dilakukan tes untuk mengetahui TKBK mahasiswa. Setelah diperoleh skor masing-masing tes, data diolah untuk mengetahui peningkatan TKBK mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis data skor tes pra tindakan, postes siklus I, dan postes siklus II diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3. TKBK berdasarkan banyaknya mahasiswa PRA TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II NO TKBK Banyak Banyak Banyak Persentase Persentase Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Persentase 1 TKBK 3 5 12,8 % 11 28,2 % 31 79,5 % 2 TKBK 2 10 25,7 % 15 38,5 % 8 20,5 % 3 TKBK 1 24 61,5 % 13 33,3 % 0 0% Tabel 4. TKBK berdasarkan rata-rata skor tes PRA TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II 23 27,7 36,6 Tabel 5. TKBK berdasarkan indikator TKBK Indikator TKBK PRA TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II Informasi 7 10 12 Konsep/Ide 8 10 12 Kesimpulan 4 4 6 Sudut pandang 4 4 6 Tabel peningkatan TKBK di atas dapat disajikan dalam diagram sebagai berikut. Yogyakarta, 9 November 2013 MP - 584

14 12 10 8 6 4 2 0 Pra Tindakan Siklus I Siklus II Berdasarkan pada hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan integrasi interkoneksi, maka kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi semakin berkembang. Berdasarkan hasil analisis angket dan wawancara dengan mahasiswa, dapat disimpulkan juga bahwa mahasiswa merasa semakin bertambah luas sudut pandang, penguasaan konsep, pemunculan ide, dan semakin jelas dan logis dalam menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan integrasi interkoneksi dengan metode Jigsaw terlaksana dengan baik, dan mahasiswa semakin aktif dalam diskusi kelompok terutama dalam memunculkan ide-idenya berkaitan dengan materi yang sedang dibahas, dan semakin luas sudut pandangnya berkaitan dengan pendekatan integrasi interkoneksi materi yang sedang dibahas dengan keislaman. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan integrasi interkoneksi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari analisis data skor TKBK pada saat pra tindakan sebesar 23,28 pada siklus I sebesar 27,67, dan pada siklus II sebesar 36,72. 2. Saran Berdeasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut: a. Bagi dosen pengampu mata kuliah yang lain, dapat dicoba menerapkan metode ini dengan materi matematika b. Bagi pimpinan prodi/fakultas, agar dapat memfasilitasi penelitian lebih lanjut dari penelitian ini c. Bagi mahasiswa, agar lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya dengan mengikuti penelitian ini. d. Dapat dilakukan penelitian eksperimen untuk mengetahui efektivitas pendekatan integrasi interkoneksi terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa. e. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan menggunakan pendekatan yang lain ataupun terhadap variabel yang lain. Yogyakarta, 9 November 2013 MP - 585

E. DAFTAR PUSTAKA Facione, P.A. 2009. Critical Thinking: What It is and Why It Counts. Insight Assessment, (Online) (http://www.insightassessment.com) Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM Press. Moleong, JL. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Suparman. 2007. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan MTs, (Solo: Tiga Serangkai. Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. www.criticalthinking.org (online) Yogyakarta, 9 November 2013 MP - 586