BAB. IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam. penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

LAMPIRAN A STANDAR HARGA SATUAN. Penetapan Indeks Harga Satuan Pekerjaan Beton Pracetak

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan. analisa harga satuan pekerjaan yaitu : Harga Satuan Pelat Lantai

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB III METODE PENELITIAN

Assalamu alaikum wr.wb

BAB IV DATA DAN ANALISIS. : Jagat Office Building. : 3 Basement dan 9 Lantai. : m2, m2 (Luas Keseluruhan)

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB III METODOLOGI STUDI. bekisting sistem multiflex and scaffolding dengan siitem PCH dari segi waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BILL Of QUANTITY ( B.Q )

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN

REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

APLIKASI SNI PRACETAK

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

TUGAS AKHIR ANALISIS OPTIMASI WASTE BESI DENGAN APLIKASI 1D CUTTING OPTIMIZER PADA PEKERJAAN STRUKTUR BETON

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

Kata kunci : metode bekisting table form

REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

INOVASI PERUBAHAN PLAT LANTAI PEKERJAAN FISIK PEMBANGUNAN GEDUNG TERMINAL BANDARA SULTAN THAHA JAMBI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI. Oleh : Joaozinho Dos Santos Araujo Fernandes Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing I. Dosen Pembimbing II

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Revisi SNI T C. Daftar isi

BILL OF QUANTITY ( BOQ)

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

OPTIMASI BIAYA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUANG BACA PERPUSTAKAAN DI KAWASAN PUSPEM BADUNG

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Sering terjadinya kesalahan didalam pemasangan tulangan pelat lantai. Pelat yang kuat didasarkan pada suatu perhitungan yang cermat. Pe

JURNAL LOGIC. VOL. 17. NO. 1. MARET

METODE PELAKSANAAN Pekerjaan Bekisting Raka Pratama

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN FLAT SLAB ATAU DROP PANEL. yang dapat dikerjakan secara bersamaan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Lampiran A...15 Bibliografi...16

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

TUGAS AKHIR RC Denny Ervianto

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pembahasan

Transkripsi:

BAB. IV ANALISIS dan PEMBAHASAN Identifikasi penelitian bertujuan untuk mengetahui optimasi penggunaan metode begisting konvensional dan begisting bondek terhadap 5 aspek, yaitu aspek biaya, aspek waktu, aspek waste, aspek pengadaan dan aspek pelaksanaan. Optimasi perubahan begisting pelat konvensional menjadi begisting pelat bondek telah melalui prosedur yang benar dan tepat, dasar perubahan yang digunakan adalah perhitungan kekuatan yang telah direncanakan oleh Perencana yaitu PT. Perenjana Djaja, pelat lantai yang digunakan mampu menahan beban sebagai berikut : Beban mati Pelat sendiri : 2400 x 0,13 : 312 kg/m2 SIDL : 2000 x 0,085 :170 kg/m2 Ceiling dan Plafond : 30 kg/m2+ qd : 512 kg/m2 Beban Hidup ql : 250 kg/m2 Beban Ultimate qu = 1,2qD + 1,6qL qu = (1,2 x 512) + (1,6 x 250) qu = 1014,4kg/m2 Dari data perhitungan diatas maka didapatlah perhitungan pelat bondek dan wiremesh yang cocok untuk menggantikan penulangan besi ulir dengan IV-1

metode begisting konvensional yang telah direncanakan sebelumnya (data dan gambar terlampir). 4.1 Aspek Biaya Untuk mendapatkan optimasi adalah dengan mengolah data yang didapat dari Proyek Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), diantaranya adalah volume pekerjaan, analisa biaya pekerja, analisa harga satuan, kurva-s dan lain sebagaimana. Pengolahan data dimulai dengan membandingkan efisiensi penggunaan Pelat Konvensional dan Pelat Bondek, kemudian hasil pengolahan data tersebut dijadikan sebagai perimeter perhitungan dengan program solver dan metode simplek. 4.1.1. Rencana Anggaran Biaya Pelat Konvensional Tabel 4.1 Rekapitulasi RAB Pelat Konvensional IV-2

IV-3 BAB IV ANALISIS dan PEMBAHASAN

IV-4 BAB IV ANALISIS dan PEMBAHASAN

4.1.2. Rencana Anggaran Biaya Pelat Bondek Tabel 4.2 Rekapitulasi RAB Pelat Bondek IV-5

IV-6 BAB IV ANALISIS dan PEMBAHASAN

4.1.3. Rekapitulasi RAB Pelat Konvensional dan Bondek Tabel 4.3 Rekapitulasi RAB Pelat Konvensional dan Pelat Bondek IV-7

Dengan analisa dan perhitungan di atas terlihat jelas perbedaan biaya yang cukup besar yaitu sekitar 56,54% biaya dapat di efisiensikan dengan perubahan metode begisting konvensional menjadi metode bondek. Rencana Anggaran Biaya bekisting konvensional adalah Rp. 9.230.128.783,43 sedangkan Rencana Anggaran Biaya bekisting bondek adalah Rp. 4.011.337.654,29 besar biaya yang dapat di efisiensikan adalah sebesar Rp. 5.218.791.129,15 4.1.4. Optimasi Menggunakan Program Solver Solver adalah salah tools yang terdapat dalam Microsoft Excel yang bisa digunakan untuk mencari solusi yang paling optimal dalam mengalokasikan sumber daya yang ada,dalam kasus ini adalah optimasi biaya dan waktu terhadap perubahan metode bekisting konvensional menjadi bondek. Batasan batasan yang di pake dalam aplikasi Solver adalah luas bangunan tiap lantai, harga satuan/m², dan batasan waktu yang di peroleh dari kurva-s. Tabel 4.4 Optimasi Begisting Konv. Dengan Solver IV-8

Tabel 4.5 Optimasi Begisting Bondek. Dengan Solver Dengan memasukan batasan-batasan yang telah disebutkan diatas maka program Solver akan mengestimasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, dan Optimasi yang di dapat dari output Solver adalah waktu optimal pelaksanaan dengan begisting konvensional adalah 9 (Sembilan) hari kerja dan waktu optimal pelaksanaan dengan begisting bondek adalah 6 (enam) hari kerja, biaya optimal untuk pelaksanaan begisting konvensional adalah Rp. 68.002.364,97 sedangkan biaya optimal untuk pelaksanaan begisting bondek adalah Rp. 44.401.778,78 selisih biaya yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 23.600.586,19 atau sebesar 34,71%. IV-9

4.1.5. Grafik Optimasi Solver Grafik 4.1 Grafik jumlah lantai vs biaya Grafik 4.2 Grafik jumlah lantai vs waktu IV-10

Gambar 4.1 Pengoperasionalan Program Solver IV-11

4.1.6. Optimasi Menggunakan Program Linier Program linier adalah metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimalkan atau meminimalkan biaya. Program linier banyak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi, industry, militer, social dan lain-lain. Karakteristik persoalan dalam program linier adalah sebagai berikut : Ada tujuan yang ingin dicapai, Tersedia beberapa alternative untuk mencapai tujuan, Sumberdaya dalam keadaan terbatas, Dapat dirumuskan dalam bentuk matermatika (persamaan/ketidaksamaan). a Menentukan fungsi tujuan dan kendala Konvensional Bondek Durasi : 135,00 90,00 Luas : 13.162,50 13.162,50 Harga satuan : 701.243,20 304.754,50 Total biaya : 9.230.128.783,43 4.011.337.654,29 Biaya optimasi solver : 68.002.364,97 44.401.778,78 Fungsi maksimal : (68.002.364,97 x X1) (44.401.778,78 x X2) Kendala Konvensional : (8.x1) + (9.x2) + (10.x3) + (9.x4) + (9.x5) + (9.x6) + (10.x7) + (9.x8) + (9.x9) + (9.x10) + (8.x11) + (10.x12) + (9.x13) + (10.x14) + (7.x15) 135 IV-12

Kendala Bondek :(5.x1) + (6.x2) + (6.x3) + (6.x4) + (6.x5) + (6.x6) + (7.x7) + (6.x8) + (6.x9) + (6.x10) + (6.x11) + (6.x12) + (7.x13) + (6.x14) + (5.x15) 90 Kendala non nagatif : Konvensional 0 Bondek 0 b Mengubah fungsi tujuan dan kendala Bentuk standart simplek : Tujuan : Z-(68.002.364,97 x X1) (44.401.778,78 x X2) Konvensional : (8.x1) + (9.x2) + (10.x3) + (9.x4) + (9.x5) + (9.x6) + (10.x7) + (9.x8) + (9.x9) + (9.x10) + (8.x11) + (10.x12) + (9.x13) + (10.x14) + (7.x15)+ (x16) = 135 Bondek : (5.x1) + (6.x2) + (6.x3) + (6.x4) + (6.x5) + (6.x6) + (7.x7) + (6.x8) + (6.x9) + (6.x10) + (6.x11) + (6.x12) + (7.x13) + (6.x14) + (5.x15) + (x17) = 90 c Membuat table simplek awal (Tabel Terlampir) d Melakukan literasi (Literasi Terlampir) IV-13

Output yang dihasilkan dari metode simplek program linier untuk waktu optimal metode pelat konvensional (X1) adalah 16,88 hari sedangkan waktu optimal untuk metode pelat bondek (X2) adalah 5,63 hari, dari data tersebut kita masukkan ke rumus Fungsi maksimal sebagai berikut : Fungsi maksimal : (68.002.364,97 x X1) (44.401.778,78 x X2) : (68.002.364,97 x 16,88) (44.401.778,78 x 5,63) : 1.147.539.908,95 249.760.005,64 : 897.779.903,31 Dari 2 (dua) metode perhitungan untuk mencapai hasil optimum pelaksanaan metode begisting pelat konvensional dan pelat bondek dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Optimasi dengan solver menghasilkan biaya dan waktu konvensional sebesar 9 hari kerja dengan biaya Rp. 68.002.364,97, sedangkan biaya dan waktu bondek sebesar 6 hari kerja dengan biaya sebesar Rp. 44.401.778,78 sehingga biaya optimum adalah sebesar (68.002.364,97 x 9 ) + ( 44.401.778,78 x 6 ) = 878.431.957,45 2. Optimasi dengan program linier menghasikan biaya dan waktu optimum sebesar 897.779.903,31, dari kedua metode yang dipakai terdapat selisih biaya sebesar Rp. 19.347.945,86 atau sebesar 2%. 3. Dari segi efisisensi biaya jelas terlihat metode pelat bondek jauh lebih efisiensi dengan selisih biaya sebesar Rp. 68.002.364,97 Rp. 44.401.778,78 = Rp. 23.600.586,19 atau sebesar 34,71%. IV-14

4.2 Aspek Waktu Pelaksanaan Dari data-data primer yang didapatkan dari lapangan, serta kebutuhan tenaga, alat dan kapasitas supply beton maka penulis mencoba membuat diagram perbandingan waktu pelaksanaan antara metode begisting konvensional dengan metode begisting bondek. Metode pengecoran dalam 1 lantai dibagi menjadi 3 zone dengan luas masing-masing zone ± 300 m², siklus pengecoran adalah sebagai berikut : Metode Begisting Konvensional Pemasangan Schafolding Pemasangan Begisting Pemasangan Besi Pengecoran Jumlah = 2 hari = 4 hari = 2 hari = 1 hari = 9 hari Tabel 4.6 Rekapitulasi Tenaga Kerja Pelat Konvensional REKAPITULASI KEBUTUHAN TENAGA BEGISTING KONVENSIONAL Kebutuhan Tenaga Kerja Analisa Luas Lantai 4 No. Item Pekerjaa Untuk 1 Lantai Untuk 3 Zoning Untuk 9 Hari Pembulatan Data Lapangan Ke terangan (a) (b) (c)= (a) x (b) (d) = (c) / 3 (e) = (d) / Durasi (f) 1 Begisting dan Schaffolding 331.51 a Pekerja 0.6600 OH 994.54 m² 656.39 218.80 36.47 36 OH 11 SCH + 14 PK = 25 OH 6 Hari Kerja b Tukang Kayu 0.3300 OH 328.20 109.40 18.23 18 OH 12 OH c Kepala Tukang Kayu 0.0330 OH 32.82 10.94 1.82 2 OH 2 OH d Mandor 0.0330 OH 32.82 10.94 1.82 2 OH 1 OH 2 Besi a Pekerja 0.0070 OH 36691.56 Kg 256.84 85.61 42.81 43 OH 35 OH 2 Hari Kerja b Tukang Besi 0.0070 OH 256.84 85.61 42.81 43 OH 30 OH c Kepala Tukang Besi 0.0007 OH 25.68 8.56 4.28 4 OH 2 OH d Mandor 0.0004 OH 14.68 4.89 2.45 3 OH 1 OH 3 Pengecoran 1 Pekerja 0.0070 OH 129.29 m³ 0.91 0.30 0.00 1 OH 4 OH 1 Hari Kerja 2 Tukang Cor 0.0070 OH 0.91 0.30 0.00 1 OH 3 OH 3 Kepala Tukang Cor 0.0007 OH 0.09 0.03 0.00 1 OH 1 OH 4 Mandor 0.0004 OH 0.05 0.02 0.00 1 OH 1 OH IV-15

Metode Begisting Bondek Pemasangan Schafolding = 1 hari Pemasangan Begisting balok = 2 hari Pemasangan Bondek Pemasangan Wiremesh Pengecoran Jumlah = 1 hari = 1 hari = 1 hari = 6 hari Tabel 4.7 Rekapitulasi Tenaga Kerja Pelat Bondek REKAPITULASI KEBUTUHAN TENAGA BEGISTING BONDEK Kebutuhan Tenaga Kerja Analisa Luas Lantai 4 No. Item Pekerjaa Untuk 1 Lantai Untuk 3 Zoning Untuk 9 Hari Pembulatan Data Lapangan Keterangan (a) (b) (c)= (a) x (b) (d) = (c) / 3 (e) = (d) / Durasi (f) 1 Begisting dan Schaffolding 331.51 a Pekerja 0.1700 OH 994.54 m² 169.07 56.36 14.09 14 OH 9 SCH + 3 PK = 12 OH 4 Hari Kerja b Tukang Bondek 0.0800 OH 79.56 26.52 6.63 6 OH 4 OH c Kepala Tukang Bondek 0.0100 OH 9.95 3.32 0.83 1 OH 1 OH d Mandor 0.0100 OH 9.95 3.32 0.83 1 OH 1 OH 2 Besi a Pekerja 0.0070 OH 2201.37 Kg 15.41 5.14 5.14 5 OH 4 OH 1 Hari Kerja b Tukang Besi 0.0070 OH 15.41 5.14 5.14 5 OH 4 OH c Kepala Tukang Besi 0.0007 OH 1.54 0.51 0.51 1 OH 1 OH d Mandor 0.0004 OH 0.88 0.29 0.29 1 OH 1 OH 3 Pengecoran 1 Pekerja 0.0070 OH 129.29 m³ 0.91 0.30 0.00 1 OH 4 OH 1 Hari Kerja 2 Tukang Cor 0.0070 OH 0.91 0.30 0.00 1 OH 3 OH 3 Kepala Tukang Cor 0.0007 OH 0.09 0.03 0.00 1 OH 1 OH 4 Mandor 0.0004 OH 0.05 0.02 0.00 1 OH 1 OH Master schedule proyek untuk pekerjaan pengecoran lantai 2 adalah minggu ke-dua februari diasumsikan tanggal 10 Februari 2014, maka untuk metode konvensional topping off di rencanakan tanggal 28 Juni 2014, sedangkan untuk metode bondek topping off direncanakan tanggal 14 Mei 2014. IV-16

Optimasi Waktu Pelaksanaan 140 120 100 80 60 40 20 0 Zone 1 Bondek Zone 1 Konvensional Zone 2 Bondek Zone 2 Konvensional Zone 3 Bondek Zone 3 Konvensional Grafik 4.3 Grafik Waktu Penyelesaian Pelat Konvensional dan Bondek Tabel 4.8 Rekapitulasi Zoning Pekerjaan No Pekerjaan Zone Tanggal Mulai Tanggal Akhir Durasi 1 Begisting Konvensional 1 10/02/2014 07/06/2014 117 2 Begisting Bondek 1 10/02/2014 29/04/2014 78 3 Begisting Konvensional 2 13/02/2014 19/06/2014 126 4 Begisting Bondek 2 13/02/2014 08/05/2014 84 5 Begisting Konvensional 3 15/02/2014 28/06/2014 133 6 Begisting Bondek 3 13/02/2014 14/05/2014 90 Pekerjaan pelat dengan begisting konvensional (zone 1 s.d zone 3) memerlukan waktu penyelesaian 138 hari, sedangkan pekerjaan pelat dengan bekisting bondek (zone 1 s.d zone 3) memerlukan waktu penyelesaian 93 hari, begisting bondek dapat mereduksi waktu lebih cepat daripada begisting konvensional selama 45 hari. IV-17

Grafik 4.4 Grafik Perbandingan Lantai vs Biaya dan Deviasinya 4.3 Aspek Waste Material Pekerjaan lantai merupakan salah satu item dominan dalam suatu proyek, banyak komponen penunjang pekerjaan tersebut yang nantinya hanya akan menjadi sampah proyek dan tidak dapat dipergunakan kembali, salah satu contohnya adalah : Plywood begisting, balok/dolken, minyak begisting dll. Untuk itu kita harus memperhatikan dan mencari solusi untuk menghindari hal tersebut, berikut rincian perbandingan pemakaian begisting untuk metode konvensional dan metode bondek pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tabel 4.9 Rekapitulasi Kebutuhan Begisting Jenis Pekerjaan Volume % Kayu Waste (%) Keterangan Begisting Konvensional 4.734,97 Lbr 29,22 Multiplek 100,00 Sampah Proyek 64,92 m³ 0,40 Kayu Dolken 100,00 Sampah Proyek Begisting Bondek 13.429,00 m² 76,11 Bondek - Terpakai 23,59 m³ 0,13 Kayu Dolken 100,00 Sampah Proyek IV-18

Dari tabel tersebut diatas jelas pekerjaan pelat lantai menggunakan metode bondek lebih efisien dari segi material dibandingkan menggunakan metode konvensional. Waste material yang ditimbulkan dari metode bondek hanya 0,13% dari total kebutuhan material, sedangkan metode konvensional mencapai 29,62% dari total kebutuhan material yang nantinya pada akhir proyek semua material tersebut diatas 100% akan menjadi sampah proyek kecuali bondek, karena bondek terpasang dan menjadi bagian struktur dari bangunan. Tabel 4.10 Rekapitulasi Harga Kebutuhan Begisting Jenis Pekerjaan Volume Kayu Harga Satuan Total Harga Begisting Konvensional 4.734,97 Lbr Multiplek 299.000,00 1.415.754.618,06 64,92 m³ Kayu Dolken 1.950.000,00 126.584.640,00 Total Harga 1.542.339.258,06 Begisting Bondek 13.429,00 m² Bondek 92.950,00 1.248.225.326,92 23,59 m³ Kayu Dolken 1.950.000,00 45.995.040,00 Total Harga 45.995.040,00 Pemakaian begisting metode konvensional menghasilkan waste material dalam nominal yang cukup fantastis yaitu sebesar Rp. 1.542.339.254,06 pada akhir proyek, sedangkan begisting metode bondek hanya sebesar Rp. 45.995.040,00 pada akhir proyek. Penelitian berfokus pada waste material kayu yang digunakan pada kedua metode pelaksanaan tersebut. 4.4 Aspek Pengadaan / Scheduling Mengingat kebutuhan material merupakan suatu hal yang penting agar pelaksanaan setiap item pekerjaan khususnya pelat lantai dapat berjalan sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan maka peran engineering yang dibantu dengan logistik merupakan kunci ketepatan waktu pelaksanaan proyek. Terlalu cepat mendatangkan bahan ke proyek disatu sisi dapat mendatangkan keuntungan untuk menghindari kenaikan harga di waktu yang akan datang, begitu juga IV-19

terlambat mendatangkan material bisa jadi terjadi penundaan pekerjaan dilapangan sehingga terjadi kemunduran waktu pelaksanaan oleh karena itu dibutuhkan kecakapan dan profesionalisme dalam menjalankan setiap tugas dalam mengatur pendatangan material. Kebutuhan material bondek dan wiremesh untuk Pembangunan Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana cukup mudah didapat karena langsung di supply oleh distributor, namun kendala yang terjadi di lapangan adalah area stock penyimpanan material yang sempit dengan lahan yang terbatas menuntut pengaturan pendatangan material harus sesuai dengan kebutuhan, agar tidak terjadi penumpukan material yang berlebih dan untuk menghindari kerusakan material. Untuk itu dibuatkan schedule pendatangan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Tabel 4.11 Data Luasan dan Kebutuhan Material Bondek dan Wiremesh DATA LUASAN PROYEK NO LANTAI LUAS TOTAL TOTAL WIREMESH ZONE 1 ZONE 2 ZONE 3 INSTALASI 1 LANTAI 2 621,78 70,50 325,00 286,00 10,78 10/02/2014 2 LANTAI 3 808,57 88,92 325,00 286,00 197,57 16/02/2014 3 LANTAI 4 994,54 109,00 325,00 286,00 383,54 22/02/2014 4 LANTAI 5 864,47 94,23 325,00 286,00 253,47 28/02/2014 5 LANTAI 6 918,62 102,21 325,00 286,00 307,62 06/03/2014 6 LANTAI 7 970,19 105,20 325,00 286,00 359,19 12/03/2014 7 LANTAI 8 1015,73 107,20 325,00 286,00 404,73 18/03/2014 8 LANTAI 9 987,54 107,20 325,00 286,00 376,54 24/03/2014 9 LANTAI 10 917,62 99,83 325,00 286,00 306,62 30/03/2014 10 LANTAI 11 833,68 90,43 325,00 286,00 222,68 05/04/2014 11 LANTAI 12 718,09 79,30 325,00 286,00 107,09 11/04/2014 12 LANTAI 13 984,57 107,20 325,00 286,00 373,57 17/04/2014 13 LANTAI 14 984,57 107,20 325,00 286,00 373,57 23/04/2014 14 LANTAI 15 984,57 107,10 325,00 286,00 373,57 29/04/2014 15 LANTAI 16 557,99 60,80 0,00 286,00 271,99 08/05/2014 TOTAL 13162,52 1436,32 4550,00 4290,00 4322,52 IV-20

Tabel 4.12 Schedule Pendatangan Wiremesh dan Bondek 4.5 Aspek Pelaksanaan Pekerjaan 4.5.1 Pelaksanaan Begisting Pelat Metode Konvensional Proses pelaksanaan pekerjaan pelat metode konvensional melalui 4 tahap yaitu : 1. Mendirikan Schafolding Setelah scaffolding terpasang, balok gelagar (memanjang) berukuran 6/12 dipasang di atas U-headdengan jarak antar balok sama dengan lebar scaffoldingyaitu 1.25 m, pekerjaan pemasangan schaffolding membutuhkan waktu 2 hari. Gambar 4.2 Pemasangan Schaffolding IV-21

2. Memasang Plywood Pelat dan begisting balok Di atas balok memanjang dipasang balok suri (melintang) berukuran 6/12 dengan jarak antar balok 30 cm. Kemudian dipasang bottom formbekisting yang terbuat dari plywood 12 mm sesuai dengan ukuran balok. Tulangan balok dipasang setelah bottom form.setelah tulangan balok terpasang, kemudian dipasang side formbekisting balok dan Balok pengaku (balok pengaku) berukuran 5/7. Untuk bekisting pelat dipasang setelah pemasangan bekisting balok. Dimulai dari pemasangan balok gelagar berukuran 6/12 diatas U-head sejarak 1,25 m. Kemudian balok suri berukuran 6/12 dipasang sejarak 30cm. Selanjutnya dapat dipasang plywood12 mm sesuai ukuran pelat. Pekerjaan pemasangan plywood lantai dan plywood membutuhkan waktu 4 hari. 3. Pekerjaan Pembesian Penulangan pelat dapat dipasang setelah plywooduntuk pelat terpasang. Pekerjaan pemasangan besi pelat dan balok membutuhkan waktu 2 hari. Gambar 4.3 Pemasangan Besi IV-22

4. Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah besi pelat terpasang sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui oleh Managemen Konstruksi. Sebelum Pengecoran dimulai maka permukaan atas plywood harus dikompresor untuk membersihkan sisa sisa material yang tertinggal dan mengecek kembali perkuatan schaffolding untuk menjaga kualitas perkuatan begisting agar begisting tidak mengalami lendutan (penurunan elevasi). Pekerjaan pengecoran membutuhkan waktu 1 hari. 4.5.2 Pelaksanaan Begisting Pelat Metode Bondek Pada proses pelaksanaan begisting metode bondek hampir sama dengan metode konvensional, yaitu : 1. Pekerjaan Schafolding Tidak jauh beda dengan metode pelat konvensional sebelum pemasangan begisting bondek, maka didirikan schaffoling terlebih dahulu. Namun untuk pemasangan schaffolding dengan metode ini tidak memakan waktu terlalu lama, dikarenakan jarak pemasangan schaffolding lebih renggang, sehingga pemasangan direncanakan memakan waktu 1 hari. Gambar (a) IV-23

Gambar (b) Gambar 4.4 Gambar (a) dan (b) Pemasangan Schaffolding 2. Pekerjaan Pemasangan Bondek dan Begisting Balok Pemasangan begisting balok dilaksanakan setelah pemasangan schaffolding selesai, metode yang dilaksanakan cukup praktis karena bahan yang digunakan sudah dirakit di bawah, sedangkan untuk begisting plywood sudah digantikan dengan bondek sehingga waktu pemasangan yang di perlukan juga relatif singkat yaitu 2 hari. Gambar (a) IV-24

Gambar (b) Gambar 4.5Gambar (a) dan (b) Pemasangan Bondek dan Begisting Balok 3. Pekerjaan Pembesian Pemasangan wiremesh dipasang setelah begisting balok dan bondek dipasang di area kerja. Pekerjaan pemasangan wiremesh pelat dan tulangan balok membutuhkan waktu 2 hari. Gambar 4.6 Pemasangan Wiremesh IV-25

4. Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran tidak jauh beda dengan metode begisting konvensioanl, dilakukan setelah wiremesh dan tulangan balok terpasang sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui oleh Managemen Konstruksi. Sebelum Pengecoran dimulai maka permukaan atas bondek dan begisting balok harus dikompresor untuk membersihkan sisa sisa material yang tertinggal dan mengecek kembali perkuatan schaffolding untuk menjaga kualitas perkuatan begisting agar tidak terjadi lendutan (penurunan elevasi). Pekerjaan pengecoran membutuhkan waktu 1 hari. Gambar 4.7 Pengecoran Pelat Lantai 4.6 Rekomendasi Teknis Berdasarkan hasil dari aspek biaya, aspek waktu, aspek waste, aspek pengadaan dan aspek pelaksanaan, maka penulis merekomendasikan bahwa penggantian metode pelaksaan begisting dari konvensional menjadi bondek sangat tepat dan sesuai dengan didasari hal-hal sebagai berikut: 1. Biaya materialnya lebih murah, 2. Waktu pelaksanaanya lebih cepat, IV-26

3. Waste material yang dihasilkan lebih sedikit, 4. Proses pelaksanaanya lebih mudah, 5. Kualitas pekerjaan lebih rapih. IV-27