HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2014 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik berjumlah sekitar

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja Pada Pekerja Batu Bata

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, alih fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. petani, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. lagi dengan diberlakukannya perdagangan bebas yang berarti semua produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya bagi kesehatan pekerja (Damanik, 2015). cacat permanen. Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS PENYAPU JALAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB IV HASIL DAN ANALISA

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan terus diupayakan untuk mencapai tujuan nasional. Adapun

BAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, termasuk perkebunan sebagai sumber penghasilan utama daerah.

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan taraf hidup serta mengurangi pengangguran. Kehadiran

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar negara Indonesia adalah laut. Berbagai ukuran geostatistik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Dalam setiap pekerjaan yang dijalankan resiko untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk melindungi tenaga kerja dan mengatur hak-hak serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

The Relation Of Predisposing, Enabling And Reinforcing Factors On The Using Of Mask As Self Protector In CV. Kalima Art Jepara In 2013 ABSTRACT

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Lemahnya

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN 2012. Rahwan Ahmad Abstract Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu metode pencegahan kecelakaan kerja, yang digunakan pada saat bekerja. Pengaruh terbesar kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman, sehingga pengendaliannya harus bertitik tolak dari perbuatan yang tidak aman dalam hal ini adalah perilaku tenaga kerja terhadap penggunaan APD. Variabel penelitian yang dianalisis meliputi pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan APD. Hasil penelitian menujukan bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktik penggunaan APD, maka ada kemungkinan bahwa praktik penggunaan APD secara lengkap dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti sistem nilai yang berada di lingkungan perusahaan PT Harta Samudra yaitu tidak adanya aturan yang tegas terhadap karyawan dalam kaitannya dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) secara tidak lengkap. Kata Kunci :Pengetahuan, sikap, alat pelindung diri, PT harta samudra PENDAHULUAN Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu metode pencegahan kecelakaan kerja, yang digunakan pada saat bekerja, dimana terdapat dalam waktu singkat dan pada jarak dekat dengan bahan pencemar dalam konsentrasi yang membahayakan (Suma mur, 1996). Menurut H.W. Heinrich (1980) yang dikutip oleh Haryono (2007) mengungkapkan bahwa 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman, sehingga pengendaliannya harus bertitik tolak dari perbuatan yang tidak aman dalam hal ini adalah perilaku tenaga kerja terhadap penggunaan APD. International Labor Organitation (ILO) mengungkapkan bahwa setiap tahun terjadi 2,2 juta kematian yang disebabkan karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan tenaga kerjaan. Sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan tenaga kerjaan baru setiap tahunnya. Berdasarkan data Jamsostek 2006 kasus kecelakaan yang menyebabkan luka sebesar 95.624 orang, cacat tubuh 122 orang, cacat sebagian 2.918 orang, meninggal 1.784 orang (Haryono, 2007). Pengetahuan dalam penggunaan APD pada saat bekerja merupakan suatu keharusan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaan demi menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Seperti halnya sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sikap penggunaan APD yang kurang baik kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti tingkat pengetahuan, apabila pekerja tidak mengetahui tentang APD dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yana (2011) di PLTD Poka menunjukkan bahwa tenaga kerja

yang menggunakan APD secara lengkap sebanyak 13 orang (75,9%), sedangkan yang tidak menggunakan APD secara lengkap sebanyak 41 orang (24,1%). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sukarso (2005) pada penggilingan padi di wilayah kerja puskesmas kedawung II kecamatan kedawung Kabupaten Sragen pada tenaga kerja yang mempunyai masa kerja lama 9 tahun diperoleh bahwa 53,1 % tenaga kerja memiliki pengetahuan kurang mengenai pengertian APD masker, 59,3% tenaga kerja tidak memakai APD masker selama bekerja di penggilingan padi. Hasil analisa bivariat menunjukkan adanya pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap kedisiplinan pemakaian APD masker. PT Harta Samudra merupakan salah satu perusahaan pengolahan Ikan Tuna yang terletak di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon.Dalam proses pengolahan ikan, industry ini memiliki beberapa ruang diantaranya ruang penerimaan ikan, ruang penyuntikan CO, ruang chilling (penyimpanan), ruang proses loin dan steak, ruang ABF, dan ruang cold storage. Dengan jumlah karyawan sebanyak 85 orang yang terdiri dari 55 pria dan 30 wanita. Melihat jenis pekerjaan yang dilakukan sangat berisiko untuk menimbulkan dampak dimana para karyawan bekerja pada suhu yang terlalu rendah dapat mengakibatkan: Frosbite terjadi pada tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya pada suhu yang rendah, Chilblain terjadi pada tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya pada tempat yang cukup dingin dalam waktu yang cukup lama, keluhan yang dirasakan akibat suhu dingin antara lain: badan dingin dan lelah, leher, pundak / punggung / pinggang kaku dan sakit, jari / lengan dan tangan kaku dan sakit, dada dan nafas sesak, jari, tungkai dan kaki kaku dingin dan sakit, kulit tersa dingin, kulit terasa gatal, dan kulit tersa kaku, selain itu ada juga bahaya berupa benturan atau tertipah benda-benda jatuh. Dari potensi bahaya tersebut APD yang perlu disediakan antara lain topi/tutup kepala dan telinga, jaket, sarung tangan, sepatu, dan masker. Menurut Novy Manuhutu salah satu staf PT Harta Samudra bahwa APD yang disediakan oleh perusahaan dengan jumlah yang cukup untuk karyawan berupa sepatu boat, masker, sarung tangan, baju processing, dan jacket yang digunakan oleh karyawan pada saat mereka bekerja. Namun berdasarkan hasil observasi terhadap 65 karyawan yang masuk kerja pada hari sabtu tanggal 25 februari 2012, ditemukan beberapa tenaga kerja yang tidak memakai APD secara lengkap yaitu di ruang penerima ikan (66,7%), di ruang penyuntikan CO (33,3%), di ruang chilling (80%), ruang proses ikan (61,3%), ruang ABF jumlah (83,3%), ruang coolstorage (42,8%), ruang packing (71,4%), Dari hasil tersebut ditemukan sebanyak 41 karyawan yang tidak memakai APD secara lengkap atau sempurna atau 63,1%. APD yang tidak digunakan oleh karyawan PT Harta Samudra berupa sarung tangan, masker, dan jacket. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti terjadinya iritasi pada kulit, gangguan pernapasan, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan penggunaan APD pada PT Harta Samudra Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan potong lintang untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan penggunaan APD pada PT Harta Nusantara Ambon Tahun 2012.Penelitian dilaksanakan pada

tanggal 3 Mei-16 Juni 2012 berlokasi di PT Harta Samudra Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon. Populasi merupakan tenaga kerja pada PT Harta Nusantara Ambon tahun 2012 dengan jumlah karyawan 85 orang. Jumlah sampel minimum dihitung berdasarkan tingkat signifikansi 5% berjumlah 68 orang dan dikelompokkan berdasarkan lama kerja sehingga sampel penelitian ini yaitu 54 orang tenaga kerja yang memiliki masa kerja 3 tahun dan 14 tenaga kerja yang telah bekerja >3 tahun. Variabel pengetahuan diukur berdasarkan jawaban responden terhadap 6 item pertanyaan lalu dikategorikan menjadi baik jika jawaban responden beroleh skor 10-12 dan kategori kurang baik jika beroleh skor 6-9. Variabel sikap diukur berdasarkan skor jawaban responden terhadap pertanyaan tentang penilaian karyawan terhadap kesiapan atau kesediaan penggunaan APD lalu dikategorikan menjadi Positif jika skor 80% dan Negatif jika <80%. Variabel penggunaan APD dinilai berdasarkan hasil pengamatan lalu dikategorikan menggunakan secara lengkap jika karyawan menggunakan secara lengkap alat pelindung diri yang wajib dipakai (sepatu boot, masker, sarung tangan, baju processing, jacket) pada saat melakukan jenis pekerjaan apapun di tempat ia bekerja; dan menggunakan tidak lengkap jika tidak menggunakan salah satu dari APD wajib tersebut. Pembuktian hipotesis menggunakan uji statistik X kuadrat (chi-square) pada tingkat kemaknaan 95%. PEMBAHASAN Berdasarkan data diketahui bahwa sebagian besar karyawan pada PT Harta Samudra Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon Tahun 2012 berjenis kelamin laki-laki yaitu 67,6% (46 orang). Sebagian besar karyawan berumur kurang dari 30 tahun yaitu 54,4% (37 orang) dan hanya 3,0% (3 orang) yang berumur lebih dari 40 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat bahwa sebagian besar karyawan berpendidikan SMA/ SMK/ SUPM yaitu 58,8% (40 orang) dan hanya 4,4% (3 orang) yang berpendidikan SD. Analisis Variabel Penelitian Variabel penelitian yang dianalisis meliputi pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan APD. Berdasarkan data diketahui bahwa sebagian besar karyawan berpengetahuan baik yaitu 60,3% (41 orang). Demikian pula halnya dengan sikap yaitu 63,2% (43 orang) menunjukkan sikap positif terhadap penggunaan APD. Namun ternyata hanya 45,6% (31%) yang mempraktikkan penggunaan APD saat melakukan pekerjaan di PT Harta Berdasarkan analisis statistik, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan karyawan dengan praktik penggunaan APD. Meski demikian, data menunjukkan bahwa karyawan yang berpengetahuan baik, cenderung mempraktikkan penggunaan APD secara lengkap. Sedangkan karyawan yang berpengetahuan kurang, cenderung mempraktikkan penggunaan APD tidak lengkap. Hal ini terlihat pada data bahwa 53% karyawan yang berpengetahuan baik, mempraktikkan penggunaaan APD secara lengkap. Sedangkan pada responden berpengetahuan kurang, hanya 33,3% yang melakukannya. Penelitian yang sejalan dengan hasil ini adalah penelitian oleh Hakim (2004) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD oleh pekerja radiasi pada istalasi radiologi rumah sakit di wilayah kota Palembang tahun 2004.

Analisis hubungan sikap karyawan dengan penggunaan APD menunjukan hasil menolak hipotesis penelitian yaitu tidak terdapat hubungan sikap karyawan dengan praktik penggunaan APD pada PT Harta Berdasarkan data pada tabel 4 diketahui bahwa meskipun memiliki sikap positif terhadap penggunaan APD, tidak menjamin akan mempraktikkan pengunaan APD saat bekerja. Terlihat pada data bahwa sebanyak 60,5% karyawan yang bersikap positif namun tidak menggunakan APD secara lengkap saat bekerja pada PT Harta Sumbung (2000) mengemukakan hasil yang sama yaitu sikap pekerja tidak berhubungan dengan praktik penggunaan APD pada tenaga kerja bagian Dryer dan Gluing PT Jati Dharma Indah, Batu Gong Kota Ambon. Menilik hasil penelitian ini bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktik penggunaan APD, maka ada kemungkinan bahwa praktik penggunaan APD secara lengkap dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti sistem nilai yang berada di lingkungan perusahaan PT Harta Samudra yaitu tidak adanya aturan yang tegas terhadap karyawan dalam kaitannya dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) secara tidak lengkap. Rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu diharapkan kepada tim manager perusahan perlu meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan APD oleh karyawan dan hendaknya lebih tegas dalam menindak tenaga kerja yang tidak menggunakan APD secara lengkap saat bekerja, dan memberikan motivasi yang mendukung atau penghargaan bagi karyawan yang selalu menggunakan APD dengan baik dan benar. Rekomendasi lainnya adalah bagi tenaga kerja yang telah menggunakan APD dengan baik, perlu memberikan contoh pada tenaga kerja yang lain agar seluruh tenaga kerja dapat menggunakan APD secara lengkap sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. SIMPULAN Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa sebagian besar pekerja memiliki pengetahuan baik dan sikap positif tentang penggunaan APD. Selain itu, melalui penelitian ini ditemukan bahwa pengetahuan dan sikap karyawan tidak berhubungan dengan praktik penggunaan alat pelindung diri (APD) pada PT Harta

DAFTAR PUSTAKA Hakim. 2004. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh pekerja radiasi pada instalasi radiologi rumah sakit di wilayah kota Palembang tahun 2004. Tesis, FKM-UI. Jakarta. Haryono. 2007. Materi Semilokakarya Pengembangan Profesi K-3. Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Jakarta. Manuhutu. 2012. Penjelasan tentang Jumlah Alat Pelindung Diri yang tersedia pada PT Harta Nusantara Ambon. Maluku. Sukarso.2005. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kedisiplinan Pemakaian APD Masker Di Penggilingan Padi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedawung II Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. SKRIPSI, Universitas Diponegoro. Semarang. Suma mur. 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, PT. Gunung Agung. Jakarta. Sumbung, Johny. 2000. Studi tentang faktor-faktor yang berhubungan penggunaan Alat Pelindung Diri pada tenaga kerja bagian Dryer dan Gluing PT. Jati Dharma Indah, Batu Gong Kota Ambon. Tesis, FKM-UI. Jakarta. Yana, 2011.Gambaran Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Karyawan Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri pada PLTD Poka Kota Ambon.KTI. Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku Jurusan Kesehatan Lingkungan, Ambon.