Struktur Organisasi PT. Kidung Agung Jaya Perkasa

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia sekarang ini sedang berada dalam masa

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber utama penerimaan negara, sedangkan negara-negara miskin dan negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

Ketentuan Pidana dan Penyidikan. Landasan Hukum: Pasal 38 s/ d Pasal 44B UU KUP

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan meningkatkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat bertahan dari dampak krisis tersebut. Hal ini membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB I PENDAHULUAN. (Yusdianto 2004). Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PERUM PERHUTANI KBM INK SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

KEP-754/PJ./2001TATA CARA PELAKSANAAN KONFIRMASI FAKTUR PAJAK DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERPA

SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I

BAB I PENDAHULUAN. Beragam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan semakin besarnya penerimaan negara dari pajak. pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang melanda Indonesia berdampak buruk terhadap pembangunan nasional.

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. baik perdagangan besar maupun perdagangan eceran. Sektor perdagangan

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri berupa pajak. Untuk itu dibutuhkan peran serta masyarakat dalam

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merata baik dalam bidang ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.

BAB III OBJEK PENELITIAN. penjualan maka berdasarkan peraturan perpajakan PT SCE yang telah

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,


PERPAJAKAN II. PENGISIAN e-spt PPN Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

AKUNTANSI PPN & PPnBM

15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya bersumber dari sektor perpajakan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

BAB IV ANALISIS, HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

Penggantian ke 2 (dua) :

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB I PENDAHULUAN. pelakasanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum kita mengetahui pengertian with holding system kita harus

BAB I PENDAHULUAN. terbukti bahwa pada pendapatan negara sebesar Rp Triliun bersumber

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT MASA PPN)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

Lampiran 1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-13/PJ.51/1998 Tanggal : 22 Juni 1998

Transkripsi:

L A M P I R A N

Struktur Organisasi PT. Kidung Agung Jaya Perkasa Kepala Administrasi Administrasi Penjualan Administrasi Perpajakan Departemen Keuangan Manajer Keuangan Kasir Kepala Kasir Pengendali Piutang Sales Medan Kota Direktur Utama Komisaris Supervisor Dalam Kota Sales Medan Barat Sales Medan Timur Supir Dalam Kota Kernet Sales Selatan 1 Departemen Penjualan Manajer Penjualan Supervisor Luar Kota Sales Selatan 2 Sales Utara Supir Luar Kota Kepala Gudang Administrasi Gudang Pengendali Persediaan Sumber data : PT. Kidung Agung Jaya Perkasa

KUESIONER I PROFIL RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis kelamin Pria Wanita 3. Pendidikan terakhir SLTA D I D II D III S I S II S III 4. Lama bekerja di PT. Kidung Agung Jaya Perkasa < 1 th 1 3 th 3 5 th > 5 th 5. Jabatan saat ini : Medan, Juni 2006 ( )

Dibawah ini adalah pertanyaan mengenai peranan Faktur Pajak dalam Pajak Pertambahan Nilai sebagai dasar perhitungan pajak pada PT. Kidung Agung Jaya Perkasa. Bapak/Ibu diharapkan untuk memberikan anggapan atas pertanyaan berikut ini, dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang dianggap paling tepat. Keterangan : Y = Ya T = Tidak KUESIONER II UNTUK VARIABEL INDEPENDEN FAKTUR PAJAK Indikator Pertanyaan Y T Bukti Pungutan Pajak Bukti Pembayaran Sarana Pengawasan Administrasi 1. Apakah Faktur Pajak sudah digunakan sebagai bukti pungutan Pajak Pertambahan Nilai? 2. Apakah dalam melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP sudah dicatat ke dalam Faktur Pajak secara tepat & lengkap? 3. Apakah Faktur Pajak juga dapat digunakan sebagai sarana pengkreditan Pajak Masukan? 4. Apakah Faktur-faktur Pajak yang digunakan lebih mempersulit pekerjaan? 5. Apakah perusahaan telah mendapat Faktur Pajak setiap terjadi transaksi pembelian BKP/JKP? 6. Apakah perusahaan telah menyimpan Faktur Pajak pembelian sebagai bukti pembayaran? 7. Apakah bukti pembayaran dapat digunakan sebagai pengkreditan Pajak Masukan? 8. Apakah Faktur Pajak yang dibuat sudah diperiksa kesesuaiannya dengan SPT Masa PPN? 9. Apakah perusahaan selalu memenuhi kewajiban perpajakannya? 10. Apakah Faktur Pajak yang dibuat sudah diperiksa kelengkapan dan ketepatannya?

Faktur Pajak Standar Faktur Pajak Gabungan Faktur Pajak Sederhana 11. Apakah perusahaan membuat Faktur Pajak Standar? 12. Apakah Faktur Pajak yang dipergunakan sudah dibuat sekurang-kurangnya rangkap dua? 13. Apakah Faktur Pajak tersebut diberikan kepada bagian yang berkaitan? 14. Apakah Faktur Pajak tersebut sudah memenuhi syarat disebut sebagai Faktur Pajak? 15. Apakah perusahaan membuat Faktur Pajak Gabungan? 16. Apakah dengan adanya Faktur Pajak Gabungan, beban administrasi menjadi lebih ringan? 17. Apakah Faktur Pajak Gabungan sama fungsinya dengan Faktur Pajak Standar? 18. Apakah tata cara pembuatan Faktur Pajak Gabungan sesuai / sama dengan ketentuan pembuatan Faktur Pajak Standar? 19. Apakah perusahaan pernah melakukan BKP/JKP kepada pembeli yang identitasnya tidak lengkap? 20. Apakah perusahaan juga menjual BKP/JKP secara langsung kepada konsumen akhir? 21. Apakah Faktur Pajak Sederhana dapat digunakan sebagai dasar pengkreditan Pajak Masukan? 22. Apakah Faktur Pajak Sederhana dapat disamakan fungsinya dengan Faktur Pajak Standar? 23. Apakah Faktur Pajak Standar yang diisi tidak lengkap termasuk Faktur Pajak Sederhana?

KUESIONER III UNTUK VARIABEL DEPENDEN PERHITUNGAN PAJAK Indikator Pertanyaan Y T Pengusaha Kena Pajak 1. Apakah perusahaan telah dikukuhkan sebagai PKP? 2. Apakah perusahaan telah melaporkan nomor seri ke KPP setempat? Metode Hasil Perhitungan Pelaporan 3. Apakah perusahaan telah memperhitungkan PPN Terutang Kurang Bayar / Lebih Bayar? 4. Apakah perusahaan telah melunasi PPN Terutang Kurang Bayar? 5. Apakah perusahaan telah melaporkan PPN Terutang Kurang Bayar / Lebih Bayar? 6. Apakah perusahaan menggunakan metode pengkreditan Pajak Pertambahan Nilai? 7. Apakah perusahaan juga memungut Pajak Pertambahan Nilai dengan mekanisme Faktur Pajak? 8. Apakah metode tersebut sangat membantu dalam perhitungan Pajak Pertambahan Nilai? 9. Apakah perusahaan menyetor kekurangan pajak terutang apabila terjadi Kurang Bayar? 10. Apakah perusahaan melakukan restitusi terhadap kelebihan pembayaran pajak terutang? 11. Apakah perusahaan mengkompensasikan kelebihan pembayaran pajak terutang? 12. Apakah perusahaan pernah terjadi pajak terutang nihil? 13. Apakah perusahaan tepat waktu dalam melaporkan SPT Masa PPN? 14. Apakah SPT Masa PPN sudah diisi dengan lengkap sebelum dilaporkan?