BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Medan merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Kota Medan merupakan kota besar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada 3,30º- 3,43º LU dan 98,35º-98,44º BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota Medan juga merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat (Wikipedia Indonesia, 2013). Kota Medan adalah salah satu tempat tujuan wisata bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing serta merupakan kota yang sangat berpotensi besar sebagai daerah pariwisata. Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara. Melalui kegiatan pariwisata yang ada di kota Medan menjadi pendorong perkembangan serta kemajuan perekonomian di kota Medan. Perkembangan pariwisata kota Medan juga mengalami kemajuan yang pesat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangun yang menjadi tempat tujuan bagi para wisatawan seperti perkembangan hotel, tempat
perbelanjaan (mall), dan objek wisata lainnya. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Medan juga mengalami peningkatan besar seperti halnya pada bulan April 2013 mencapai 17.503 orang, yang mengalami peningkatan persen sebesar 19,48 persen dibanding yang datang pada bulan Maret 2013 yang mencapai 21.738 orang. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan pada bulan yang sama tahun 2012, jumlah wisatawan pada bulan April 2013 mengalami penurunan sebesar 9,71 persen. Wisatawan mancanegara dari Malaysia merupakan yang terbesar yaitu sebanyak 9.472 orang atau 56,02 persen dari total wisatawan mancanegara yang berkunjung (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2013). Para pakar pariwisata di Sumatera Utara mempridiksi terdapat berbagai masalah yang menjadi penyebab menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini; mulai dari aksesibilities international yang tertutup, jarak tempuh ke objek utama yang relatife lama akibat kondisi jalan raya yang kurang representatatif, sehingga perlu dibangun jalan toll, untuk mempersingkat jarak tempuh dan memberikan kenyaman bagi wisatawan, ada yang mengatakan masyarakat kurang memahami manfaat pariwisata sehingga kurang mendukung pembangunannya, objek dan produk wisata pada posisi fatique, tidak ada inovasi, macam-macam dan berbagai argumentasi dikemukakan sebagai penyebab menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara. Banyak para wisatawan yang mengunjungi kota Medan untuk melihat keindahan alamnya, peninggalan sejarah seperti museum, kebudayaan daerah yang beranekaragam dan kerajinan tangan dari masyarakat yang ada di kota Medan. Oleh
karena itu kota Medan memiliki berbagai macam kegiatan pariwisata seperti wisata alam, wisata rohani, wisata kuliner, dan wisata sejarah. Banyak lokasi dan objekobjek wiasata kota Medan, antara lain : Istana Maimun, Mesjid Raya, Museum Sumatera, Museum Perjkuangan TNI Kodam (Militer Bukit Barisan), Taman Buaya Asam Kumbang, Kebun Binatang Medan, Pelabuhan Belawan, Danau Siombak, Menara Air Tirtanadi, Kantor Pos Medan, Merdeka Walk, Tjong A Fie, Kesawan Square, dsb. Di kota Medan terdapat juga beberapa bangunan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda, antara lain : Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang menjadi ikon Kota Medan), Titi Gantung, dan Gedung London Sumatera. Ada juga daerah Kesawan yang masih menyisakan bangunanbangunan tua, saat ini daerah Kesawan sudah menjadi sebuah pusat jajanan makanan yang ramai pada malam harinya. Pemerintah kota Medan juga merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Dengan adanya program tersebut diharapkan arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini akan meningkat. Kota Medan merupakan kota yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, terdapat berbagai macam suku dan budaya. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banatk tersebar di selurug kota. Oleh karena itu kota Medan beberapa museum sebagai tempat untuk menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah. Dimana benda-benda tersebut merupakan salah satu aset berharga yang dapat dimanfaatkan sebegai daya tarik bagi para wisatawan mancanegara.
Arti museum adalah sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap,tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang pembuktian manusia dan lingkungannya (Direktorat Museum, 2008:15). Berikut beberapa museum yang ada di Kota Medan : 1. Museum Negeri, merupakan museum terbesar di Kota Medan yang berbagai peninggalan Sejarah Budaya, Bangsa, Hasil Seni dari berbagai Suku di Sumatera Utara. 2. Museum Rahmad Syah, merupakan museum yang menyimpan berbagai macam jenis hewan dari berbagai negara. 3. Museum Juang 45, merupakan museum yang menyimpan bderbagai macam barang peninggalan sejarah dari pahlawan serta berbagai arsip negara. 4. Museum Perjuangan TNI Kodam, merupakan museum yang menyimpan berbagai peninggalan arkeologi, senirupa, relief, monumen, dan perlengkapan militer. Museum yang cukup dikenal dan telah menjadi objek wisata yang terdapat di kota Medan adalah Museum Perjuangan TNI Kodam Medan, yang terletak di Jl. Zainul Arifin No.8 Medan. Terdapat berbagai macam koleksi-koleksi di museum ini. Museum Perjuangan TNI Kodam sangat berperan penting dalam dunia kepariwisataan dan berperan sebagai media hiburan, sumber pendidikan dan pusat dokumentasi bagi wisatawan. Selain itu museum juga berperan sebagai sarana pewarisan nilai-nilai budaya dan sejarah bagi genrasi berikutnya. Akan tetapi akibat dari perkembangan teknologi dan sikap kurang perdulinya masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengembangkan museum tersebut, banyak museum
menjadi terbengkalai dan pengelolaan museum sendiri tidak dapat menarik para wisatawan. Naik turunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Perjuangan TNI Kodam dapat dilihat dari data kunjungan para wisatawan sebagai berikut : Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Perjuangan TNI Kodam Medan 2010 2013 Tahun Jumlah Kunjungan Pengunjung 2010 ± 50 Orang Sekolah Guru, Mahasiswa, Wisatawan Asing, Pekerja 2011 ±80 Orang Mahasiswa, Murid SD, PNS (rata-rata mahasiswa yang melakukan pnelitian) 2012 ±300 Orang Diplomat, Pekerja, Wisatawan Asing, Mahasiswa, Pelajar 2013 ±200 Orang / tanggal Pelajar, Mahasiswa, PNS, Wiraswasta, Ibu 08 Juli 2013 Rumah Tangga Sumber : Dokumen Museum Perjuangan TNI Sumatera Utara,2013 Dari data yang diperlihatkan pada tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa sebenarnya ada peningkatan minat wisatawan yang mengunjungi museum tersebut, tetapi pada tahun 2013, penurunan jumlah kunjungan cukup berarti. Hal ini bisa jadi dikarenakan pengelolahan museum yang tidak maksimal, namun tentunya banyak pula hal lain yang menjadi penyebabnya. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dalam Bab III, pasal 4, ayat 1.b disebutkan bahwa museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah dan seni budaya dapat dikategorikan sebagai objek dan daya tarik wisata yang merupakan hasil karya manusia.
Seperti halnya yang terjadi pada Museum Perjuangan TNI Kodam Medan, museum tersebut menyimpan berbagai macam benda bersejarah serta cerita sejarah tentang perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Nilai sejarah yanng dimiliki museum ini sangat penting bagi menumbuhkan nilai kepedulian dan kecintaan generasi muda terhadap negara ini. Akan tetapi sampai saat ini pun banyak generasi muda yang tidak mengetahui akan keberadaan museum tersebut. Dengan alasan di atas maka penulis memilih judul EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam seabagai salah satu objek wisata di Kota Medan. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam seabagai salah satu objek wisata di Kota Medan, serta memberi penjelasan tentang kendala yang dihadapi dalam pengembanggan museum ini.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari : 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kepariwisataan museum sebagai salah satu pusat pelestarian tinggalan sejarah. 1.4.2 Manfaat Praktis Dapat berguna sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya serta bermanfaat bagi khalayak umum dan masyarakat kota Medan. 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan. 1.5.1 Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Pengumpulan data dari beberapa buku yang berkaitan dengan kepariwisataan dan informasi yang berkaitan dengan judul baik berupa majalah, surat kabar, brosur, serta berbagai macam informasi kepustakaan yang berkaitan langsung dengan Museum Perjuangan TNI Kodam Medan.
1.5.2 Penelitian Lapangan ( Field Research ) Pengumpulan data secara langsung, mengamati serta mengambil kesimpulan dan keputusan dari pengamatan tersebut. Dalam tahap ini dilakukan wawancara dari narasumber yang memiliki pemahaman tentang informasi yang berkaitan dengan judul. Wawancara yang dilakukan secara langsung dengan para informan yang terkait dengan Museum Perjuangan TNI Kodam, serta pengumpulan foto secara langsung yang di dapat pada museum ini.