METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penelitian ini

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. aspal dan bahan tambah sebagai filler berupa abu vulkanik.

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

dahulu dilakukan pengujian/pemeriksaan terhadap sifat bahan. Hal ini dilakukan agar

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

BAB IV METODE PENELITIAN

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipresentasikan pada gambar bagan alir, sedangkan kegiatan dari masing - masing

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB IV PENGUJIAN JOB MIX FORMULA

optimum pada KAO, tahap III dibuat model campuran beton aspal dengan limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada penulisan ini merupakan serangkaian penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRTE-WEARING COURSE ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alur seperti pada gambar 5.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan selama penelitian di laboratorium adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV. HASIL dan ANALISA Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut adalah diagram alir dari penelitian ini : MULAI. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

Zeon PDF Driver Trial

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

BAB III METODE PENELITIAN. perihal pengaruh panjang serabut kelapa sebagai bahan modifier pada campuran

BAB III LANDASAN TEORI

Penelitian ini menggunakan tiga macam variasi jumlah tumbukan dan

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

DAFTAR PUSTAKA. 1. Bina Marga Petunjuk Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Beton. Saringan Agregat Halus Dan Kasar, SNI ;SK SNI M-08-

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

BAB III LANDASAN TEORI

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pemeriksaan mutu bahan yang berupa serat ijuk, agregat dan aspal, perencanaan

BAB V METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan serangkaian pengujian yang meliputi :

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan/material yang digunakan pada penelitian Asbuton ini berasal dari : Agregat batuan berasal dari Laboratorium Jalan Raya Jurusan Teknik

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE)

Lampiran 1. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar. 1/2" (gram)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di 2 lokasi yaitu di ruas jalan Ketapang Labuan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari persiapan,

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

Metodologi Penelitian

M. M. ADITYA SESUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2010

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

KAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC- BC) dengan gradasi kasar dengan panduan standar pada spesifikasi umum Divisi 6 Bina Marga 2010. Di dalam penelitian ini pengujian dilakukan secara bertahap, yaitu terdiri atas pengujian agregat (kasar, halus dan filler), aspal dan pengujian terhadap campuran (uji Marshall). Pengujian terhadap agregat termasuk pemeriksaan berat jenis, pengujian abrasi dengan mesin Los Angeles, kelekatan terhadap aspal, indeks kepipihan dan penyerapan air. Untuk pengujian aspal termasuk juga pengujian penetrasi, titik lembek, berat jenis, daktilitas dan kehilangan berat. Sedangkan metode yang digunakan sebagai penguji campuran adalah metode Marshall, dimana dari pengujian Marshall tersebut didapatkan hasil-hasil yang berupa komponen-komponen Marshall, yaitu stabilitas, kepadatan (density), flow, void in mix (VIM), void filled with asphalt (VFA), voids in mineral agregat (VMA) dan kemudian dapat dihitung Marshall Quotient-nya.

34 B. Bahan Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian gradasi terhadap kekuatan campuran Lapis Aspal Beton Lapis Pengikat/ Antara (AC-Binder Course) untuk gradasi kasar adalah sebagai berikut : a. Agregat kasar, berupa batu pecah yang diambil dari PT. Syabangun Bumi Tirta yang berlokasi di Tarahan Lampung Selatan, dengan diameter butiran standar untuk lapis perkerasan jenis laston. b. Agregat halus, berupa pasir alam merupakan hasil desintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu yang diambil dari PT. Syabangun Bumi Tirta yang berlokasi di Tarahan Lampung Selatan. c. Bahan pengisi (filler) yang digunakan adalah semen. d. Aspal yang digunakan adalah aspal keras shell penetrasi 60/70. C. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Alat uji pengujian agregat, yang digunakan untuk pengujian agregat antara lain satu Set Saringan (Sieve) yang berguna untuk memisahkan agregat berdasarkan gradasi agregat, los angeles (Tes abrasi), alat uji berat jenis (piknometer, timbangan, pemanas). 2. Alat uji pengujian aspal, yang digunakan untuk pengujian aspal adalah alat uji penetrasi, alat uji titik lembek, alat uji titik nyala, alat uji daktilitas, alat uji berat jenis (piknometer dan timbangan).

35 3. Alat karakteristik campuran agregat aspal, yang digunakan adalah seperangkat alat untuk metode Marshall, meliputi : a. Alat uji tekan Marshall yang terdiri dari kepala penekan berbentuk lengkung, cincin penguji berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) yang dilengkapi dengan arloji flowmeter. b. Alat cetak benda uji berbentuk silinder diameter 4 inchi (10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm). c. Marshall automatic compactor yang digunakan untuk pemadatan campuran sebanyak 75 kali tumbukan tiap sisi (atas dan bawah). d. Ejektor untuk mengeluarkan benda uji setelah proses pemadatan. e. Bak perendam (water bath) yang dilengkapi pengatur suhu. f. Alat-alat penunjang yang meliputi penggorengan pencampur, kompor pemanas, thermometer, sendok pengaduk, sarung tangan anti panas, kain lap, timbangan, ember untuk merendam benda uji, jangka sorong, dan tip-ex yang digunakan untuk menandai benda uji. D. Prosedur Pelaksanaan penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian saya ini didapat dari data-data berupa data primer di dapat dari hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti sementara data sekunder bisa di dapat dari literatur, baik dari buku buku, jurnal-jurnal, bulletin-bulletin terdahulu yang membahas tentang Laston. Adapun prosedur penelitian meliputi : 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu persiapan pustaka, persiapan bahan, dan juga persiapan alat-alat yang digunakan. Persiapan bahan (aspal keras shell

36 pen 60/70, agregat kasar, agregat halus, filler (berupa semen) yaitu mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan ke laboratorium inti jalan raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dan menyiapkan serta mengecek peralatan tersebut sebelum digunakan. 2. Pengujian bahan Pemeriksaan material yang digunakan mengikuti prosedur pemeriksan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan seperti tertera pada Tabel 7. Tabel 8. dan Tabel 9. di bawah : Tabel 7. Standar Pengujian Aspal. No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Penetrasi 25⁰C (mm) SNI 06-2456-1991 2 Titik Lembek (⁰C) SNI 06-2434-1991 3 Daktilitas pada 25⁰ (cm) SNI 06-2432-1991 4 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 5 Kehilangan Berat SNI 06-2440-1991 Sumber : Spesifikasi Bina Marga 2010 Divisi 6 hal.38. Tabel 8. Standar Pemeriksaan Agregat Kasar. No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990 2 Berat jenis (Berat jenis Bulk, Berat jenis SSD dan Berat Jenis Semu ) dan penyerapan agregat kasar SNI 03-1969-1990 3 Los Angeles Test SNI 03-2417-1990 Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal. Tabel 9. Standar Pemeriksaan Agregat Halus. No Jenis Pengujian Standar Uji 1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990 2 Berat jenis (Berat jenis Bulk, Berat jenis SSD dan Berat Jenis Semu ) dan penyerapan agregat halus SNI 03-1970-1990 Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 Perkerasan Aspal.

37 3. Perencanaan Campuran Rencana campuran adalah analisa perhitungan komposisi campuran material agregat dari tiap nomor saringan, sehingga didapat komposisi campuran agregat yang diharapkan. Pemilihan gradasi agregat campuran sangat penting sekali bagi kinerja perkerasan jalan. Untuk itu dalam pemilihan gradasi agregat campuran ini harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan dengan melihat perbandingan pada gradasi batas bawah, 3 % lolos diluar batas bawah dan 6% lolos diluar batas bawah sesuai dengan Spesifikasi Bina Marga 2010. Seperti yang tertera pada Tabel 10. dan Gambar 4. di bawah ini. Tabel 10. Gradasi Agregat Campuran AC-BC yang di Uji. Ukuran Saringan Gradasi (% Lolos) Diameter (mm) % Lolos Batas bawah 3 % Lolos Batas bawah 6 % Lolos Batas bawah Benda Uji I Benda Uji II Benda Uji III 37.5 0 0 0 25 100 100 100 19 90 87 84 12.5 71 68 65 9.5 58 55 52 4.75 37 34 31 2.36 23 20 17 1.18 15 12 9 0.6 10 7 4 0.3 7 4 1 0.15 5 2 0 0.075 4 1 0

% Lolos Saringan 38 Kurva Gradasi Agregat Yang Di Uji Nomer Saringan (inch) No.200 No.100 No.50 No.30 No.16 No.8 No.4 3/8'' 1/2'' 3/4'' 1" 1 1/2 '' 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0.01 0.1 1 10 100 0 Diameter Saringan (mm) % Lolos Batas bawah Benda Uji I 3 % Lolos Batas bawah Benda Uji II 6 % Lolos Batas bawah Benda Uji III % Lolos Batas atas % Lolos Batas Tengah Gambar 4. Grafik Gradasi yang di Uji.

39 Langkah-langkah dalam merencanakan campuran aspal sebagai berikut : a. Menghitung persentase kombinasi masing-masing agregat terdiri dari tiga fraksi (agregat kasar, agregat halus dan filler) tiap kelompok benda uji. Dalam memperoleh persentase gradasi yang ingin digunakan maka menggunakan Tabel 8. Gradasi Agregat Campuran AC-BC yang di Uji serta Gambar 4. Grafik Gradasi yang di Uji. b. Menghitung perkiraan awal kadar aspal optimum (Pb) sebagai berikut : Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (% FF) + Konstanta Nilai konstanta kira-kira 0,5 sampai 1,0 untuk Laston dan 2,0 sampai 3,0 untuk Lataston. Untuk jenis campuran lain gunakan nilai 1,0 sampai 2,5. Pb CA FA : Kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap berat campuran : Persen agregat tertahan saringan No.8 (2,36 mm) : Persen agregat lolos saringan No.8 (2,36 mm) dan tertahan saringan No.200 (0,075 mm) Filler K : Persen agregat minimal 75 % lolos No.200 (0,075 mm) : Nilai Konstanta c. Bulatkan perkiraan nilai P b sampai 0,5 % terdekat. Jika hasil perhitungan diperoleh 5,8 % maka dibulatkan menjadi 6 %. d. Siapkan benda uji Marshall pada kadar aspal dapat dilihat pada Tabel 11. sebagai berikut :

40 Benda Uji % Lolos Batas bawah 3 % Lolos Diluar Batas bawah 6 % Lolos Diluar Batas bawah Tabel 11. Jumlah Benda Uji Pada Kadar Aspal. Kadar Aspal (%) Jumlah Benda Uji (buah) Pb - 1% 3 Pb - 0,5% 3 Pb 3 Pb + 0,5% 3 Pb + 1% 3 Pb - 1% 3 Pb - 0,5% 3 Pb 3 Pb + 0,5% 3 Pb + 1% 3 Pb - 1% 3 Pb - 0,5% 3 Pb 3 Pb + 0,5% 3 Pb + 1% 3 Total Benda Uji (buah) 15 15 15 Jumlah Total 45 e. Setelah didapat nilai kadar aspal, selanjutnya menghitung berat jenis maksimum (BJ Max) dengan mengambil data dari percobaan berat jenis agregat halus dan agregat kasar. f. Jika semua data telah didapatkan, yang dilakukan berikutnya adalah menghitung berat sampel, berat aspal, berat agregat dan menghitung kebutuhan agregat tiap sampel berdasarkan persentase tertahan. 4. Pembuatan Benda Uji Pencampuran dilakukan secara manual sesuai prosedur metode Marshall. Dengan cetakan (mold) berbentuk silinder dengan tinggi standar 6,35 cm dan diameter 10,16 cm. Pemadatan dilakukan dengan tumbukan tiap sisi (atas dan bawah) dengan menggunakan alat Marshall Automatic Compactor.

41 Berikut langkah-langkah pembuatan benda uji : a. Menimbang agregat sesuai dengan presentase agregat campuran yang telah dihitung, kemudian keringkan campuran agregat tersebut sampai beratnya tetap pada suhu (150 ± 5) ºC. b. Memanaskan aspal untuk pencampuran, agar temperatur pencampuran agregat dan aspal tetap maka pencampuran dilakukan diatas pemanas dan diaduk hingga rata. c. Setelah temperatur pemadatan tercapai, maka campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan (mold) yang telah dipanasi (100º C hingga 170º C) dan diolesi pelumas terlebih dahulu, serta bagian bawah cetakan diberi sepotong kertas yang telah dipotong sesuai dengan diameter cetakan (mold), sambil ditusuk-tusuk dengan spatula sebanyak 15 kali dibagian tepi dan 10 kali dibagian tengah. d. Pemadatan standar dilakukan dengan alat Marshall Automatic Compactor dengan jumlah tumbukan 75 kali dibagian sisi atas kemudian dibalik dan sisi bagian bawah juga ditumbuk sebanyak 75 kali. e. Setelah proses pemadatan selesai benda uji didiamkan agar suhunya turun, setelah dingin benda uji dikeluarkan dengan ejektor dan diberi kode. f. Benda uji dibersihkan dari kotoran yang menempel dan diukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm di ke empat sisi benda uji dan ditimbang beratnya di udara.

42 g. Benda uji direndam dalam air selama 10 24 jam supaya jenuh. h. Setelah jenuh benda uji ditimbang dalam air. i. Benda uji dikeluarkan dari bak perendam dan dikeringkan dengan kain pada permukaan agar kondisi kering permukaan jenuh (saturate surface dry, SSD) kemudian ditimbang. 5. Pengujian dengan Alat Marshall Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap (flow) dari campuran aspal sesuai dengan prosedur SNI 06-2489- 1991 atau AASHTO T-245-9. Berikut langkah-langkah pengujian dengan alat Marshall : a. Benda uji direndam dalam bak perendaman pada suhu 60 ºC ± 1 ºC selama 30 hingga 40 menit. b. Bagian dalam permukaan kepala penekan dibersihkan dan dilumasi agar benda uji mudah dilepaskan setelah pengujian. c. Benda uji dikeluarkan dari bak perendam, letakkan benda uji tepat di tengah pada bagian bawah kepala penekan kemudian letakkan bagian atas kepala penekan dengan memasukkan lewat batang penuntun, kemudian letakkan pemasangan yang sudah lengkap tersebut tepat di tengah alat pembebanan, arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada dudukan diatas salah satu batang penuntun. Dengan catatan bahwa waktu yang diperlukan dari saat diangkatnya benda uji dari bak perendam (water bath) ke kepala penekan tidak boleh melebihi 30 detik.

43 d. Kepala penekan dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji, kemudian diatur kedudukan jarum arloji penekan dan arloji kelelehan pada angka nol. e. Pembebanan dilakukan dengan kecepatan tetap 51 mm (2 inch.) per menit, dibaca pada saat arloji pembebanan berhenti dan mulai kembali berputar menurun, pada saat itu pula dibaca arloji kelelehan. f. Setelah pengujian selesai, kepala penekan diambil, bagian atas dibuka dan benda uji dikeluarkan. 6. Menghitung Parameter Marshall Setelah pengujian stabilitas dengan alat Marshall selesai serta didapatkan nilai stabilitas dan flow, kemudian menghitung Parameter Marshall yaitu VIM, VFA,VMA, kepadatan (density), flow, stabilitas, Marshall Quotient (MQ) sesuai parameter yang ada pada Spesifikasi campuran. 7. Pembahasan dan Analisa Hasil Dari data hasil penelitian di Laboratorium akan membandingkan nilai stabilitas dan karakteristik campuran (rongga dalam campuran, rongga antar agregat dan rongga terisi aspal) dari ke tiga jenis benda uji yang berbeda gradasi menggunakan Marshall Compactor pada 75 tumbukan. Kemudian menggambarkan grafik hubungan antara kadar aspal dan parameter Marshall, yaitu gambar hubungan antara : a. Kadar aspal terhadap Kepadatan b. Kadar aspal terhadap VIM

44 c. Kadar aspal terhadap VMA d. Kadar aspal terhadap VFA e. Kadar aspal terhadap stabilitas f. Kadar aspal terhadap flow g. Kadar aspal terhadap Marshall Quotient (MQ) Setelah itu menganalisa pengaruh gadasi terhadap setiap parameter Marshall tersebut pada setiap kelompok benda uji. E. Diagram Alir Penelitian Dari prosedur yang telah dijelaskan di atas dapat dibuat diagram alir penelitian seperti pada Gambar 5. sebagai berikut :

45 Persiapan Material Agregat Peralatan Material Aspal Pengujian Karakteristik Mutu: 1. Pengujian Aspal (Penetrasi, Titik Lembek, Daktilitas, Berat Jenis, Kehilangan Berat) 2. Pengujian Agregat (Analisa Saringan, Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar, Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus, Los Angeles Test) Syarat benda Uji Tidak Ya Kelompok Benda Uji I Gradasi% Lolos Di Batas Tengah 15 benda uji Kelompok Benda Uji II Gradasi % Lolos Di Batas Bawah 15 benda uji Kelompok Benda Uji III Gradasi 3% Lolos Diluar Batas Bawah 15 benda uji Pembuatan Benda Uji pada Nilai Kadar Aspal optimum (KAO) 9 benda uji Ya Tidak Pengujian Benda Uji pada Nilai KAO: Pengujian Marshall Test (Stabilitas, VIM, VMA, VFA, Flow, MQ) Hasil dananalisa Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 5. Diagram Alir Penelitian di Laboratorium.