BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di

dokumen-dokumen yang mirip
Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

Oleh : ROSA ATKA RETYASARI A

MARINI FITRI RAHMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PERSEPSI GURU TENTANG POLA MANAGERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Keunggulan pendidikan bukan terletak, pada kurikulum dan proses

BAB I PENDAHULUAN. produksi) dan mutu proses (teknologi). Demikian juga halnya untuk laman mutu

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB VI PENUTUP. prosentase sebesar 58,1%. Sisanya sebesar 41,9% dipengaruhi oleh. pengaruh antara kompetensi guru tersertifikasi melalui portofolio

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat penting. Seperti ditemukan dalam berbagai studi baik di. nasional Universitas Pendidikan Indonesia, 2012:10).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di Indonesia. Karena tanpa adanya manajemen dalam instansi pendidikan maka akan sangat sulit bagi instansi tersebut untuk berkembang. Manajemen pendidikan yang diterapkan dengan baik akan menghasilkan pendidikan yang visioner artinya adalah pendidikan memiliki visi yang jelas sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas. Dalam manajemen pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas, oleh karena itu pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah di kelola langsung oleh kepala sekolah. Menurut Wahjosumidjo dalam Aedi Nur,(2016 :34) kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah,tempat diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid menerima pelajaran. Sedangkan dalam peraturan pemerintah No 28 tahun 1990 tentang pendidikan Dasar pasal 12 ayat (1) yang berbunyi bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Berdasarkan penjelasan tersebut kepala sekolah sangat berpengaruh dalam menciptakan sekolah yang berkualitas. Aedi Nur (2016:1) mengemukakan bahwa Sekolah yang unggul adalah sekolah yang menunjukan tingkat keefektifan tinggi dalam artian sekolah dapat mencapai visi, misi serta tujuanya diwujudkan dalam aktivitas sekolah yang efektif dengan adanya daya dukung tinggi dari seluruh komponen sekolah. Daya dukung ini salah satunya ditunjukan dari performa kerja kepala sekolah yang mampu mengelola sumberdaya manusianya serta performa kerja seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikanya yang bekerja secara profesional. Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 pasal 3ayat 3 dijelaskan bahwa pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor dan pimpinan 1

2 satuan pendidikan luar sekolah. Kepala sekolah sebagai salah satu pengelola satuan pendidikan juga disebut sebagai administrator, dan disebut juga sebagai manajer pendidikan. Kepala sekolah memiliki posisi strategis dalam mengkoordinasikan upaya bersama dalam mencapai tujuan pendidikan pada sekolah yang dipimpin.tetapi kepala sekolah bukan merupakan satu-satunya yang bertanggung jawab dalam upaya pencapaian tujuan tersebut karena masih banyak faktor faktor yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab tersebut seperti para guru,staf karyawan sekolah, peserta didik dan lingkungan dalam proses pembelajaran. Kepemimpinan kepala sekolah seyogyanya dapat memerikan pengaruh dalam menciptakan iklim kerja dan hubungan kondusif serta harmonis antar sumberdaya manusia disekitarnya. Oleh karena itu kemampuan, keahlian, kecakapan dalam memimpim sangatlah penting untuk dimiliki seorang kepala sekolah demi menciptakan manajemen pendidikan yang efektif guna mencapai tujuan pendidikan. Demi mencapai tujuan pendidikan tersebut tidak hanya membutuhkan kecakapan kepala sekolah dalam mengelola sumberdaya manusia disekolahnya tetapi juga membutuhkan peran tenaga pendidik yaitu guru yang dapat berinteraksi langsung dengan peserta didik. Kinerja guru yang baik akan menentukan kualitas pembelajaran yang diciptakan dan menjadi tolak ukur terhadap tinggi rendahnya mutu pendidikan. Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama,mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Berdasarkan pernyataan diatas bahwa guru memiliki peranan strategis dalam proses pembelajaran yang tidak hanya mengenai penyaluran ilmu saja tetapi juga pembentukan karakter peserta didik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan dapat ditentukan oleh kualitas dan mutu guru tersebut. Karena guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang masih rendah.

3 Pendidikan di Indonesia masih dikatakan rendah yaitu menduduki urutan ke 57 dari 65 negara menurut World Education Ranking yang diterbitkan oleh Organization For Economic Cooperation And Development pada tahun 2016.. Rendahnya kualitas guru disebabkan karena kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003,yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan Penelitian dan pengabdian masyarakat. Kenyataan yang terlihat bahwa kondisi pendidikan saat ini memiliki masalah serius diberbagai jenjang pendidikan,baik pendidikan formal maupun non formal sehingga dapat menghambat penyedian sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa diberbagai bidang. Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara dan ragam kegiatan.salah satu upaya untuk melihat adanya kemampuan professional dan akademik yang memadai dari seorang guru adalah dengan program sertifikasi dan uji kompetensi guru (UKG). Di Kabupaten Blora guru yang sudah bersertifikasi sekitar 6000 guru dengan dana yang sudah dikeluarkan sebanyak 60 miliar. Namun dengan adanya sertifikasi tersebut tidak menjamin kinerja guru sudah memenuhi profesionalitas. Meskipun pemerintah telah berupaya untuk mensejahterakan guru melalui sertifikasi pada kenyataanya pelaksanaan sertifikasi guru hasilnya belum bermutu. Tetapi bukan berarti program tersebut harus dihentikan dan ditentang pelaksananya, sebaliknya program tersebut harus tetap berjalan dan dievaluasi agar lebih baik lagi demi meningkatkan kualitas guru. PKG sangat diperlukan dalam kaitanya sertifikasi guru yang dilanjutkan dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) sehingga terbangun perubahan berkesinambungan yang dimulai dari perubahan pola pikir guru tersebut diharapkan dapat menjadi titik tolak peningkatan kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah 2010 dalam Esmawati (2016:1) diketahui bahwa kinerja guru yang bersertifikasi di Jateng belum menunjukkan kenaikan. Padahal, mereka

4 telah menerima kenaikan gaji. Dengan melihat kenyaataan tersebut menunjukan bahwa program sertifikasi pemerintah yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas guru ternyata belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu untuk mewujudkan guru yang professional pasca sertifikasi perlu adanya upaya sistematis dan sinergis dan berkesinambungan yang menjamin guru tetap professional seperti pengecekan berkala dan uji kompetensi guru untuk menjamin agar kinerja guru selalu memenuhi syarat profesionalitas Berbicara mengenai kinerja guru, menurut Aedi Nur (2016:136) guru merupakan suatu profesi yang mengarah pada pekerjaan yang ketrampilan khusus, komitmen, dan tanggung jawab. Supardi mengatakan bahwa: membutuhkan kinerja guru adalah persepsi guru terhadap prestasi kerja guru yang berkaitan dengan kualitas kerja, tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, dan prakarsa. Produk dari kompetensi dalam kinerja guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (Supardi, 2011:13). Persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah merupakan cara pandang guru terhadap pola manajerial kepala sekolah. Dalam Wahyudi (2009:68) menegaskan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga pola dasar. Ketiga pola tersebut adalah: (1) pola konseptual (conceptual skill); (2) pola kemanusiaan (humanity skill); (3) pola teknis (technical skill) Pola manajerial yang efektif akan membawa persepsi yang baik pula bagi guru sebagai bawahan kepala sekolah,oleh karena itu stigma positif perlu dibangun melalui pola manajerial yang digunakan oleh kepala sekolah agar kerjasama antara kepala sekolah dan guru dapat terjalin dengan baik. Dengan adanya kerjasama yang baik dan iklim kerja yang kondusif maka akan menumbuhkan motivasi tersendiri bagi guru untuk bekerja sesuai dengan porsinya. Menurut Kompri (2015:3 ) menyebutkan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energy) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksankan suatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu

5 (motivasi ekstrinsik). Dengan adanya motivasi pada setiap guru diharapkan dapat mengelola pembelajaran dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja pada masing-masing guru. Kinerja guru dikabupaten Blora terus mengalami peningkatan,hal ini terlihat bahwa pemerintah daerah selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja guru. Seperti yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2017,pemerintah daerah mengadakan kegiatan rapat koordinasi terkait dengan peningkatan profesionalitas melalui penilaian kinerja guru.disdikpora kabupaten Blora Hesti Risma Hastuti mengungkapkan bahwa hal teknis terkait penilaian angka kredit yang harus dicapai oleh guru professional. Di SMP N 1 Banajarejo dan SMP N 2 Banjarejo memiliki kepala sekolah dengan masa kepemimpinanya yang berbeda-beda. Kepala sekolah SMP N 1 dan Kepala sekolah SMP N 2 Banjarejo memiliki ketrampilan manajerial yang berbeda, hal itu disebabkan oleh latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang berbeda bagi. Oleh karena itu setiap kepala sekolah memiliki pola manajerial dan ketrampilan yang berbeda antara kepala sekolah satu dengan kepala sekolah lainya sehingga menimbulkan persepsi yang beragam pula pada guru sebagai bawahanya. Seorang kepala sekolah yang mengetahui secara jelas tugas pokok dan tanggung jawabnya maka seterusnya akan mampu mengembangkan konsep pelaksanaan tugas tersebut secara baik,agar dinamika tugas yang dilakukan berlangsung secara variatif dan didasarkan pada situasi dan kondisinya. Sehingga semua tugas yang dilakukan akan tersusun dengan baik, pelaksanaanya dapat terukur dan dilandasi oleh rasa pengabdian serta motivasi yang tingi. Berdasar uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti adakah keterlibatan persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di beberapa SMP negeri di kecamatan Banjarejo Kabupaten blora yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul: PERSEPSI GURU TENTANG POLA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA TAHUN AJARAN 2016/2017

6 B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas,peneliti membatasi masalah penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian.adapun pembatasan masalah penelitian ini adalah: 1. Kinerja guru dibatasi oleh kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial guru 2. Motivasi kerja dibatasi pada motif,harapan dan insentif 3. Persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah dibatasi pada pola hubungan antar manusia,pola konseptual dan pola teknis 4. Penelitian ini dibatasi pada SMP N 1 banjarejo dan SMPN 2 banjarejo kabupaten Blora. C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatsan masalah yang diuraikan diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah menengah pertama negeri se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017? 2. Adakah pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru di sekolah menengah pertama pertama negeri se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017? 3. Adakah pengaruh persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru sekolah menegah pertama negeri se kecamatan Banjarejo kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017? D. Tujuan penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah menengah pertama negeri se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017

7 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru di sekolah menegah pertama pertama negeri se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru sekolah menegah pertama negeri se kecamatan Banjarejo kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017 E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai persepsi guru tentang pola manajerial kepala sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja guru. 2. Manfaat praktis a. Bagi kepala sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan kepala sekolah terkait dengan pola manajerial yang gunakan dalam manajemen sekolah. b. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi bagi peningkatan kinerja guru serta dapat meberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru c. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian yang lebih luas dengan menambah variabel lain dalam penelitian.