PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang adalah Tuberkulosis Paru (TB paru) (Kemenkes, 2008). Mycobakterium Tuberculosis yang terutama menyerang paru (Kemenkes,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

PENYULUHAN BATUK EFEKTIF TERHADAP PENURUNAN TANDA DAN GEJALA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

GAMBARAN KONDISI FISIK RUMAH PASIEN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS (TB) DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN TB PARU DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Tuberkulosis paru adalah suatu infeksi kronik disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini, berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN.

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TB PARU

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Lindy Agraini Patiro*, Wulan P.J Kaunang*, Nancy S.

GAMBARAN PERAN DAN STRATEGI SUB RECIPIENT (SR) COMMUNITY TB CARE AISYIYAH DALAM PENANGGULANGAN TB DI KOTA PADANG TAHUN 2011

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit TB paru di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit yang

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DALAM PENGOBATAN TB PARU DENGAN STRATEGI DOTS PADA PUSKESMAS DI KOTA LANGSA

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULUAN. oleh Myobakterium Tuberk ulosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

Identifikasi Faktor Resiko 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010 Suratun 1, Erni Rahayu 2 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang 2 Email : sur.rafii.0377@gmail.com ABSTRAK TB paru adalah penyakit menular langsung yang di sebabkan oleh kuman TBC ( Mikrobakterium ) sebagian besar kuman TBC menyerang paru tetapi dapat juga mengenai orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penatalaksanan tindakan batuk efektif pada pasien TB paru di Rumah Sakit Khusus Paru Palembang tahun 2010. dengan populasi dalam penelitian ini sebanyak 15 responden yang di lakukan pada tanggal 22 Maret - 4 April tahun 2010 dengan menggunakan total sampling dengan kriteria seluruh perawat yang melakukan tindakan batuk efektif di Rumah Sakit Khusus Paru Palembang tahun 2010. Hasil yang di dapat dalam penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan batuk efektif terdapat 15 responden, yang termasuk dalam kategori baik 1 responden (6,6%), cukup 9 responden (60%), dan dengan kategori kurang 5 responden (33,3%). Hasil ini menunjukkan bahwa penatalaksanaan tindakan batuk efektif di Rumah Sakit khusus paru masih dalam kategori cukup. Dari hasil penelitian ini diharapkan perawat diruangan lebih meningkatkan dalam melaksanakan tindakan batuk efektif. Kata kunci : Penatalaksanaan batuk efektif, TB paru ABSTRACT Pulmonary TB is an infectious disease directly caused by TB germs (Mikrobakterium) most germs TB attacks the lungs but can also about others. The purpose of this study was to determine management measures effective cough in patients with pulmonary tuberculosis in Special Hospital Lung Palembang in 2010. The population in this study were 15 respondents were done on 22 March to 4 April 2010 by using total sampling criteria all nurses who perform actions effective cough in Special Hospital Lung Palembang in 2010. The results obtained in this study were cough effective implementation of the action, there were 15 respondents, which is included in either category 1 respondent (6.6%), just 9 respondents (60%), and with less category 5 respondents (33.3%). These results indicate that management measures effective cough in lung Specialty Hospital is still in the category enough. From the results of this study are expected to further increase in room nurse in implementing effective measures cough. Keywords: Management effective cough, pulmonary TB PENDAHULUAN Penyakit TB paru adalah penyakit menular langsung yang di sebabkan kuman TB (Micobakterium Tubercoulosis), sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh 30

lainya. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai fisik khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu, di sebut juga sebagai basil tahan asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang lembab dan gelap 1,2 Penyakit TB paru merupakan suatu penyakit yang menyerang pada bagian saluran pernafasan yang di sebabkan oleh adanya sekret yang menyumbat pada saluran pernafasan, untuk dapat mengeluarkan sekret tersebut maka perlu di ajarkan latihan batuk efektif bagi penderita TB paru. Batuk efektif ini merupakan metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal 1,2 Adapun dampak tidak di lakukan tindakan batuk efektif pada pasien TB paru yaitu dapat menggangu proses pernafasan (kurang efektifnya jalan nafas) yang dapat mengakibatkan infeksi saluran nafas bagian bawah yang berhubungan dengan akumulasi sekret pada jalan nafas yang di sebabkan oleh kemampuan batuk yang menurun 6 Penyakit TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia yang paling utama. Pada tahun 1993 WHO Mendeklarasika TB paru sebaigai Global Health Emergency. TB paru di anggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena kurang lebih 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh Mycrobakteri tuberculosis. Pada tahun 1998 ada 617.047 kasus TB yang tercatat di seluruh dunia 11 Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979-1982 telah dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000 penduduk. Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik pemerintahan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangkau unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun 12 Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan H. Syahrul M, Penderita penyakit TB Paru di Sumatera Selatan tahun 2002 mayoritas diderita kaum laki-laki akibat sering merokok Menurutnya, selain sering merokok penyakit ini juga disebabkan kuman Mycobacterium Tuberklosis yang penularaannya melalui percikan dahak berupa droplet (butir-butir dahak yang sangat kecil). Penderita TB 31

Paru tersebut selama tahun 2002 tercatat sebanyak 24.803 kasus di Sumatera Selatan. Berdasarkan surve awal peneliti di RS khusus paru Palembang tindakan batuk efektif di terapkan pada pasien yang menderita penyakit TB paru. menurut salah satu perawat RS Khusus Paru Palembang mengatakan bahwa tindakan batuk efektif merupakan salah satu tindakan keparawatan yang di berikan kepada pasien TB paru sebelum di lakukan therapytherapy yang lainya. karena tindakan batuk efektif ini sangatlah berpengaruh dalam mengurangi sekret yang dapat menyumbat saluran pernafasan pada penderita TB paru. Adapun dampak tidak di lakukan tindakan batuk efektif pada pasien TB paru yaitu dapat menggangu proses pernafasan (kurang efektifnya jalan nafas ) yang dapat mengakibatkan infeksi saluran nafas bagian bawah yang berhubungan dengan akumulasi sekret pada jalan nafas yang di sebabkan oleh kemampuan batuk yang menurun 6 Dari uraian di atas maka peneliti merasa perlu mengetahui bagaimana Penatalaksanaan Tindakan Batuk Efektif Pada Pasien TB Paru di Rumah Sakit Kusus Paru Palembang. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini yang di gunakan adalah kuantitatif yaitu untuk mengetahui peran perawat dalam melakukan tindakan batuk efektif pada pasien TB paru Populasi penelitian adalah seluruh parawat di ruang rawat inap yang melakukan tindakan batuk efektif di Rumah Sakit Khusus Paru Palembang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik Total sampling yaitu seluruh perawat yang berjumlah 15 Responden di ruang rawat inap yang telah melakukan tindakan batuk efektif Hasil pengumpulan data selanjutnya dianalisa univariat untuk mengetahui penatalaksanaan tindakan batukefektif. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Tabel 5.1 Distribusi Frekuensin responden Berdasarkan Penatalaksanaan Tindakan Batuk Efektif Di Rumah Sakit Khusus Paru Palembang Tahun 2010. NO Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik 1 6,6% 2 Cukup 9 60% 3 Kurang 5 33,3% Jumlah 15 100% 32

Dari tabel distribusi frekuensi di atas menunjukan bahwa dari 15 responden, yang melakukan tindakan batuk efektif pada pasien TB paru dengan kategori baik sebanyak 1 responden (6,6%), Cukup 9 responden (60%), Kurang 5 respondan (33,3%). PEMBAHASAN Penatalaksanaan tindakan batuk efektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 15 responden sebagian besar masih di kategorikan cukup 9 responden (60%), di mana perawat pelaksana sudah menerapkan tindakan batuk efektif tapi, dalam penerapanya perawat pelaksana belum melakukan tindakan batuk efektif sesuai dengan prosedur tindakan yang ada hal ini di sebabkan oleh faktor kebiasaan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya tindakan batuk efektif. Menurut (Rinta, 2009) batuk efektif merupakan metode batuk yang benar, di mana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Mutaqqin (2008) yang mengatakan bahwa pentinya pemberian latihan batuk efektif pada pasien dengan gangguan jalan nafas, masalah resiko tinggi infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang berhubungan dengan akumulasi sekret pada jalan nafas yang sering di sebabkan oleh kemampuan batuk yang menurun. Menurut (Media Indonesia, 2002) Batuk yang tidak efektif dapat menambah penyakit dan batuk yang berlebihan dapat menyebabkan komplikasi. Jadi, salah satu manfaat batuk efektif bagi kesehatan manusia yaitu dapat mengeluarkan zat-zat asing yang masuk dalam saluran pernafasan yang tidak berguna di saluran nafas. Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat bahwa penatalaksanaan tindakan batuk efektif sangatlah bermanfaat bagi pasien TB paru untuk membersihkan jalan nafas. Berdasarkan hasil observasi peneliti penatalaksanaan tindakan batuk efektif di Rumah Sakit Khusus Paru Palembang sudah di terapkan tapi masih dalam kategori cukup, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor kebiasaan Misalnya, dalam melakukan tindakan batuk efektif, prosedur yang jarang di ajarkan yaitu mengatur posisi klien duduk dan bagian depan di sangga dengan bantal, kemudian atur posisi tubuh dengan sikap yang lentur, dan anjurkan klien bernafas pelan dan dalam 2-3x melalui hidung kemudian mengeluarkan secara pasif, di rumah Sakit khusus paru palembang prosedur tindakan tersebut jarang di terapkan atau di ajarkan kepada klien, padahal mengatur posisi duduk dan bagian depan di sangga dengan bantal dengan sikap yang lentur merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan proses pengeluaran sekret pada jalan nafas, dan dapat menghemat energi dan energi 33

tersebut dapat di gunakan pada saat proses pengeluaran sekret pada saat batuk. Maka dari itu diharapkan bagi perawat yang telah melakukan tindakan batuk fektif dengan benar untuk dapat dipertahankan, karena tindakan batuk efektif ini memiliki peran penting dalam proses pengeluaran benda asing baik yang berbentuk cair maupun padat dari saluran nafas yang menggangu proses pernafasan, sehingga pernafasan penderita dapat kembali lega, bagi penderita asma, bronchitis kronis dan khususnya bagi pasien TB paru. dalam kategori cukup. Hal ini perlu dilakukan pelatihan bagi perawat agar lebih termotivasi dalam melaksanakan tindakan batuk efektif. 3. Bagi penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan tindakan batuk efektif. Selain itu dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang penatalaksanaan tindakan batuk efektif pada kasus yang berbeda dengan sampel yang lebih banyak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penatalaksanaan tindakan batuk efektif pada pasien TB paru yang di kategorikan baik sebanyak 1 responden ( 6,6%), cukup 9 responden ( 60% ), dan kurang sebanyak 5 responden ( 33,3% ). Saran 1. Bagi Pelayanan Keperawatan Tindakan batuk efektif merupakan tindakan mandiri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien TB Paru. Tindakan ini dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan secara langsung kepada klien yang terdiagnosa TB Paru. 2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penataklasanaan tindakan batuk efektif DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu praktek. Rineka cipta. 2. Doenges, Narielyn.dkk. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Buku kedakteran. 3. Ester, Monika. 2004. Keperawatan medikal bedah. Buku kedokteran. Jakarta 4. Hidayat, Aziz Alimul, 2002. Pengantar konsep keperawatan. Jakarta : seleba medika. 5. Laaban, Younnes. 2008. Buku saku TBC bagi masyarakat. Kanisius. Yokyakarta. 6. Muttaqin, Arief. 2008. Asuhan klien dengan gangguan sistem pernafasan. Seleba medika. 7. Notoadmojo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : 34

8. Potter, Perry. 2005. Fundamental keperawatan. Buku kedokteran. 9. Sibuea, W herdin dkk. 2005. Ilmu panyakit dalam. Rineka cipta. 10. Smeltzer, Zusane. 2002. Buku ajar medikal bedah. Buku kedokteran.jakarta. 11. Sudoyo, Aru. 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam. FKUI 12. Tjokronegoro, Arjatmo. 2001. Buku ajar penyakit dalam jilit II Edisi III. FKUI 35