KESESUAIAN PENGAKUAN PEMBELIAN KREDIT ALAT BERAT X PT MALIKINDO PERKASA DENGAN PSAK 55 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

30 Juni 31 Desember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

BAB II LANDASAN TEORI

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II LANDASAN TEORI


Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

Investasi - Bonds Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 6 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGUNGKAPAN

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

AKTIVA TETAP BERWUJUD

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

BAB II BAHAN RUJUKAN

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAGIAN IX ASET

Transaction in Foreign Currency

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Laporan Keuangan: Neraca

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 April 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 JUNI 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 JULI 2015

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Periode yang berakhir Pada Tanggal 30 SEPTEMBER 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 AGUSTUS 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat


STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

BAB II LANDASAN TEORI

JUMLAH AKTIVA

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

30 September 31 Desember Catatan

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

PT MITRA INVESTINDO Tbk

BANK SHINHAN INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Mei 2015

Transkripsi:

Wilda Setyowati KESESUAIAN PENGAKUAN PEMBELIAN KREDIT ALAT BERAT X PT MALIKINDO PERKASA DENGAN PSAK 55 Oleh WulanMaica JK ABSTRAK Tugas akhir ini bertujuan untuk membandingkan pengakuan awal dan membandingkan pengungkapan atas pembelian kredit alat berat X PT Malikindo Perkasadengan PSAK 55.Data yang digunakan untuk melakukan penyelesaian tugas akhir meliputi data kontrak jual beli yangmengumpulkan informasi transaksi (tanggal perolehan, harga perolehan, jangka waktu kredit), laporan keuangan, rincian hutang alat berat X yang dicatat oleh PT Malikindo Perkasa dan surat konfirmasi hutang yang didapat dari PT Mushill Internasional Finance. Berdasarkan hasil dan pembahasandiketahui bahwa PT Malikindo Perkasa tidak melakukan pengakuan dan pengukuran liabilitas keuangan sesuai dengan PSAK 55. Perbandingan pencatatan akuntasi pengakuan dan pengukuran liabilitas keuangan yang diterapkan oleh PT Malikindo Perkasa dengan pengakuan dan pengukuran liabilitas keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Kata kunci:pernyataanstandarakuntansikeuangan 55 iii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset tetap menurut PSAK 16, adalah aset yang berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut pajak Pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, aset tetap adalah harta berwujud yang dapat disusutkan dan terletak atau berada di Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk mendapat, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak serta mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Pengakuan dan Pengukuran Menurut PSAK 55, Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pengakuan adalah proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur kriteria harus diakui jika: a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan, b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau

2 laporan laba rugi. Pengukuran awal aset keuangan dan liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut. Biaya transaksi adalah biaya inkremental (biaya yang tidak akan terjadi jika entitas tidak memperoleh, menerbitkan, atau melepaskan instrumen keuangan) yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas keuangan. Liabilitas keuangan yang telah dilakukan pengakuan dan pengukuran maka harus disajikan dalam laporan keuangan agar informasi yang disajikan mudah dipahami oleh pengguna laporan keuangan dan mendukung pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahaan. Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 1, laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan difinisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan dan beban diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Berdasarkan uraikan di atas, pos yang mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Setelah dilakukan pengakuan dan pengukuran maka pos yang memiliki unsur kriteria pengakuan dan pengukuran liabilitas keuangan harus diungkapkan dalam pelaporan keuangan. Pos yang diakui dalam laporan keuangan kemungkinan dalam penyajiannya tidak tersaji secara rinci, maka pos tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan untuk mempermudah pemakai laporan keuangan.

3 Pengungkapan Menurut PSAK 60, laporan posisi keuangan, entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan. Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian pada laporan laba rugi. Kebijakan akuntansi, entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan, dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan untuk memahami laporan keuangan. Pengungkapan merupakan salah satu cara untuk memudahkan penyusun dalam menyajikan informasi dan pos-pos pada pelaporan keuangan. Menurut Kasmir (2010), p eningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan hutang maka akan semakin besar kewajibannya. Salah saji dalam pengakuan hutang usaha akan mempengaruhi besar kecilnya modal yang dimiliki perusahaan dan berpengaruh pada pos liabilitas dan ekuitas pada laporan posisi keuangan. PT Malikindo Perkasa adalah perusahaan yang sedang berkembang dan bergerak di bidang jasa konstruksi, konsultan tehnik, pabrik aspal tanah atau Hotmix serta pabrik penggilingan batu atau stone crasher. Pabrik Asphalt Mixing Plant (AMP) merupakan salah satu usaha yang dijalankan oleh PT Malikindo Perkasa.

4 Proses operasional yang berjalan di pabrik tersebut adalah mulai dari penerimaaan barang, pemecahan barang, perakitan barang hingga pengiriman barang ke pelanggan. PT Malikindo Perkasa memiliki pabrik aspal tanah atau Hotmix dan pabrik penggilingan batu atau Stone Crasher yang berlokasi di Jalan Kampung Terbanggi Ilir, Kec. Bandar Mataram, Kab. Lampung Tengah. Penyajian hutang atas pembelian kredit alat berat di PT Malikindo Perkasa terdapat dugaan salah saji berdasarkan hasil surat konfirmasi hutang dari PT Mushill Internasional Finance yang dibandingkan dengan penyajian hutang atas pembelian kredit alat berat pada PT Malikindo Perkasa. PT Malikindo Perkasa hanya mengakui pokok hutang pada saat penyajian laporan posisi keuangan sedangkan tidak mengakui beban bunga sehingga dalam penyajian laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan tidak relevan. Pada akhir tahun 2016 pada saat pelaporan keuangan, hutang yang disajikan PT Malikindo Perkasa atas pembelian kredit alat berat sebesar Rp1.738.368.000,- sedangkan setelah mendapat surat konfirmasi hutang dari PT Mushill Internasional Finance ternyata hutang PT Malikindo sebesar Rp2.515.082.000,- terdapat selisih sebesar Rp776.714.000,-. Dalam tugas akhir ini, terdapat perbedaan pencatatan hutang antara PT Malikindo dengan PT Mushill Internasional Finance. Berdasarkan uraian di atas, perbedaan itu diakibatkan oleh karena PT Malikindo Perkasa tidak mengakui bunga atas hutangnya dan kesalahan pengakuan pembelian kredit. Penulis akan melakukan pencatatan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 55 (Pengakuan dan Pengukuran ) untuk memberikan penyajian laporan keuangan yang

5 lebih relevan, andal dan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah tugas akhir ini dengan judul Kesesuaian Pengakuan Pembelian Kredit Alat Berat PT Malikindo Perkasa Dengan PSAK 55. 1.2 Tujuan Tujuan dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : a. Membandingkan pengakuan awal atas pembelian kredit alat berat x pada PT Malikindo Perkasa dengan PSAK 55 b. Membandingkan pengukuran atas pembelian kredit alat berat x pada PT Malikindo Perkasa dengan PSAK 55 c. Membandingkan Penyajian Laporan Keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 55 dengan penyajian yang dilakukan oleh PT Malikindo Perkasa d. Membandingkan pengungkapan atas pembelian kredit alat berat PT Malikindo Perkasa

6 1.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penyusunan tugas akhir sebagai berikut: Pembelian Kredit Alat Berat PT Malikindo Perkasa Pengakuan Awal Pengukuran Penyajian Laporan Keuangan Pengungkapan Gambar 1. Kerangka Pemikiran PT Malikindo Perkasa adalah perusahaan yang berada di Jalan Morotai No.1 Kel. Jagabaya III, Kec. Sukabumi Bandar Lampung yang sedang berkembang dan bergerak di bidang jasa konstruksi, konsultan tehnik, pabrik aspal tanah atau Hotmix serta pabrik penggilingan batu atau stone crasher. Prosedur yang berjalan dalam pembelian kredit di PT Malikindo Perkasa yaitu pembelian alat berat dibayarkan oleh pihak leasing, kemudian PT Malikindo Perkasa membayar angsuran kepada pihak leasing tersebut tetapi pada saat pelaporan PT Malikindo Perkasa hanya menyajikan pokok hutang tanpa menambahkan bunga pada hutang tersebut sehingga pada akhir tahun terdapat perbedaan pencatatan hutang dari

7 perusahaan dan leasing, ketika pihak leasing mengirimkan surat konfirmasi kepada PT Malikindo Perkasa. Proses kegiatan tugas mandiri yang dilakukan yaitu mengumpulkan data hutang atas pembelian alat berat pada PT Malikindo Perkasa, mengumpulkan informasi transaksi (tanggal pembelian, harga perolehan, jangka waktu kredit) yang didapat dari kontrak jual beli, tabel hutang yang dicatat oleh PT Malikindo Perkasa atas pembelian alat berat, tabel angsuran yang didapat dari PT Mushill Internasional Finance dan surat konfirmasi untuk melakukan kegiatan tersebut. Jika data yang dibutuhkan telah lengkap maka lakukan perhitungan pengakuan awal oleh PT Malikindo Perkasa. Penyajian hutang jangka panjang menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2008), perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam jumlah besar sering kali hanya menyajikan satu akun dalam neraca dan mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar, kecuali kalau penarikan itu dipenuhi dengan aktiva selain aktiva lancar. Setelah melakukan perhitungan pengakuan awal, kemudian lakukan pengukuran. Pengukuran ini dilakukan dengan cara menambah biaya transaksi dan bunga (metode Flat Rate) pada hutang sehingga dalam pengukuran ini penulis mendapat nilai hutang sesungguhnya. Nilai hutang yang telah dilakukan pengukuran selanjutnya dinyatakan dalam laporan posisi keuangan kemudian diungkapkan atau proses pengungkapan pada pelaporan keuangan.

8 Menurut Kieso, dkk (2008), pengungkapan pada umumnya berisi sifat dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan, privilege konversi, pembatasan yang dikenakan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau digadaikan sebagai jaminan. Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian pada laporan laba rugi. Kebijakan akuntansi, entitas mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan, dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan untuk memahami laporan keuangan. Pengungkapan dan penyajian laporan keuangan merupakan komponen dari pelaporan keuangan. Pos yang telah disajikan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Pos tersebut disajikan secara rinci pada CaLK agar informasi yang disajikan mudah dipahami oleh pengguna laporan keuangan dan mendukung pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahaan. Pengungkapan merupakan salah satu cara untuk memudahkan penyusun dalam menyajikan informasi dan pos-pos pada laporan keuangan secara rinci.

9 1.4 Kontribusi a. Bagi PT Malikindo Perkasa Memperoleh masukan tentang pengakuan, pengukuran, penyajian serta pengungkapan hutang yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan mengetahui besar hutang untuk periode akuntansi mendatang. b. Bagi Penulis Menambah pengetahuan tentang Akutansi Keuangan Menengah, pengakuan dan pengukuran, penyajian dan pengungkapan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. c. Bagi Pembaca Memperoleh pengetahuan, dan menambah wawasan Akuntansi Keuangan Menengah dan sebagai bahan referensi untuk tugas akhir yang sejenis ditahun berikutnya.

10 DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia. 2104. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2105. Ikatan Akuntan Indonesia. Agoes, Sukrisno, dan Estralita, Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta Selatan. Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Penerbit Erlangga. Jakarta. Stice, K. Earl, James D. Stice, dan K. Fred Skousen. 2004. Intermediate Accounting. Salemba Empat. Jakarta Kieso, Donald., Jerry J. Weygandt., dan Terry D. Warfield., 2008. Akuntansi Intermediate. Erlangga. Jakarta. Anwar, Chairul. 2016. Metode Penelitian Akuntansi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bandar Lampung. Bandar Lampung. Winarno, Wing Wahyu. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. UPP (Unit Penerbit dan Percetakan) STIM YKPN. Yogyakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Menurut Rudianto (2012), akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas atau transaksi perusahaan dalam bentuk Informasi keuangan. Sedangkan, menurut Wirnarno (2006) mendefinisikan, akuntansi sebagai proses mencatat dan mengolah data transaksi dan menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan dan akuntansi juga menginterpretasikan (atau membaca ) informasi akuntansi yang diterimanya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, akuntansi merupakan sistem informasi dan komunikasi yang dimaksudkan untuk mengurangi resiko atau ketidakpastian yang dihadapi manajemen suatu entitas bisnis dalam proses pengelolaan aktivitas ekonomi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, peringkasan dan penyajian informasi keuangan yang terjadi dari transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu. Proses pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian laporan keuangan merupakan satu kesatuan dari siklus akuntansi.

11 2.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan representasi posisi keuangan dari transaksitransaksi yang dilakukan oleh suatu entitas. Laporan keuangan menurut PSAK No 1 (2015), laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. 2.2.1 Komponen-komponen laporan keuangan: a. Posisi Keuangan (Neraca) Laporan posisi keuangan atau disebut juga dengan neraca atau laporan aktiva dan kewajiban, adalah laporan keuangan yang menyajikan aset tetap, properti investasi, aset tak berwujud, aset keuangan, investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang dagang dan piutang lain, kas dan setara kas, total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, utang dagang dan utang lain, provisi, liabilitas keuangan, liabilitas dan aset untuk pajak kini, liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, kepentingan non pengendali, modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dalam satu periode akuntansi. Penyajian utang dalam laporan posisi keuangan harus disajikan secara jujur dengan kondisi atau keadaan yang sesungguhnya. Penyajian yang tidak menyajikan kondisi sesunggguhnya akan berpengaruh terhadap total liabilitas dan ekuitas dalam penyajian laporan keuangan.

12 b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi atau disebut juga dengan laporan pendapatan dan biaya, laporan surplus-rugi, laporan operasi, laporan surplus-defisit, atau laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan hutang maka akan semakin besar kewajibannya. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas menggambarkan kenaikan atau penurunan kekayaan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Perubahan ekuitas secara keseluruhan menyajikan total surplus atau defisit neto selama satu periode. Pendapatan dan biaya lainnya diakui secara langsung sebagai perubahan aktiva/ekuitas neto dari setiap kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Penyajian surplus atau defisit yang salah maka akan berpengaruh terhadap laporan perubahan ekuitas.

13 d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pembiayaan, dan kegiatan investasi. Pembayaran hutang pada tepat waktu atau lebih dari jatuh tempo yang pembayarannya menggunakan kas atau instrumen lainya yang mengakibatkan pengeluaran akan berpengaruh terhadap penyajian laporan arus kas. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah bagian yang terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. Catatan atas laporan keuangan bertujuan untuk menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas laporan keuangan. 2.3 Konsep Aset Menurut Stice (2011), Aset adalah kemungkinan untuk mendapat manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) disebutkan bahwa aset adala h sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

14 2.3.1 Klasifikasi Aset Aset dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, seperti aset berwujud dan aset tidak berwujud, aset tetap dan tidak tetap. Menurut Stice (2011), s ecara umum klasifikasi aset pada neraca dikelompokan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset tetap merupakan aset yang berupa kas dan aset lainnya yang dapat diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, atau dikonsumsi dalam satu tahun. Aset yang termasuk aset lancar seperti kas, piutang usaha, persediaan, dan lain sebagainya. Alat berat merupakan aset tidak lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aset tidak tetap merupakan aset yang tidak mudah untuk dikonversi menjadi kas atau tidak diharapkan untuk dapat menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun. Aset yang termasuk aset tidak lancar antara lain aset tetap, aset tetap tak berwujud, investasi jangka panjang, dan aset lain-lain. 2.6 Aset Tetap Aset tetap menurut PSAK 16, adalah aset yang berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap adalah aset berwujud, yaitu mempunyai bentuk fisik (seperti tanah, bangunan, alat berat), berbeda dengan paten atau merek dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik (merupakan aset tak berwujud).

15 Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi berikut ini. a) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan potongan lain. b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut. Hal yang berkaitan erat dengan pengakuan adalah pengukuran. Pengukuran yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah nilai sekarang atau nilai yang didiskontokan. Jumlah arus masuk kas bersih di masa yang akan datang atau arus keluar yang didiskontokan ke nilai sekarang pada tingkat bunga yang sesuai disebut nilai sekarang atau nilai yang didiskontokan. Aset tetap mempunyai tujuan penggunaan khusus, yaitu digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Alat berat merupakan aset tetap yang dimiliki perusahaan karena akan digunakan untuk lebih dari satu periode akuntansi.

16 Berdasarkan kutipan diatas dapat penulis simpulkan aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan memiliki manfaat ekonomis lebih dari satu tahun. Perolehan aset tetap bisa dalam bentuk siap pakai melalui pembelian tunai maupun kredit atau dibuat terlebih dahulu. Pada tugas akhir ini aset dibeli oleh perusahaan melalui proses pembelian kredit. 2.7 Pembelian Kredit Aset Tetap Menurut Longenecker (2001 ), pembelian adalah proses perolehan bahan, peralatan dan jasa dari penyalur luar. Sedangkan, menurut Aliminsyah (2003 ), pembelian adalah harga pembelian (harga pokok) barang dagang yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu, untuk menghitung harga pokok penjualan, nilai pembelian yang dipergunakan, adalah pembelian bersih ( net purchases) yang dihitung sebagai: pembelian barang dagang transport pembelian dikurangi pembelian return dan potongan pembelian. Pembelian kredit adalah proses perolehan barang, peralatan dan jasa dengan menggunakan kontrak jual beli yang pembayarannya memiliki waktu jatuh tempo disertai dengan pembayaran bunga.

17 2.7.1 Kegiatan Pembelian Menurut Soemarso (2002 ), kegiatan pembelian dalam sebuah perusahaan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Membeli barang dagang secara tunai atau kredit 2. Membeli aktiva produktif untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan 3. Membeli barang dan jasa-jasa lain yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Kegiatan pembelian digunakan untuk memperoleh bahan, barang dagangan, peralatan, dan jasa untuk memenuhi sasaran produksi dan pasar dengan cara pembelian tunai maupun kredit. Pembelian yang prosesnya secara kredit maka terdapat pembayaran bunga dalam waktu jatuh temponya. 2.8 Pengakuan dan Pengukuran PSAK 55 2.8.1 Pengakuan Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan (atau bagian dari liabilitas keuangan) dari laporan posisi keuangannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluwarsa.

18 2.8.1.1 Kriteria Pengakuan Agar suatu unsur diakui secara formal maka unsur tersebut harus memenuhi salah satu definisi elemen laporan keuangan. Sebuah piutang usaha harus memenuhi definisi aktiva untuk dapat dicatat dan dilaporkan sebagai aktiva dalam neraca. Hal yang sama juga berlaku pada kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, beban, dan elemen lainnya. Sebuah unsur juga harus dapat diukur dalam satuan uang untuk dapat diakui. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur kriteria harus diakui jika: a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan, b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. 2.8.2 Pengukuran Liabilitas Keuangan Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut. Setelah pengakuan awal, entitas

19 mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk: a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut, termasuk derivatif yang diakui sebagai liabilitas, diukur pada nilai wajarnya, kecuali untuk liabilitas derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasian di pasar aktif atas instrumen identik (yaitu input level 1) yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, diukur pada biaya perolehan. b) Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan atau pengalihan yang dicatat menggunakan pendekatan keterlibatan berkelanjutan. c) Kontrak jaminan keuangan, setelah pengakuan awal, penerbit kontrak tersebut mengukur pada mana yang lebih tinggi antara: i. Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57: Provisi, liabilitas kontijensi, dan aset kontijensi; dan ii. Jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang diakui. d) Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar. Setelah pengakuan awal, penerbit komitmen tersebut mengukur pada mana yang lebih tinggi antara: i. Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57: Provisi, liabilitas kontijensi, dan aset kontijensi; dan

20 ii. Jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang diakui. Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai menggunakan pengukuran berdasarkan ketentuan akuntansi lindung nilai. 2.9 Pengungkapan Menurut PSAK 60 Tujuan pengungkapan ini adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi: a) signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; dan b) sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut. Prinsip dalam pengungkapan ini melengkapi prinsip pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan. Jika entitas telah menetapkan suatu liabilitas keuangan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, maka entitas mengungkapkan: a) Jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, dalam nilai wajar liabilitas keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas liabilitas yang ditentukan: i. Sebagai jumlah perubahan dalam nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan pada perubahan kondisi pasar yang menimbulkan risiko pasar; atau

21 ii. Menggunakan metode alternatif yang diyakini entitas lebih menggambarkan secara jujur jumlah perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit ata liabilitas. Perubahan kondisi pasar yang menimbulkan risiko pasar termasuk perubahan suku bunga acuan, harga instrumen keuangan entitas lain, harga komoditas, kurs valuta asing, atau indeks harga atau tarif. Untuk kontrak yang memiliki fitur unit-link, perubahan kondisi pasar termasuk perubahan kinerja yang terkait dengan dana investasi internal atau eksternal. b) Perbedaan antara jumlah tercatat liabilitas keuangan dan jumlah yang disyaratkan secara kontraktual bagi entitas untuk dibayar pada saat jatuh tempo kepada pemegang kewajiban tersebut. 2.10 Penyajian Menurut PSAK 1 Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika dibutuhkan, dianggap mengahasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

22 keuangan suatu entitas. Meskipun kerangka dasar ini tidak menangani secara langsung konsep tersebut, penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuai biasanya menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami sebagai suatu pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, informasi semacam itu.