BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

Bab II Tinjauan Pustaka. 2.1 Konsep Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) Definisi Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

PANDUAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik, yang

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMULANGAN PASIEN. PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Nilai skor APK 3.2, APK 3.2.1, APK 3.3. Kendala. Gambar 3.1. Kerangka konsep

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

Jadwal Tentatif. Universitas Sumatera Utara. Lampiran 1. Januari Februari Maret April

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam peningkatan derajat kesehatan kepada masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada individu, kelompok dan masyarakat yang memiliki masalah fisik, mental maupun sosial diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan diberikan melalui asuhan keperawatan untuk individu, keluarga, masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks (PPNI, 2005). Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat berpedoman pada standar asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mengukur kualitas asuhan kinerja perawat. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien (PPNI, 2013). Pelayanan asuhan keperawatan salah satunya adalah memberikan pendidikan kepada pasien yang merupakan salah satu peran penting bagi perawat (Potter & Perry, 2010). Pendidikan diberikan kepada pasien, keluarga serta masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan membentuk perilaku yang sehat (Asmadi, 2008). Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) adalah pengetahuan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga selama proses asuhan maupun pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan ke pelayanan kesehatan lain atau ke rumah (KARS, 2012). 1

2 PPK didalam KARS versi 2012 memiliki enam standar yaitu pada standar pertama tentang pendidikan dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan, pada standar kedua tentang pengkajian kebutuhan pendidikan pasien, standar ketiga pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan dari pasien, standar keempat tentang pendidikan pasien dan keluarga tentang penggunaan obat, peralatan medis, interaksi obat, makanan dan nutrisi, manajemen nyeri, teknik rehabilitasi, standar kelima mengenai metode pendidikan pasien dan keluarga untuk mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien serta interaksi pasien dan keluarga dan standar keenam yaitu pemberian pendidikan secara kolaborasi oleh tenaga profesional (KARS, 2012). Perawat memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga sesuai dengan enam standar PPK didalam KARS 2012. Standar pertama menjelaskan bahwa pendidikan diberikan kepada pasien dan keluarga untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan sehingga pasien dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan pasien (KARS, 2012). Indrayani dan Santoso (2012) mengatakan bahwa pendidikan akan sangat baik jika diberikan secara lengkap pada setiap pasien karena kebutuhan informasi adalah hak bagi pasien dalam pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang diberikan perawat tidak hanya kepada pasien tetapi juga keluarga. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Indrayani dan Santoso tentang hubungan pendidikan kesehatan dengan tingkat kecemasan orang tua pada anak hospitalisasi

3 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kesehatan dengan kecemasan orang tua dimana nilai p-value = 0, 028. Nilai p-value < 0, 05 yaitu stres tidak hanya dialami oleh anak yang dirawat tetapi juga orang tua dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua yang memicu timbulnya stressor baru pada orang tua, yang dapat menimbulkan kecemasan. Standar ke dua PPK yaitu perawat melakukan pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga untuk merencanakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan hingga standar keenam. Pendidikan yang diberikan merupakan bagian dari proses memperoleh informed concent. Salah satu pengkajian yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pendidikan pasien adalah tingkat pendidikan (KARS, 2012). Trivel (2013) dengan penelitiannya tentang kepuasan pasien terhadap pemberian informed concent sebelum tindakan operasi di RSUD Dr. Moewardi menunjukkan hasil pemberian informed concent sebelum tindakan operasi sebagian besar dalam kategori baik, tingkat pendidikan yang paling banyak dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan SD yaitu berjumlah 24 dari 49 responden dimana tingkat pendidikan mencerminkan tingkat intelektualitas dari seseorang yang seringkali mencerminkan pemilihan lokasi untuk pemeriksaan kesehatan. PPK pada standar ketiga dijelaskan bahwa pasien membutuhkan pelayanan tindak lanjut untuk mencapai sasaran kesehatan berupa informasi kesehatan yang dapat dimasukkan kedalam resume kegiatan harian setelah pasien pulang. Pada standar keempat, pasien diberi pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang efektif dan

4 aman, bagaimana cara mengontrol nyeri, makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan sesuai dengan kondisi kesehatan dan teknik rehabilitasi (KARS, 2012). PPK pada standar ke lima menekankan pada peningkatan pemahaman pasien dan keluarga tentang pendidikan yang diberikan dengan memilih metode pendidikan yang sesuai dengan kondisi pasien. Metode pendidikan dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan (KARS, 2012). Berdasarkan hasil penelitian Haryati dan Surnayo (2007) bahwa pendidikan kesehatan dengan metode pemecahan masalah secara statistik dapat lebih meningkatkan rerata nilai pengetahuan pasien DM tipe-2 di RSUD Swadana Pekalongan, dibanding metode diskusi, walaupun secara klinik peningkatannya tidak bermakna karena hanya meningkat 1,42. Metode diskusi maupun pemecahan masalah dapat meningkatkan rerata nilai sikap dan menurunkan rerata nilai kadar glukosa darah DM tipe-2 di RSUD Swadana Pekalongan, namun penurunannya secara statistik tidak bermakna. Pada standar keenam dikatakan bahwa PPK bukan hanya diberikan oleh satu tenaga kesehatan tapi bisa dilakukan secara bersama seperti perawat dengan dokter, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya. Masing-masing tenaga kesehatan memahami kontribusinya dalam kolaborasi (KARS, 2012). Penelitan kualitatif mengenai Improving Patient Care Thought Patient- Family Education Programs menunjukkan hasil yaitu pasien jantung memiliki akses yang lebih besar untuk memperoleh informasi dibandingkan pasien umum, secara keseluruhan pasien menerima informasi secara verbal dari dokter dan

5 perawat tentang kondisi pasien, semua pasien mengandalkan pengobatan farmakologi untuk mengendalikan nyeri namun untuk perawatan setelah pasien pulang belum dipahami oleh pasien sehingga perlu dikembangkan kurikulum pendidikan pasien secara tertulis, termasuk informasi mengenai cara mengontrol nyeri dan perawatan pasien dirumah (Horenstein, L. S. B et al., 2005). Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan adalah rumah sakit TNI kelas B. Rumah sakit ini menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit Kabupaten. Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan di bidang preventif, kuratif dan rehabilitatif medis terbatas kepada anggota TNI dan PNS beserta keluarga. Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan ini dipilih sebagai lokasi penelitian pada beberapa penelitian sebelumnya. Namun, belum ada yang meneliti tentang PPK di rumah sakit ini dimana standar PPK tersebut merupakan unsur yang terdapat di Akreditasi Rumah Sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) yang dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. 1.2 Rumusan Masalah Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) sangat berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien jika dilakukan dengan baik dan benar oleh tenaga kesehatan salah satunya adalah perawat. Namun dari hasil penelitian Horenstein (2005) menunjukkan bahwa PPK belum dilakukan secara optimal oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian

6 ini adalah: Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) yang dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) yang dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) yang dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan mengenai penyediaan pendidikan dalam pengambilan keputusan dan proes pelayanan, pengkajian kebutuhan pendidikan pasien, pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan, pendidikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi, metode pendidikan pasien dan keluarga untuk mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien serta interaksi pasien dan keluarga dan pemberian pendidikan dilakukan secara kolaborasi oleh tenaga kesehatan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) sehingga perawat diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Manfaaat lain dari

7 penelitian ini yaitu dapat menjadi bahan untuk memodifikasi tindakan perawat dalam pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK). 1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, menambah informasi dan studi literatur mahasiswa keperawatan khususnya tentang pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) yang dilakukan oleh perawat. Manfaat lain dari penelitian yaitu dapat menjadi bahan penelitian lanjutan. 1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya khususnya terkait dengan pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) yang dilakukan oleh perawat. Manfaat lain dari penelitian ini yaitu sebagai wujud penerapan evaluasi asuhan keperawatan melalui riset keperawatan.