BAB I PENDAHULUAN. kepentingan hidup masing-masing, salah satunya melakukan transaksi jual beli.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BAB V PENUTUP. 1. Hubungan hukum antara pihak maskapai penerbangan dengan konsumen. berdasarkan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata.

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mereka harus

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

HUKUM PERJANJIAN MENURUT HUKUM ADAT

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi hal yang tidak terelakkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 mulai bermunculan

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dengan kodratnya, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

ditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

SKRIPSI PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR ( STUDI KASUS DI DEALER ASLI MOTOR KLATEN )

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Hukum Islam Dalam Jual Beli

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya dalam kehidupan perekonomian khususnya dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya kebutuhan manusia akan kendaraan umum, berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara :

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

BAB I PENDAHULUAN. satu dari sepuluh kebutuhan pokok atau kebutuhan primer manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan berbagai variasi barang dan jasa yang dapat dikonsumsi 1. Di

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Asas Publisitas dalam Pendaftaran Fidusia Secara Elektronik

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN TUKAR-MENUKAR TANAH DENGAN TANAH ANTARA PEMBERI DAN PENERIMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH TIDAK SERTA MERTA DAPAT MEMUTUSKAN HUBUNGAN SEWA MENYEWA ANTARA PEMILIK DAN PENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

BAB I PENDAHULUAN. menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme

PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA KELURAHAN DUKUH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2013

Lex et Societatis, Vol. III/No. 6/Juli/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. Istiana Heriani*

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan memiliki rumah yang terjangkau bagi banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KONTRAK UNTUK PERDAGANGAN BARANG INTERNASIONAL (1980) [CISG]

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

STIE DEWANTARA Perlindungan Konsumen Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif yang berlaku di Indonesia menyatakan adanya Asas

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB II PERJANJIAN SEWA-MENYEWA DAN PENGATURAN HUKUM DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. A. Pengertian Bentuk-bentuk dan Fungsi Perjanjian

No Untuk lebih memberikan kejelasan mengenai pembayaran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau Bangunan dan memberik

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB III GAMBARAN UMUM PERKARA. sebidang tanah dengan luas 600 M² yang terletak di Kelurahan Sidomulyo

Tanggung Jawab Penjual/ Pelaku Usaha Dalam Transaksi Jual Beli Terhadap Kelebihan Pembayaran Menurut Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia.

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB III KEDUDUKAN HUKUM TANAH OBYEK SENGKETA Sengketa yang Timbul Sebagai Akibat dari Kelalaian dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Pakai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial saling membutuhkan satu sama lain supaya mereka tolong menolong, tukar menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup masing-masing, salah satunya melakukan transaksi jual beli. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada dasarnya setiap manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, tanpa adanya bantuan orang lain, hal ini disebabkan karena manusia itu sebagai makhluk sosial. Perdagangan merupakan jalan yang wajar dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tempat yang menjadi transaksi jual beli adalah pasar. Pasar merupakan suatu tempat di mana para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan jual beli barang. Mereka akan melakukan tawar-menawar harga hingga terjadi kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Setelah kesepakatan harga dilakukan, barang akan berpindah tangan dari penjual ke tangan pembeli. Pembeli akan menerima barang dan penjual akan menerima uang. Pasar Hewan Sapi Kebumen terletak di Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan salah satu pasar terbesar di salah satu wilayah bagian Selatan Jawa Tengah. Pasar Tradisional ini sebagai tempat transaksi jual beli sapi, pada hari tertentu seperti hari Rabu dan Minggu pasar selalu ramai yang dipenuhi para pelaku pasar untuk beraktifitas disana. Pasar juga menyediakan barang kebutuhan para pemilik sapi contohnya: pengikat sapi, caping, sabuk, dan lain- 1

lain. Semua kegiatan di pasar tersebut menandakan bahwa pasar juga terdapat berbagai aktifitas masyarakat (http://ekariza10.blogspot.co.id/2012/10/bentukinteraksi-dalam-transaksiantar3307.html). Pada umumnya transaksi jual-beli berlangsung secara tradisional. Proses terjadinya jual beli sangat sederhana sekali yaitu dengan adanya kata sepakat antara penjual dan pembeli, jual beli itu sudah sah dan telah menimbulkan kewajiban bagi kedua belah pihak. Pihak penjual menyerahkan benda yang dijualnya dan pembeli berkewajiban menyerahkan uang harga pembelian kepada penjual. Sistem jual-beli atau mekanisme penentuan harga masih didominasi dan berdasarkan kepercayaan dan itikad baik diantara pihak-pihak tertentu yaitu para pedagang pengumpul (tengkulak/blantik). Di dalam setiap perjanjian yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh para pihak harus dilaksanakan dengan itikad baik, sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang menyebutkan bahwa semua perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik (http://digilib.iain-tulungagung.ac.id/files/disk1/3/iain-ta-st-muhammadad-110-2 -babi.pdf). J.M Van Dunbe membagi tahapan berkontrak dalam 3 (tiga) fase yakni fase pra kontrak, fase pelaksanaan kontrak, dan fase pasca kontrak. Itikad baik sudah harus ada sejak fase pra kontrak dimana para pihak mulai melakukan negosiasi hingga mencapai kesepakatan, dan fase pelaksanaan kontrak. Itikad baik pada tahap pra kontrak merupakan kewajiban untuk memberitahukan atau menjelaskan dan meneliti fakta materiil bagi para pihak yang berkaitan dengan jual beli sapi yang dinegosiasikan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, 2

putusan-putusan Hoge Raad menyatakan para pihak yang bernegosiasi masingmasing memiliki itikad baik (Arif Pratama, 2009: 8). Permasalahan yang sering timbul dalam pelaksanaan jual beli sapi, adalah jika salah satu pihak melakukan wanprestasi atau cidera janji apabila hewan yang dibeli cacat atau tidak sesuai dengan yang diinginkan pembeli. Sebelum adanya kata sepakat pihak pembeli melakukan berbagai macam kesepakatan mengenai proses pembayaran dan ganti rugi antara lain: 1. Apabila sapi yang dibeli tidak sesuai atau cacat, maka dilakukan pemotongan harga sapi. 2. Pembayaran uang muka terlebih dahulu, sisa pembayaran dibayarkan 2 (dua) hari setelah pembelian. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pihak antara penjual dan pembeli yaitu Makiran dan Tri Tanggal 20 Desember 2015, dapat diketahui bahwa kesepakatan tersebut di atas sudah menjadi kebiasaan para pelaku untuk melakukan transaksi jual beli hewan sapi. Contoh, Kasus terbaru di Pasar Hewan Kebumen dilakukan oleh Sulis sebagai pembeli sapi terhadap Edi sebagai penjual sapi. Sulis membeli sapi sebanyak 5 ekor sapi dengan total uang 87.5 juta. Sulis baru membayar uang panjer sebesar 20 juta, setelah selang 1 bulan tidak melunasi hutangnya. Dalam kasus ini Sulis melanggar itikad baik yang telah diberikan Edi kepada Sulis (Wawancara dengan Tri Irfanto Tanggal 20 Desember 2015) Jual Beli menurut hukum adat (Soerojo, 1995: 71) merupakan suatu perbuatan hukum yang berupa penyerahan sapi yang bersangkutan oleh penjual 3

kepada pembeli. Pada saat pembeli menyerahkan harganya pada penjual, pembayaran dan penyerahan haknya dilakukan pada saat yang bersamaan meskipun pembayaran baru sebagian. Bisnis jual beli sapi potong dalam realitanya tidak hanya melibatkan penjual dan pembeli, tetapi diperlukan jasa perantara yang proaktif untuk melancarkan transaksi di dalamnya. Jasa perantara sering muncul dalam dunia bisnis termasuk dalam transaksi properti baik dalam jual beli maupun sewamenyewa. Orang pun mengenal beragam istilah untuk perantara properti, mulai dari makelar, calo, agen hingga broker. Manfaat dasar jasa perantara adalah mempercepat terjadinya transaksi. Dalam kenyataan sehari-hari yang terdapat dalam lingkungan masyarakat, istilah untuk pelaku jasa perantara lazim disebut sebagai makelar. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda makelaar. Sekarang tengkulak/blantik (makelar) identik dengan jasa perantara yang masih tradisional, dalam arti pelakunya masih perseorangan, tidak memiliki sistem administrasi yang baku dan rapi serta tidak bernaung dalam sebuah perusahaan yang legal. Peran makelar pun lebih banyak selesai pada tahap mempertemukan penjual dan pembeli, termasuk di dalamnya yang terjadi dalam perdagangan sapi potong di pasar-pasar hewan (Badriah dan Purnomo, 2014: 1). Berdasarkan hasil wawancara dengan tengkulak/blantik bernama Roji Tanggal 5 Maret 2016, bahwa setiap penjualan sapi yang dilakukan memperoleh keuntungan Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah), apabila sapi yang dijualnya tidak sesuai yang diinginkan pembeli maka dapat dilakukan pemotongan harga. 4

Apabila terjadi sengketa akibat salah satu pihak wanprestasi akan diselesaikan secara intern antara para pelaku pasar di pasar ternak itu sendiri. Penyelesaian ditempuh dengan jalan damai atas asas kekeluargaan. Adanya berbagai macam kesepakatan yang dilakukan oleh para pihak secara terang dan jelas dari perjanjian jual beli tersebut, maka kedua belah pihak mempunyai itikad baik untuk memenuhi prestasinya. Unsur pokok transaksi jual beli sapi sabagai berikut: 1. berapa harga pembelian, 2. apa yang menjadi obyek jual beli beserta keadaan obyeknya, 3. kapan waktu dibayarnya harga pembelian dari pembeli kepada penjual dan waktu penyerahan benda sebagai obyek jual beli dari penjual kepembeli, 4. adanya sifat terang dan jelas dari jual beli tersebut kedua belah pihak mempunyai itikad baik telah memenuhi asas-asas kebebasan berkontrak menimbulkan kepercayaan dan kepastian hukum yang terang serta jelas pula untuk perlindungan hukum bagi penjual dan pembeli. Jika pada awalnya dilakukan dengan niat itikad buruk kesepakatan itu dapat dimintakan pembatalan oleh pihak yang dirugikan. Oleh sebab itu, transaksi dalam jual beli yang dilakukan antara penjual dengan pembeli wajib terang dan jelas. Terang dan jelas artinya bahwa unsur-unsur pokok dalam melakukan transaksi jual beli sapi yang dilakukan dapat diterima dengan terang dan jelas baik penjual maupun oleh pembeli. Sedangkan, itikad baik tersebut merupakan dasar dalam melakukan perjanjian. Kedua belah pihak dalam membuat maupun melaksanakan perjanjian harus memperhatikan asas itikad 5

baik. Dalam melaksanakan perjanjian tersebut harus mengindahkan normanorma kepatuhan dan kesusilaan (Arif Pratama, 2009: 7). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: PELAKSANAAN ASAS ITIKAD BAIK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI SAPI DI PASAR HEWAN KEBUMEN B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah pelaksanaan asas itikad baik dalam perjanjian jual beli sapi yang dilakukan di pasar hewan Kebumen? 2. Bagaimana upaya penyelesaian sengketa jika salah satu pihak dalam jual beli sapi melakukan wanprestasi di pasar hewan Kebumen? C. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian jual beli sapi yang dilakukan di pasar hewan Kebumen. 2. Untuk mengetahui upaya penyelesaian apabila salah satu pihak dalam jual beli sapi melakukan wanprestasi di pasar hewan Kebumen. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu hukum, terutama di bidang hukum perdata. 6

b. Sebagai informasi dan pencerahan bagi civitas akademika Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan masyarakat pada umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S1. b. Bagi masyarakat atau pembaca dapat memberikan kontribusi dan pemahaman tentang salah satu bentuk wanprestasi dalam jual beli hewan sapi. c. Memberikan pemahaman bagi penjual sapi dalam membuat perjanjian dalam bentuk tertulis. d. Memberikan pemahaman untuk pembeli dalam melakukan perjanjian jual beli apabila terjadi wanprestasi. 7