BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat pada segala aspek kehidupan. Sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan tidak lepas dari kegiatan transportasi. Selain itu transportasi berfungsi sebagai penunjang, pendorong, dan pendukung mobilitas orang dan barang. Kegiatan transportasi tidak terlepas dari jasa transportasi. Jasa transportasi diperlukan pada saat melakukan suatu perjalanan baik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Kegiatan transportasi merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mencapai tujuan, sehingga dapat disebut bahwa transportasi merupakan suatu tuntutan kebutuhan. Kebutuhan transportasi timbul dari adanya kebutuhan lain manusia, dimana manusia membutuhkan transportasi dalam usaha pemenuhan kebutuhan mereka yang tidak dapat diperoleh di tempat mereka berada. Semakin tingginya pergerakan manusia untuk dalam rangka memenuhi kebutuhannya menimbulkan masalah tersendiri yang harus dipecahkan, sehingga penyediaan kapasitas moda transportasi juga perlu dipikirkan. Semakin banyaknya orang yang melakukan perjalanan mengakibatkan moda transportasi yang berkapasitas kecil tidak sanggup lagi melayani pergerakan dari manusia yang semakin lama semakin bertambah, sehingga perlu dipikirkan untuk menyediakan angkutan umum yang bersifat massal dan berkapasitas angkut lebih besar. Dalam hal ini moda transportasi darat yang mungkin difungsikan adalah kereta api. Akan tetapi pengadaan fungsi moda transportasi kereta api tersebut juga harus memperhatikan dampak dampak alamiah bagi lingkungan sekitarnya. Moda ini dipilih karena selain kapasitasnya yang besar, moda ini juga efisien akan BBM. PT. Kereta Api Indonesia menyebutkan bahwa kereta api menghabiskan 0,002 liter BBM/Km/penumpang, angka ini lebih kecil dibanding dengan bis yang menghabiskan 0,0125 liter BBM/Km/penumpang, mobil yang menghabiskan 0,02 liter BBM/Km/penumpang, pesawat terbang yang menghabiskan 0,08 liter BBM/Km/penumpang, dan juga kapal laut yang menghabiskan 0,006 liter BBM/Km/penumpang. Selain dari segi ekonomi, dari segi keselamatan moda transportasi 1
ini memiliki angka kecelakaan yang relatif kecil dibandingkan dengan transportasi jalan raya, hal ini dikarenakan pengoperasiaannya yang terpisah dari jalan raya dan memiliki jalur sendiri. Dioperasikannya moda kereta api ini dapat membantu mengurangi masalah yang ada, tetapi pengoprasian kereta api juga menimbulkan masalah baru. Masalah lingkungan menjadi dampak dioperasikan kereta api ini. Salah satu dampak pengoperasian yang menyangkut masalah lingkungan adalah kebisingan. Kebisingan yang kadang kadang disebut juga sebagai bunyi yang tidak dikehendaki dapat menjadi masalah yang dihasilkan oleh moda kereta api dan dapat mengganggu aktifitas manusia. Kebisingan diartikan sebagai pencemaran suara yang dikarenakan suara yang tidak diinginkan masuk ke dalam suatu lingkungan tertentu yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan, sehingga mengganggu beberapa aktivitas tertentu seperti sekolahan, perumahan, tempat ibadah, hingga fasilitas umum. Kebisingan yang terjadi akan sangat mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung pada lingkungan, bahkan jika kebisingan yang terjadi diterima oleh manusia pada waktu tertentu akan dapat membahayakan kesehatan manusia itu sendiri. Pada saat kereta melintas di atas rel maka akan menimbulkan suara yang mengganggu penduduk yang berdomisili di sekitar jalur kereta api. Dengan semakin tingginya volume moda kereta api yang melintas, serta ditambah lagi jalur ganda dari stasiun Yogyakarta ke stasiun Wates yang menyebabkan semakin banyak kereta yang melintas, maka dapat dibayangkan semakin tinggi pula tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh moda kereta api nantinya. Berdasarkan alasan tersebut maka perlu pengkajian dan pengerjaaan sesuatu untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab suara yang bising yang terjadi secara terus menerus dapat berdampak negatif bagi masyarakat setempat. Masyarakat yang merasakan kebisingan secara terus-menerus akan timbul beberapa masalah seperti setres, masalah pendengaran, dan lain-lain. Terlebih lagi masih banyak kita jumpai sepanjang lintasan kereta api ini belum terdapat adanya suatu bangunan penghalang yang berfungsi sebagai pereduksi bunyi. Tugas akhir ini dilaksanakan untuk meneliti tingkat kebisingan di daerah sekitar lintasan jalur ganda Yogyakarta sampai Wates yang dipengaruhi moda kereta api yang melintas. 2
1.2 Rumusan Masalah Kereta api sebagai salah satu alat transportasi sangat berpotensi dalam memberikan kontribusi terhadap terjadinya pencemaran lingkungan khususnya pencemaran suara (kebisingan). Pencemaran selama ini dimaksud membawa dampak negatif bagi manusia yang erat kaitannya dengan penurunan kualitas hidup (kesehatan), sehingga setiap rumah tangga melakukan antisipasi masing masing melalui pemasangan pagar, penanaman pohon, penanaman rumput yang berfungsi untuk mereduksi dan menghalangi masuknya suara ke dalam rumah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kebisingan yang timbul akibat pengoperasian suatu kereta api yang melintas. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tingkat kebisingan pada lingkungan yang dimana terdapat lintasan kereta api. Secara rinci tujuan penelitian adalah : a. Mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi pada lokasi pengukuran akibat moda kereta api yang melintasi jalur ganda Yogyakarta Wates. b. Mencari hubungan antara tingkat kebisingan dengan kecepatan kereta. c. Mencari hubungan antara tingkat kebisingan dengan jumlah kereta atau gerbong pada satu rangkaian. d. Mencari hubungan antara tingkat kebisingan dengan jarak dari sumber bunyi ke penerima bunyi. 1.4 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini perlu adanya batasan-batasan penelitian sehingga penelitian ini dapat lebih terfokus. Adapun batasan-batasan yang digunakan adalah : a. Studi yang dilakukan adalah jalur lintasan kereta api jalur ganda Yogyakarta - Wates, karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada lintasan tersebut terdapat banyak kawasan persawahan dan perkebunan sehingga mempermudah pada saat melakukan penelitian. b. Variabel yang mempengaruhi tingkat kebisingan yang diteliti adalah kecepatan kereta api, jumlah kereta atau gerbong pada satu rangkaian, dan jarak pengamatan yaitu jarak antara sumber dengan penerima suara. 3
c. Rangkaian kereta yang ditinjau adalah kereta penumpang (kelas eksekutif, kelas bisnis dan kelas ekonomi) dan kereta barang dengan kondisi permukaan lokasi survei adalah tanah datar. d. Faktor faktor lain yang diperhatikan dalam mempengaruhi tingkat kebisingan seperti lokomotif, jarak, gradien jalan rel, kondisi permukaan jalan rel dan pengaruh lingkungan sekitarnya, serta arah dan kecepatan angin diasumsikan sama dengan kondisi sebagaimana baku tingkat kebisingan yang berlaku sehingga dalam penelitian ini tidak diteliti atau dengan kata lain diabaikan. e. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini hanya terbatas pada analisis deskriptif dan model persamaan yang menggambarkan tingkat kebisingan pada lokasi tersebut. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terciptanya suatu persamaan model kebisingan kereta api di lingkungan yang dilalui oleh kereta api dari hasil yang diperoleh dari pengukuran tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kereta api yang melintas. Penelitian ini juga dapat bermanfaat guna memberikan informasi kepada masyarakat dan meberikan saran kepada pemerintah daerah dan PT. KAI selaku penentu pengambil kebijakan serta penyelenggara angkutan kereta api. Pentingnya lingkungan yang terbebas dari kebisingan bagi masyarakat merupakan poin utama penelitian ini dilakukan, sehingga diharapkan pihak PT. KAI maupun pemerintah daerah memperhatikan dampak yang timbul dari sarana transportasi dalam hal ini kereta api terhadap masyarakat sekitar lintasan kereta, karena kebisingan yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan masalah baik dari segi kesehatan maupun dari segi kejiwaan. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai tingkat kebisingan dengan yang pernah dilakukan untuk digunakan sebagai acuan antara lain : a. Radika (2002) meneliti tentang tingkat kebisingan lalulintas pada ruas jalan Denpansar Gianyar Bali dengan hasil penelitian adalah model tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan diesel, sepeda motor dan kombinasi keduanya. b. Nata (2003) meneliti tentang tingkat kebisingan di Stasiun Tugu dengan hasil bahwa tingkat kebisingan di Stasiun Tugu rata rata hampir mencapai ambang batas yang disyaratkan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. 4
c. Iswar (2005) meneliti tingkat kebisingan pada perumahan Dosen UGM - Sekip Yogyakarta dan perhitungan nilai kebisingan berdasarkan pada besarnya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, penelitian yang penulis lakukan hampir menyerupai dengan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang manjadi perbedaannya adalah dalam penelitian ini membahas tingkat kebisingan dengan moda yaitu kereta api dengan penelitian pada jalur kereta api ganda Yogyakarta Wates, serta mencari suatu model persamaan yang tepat untuk tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api. 5