BAB V PEMBAHASAN. dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat Pengetahuan ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada negara-negara berkembang yang lain. Kanker leher rahim merupakan. Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 Kota Semarang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BIDAN MENGENAI TEKNIK INSPEKSI VISUAL ASETAT (IVA) DALAM SKRINING KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS KOTA PADANG

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERSETUJUAN...iii. LEMBAR PERNYATAAN...iv. KATA PENGANTAR...v

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

KERANGKA ACUAN PEMERIKSAAN IVA

INFORMED CONSENT SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Abd. Gafar, Syahrial, Devi Yanti (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Ariska Mina Purwanti

Ni Made Sri Dewi L, 1 Nunuk Suryani, 2 Pancrasia Murdani 3

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Andini Ania Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN BONGSARI SEMARANG BARAT TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat maju peradaban dunia. Penelitian-penelitian yang dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristrik Responden Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 mengenai umur responden dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA umur 30tahun sebanyak 50 orang (84,7%) dan umur responden < 30 tahun sebanyak 9 orang (15,3%). Hasil penelitianini sesuai dengan rekomendasi dari Depkes RI (2010), Tes IVA di fokuskan pada pelayanan kesehatan dan pengobatan untuk perempuan 25-50 tahun (Depkes RI, 2010). PUS yang berumur 30 tahun dengan kejadian kanker leher rahim paling sering terjadi. Hal ini terjadi disebabkan karena pada pemeriksaan tes IVA untuk mendeteksi dini kanker servik pada usia <20 tahun dan >35 tahun dianggap memiliki resiko dalam terkenanya kanker servik (Rohmawati, 2010) Pada tabel 4.2 mengenai tingkat pendidikan responden dapat diketahui bahwa pendidikan responden terbanyak adalah pendidikan menengah sebanyak 55 orang (93,2%). Dalam menentukan jenjang pendidikan di sesuaikan dengan UU Sisdiknas tahun 2003 yang membagi jenjang pendidikan dalam 3 jenjang yaitu pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), pendidikan menengah meliputi Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pendidikan tinggi meliputi Diploma, Sarjana, Magister, spesialis dan doktor. Dalam penelitian ini pendidikan menengah lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan tinggi, hal ini dapat terjadi dikarenakan program wajib belajar yang di canangkan oleh pemerintah tentang wajib belajar 9

tahun. Sehingga banyak dari responden mengikuti program tersebut namun juga banyak faktor seperti ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup bahkan kurang, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan yang relatif masih kurang yaitu pendidikan terakhir SMP maupun SMA diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk memiliki pengetahuan yang cukup baik. Penelitian ini ada hubungannya antara pendidikan dengan melakukan tes IVA. Ini dikarenakan semakin baik tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka baik pula pengetahuan yang dimiliki sehingga berdampak positif terhadap kesadaran kesehatan dan secara langsung membentuksikap PUS dalam melakukan tes IVA di puskesmas (Asyri, 2011). Pada table 4.3 mengenai pekerjaan responden dapat dilihat bahwa responden yang tidak bekerja sebanyak 36 orang (61%) dan responden yang bekerja sebanyak 23 orang (39%). Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan istri baik didalam rumah maupun diluar rumah yang menghasilkan imbalan materi atau uang. Wanita yang tidak bekerja lebih banyak mempunyai waktu untuk berinteraksi dengan orang lain dan mendapatkan informasi atau lebih banyakterpapar informasi tentang kanker leher rahim lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang bekerja, yang menghabiskan waktunya ditempat kerja (Yuliwati, 2011). Istri yang tidak bekerja memiliki waktu luang yang sangat banyak dan dapat menyempatkan waktunya untuk melakukan pemeriksaan dengan tes IVA di puskesmas dan sebaliknya istri yang bekerja lebih banyak menghabiskan waktunya

ditempat kerja dan tidak menyempatkan waktunya ditempat kerja dan tidak menyempatkan diri untuk melakukan pemeriksaan kanker leher rahim di puskesmas. Operasional pemeriksaan IVA dipuskesmas hanya dilakukan pada jam kerja seharusnya istri yang bekerja mudah mendapatkan informasi sehingga lebih peduli terhadap kesehatan dan mempunyai waktu yang cukup untuk datang ke puskesmas untuk melakukan tes IVA (Sarini, 2011). B. Dukungan Suami Pada tabel 4.5 tentang dukungan suami kepada istri dalam melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA diketahui bahwa suami yang memberikan dukungan baik sebanyak 36 orang (61%) dan yang mendapatkan dukungan suami kurang sebanyak 23 orang (39%.). Dukungan suami merupakan bantuan yang diberikan kepada penerima dukungan untuk merasa lebih dihargai, disayangi, dan tentram. Suami yang memberikan dukukan positif terhadap sikap istri akan membentuk suatu prilaku yang baik dan sebaliknya suami yang tidak memberikan dukungan terhadap sikap istri akan membentuk sikap negatif yang ditunjukan oleh istri. Dukungan suami berupa motivasi, dorongan, informasi, empati ataupun bantuan yang dapat membuat individu lainya merasa lebih tenang dan aman. Dukungan suami dapat mendatangkan rasa senang, rasa aman,rasa puas, rasa nyaman dan membuat individu yang bersangkutan merasa mendapatkan dukungan emosional yang dapat mempengaruhi kesejahteraan jiwa manusia (Rahmadcer, 2013).

C. Sikap Istri Pada tabel 4.6 tentang sikap istri dalam melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA diketahui bahwa sikap istri yang menujukan sikap positif sebanyak 42 orang (71,2%) dan sikap istri yang menujukan sikap negatif sebanyak 17 orang (28,8%). Istri yang memiliki sikap positif terhadap tes IVA lebih besar kemungkinan memutuskan melakukan tes IVA. Terbentuknya sikap istri dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA disebabkan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain: pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Sikap positif dalam upaya melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA adalah sikap mendukung, mendekati, menyenangi dan mengharapkan dalam upaya melakukan deteksi dini kanker leher rahim sedangkan sikap negatif dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim denga tes IVA adalah sikap menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai upaya penanganan deteksi dini kanker leher rahim karena dianggap hal yang masih tabu atau biasa saja tanpa membutuhkan penanganan khusus (Ninik, 2011). D. Hubungan Dukungan Suami dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Tes IVA Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian responden mendapatkan dukungan suami kurang dengan sikap istri

negatif sebanyak 8 orang (13,5%). Dukungan suami yang kurang dapat mempengaruhi sikap istri negatif hal ini dapat terjadi dikarenakan suami dan istri yang memiliki waktu yang sedikit karena disibukkan dengan pekerjaannya baik pekerjaan ditempat kerja ataupun pekerjaan rumah tangga, sehingga kurang pengetahuan dan informasi tentang deteksi dini kanker leher rahim menggunakan tes IVA. Adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi dukungan suami kurang dan sikap istri negatif seperti tenaga medis, sosial budaya dan lingkungan. Tenaga medis yang ada masih kurang dan tidak adanya penyuluhan secara berkala yang di berikan oleh tenaga medis dan dinas kesehatan setempat kepada PUS tentang tes IVA sehingga mempengaruhi dukungan yang diberikan suami dan sikap istri untuk melakukan tes IVA sebagai deteksi dini kanker leher rahim. Sosial budaya yang ada di dekat PUS mempengaruhi dukungan yang diberikan suami sehingga membentuk sikap istri mau atau tidaknya melakukan tes IVA. Lingkungan berperan dalam membentuk pola hidup sehat sehingga PUS mau menjaga kesehatan reproduksi dan adanya rasa malu dan takut saat melakukan tes IVA (Made, 2012). Responden yang mendapatkan dukungan suami kurang dengan sikap istri positif sebanyak 15 orang (25,5%). Dan dukungan suami yang kurang dengan sikap istri positif dapat terjadi dikarenakan pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh istri lebih baik dari suami tentang tes IVA, informasi yang didapatkan bisa melalui media sosial, majalah, televisi dan tenaga kesehatan sehingga membentuk sikap positif walaupun kurang dukungan dari suami

(Yuliawati, 2012). Kurangnya dukungan suami selama melakukan tes IVA dikarenakan tidak adanya konseling mengenai kesehatan reproduksi bagi pasangan usia subur yang mengikutsertakan suami sehingga suami kurang peduli akan kesehatan reproduksi pasangannya dan sebagian besar suami beranggapan bahwa kesehatan reproduksi istri adalah kebutuhan istri, sehingga istri berusaha untuk menjaga kesehatan reproduksinya dengan mencari informasi sendiri melalui berbagai media informasi mengenai kesehatan reproduksi khususnya dalam pemeriksaan IVA sehingga membentuk sikap positif meskipun mendapatkan dukungan suami yang kurang (Sriasih, 2014). Responden yang mendapatkan dukungan suami baik dengan sikap istri negatif sebanyak 9 orang (15,3%). Responden yang mendapatkan dukungan suami baik dan sikap istri positif sebanyak 27 orang (45,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak dukungan yang diberikan oleh suami maka semakin positif sikap yang akan ditunjukan oleh istri. Responden yang mendapatkan dukungan suami baik dengan sikap istri negatif. Hal ini dapat terjadi dimana suami mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang tes IVA namun istri yang takut melakukan tes IVA dikarenakan takut mendapatkan hasil yang positif dan tidak nyaman untuk melakukan pemeriksaan dengan tes IVA (Trisilia, 2009). Dukungan suami baik dengan sikap istri negatif, dikarenakan istri merasa sulit membagi waktu untuk melakukan tes IVA di puskesmas dikarenakan kesibukan dalam melakukan pekerjaan rumah

tangga ataupun pekerjaan ditempat kerja sehingga menyebabkan kurangnya waktu untuk melakukan pemeriksaan dengan tes IVA (Setyarini, 2013). Responden yang mendapatkan dukungan suami baik dan sikap istri positif hal ini dapat terjadi dimana suami dan istri mendapatkan pengetahuan dan informasi kesehatan reproduksi yang baik tentang tes IVA sebagai deteksi dini kanker leher rahim dan tidak ada rasa takut dan malu dalam melakukan tes IVA (Nutrini, 2012). Setelah data penelitian tersebut diolah, selanjutnya dilakukan pengujian data untuk menguji hubungan antara dukungan suami dengan sikap istri dalam deteksi dini kanker leher rahim dengan menggunakan uji Spearman Rank pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwahasil tingkat signifikansi 0.042, koefisien korelasi r = 0,105 dengan menunjukkan bahwa kekuatan sedang dan arah positif terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel adalah sedang. Hal ini dapat terjadi karena ada faktor lain yang tidak diteliti yang bisa mempengaruhi terbentuknya sikap selain dukungan yaitu sosial kebudayaan, lingkungan, media massa, tenaga kesehatan (Azwar, 2011). Hal ini sesuai dengan tinjauan teori Notoatmodjo (2010) bahwa dukungan suami yang baik akan mampu menciptakan sikap positif istri. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan kesadaran, dan sikap yang positif akanlebih baik dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Suami yang dimiliki dukungan yang baik cenderung menganjurkan istrinya untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA.

Penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini adalah Kinanthi pada tahun 2012 di Semarang dengan judul Dukungan Suami Mendorong Keikutsertaan Tes IVA Pada Pasangan Usia Subur. Dengan hasil 15 responden (20%) melakukan tes IVA tingkat signifikansi p= 0,003 (p<0,05) hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan keikutsertaan tes IVA pada pasangan usia subur. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mendukung ini adalah Indah Kurniawati pada tahun 2015 di Surakarta dengan judul Pengaruh Pengetahuan, Motivasi dan Dukungan Suami Terhadap Perilaku Pemeriksaan IVA Pada Kelompok Wanita Usia Subur Di Puskesmas Kedungrejo. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara dukungan suami dengan perilaku melakukan pemeriksaan IVA dengan nilai statistic signifikan p = 0.024 (p<0,05) dan ada pengaruh yang signifikan p = 0.013 antara prilaku ibu melakukan tes IVA serta ada pengaruh antara dukungan suami dengan perilaku melakukan tes IVA. Dan sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mendukung adalah Riesa Trisilia tahun 2009 di Gresik dengan judul Keikutsertaan Wanita Dalam Pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Sebagai Metode Skrining Alternatif Kanker Servik di Puskesmas Alun-Alun Kabupaten Gresik. Berdasarkan analisis mengunakan regresi logistik multivariat diperoleh varibel bebas yang mempengaruhi signifikan sikap wanita p = 0,007 (p =0,05) dan dukungan suami p= 0,179.

Diketahui bahwa dukungan suami memiliki hubungan yang bermakna dan positif yang mempengaruhi sikap istri pada deteksi dini kanker leher rahim dengan tes IVA. Suami yang memberikan dukungan positif terhadap istri akan membentuk suatu prilaku yang baik dan sebaliknya suami yang tidak memberikan dukungan terhadap sikap istri akan membentuk sikap negatif yang ditunjukan oleh istri. Dan istri yang memiliki sikap positif terhadap tes IVA lebih besar kemungkinan memutuskan melakukan tes IVA. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pelaksaannya yaitu peneliti harus menyesuaikan dengan jadwal pemeriksaan tes IVA dipuskesmas sehingga penelitian ini membutuhkan waktu yang lama dikarenakan mengikuti jadwal pemeriksaan tes IVA yang dilakukan dalam 1 minggu sekali, selain itu terdapat banyak faktor luar yang tidak dikendalikan dan tidak ikut diteliti, antara lain: adat istiadat, tingkat emosi responden, lingkungan tempat tinggal responden.