BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat.

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

1/45 OVERVIEW

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

BAB V HASIL DAN ANALISIS

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

SSIA MERENCANAKAN MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SENILAI Rp 200 MILIAR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

Bab I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal

Equity Valuation. Minna Padi Investama, Tbk. Laporan Kedua. Peluang yang Meningkat di Masa Datang

Nadya Destiyanti Putri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (aset

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

I PENDAHULUAN. Pada tanggal 8 Juni 2010, Bisnis Indonesia menurunkan headline Telkom siap caplok Bakrie:

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

Tifa Finance, Tbk. Equity Valuation. Laporan Kedua. Mengoptimalkan Peluang dan Sumber Daya Internal

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB III. Solusi Bisnis. Melihat kebijakan pemberian dividen Telkom dari tahun dan

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit akan mencapai 3% dari PDB pada akhir tahun ini, dan akan menekan rupiah lebih lanjut. Selain itu, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya menjadi 7,5% baru-baru ini untuk melawan kemerosotan ekonomi dan membawa kembali dana investor asing ke Indonesia. Namun demikian, Acst percaya industri konstruksi tetap kuat ke depan, karena pemerintah berencana untuk membelanjakan Rp 755 triliun pada 2011-2014 untuk proyek-proyek infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pertumbuhan industri properti yang pesat dan peningkatan permintaan gedung bertingkat dapat memberikan dukungan terhadap kinerja keuangan Acst kedepan. Tahun ini, Acst memproyeksikan pendapatan tumbuh sebesar 25% YoY menjadi Rp 1 triliun atau 22% pertumbuhan CAGR selama 2012-2015. Ringkasan kinerja PT Acset Indonusa Tbk periode 2010-2014 dapat dilihat pada table berikut : 57

Tabel 5.1. Ringkasan Kinerja PT. Acset Indonusa Tbk Tahun 2010-2014. 2010 2011 2012 2013P 2014P Pendapatan [Rp miliar] 303 429 670 1.008 1.315 Laba sebelum pajak [Rp 35 49 72 116 156 miliar] Laba bersih [Rp miliar] 28 36 52 84 117 EPS [Rp] 56 73 105 168 234 Pertumbuhan EPS [%] 8,5 7,8 39,0 15,7 P/E [x] 40 31 22 13 10 P/BV [x] 9 7 5 2 2 Sumber : Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing Tahun 2013 Dari tabel di atas, terlihat bahwa kinerja PT Acset Indonusa Tbk meningkat terutama pasca dilaksanakannya IPO. Ini mengakibatkan kenaikan pendapatan sebesar 50.40 % jika dibandingkan antara pendapatan tahun 2012 dengan 2013. Kepercayaan masyarakat dan kinerja perusahaan meningkat hal ini dibuktikan dengan banyaknya proyek-proyek besar yang berhasil diperoleh oleh PT. Acset Indonusa Tbk dalam tender pondasi dan konstruksi. 5.2. Estimasi Pertumbuhan (g) Dengan asumsi pertumbuhan konstan dan perhitungan pertumbuhanan secara fundamental dapat dihitung dengan persamaan rumus sebagai berikut : Expected growth rate (g) = Retention Ratio (b) x ROE (5.1) Dimana g adalah ekspektasi pertumbuhan yang diharapkan yang nilainya didapat dari hasil perkalian retention ratio (b) dengan return of equity (ROE). 58

Data yang digunakan adalah data masa lalu (data historis) perusahaan yakni hasil pengurangan pendapatan usaha dikurangi semua beban biaya termasuk beban bunga dan pajak, sehingga didapati nilai pendapatan bersih atau net income, data ini bisa dilihat dari Laporan Laba Rugi. Seperti diketahui bahwa ACST baru menjadi terbuka dan bergabung dengan bursa efek tahun 2013, sehingga dari data historis akan terlihat bahwa selama kurun waktu 2010 hingga 2012 mereka tidak membagikan dividen. Tahapan dalam perhitungan estimasi pertumbuhan diawali dengan mencari nilai net income, jumlah saham yang beredar, jumlah ekuitas, cash dividen, Dividen Payout Ratio, Earning Per Share dan tentu saja Return on Equity, dengan catatan bahwa semua nilai tertulis atau disajikan dalam jutaan rupiah berikut adalah perhitungan nya : - Data Tahun 2010, diketahui net income sebesar 20,058.-, dengan jumlah saham 40.000 lembar dan jumlah ekuitas sebesar 129,483.- perhitungan DPR adalah 0, lalu EPS sebesar 750,393 maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar 0.209. Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah 20.897 % - Data Tahun 2011, diketahui net income sebesar 35,244.- dengan jumlah saham 40.000 lembar dan jumlah ekuitas sebesar 165,541.- perhitungan DPR adalah 0, lalu EPS sebesar 912,156 maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar 0.213 dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah 21.290 % 59

- Data Tahun 2012, diketahui net income sebesar 50,021.- dengan jumlah saham 40.000 lembar dan jumlah ekuitas sebesar 218,211.- perhitungan DPR adalah 0, lalu EPS sebesar 1,306,227,- maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar 0.299. Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah 22.923 % - Data Tahun 2013, diketahui net income sebesar 97,645.- dengan jumlah saham 500,000,000 lembar dengan jumlah ekuitas sebesar 560,442.- perhitungan DPR adalah 0.180 ini merupakan hasil dari pembagian cash dividen dengan jumlah saham yang beredar lalu dibagi dengan EPS yang besarnya adalah 220, maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar 0.174. Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah 14.295 % - Data Tahun 2014, diketahui net income sebesar 104,234,- dengan jumlah saham 500,000,000 lembar dengan jumlah ekuitas sebesar 647,336.- perhitungan DPR adalah 0.201 ini merupakan hasil dari pembagian cash dividen dengan jumlah saham yang beredar lalu dibagi dengan EPS yang besarnya adalah 209, maka didapatlah nilai ROE dari Laba bersih dibagi dengan ekuitas yaitu sebesar 0.161. Dan perhitungan estimasi pertumbuhan tahun ini adalah 12.866% Setelah diperoleh estimasi pertumbuhan dari masing-masing tahun sejak tahun 2010 hingga 2014, lalu kita menjumlahkan dan membaginya 60

kembali dengan jumlah tahun, yang perhitungannya menjadi sebagai berikut : Tabel 5.2 Perhitungan Pertumbuhan Secara Fundamental Tahun Laba Bersih Jumlah Lembar Saham yg Beredar Jumlah Ekuitas Cash Dividen DPR EPS ROE g 2010 27,058 40,000 129,483 0 0.000 750,393.000 0.209 20.897% 2011 35,244 40,000 165,541 0 0.000 912,156.000 0.213 21.290% 2012 50,021 40,000 218,211 0 0.000 1,306,227.000 0.229 22.923% 2013 97,645 500,000,000 560,442 19,750,000,000 0.180 220 0.174 14.295% 2014 104,234 500,000,000 647,336 21,000,000,000 0.201 209 0.161 12.866% g yang digunakan = 18.454% Data diolah sendiri, sumber data sekunder laporan keuangan yang diunduh DPR = Cash Dividen dibagi dengan Jumlah saham yang beredar EPS = Jumlah saham setelah dikurangi dividen saham preferen dibagi jumlah saham yang beredar ROE = Laba bersih dibagi jumlah ekuitas g = 1 dikurangi DPR lalu dikalikan ROE Dari tabel di atas kita dapat membandingkan adanya perolehan net income tahun 2013 sebesar Rp. 97,645.-- dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 104,234.--, dihitung secara prosentasi telah terjadi kenaikan sebesar 6.7%. Ini menjadi hal yang positif karena net income yang meningkat akan menginformasikan bahwa PT Acset Indonusa Tbk memiliki peningkatan kinerja. Hal positif lainnya, dengan net income yang meningkat dapat meningkatkan perhitungan harga saham PT Acset Indonusa Tbk, karena net income dapat berpengaruh pada perhitungan pertumbuhan. 61

5.3 Estimasi Cost of Equity (r e ) Mengestimasi cost of equity perusahaan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut: R e R R = + β ( R ) (5.2) f Dengan asumsi data-data sebagai berikut ini: a) Nilai risk free (R f ) dapat dilakukan dengan merujuk pada ketentuan Ketua Bapepan dan LK nomor KEP-190/BL/2012 tertanggal 19 April 2012 angka 10 huruf b bahwa dalam hal transaksi dilakukan dengan mata uang rupiah, maka penentuan tingkat bunga bebas risiko wajib didasarkan pada Surat Utang Negara (SUN) yang masa jatuh tempo-nya paling kurang 10 tahun. Dalam peneltian ini nilai risk free (R f ) diambil dari situs Indonesian Bond Pricing Agency (IBPA) dengan issue date tanggal 13 Agustus 2012 dan jatuh tempo pada tanggal 15 Mei 2023, dengan nilai coupon rate sebesar 5,63% menggunakan SUN seri FR0063. b) Nilai risk premium (R m R f ) menggunakan hasil penghitungan dari IHSG periode Januari 2014 Desember 2014. Perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 13 dengan rumus sebagai berikut berikut : IHSG IHSG m t t 1 R m. t = (5.3) IHSGt 1 f Sehingga diperoleh market retun pada tahun 2014 adalah sebesar 19.76 %. 62

c) Nilai beta (β) pada penelitian ini diambil dari reuters.com per tanggal 5 Januari 2015 yaitu sebesar β = 1,01 Dengan memasukkan angka-angkat tersebut di atas ke dalam persamaan, maka didapatkan hasil perhitungannya sebagai berikut: Re = 5.63% + 1.01(19.76 % - 5.63 %) = 19.90 % Tabel 5.3 Perhitungan Cost Of Equity PT Acset Indonusa Tbk Keterangan PT. Acset Indonusa Tbk R f 5.63% β 1.01 Rm 19.76% (R m -R f ) 14.13% R e 19.90% Data diolah sendiri : R f = Data dari Indonesia Bond Pricing agency (Surat Utang Negara) β = Data dari Reuter Beta Industri per tanggal 05 Januari 2015 R m = Data dari YahooFinance.com (IHSG 2014) 5.4 Laporan Keuangan Dari laporan keuangan 2014 yang sudah diaudit kita dapat mengetahui besarnya net income. Net income menjadi salah satu dasar yang dijadikan data dalam penghitungan selanjutnya. Baik untuk menghitung harga saham dengan menggunakan DCF dengan pendekatan FCFE, Dividen Discount Model, maupun Relative Valuation dengan pendekatan Price Earning Ratio. Net Income merupakan jumlah laba yang tersisa setelah semua biaya operasi, bunga, pajak dan dividen saham preferen (tapi tidak dividen 63

saham biasa) telah dikurangi dari total pendapatan perusahaan. Jumlah ini dapat dilihat dari Laporan Laba Rugi, dan rumus sederhananya adalah : EBIT Interest Tax (5.4) sehingga dapat diketahui net income PT Acset Indonusa Tbk pada tahun 2014 adalah sebesar Rp104,234.- perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4 yaitu laporan perhitungan net income. 5.5 Metode Discounted Cash Flow (DCF) 5.5.1 Perhitungan Free Cash Flow to Equity Perhitungan cash flow to equity dihitung dengan cara melakukan penyesuaian terhadap laba bersih. Data yang digunakan dapat diperoleh dari Laporan Rugi Laba dan Neraca. Rumus sederhana yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : FCFE = Net income + Depreciati on Debt Re payments Capital Expenditur es the change in working capital + New Debt Issues (5.5) Berikut ini langkah langkah dalam penghitungan menggunakan pendekatan FCFE : 1. Menghitung net income seperti pada lampiran 4 sehingga diperoleh nilai net income sebesar Rp 104,234.- 2. Selanjutnya kita perlu mengetahui besarnya depresiasi, perhitungannya sendiri dapat diawali dengan menjumlahkan harga perolehan aset tetap baik tahun 2014 dan 2013. Sesuai perhitungan pada lampiran 7 maka 64

diketahui harga perolehan aset tetap dan akumulasi penyusutannya adalah sebagai berikut : - Tahun 2014 : Rp. 439,728.- lalu dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp. 197,720.- sehingga nilainya menjadi Rp. 242,007.- - Tahun 2013 : Rp. 361.276,- lalu dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp.140,438.- sehingga nilainya menjadi Rp. 220,840.- - Kemudian membandingkan penyusutan tahun 2014 yaitu sebesar Rp 197,720.- dengan penyusutan tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 140,438.- sehingga nilai akumulasi penyusutan tahun 2014 terhadap tahun 2013 adalah Rp. 57,282.- 3. Kemudian kita harus mengetahui belanja Modal, perhitungannya dapat dilihat pada Laporan Neraca dengan membandingan berapa besarnya invested capital tahun 2014 dengan invested capital tahun 2013. untuk melengkapi perhitungan seperti pada lampiran 5. 4. Diketahui bahwa untuk mendapatkan nilai invested capital masing-masing tahun, yang dalam penelitian ini adalah tahun 2014 dengan 2013, maka sesuai dengan perhitungan pada lampiran 8, kita harus terlebih dahulu mengetahui net working capital yang diperoleh dari hasil pengurangan asset lancar dikurangi dengan hutang lancar lalu ditambahkan dengan aset tetap, sehingga besarnya adalah sebagai berikut : - Tahun 2014 : Rp. 1,214,765.- dikurangi Rp. 772,840.- lalu hasilnya ditambahkan dengan aset tetap sebesar Rp. 258,884.- sehingga memperoleh hasil perhitungan sebesar Rp. 700,809.- 65

- Tahun 2013 : Rp. 1,061,423.- dikurangi Rp. 715,313.- lalu hasilnya pun ditambahkan dengan asset tetap yang memiliki nilai sebesar Rp. 236,935.- sehingga diperoleh hasil perhitungan sebesar Rp. 583,045.- 5. Setelah didapatkannya hasil perhitungan tersebut, maka kita dapat membandingkan besarnya belanja modal tahun 2014 dengan besarnya belanja modal tahun 2013, sehingga diperoleh hasil sebesar Rp. 117,764.- 6. Tahap selanjutnya kita dapat mulai menghitung nilai FCFE tahun 2014, yaitu dengan memasukan persamaan dengan nilai-nilai tersebut sebagai berikut : FCFE 2014 = (Rp.104,234.- + Rp. 57,282.- ) Rp. 117,764.- = Rp. 43,752 Perhitungan FCFE itu sendiri dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.4 Perhitungan FCFE PT Acset Indonusa Tbk Tahun 2014 Keterangan Perhitungan 2014 2013 Hasil EBIT 176,714.00 146,399.00 Interest 31,853.00 17,932.00 Tax 40,627.00 30,822.00 Net Income 104,234.00 97,645.00 Net Income 2014 104,234.00 Depresiasi Harga Perolehan 439,727.00 361,278.00 Ak. Penyusutan 197,720.00 140,438.00 Nilai Tercatat 242,007.00 220,840.00 Total Akumulasi 2014 57,282.00 Total Current Asset 1,214,765.00 1,061,423.00 Non Bearing Interest Current Asset 772,840.00 715,313.00 Net Working Capital 441,925.00 346,110.00 Net Fixed Asset 258,884.00 236,935.00 Invested Capital 700,809.00 583,045.00 Capital Expenditure 117,764.00 FCFE 2014 43,752.00 Data diolah sendiri : Dari laporan keuangan PT. Acset Indonusa Tbk tahun 2014-2013 yang diunduh 66

Dengan melihat tabel di atas, diketahui bahwa besarnya FCFE 2014 adalah sebesar Rp. 43,752.-- dan jika dibandingkan dengan net income tahun 2014 artinya FCFE2014 memiliki prosentase sebesar 42% yang berarti bahwa perusahaan memiliki arus kas bebas risiko sebesar 42%. Selaras dengan pendapat Jensen (1986) bahwa free cash flow adalah kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen. Sehingga dengan memiliki prosentase tersebut PT Acset Indonusa Tbk dapat dikatakan dalam kondisi yang baik, dan memiliki kesempatan untuk menggunakan kelebihan arus kas sebesar 42% tersebut untuk menambah investasi atau modal kerjanya dalam rangka meningkatkan operasional serta kapasitas produksi perusahaan 5.5.2 Estimasi nilai wajar saham metode FCFE Setelah kita mendapatkan nilai FCFE, dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : V E FCFEt0 (1 + g) = (5.6) r g e Maka selanjutnya kita akan menghitung nilai saham saat ini, dengan mengkalikan FCFE 2014 yaitu sebesar Rp.43,752.- dengan 1.18454 dimana 1.18454 merupakan hasil penjumlahan dari 1 ditambahkan dengan besarnya pertumbuhan yang telah dihitung sebelumnya. Dari hasil perkalian didapati nilai sebesar 51,991 yang lalu dibagi dengan hasil pengurangan antara cost of equity (re) dengan pertumbuhan 67

(g). Masing-masing cost of equity diketahui sebesar 0.19900 dan pertumbuhan adalah 0.18454 sehingga hasilnya adalah 3,595,362. Lalu dari hasil tersebut dibagi dengan jumlah saham yang beredar sehingga didapati nilai sebesar Rp 7,168.19. Inilah yang menjadi nilai perhitungan harga wajar saham menurut metode DCF dengan pendekatan FCFE. Untuk melihat perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 9. 5.6 Estimasi Nilai Wajar Saham Metode Dividend Discount Model (DDM) Metode DDM pada penelitian ini juga akan menggunakan pertumbuhan yang konstan, yaitu dimana pertumbuhan telah dihitung sebesar 18.454%. Dengan menggunakan rumus yang perhitungannya menggunakan nilai dividen yang terakhir dibagikan pada pemegang saham sebagai dasar perhitungan, maka persamaan rumus adalah sebagai berikut : D 0 (1 + g ) P0 = (5.7) re g Dalam hal ini peneliti memperoleh data sekunder dari website PT Acset Indonusa Tbk, bahwa nilai dividen yang terakhir dibagikan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp.42. Selanjutnya dengan persamaan dengan rumus diatas dan nilai dividen yang terakhir dibagikan tahun 2014 sebesar Rp. 42.- tersebut dikalikan dengan hasil penambahan 1 dengan pertumbuhan yaitu 0.18454 kemudian hasil tersebut dibagi dengan hasil pengurangan dari cost of equity (re) yaitu 0.19900 dengan pertumbuhan (g) yaitu 0.18454, sehingga 68

diperoleh hasil sebesar Rp.3,440.57 sebagai harga wajar saham dengan metode DDM. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran nomor 7. 5.7 Estimasi Nilai Wajar Saham Model Relative Valuation Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu faktor pengali saja yaitu price earning ratio (PER). Dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini : NI (1 b) (1 + g) P0 = (5.8) r g e Dimana harga saham saat ini adalah perkalian antara net income yang perhitungannya diperoleh dari jumlah laba yang tersisa setelah semua biaya operasi, bunga, pajak dan dividen saham preferen (tapi tidak dividen saham biasa) telah dikurangi dari total pendapatan perusahaan, kemudian dengan hasil penambahan 1 + growth (g) yang kemudian dikalikan lagi dengan hasil 1- retention ratio (b) dan setelah itu, dibagi dengan hasil pengurangan antara cost of equity (re) dengan growth (g), data yang digunakan adalah data historis tahun 2014. Perhitungan ini menggunakan data net income dan dividen yang dibagikan pada tahun terakhir sebagai data utama, sehingga perhitungan tentu saja diawali dengan mendapat besarnya net income yaitu sebesar Rp. 104,234.- yang dikalikan dengan hasil penjumlahan 1 dengan pertumbuhan 0.18454 yaitu 1.18454 kemudian dikalian dengan hasil pengurangan dari 1-b, dimana b adalah retention ratio yang dihitungan dengan menggunakan rumus net income dikurangi dividen yang dibagikan 69

lalu dibagi dengan net income, sehingga b adalah 0.99960. Maka didapat perhitungan 104,234 dikalikan dengan 1.18454 yaitu 123,469 yang lalu dikalikan dengan 0.00040 sehingga diperoleh hasil sebesar 49.75. Setelah itu dibagi dengan hasil pengurangan cost of equity (r e ) senilai 0.1990 dengan 0.18454 yang hasilnya adalah 0.01446 dan diperoleh Rp. 3,441.15 sebagai harga wajar saham dengan metode relative valuation dengan pendekatan price earning ratio dan perhitungan nilai wajar saham dengan metode ini dapat dilihat pada lampiran nomor 11. 5.8 Estimasi Harga Wajar Saham 3 (tiga) Metode Seperti telah dijelaskan pada bab 4 bahwa Rekonsiliasi nilai harga wajar saham dilakukan untuk mendapatkan satu harga wajar saham dari beberapa harga dengan metode yang berbeda. Tentu saja penghitungannya harus diawali dengan menghitung harga wajar saham dengan masing-masing metode tersebut lalu ketiga hasilnya akan dibagi sesuai dengan metode yang digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga metode yaitu DCF dengan pendekatan Free Cash Flow to Equity, Dividen Discount Model dan Relative Valuation dengan pendekatan Price earning ratio. Menurut Astuti (2013:95) bahwa penentuan bobot terhadap masing-masing metode penilaian sangat subyektif, sehingga dengan mempertimbangkan hal tersebut dan didasari bahwa angka net income yang digunakan sebagai dasar perhitungan, maka dalam penelitian ini bobot atas ketiga metode tersebut 70

adalah sama. Untuk itu peneliti merata-rata hasil ketiga perhitungan yang dapat dilihat seperti pada tabel berikut : Tabel 5.5 Harga Wajar Saham Rata Rata Dari Perhitungan 3 Metode No Metode Hasil Penghitungan Harga Wajar 1 Free Cash Flow To Equity 7,168.19 2 Dividen Discount Model 3,440.57 3 Price Earning Pershare 3,441.15 Total Keseluruhan hasil penghitungan 14,049.91 Harga Wajar Saham Rata-rata dari ketiga Metode 4,683.30 Data diolah sendiri, sumber data sekunder laporan keuangan PT Acset Indonusa Tbk Tahun 2013-2014 yang diunduh Seiring berjalan waktu, terbukti bahwa harga saham PT Acset Indonusa Tbk saat dijual kepada PT. Karya Supra Perkasa pada tanggal 05 Januari 2015 lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Pasar Modal maupun dengan nilai intrinsiknya. Selaras dengan pendapat Jaiprakash (2014) yang mengatakan bahwa jika terjadi harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan nilai fundamental atau intrinsiknya maka harga saham tersebut adalah undervalued. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan harga saham PT. Acset Indonusa Tbk pada saat itu undervalued dan ini terbukti secara empiris dimana harga saham PT. Acset Indonusa Tbk merangkak naik mencapai sebesar Rp. 4,850.- pada tanggal 08 Juni 2015, ini sesuai dengan data yang bersumber dari IDX. Dengan mempertimbangan perhitungan di atas hal ini memiliki arti bahwa 71

saham PT Acset Indonusa Tbk masih menarik bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya. Metode perhitungan yang sama pernah digunakan dalam penelitian terdahulu (Khasanah, 2012) dimana hasil penelitiannya juga menghasilkan harga undervalued atas enam emiten, yaitu saham ANTM, ASII, INDF, TLKM, UNSP dan UNTR, sehingga dalam penelitan tersebut disarankan pula bagi para investor atau calon investor untuk membeli keenam saham yang nilainya undervalued itu. 72