BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

KARYA ILMIAH STRATEGI MARKETING DENGAN SETTING LAY-OUT

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan unit bisnis nya masing-masing. Salah satu cara mempertahankan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penciptaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

BAB I PENDAHULUAN. pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan sendirinya dan dibuat tanpa aturan, dikarenakan logo menandakan sesuatu

BAB 4 KONSEP DESAIN Teori Desain Komunikasi Visual

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)


BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan

BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA

Persiapan Grafika SMK Negeri 3 Balikpapan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 4 KONSEP DESAIN. Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan

BAB I LATAR BELAKANG. dilakukan oleh Rio, Vazquez, dan Iglesias (2001) yang berfokus pada sepatu

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

REDESAIN CORPORATE IDENTITY PT. KALISARI PUTRA UNTUK MENCIPTAKAN IMAGE BARU AGAR DAPAT BERSAING DENGAN KOMPETITOR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB 4. KONSEP DESAIN. Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh. Analisis data ini sudah dilakukan sejak awal penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

TEORI KEMASAN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

BAB I PENDAHULUAN. yang dibelinya merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. agar terciptanya suatu loyalitas terhadap produk tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga riset pemasaran Euro Monitor International, nilai industri kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan memerlukan sebuah branding. Branding ibarat tampilan fisik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Suatu merek (brand) adalah label yang mengandung arti dan asosiasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL PROMOSI OBJEK WISATA PANTAI GEDAMBAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai

BAB 4 KONSEP DESAIN. adanya persepsi (yang berkembang dalam benak publik) terhadap realitas (yang

BAB I PENDAHULUAN. berupa logo sebagai pembeda antara perusahaan yang dikelolanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. identitas, informasi yang akhirnya digunakan sebagai alat pemasaran

Integrated Marketing Communication I

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

4. Brand harus korisisten dalam-menyampaikan kepuasan dan membuat konsumennya senang dan bangga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 KONSEP. Tetapi, kejelekan dari pendekatan ini adalah meskipun dalam bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Memuat Latar Belakang Pemilihan Studi Judul Perancangan BRANDING TOKO FASHION CASUAL

PERANCANGAN STRATEGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI BRAND DEVELOPMENT UNTUK TOPER GRAPHIC STUDIO

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

Home Made Bakery sebagai toko roti yang sudah lama terlihat mulai tertinggal dan tidak terdengar menyadari adanya inovasi dan perubahan besar-besaran

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumah Makan Ampera

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. pemecahan masalah dengan melakukan promosi. Salah satunya. dengan cara menggugah emosi target sasaran.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB III KONSEP PERANCANGAN. A. Konsep Karya

BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Untuk merancang corporate identity klien perusahaan FruityLOGIC Surabaya

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Logotype atau tanda kata (word mark) merupakan nama lembaga,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

Subagja (2005), dengan judul: Pengaruh Differensiasi Produk Terhadap. Brand Image B Burger Di Bandung. Dengan hasil penelitian sebagai berikut :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepanjangan dari UKM adalah Usaha Kecil dan Menengah. Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 mengartikan usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Di Indonesia, pelaksanaan dan perlindungan UKM diatur dalam undang-undang, antara lain adalah UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah, Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, serta beberapa peraturan lain. Semua ini dibuat untuk melindungi UKM di Indonesia yang rentan goyah, bahkan gulung tikar. UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang. (wikipedia, 2016) Secara umum jenis UKM ada dua macam yaitu usaha kecil milik perseorangan dan usaha kecil musiman. Contoh-contoh bisnis UKM dari kedua jenis tersebut: Usaha kecil milik perseorangan. Usaha milik perseorangan adalah usaha yang didirikan sendiri oleh individu tanpa bekerja sama dengan orang lain dan modal yang digunakan juga dari satu orang. Ada banyak contoh dari UKM jenis ini, seperti usaha makanan, konveksi skala kecil, pedagang kaki lima dan lain-lain. Usaha kecil musiman. Jenis usaha kecil berikutnya yaitu usaha kecil musiman. Dimana para pelaku usaha hanya menjalankan usahanya di musim- 1

2 musim tertentu, seperti penjual takjil ketika ramadhan, penjual buah musiman dan jenis penjual musiman lain. (majalahbisnes, 2016) Bisnis kuliner adalah jenis usaha yang akan selalu laris sepanjang masa, alasannya karena makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Bisnis kuliner ini pun punya banyak kategori, mulai dari makanan ringan (camilan), minuman, hingga makanan pokok. Semua kategori di bisnis kuliner ini (camilan, minuman, makanan pokok) punya potensi yang sangat bagus, tergantung cara kita dalam memasarkannya. (maxmanroe.com) Di berbagai wilayah Indonesia khususnya daerah Semarang banyak industri kecil menengah yang memproduksi makanan khas dari kota Semarang, makanan khas Semarang terdiri dari Wingko babat, Bandeng Presto dan Lumpia. Sebenarnya masih ada banyak makanan asli Semarang yaitu salah satunya ikan asap atau yang biasa di sebut Ikan Mangut, ikan mangut sendiri sebenarnya Ikan itu bahan masakan dan sedangkan mangut sendiri adalah nama makanan dari ikan asap. Di Jl. Tambak bandarharjo kota Semarang berdiri beberapa rumah produksi ikan asap, di tempat tersebut banyak pengusaha pengusaha kecil yang membuat ikan asap. Jenis ikan yang dijadikan ikan asap yaitu ikan manyung, ikan pari, dan ikan tuna. Dan ada juga olahan krupuk yang bahannya di ambil dari leher ikan manyung putih dan manyung hijau, krupuk tersebut di daerah tambak bandarharjo dikenal dengan nama Krupuk Cekatak. Padahal sudah banyak perusahan perusahan rumah produksi ikan asap yang berdiri di daerah Tambak Bandarharjo, tetapi tidak ada satupun yang mempunyai identitas seperti logo, papan nama, dll. Menurut mereka identitas itu tidak terlalu penting, padahal identitas sangat membantu untuk proses penjualan kepada konsumen. Maka dari itu dengan adanya permasalahan diatas penulis akan membuat Perancangan Identitas Visual Rumah Produksi Ikan Asap di Semarang, sebagai

3 contoh yang akan penulis buat yaitu Rumah Produksi Ikan Asap Bapak Sa at, diharapkan dengan adanya perancangan identitas visual, rumah produksi ikan asap milik bapak Sa at semakin di kenal banyak masyarakat, dari masyarakat kota Semarang sampai seluruh Indonesia. Identitas visual yang akan penulis buat yaitu logo, karena dengan adanya logo perusahaan rumah produksi ikan asap bapak Sa at akan mudah diingat oleh konsumen, dan penulis juga akan membuat identitas lain berupa papan nama, nota, stiker, stempel, kartu nama, packaging, kaos, dan sign system, dengan adanya sign system konsumen yang belum mengetahui arah rumah produksi ikan asap bapak Sa at akan cepat tahu setelah melihat sign system tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang Identitas Visual Rumah produksi Ikan Asap bapak Saat di Semarang? 1.3 Tujuan Perancangan Merancang Identitas Visual Rumah produksi Ikan Asap bapak Saat di Semarang 1.4 Manfaat dan Signifikasi Perancangan 1. Bagi Klien Membantu menciptakan Identitas yang dapat memperkuat Rumah produksi Ikan Asap bapak Sa at agar masyarakat semakin percaya terhadap hasil olahan yang di produksi. 2. Bagi Masyarakat Menginformasikan kepada masyarakat bahwa Rumah produksi ikan asap milik bapak Sa at lebih murah dan aman untuk di konsumsi. 3. Bagi Penulis Sebagai pembelajaran untuk lebih meningkatkan wawasan tentang desain komunikasi visual dan juga pengaplikasian dari ilmu yang telah di dapat.

4 4. Bagi Universitas Menjadi referensi ilmiah bagi peneliti yang lain dalam perancangan Visual Identity. 1.5 Batasan Masalah Perancangan ini berkaitan dengan pembuatan Identitas Visual Rumah produksi ikan asap di Semarang. 1.6 Metode Pengumpulan Data Metode yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah metode Kualitatif. Dalam metode Kualitatif, hal yang akan di teliti adalah bagaimana identitas visual yang ada dan bagaimana menciptakan identitas visual yang berkarakter kuat bagi produk ikan asap di Semarang yang dikelola bapak Sa at. Tujuan dari metode kualitatif adalah mendapatkan variabel - variabel data berupa permasalahan internal tentang identitas visual Rumah produksi ikan asap di Semarang. Data-data dari metode ini akan membantu dalam menciptakan identitas visual Rumah produksi ikan asap di Semarang yang dikelola bapak Sa at yang lebih berkarakter kuat. Pengumpulan data menggunakan metode Kualitatif, maka penulis memerlukan data seperti Wawancara, Observasi, Dokumentasi, Literatur. Wawancara adalah mencari dan mengumpulkan data melalui narasumber yaitu, pemilik, pelanggan, dan pesaing rumah produksi ikan asap. Variabel data yang nanti akan di dapat adalah, permasalahan internal tentang rumah produksi ikan asap dan persepsi ikan asap di pasaran. Observasi adalah mengamati langsung pembuatan ikan asap. Dokumentasi adalah mendokumentasikan data berupa foto-foto dari identitas visual ikan asap bapak Sa at dan juga pesaingnya. Literatur adalah mencari data dari buku-buku/ internet tentang identitas visual sebuah merek / brand.

5 1.7 Metode Analisis Data Setelah data data diperoleh, nantinya akan dianalisis untuk membantu perancangan identitas visual rumah produksi ikan asap. Metode yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah metode analisis Deskriptif Kualitatif yaitu, menganalisis data dengan permasalahan yang muncul kemudian menjabarkan permasalahan lebih mendetail untuk mencari solusinya. Tujuan dari metode analisis Deskriptif Kualitatif adalah membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktor-faktor terkait dengan permasalahan identitas visual Rumah produksi ikan asap milik bapak Sa at.

6 1.8 Bagan Alur Perancangan LATAR BELAKANG Di Jl. Tambak bandarharjo kota Semarang berdiri beberapa rumah produksi ikan asap, di tempat tersebut banyak pengusaha pengusaha kecil yang membuat ikan asap. Jenis ikan yang dijadikan ikan asap yaitu ikan manyung, ikan pari, dan ikan tuna. Walaupun sudah banyak perusahaan perusahaan rumah produksi ikan asap yang berdiri di daerah Tambak Bandarharjo, tetapi tidak ada satupun yang mempunyai identitas seperti logo, papan nama, dll. Dengan adanya permasalahan yang terjadi, maka penulis akan membuat (Perancangan Identitas Visual Rumah Produksi Ikan Asap di Semarang), sebagai contoh Rumah Produksi Ikan Asap Bapak Sa at. RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang Identitas Visual Rumah Produksi Ikan Asap Bapak Sa at di Semarang? TUJUAN MASALAH Merancang Identitas Visual Rumah Produksi Ikan Asap bapak Sa at di Semarang MANFAAT DAN SIGNIFIKASI PERANCANGAN BATASAN MASALAH Perancangan ini berkaitan dengan pembuatan Identitas Visual Rumah Produksi Ikan Asap di Semarang METODE PENGUMPULAN DATA Wawancara Observasi Dokumentasi Literatur METODE ANALISIS DATA Deskriptif DATA Client Permasalahan Segmentasi Audience METODE ANALISA DATA Deskriptif KONSEP PERANCANGAN Perancangan Konsep logo Identitas Visual rumah produksi ikan asap bapak Sa at PERANCANGAN DESAIN Perancangan Desain logo Identitas Visual rumah produksi ikan asap bapak Sa at FINAL DESAIN Gambar 1.1 Bagan Alur Perancangan

7 1.9 Tinjauan Teori 1.9.1 Teori Merek / Brand Merek merupakan sesuatu yang tentunya tidak asing di telinga kita, karena merek menjadi salah satu pertimbangan penting ketika kita akan membeli suatu produk. Lamb (2001:421) berpendapat bahwa Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Sedangkan nama merek yaitu bagian dari merek yang dapat disebutkan, diucapkan termasuk huruf-huruf, kata-kata, dan angka-angka. Brand merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Menurut Keller dalam Tjiptono (2005:20), Merek bermanfaat bagi produsen, sebagai: 1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi. 2. Bentuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik. 3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. 4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. 6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

8 Menurut Durianto, dkk (2004) merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian yaitu: 1. Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain. 2. Manfaat, meskipun merek membawa sejumlah atribut, namun konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. 3. Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4. Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu. 5. Kepribadian, seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya. 6. Pemakai, merek menunjukkan jenis pemakai yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Menurut Shimp (2003), nama yang dipilih untuk suatu merek harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1. Mempengaruhi kecepatan konsumen dalam menyadari suatu merek. 2. Mempengaruhi citra merek. 3. Memainkan peran penting dalam pembentukan ekuitas merek Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu set makna yang mendalam untuk merek tersebut. Dengan 4 pengertian merek di atas, perusahaan harus dapat menentukan pada tingkat mana perusahaan akan menanamkan identitas merek. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, terminologi, tanda, simbul atau desain atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mendidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing.

9 1.9.2 Teori Identitas Sebuah merek dapat dikenali dengan dua cara, yaitu melalui identitas dan citranya. Identitas merek dibangun secara terencana dan terarah dari dirinya sendiri untuk mendapatkan citra positif di benak masyarakat. Representasi dari sebuah merek dapat mencakup beberapa hal di antaranya berupa nama, logo, tagline, warna arsitertur, dan bahkan suara. Jadi semua yang dapat diperlihatkan dan didengarkan oleh merek kepada publik adalah bagian dari identitasnya (Drewniany, 2008 :113). Sebuah identitas visual adalah artikulasi visual dan verbal merek atau kelompok, termasuk semua aplikasi desain yang bersangkutan, seperti logo, kop surat, kartu nama, dan website, antara aplikasi lain, juga disebut identitas merek, branding, dan identitas perusahaan. Kunci dari setiap identitas visual adalah logo, simbol identifikasi yang unik. Setiap kali melihat logo untuk sebuah merek, penampilan desainnya harus bisa segera mengenali dan mengidentifikasi identitas yang diwakilinya. Sebuah logo dapat membawa nilai yang sangat besar untuk sebuah merek, alasan sosial, atau perusahaan. (lelyumiasih, 2013) 1.9.3 Teori Packaging Menurut Encyclomedia Americana mengartikannya sebagai The packing of goods for sale in approprianetlly designed containers. Yang berarti: Kemasan merupakan pemenuhan kebutuhan yang terjadi akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan tersebut kemasan harus mampu menampilkan sejumlah fungsi yang dimilikinya.

10 Fungsi Kemasan Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor penting sebagai berikut : 1. Faktor Pengamanan Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan pada barang, misalnya: cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dan lain-lain. 2. Faktor Ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. 3. Faktor Pendistribusian Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. 4. Faktor Komunikasi Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat. 5. Faktor Ergonomi Berbagai Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka, dan mudah diambil/dihabiskan isinya.

11 6. Faktor Estetika Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak, untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal. 7. Faktor Identitas Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk yang lain. Packaging yang akan penulis buat berupa packaging plastik dan berupa paper bag, contohnya : Gambar 1.2 Packaging plastik kedap udara untuk packaging dalam Sumber : pusatikanasincilacap.blogspot.com

12 Gambar 1.3 Packaging luar Sumber : bolocetak.com 1.9.4 Teori Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual Menurut (Wijanarko, 2010) adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut. Alat-alat canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date hanya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan produktifitas. Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual

13 mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi. 1.9.5 Teori Logo Logo Menurut (Rustan, 2009: 13) adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja, berupa tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar/ simbol pada identitas visual. Menurut Sularko, dkk (2008:6) dalam buku How Do They Think, mengemukakan bahwa logo atau corporate identity atau brand identity adalah sebuah tanda yang secara langsung tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada akhirnya sebagai alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo mampu membantu membedakan suatu produk atau jasa dari kompetitornya. Suatu logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui pendekatan budaya perusahaan (corporate culture), penempatan posisi (positioning) historis atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa rupanya. Penekanannya pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu. Secara keseluruhan logo merupakan instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya mampu mewujudkan citra positif dan dapat dipercaya. 1.9.6 Teori Tipografi Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai visual language, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar

14 manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif. (priscilia, 1991 ) 1.9.7 Teori Warna Warna adalah salah satu unsur paling penting dalam dunia desain. Karena warna tersebut dapat berbicara melalui gambar ataupun karya desain kita. Bila salah dalam memadukan warna, maka karya desain kita akan kehilangan esensi, Warna juga dapat dilihat sebagai warna inti yang terdiri dari: merah; kuning; biru, sedangkan warna campuran terdiri dari: jingga, hijau, nila, ungu. Sedangkan pandangan lain tentang warna dapat dilihat dengan: warna primer adalah warna dasar yang dapat dipakai untuk membentuk warna lain, misalnya merah, biru dan hijau. warna sekunder adalah warna campuran dari dua warna primer, misalnya kuning, cyan dan magenta. (sadjiman, 2005) Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 atau disebut juga sebagai atribut warna meliputi : 1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb. 2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam. 3. Saturation/Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

15 Warna - Dasar Warna merupakan salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari dunia desain grafis. Warna memberikan peranan yang sangat penting, karena setiap warna memiliki karakter dan memberikan dampak secara psikologis kepada audience-nya. Gambar 1.4 Diagram Lingkaran warna Sumber : edupaint.com Gambar 1.4 dikenal dengan istilah "lingkaran warna" atau beberapa orang menyebutnya dengan istilah "roda warna" (Color Wheel), namun apapun sebutan istilahnya yang perlu dipahami adalah prinsipnya. Prinsip dari roda/lingkaran warna di atas adalah menggunakan tiga warna utama (primer), antara lain "merah; kuning; biru". Sejarah menyebutkan bahwa diagram lingkaran warna tersebut pertama kali dikembangkan oleh Sir Isaac Newton pada tahun 1666. Ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa teori lingkaran warna tersebut mulai dikenal pada taun 1800an. Mengenai perbedaan tahun ternyata masih merupakan perdebatan.