BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,maka

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB 1 PENDAHULUAN. bila peserta didik sebagai individu tidak memiliki motivasi untuk berprestasi sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. maju tingkat pendidikan seseorang,maka semakin siap pula menghadapi perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar. Belajar tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. studi, menemukan dan mengembangkan produk produk sains, dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh pendidik yang

mengembangkan kemampuan baik kognitif, keterampilan (skill), serta sikap sosialnya terhadap manusia lain, lingkungan dan teknologi. Ace Suryadi (2014:

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA UDARA BERBASIS NILAI RELIGIUS MENGGUNAKAN 4 STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU, PEMUAIAN DAN KALOR.

BAB I PENDAHULUAN. agar menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari karena belajar merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. milenium ini merupakan hal yang sungguh disayangkan dan patut dipertanyakan.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari dan juga memiliki daya saing di era global yang membutuhkan kreatifitas dan ketrampilan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam proses pembelajaran berorientasi kepada pengembangan potensi yang ada dalam diri peserta didik baik dari aspek intelektual maupun aspek emosional dan spiritual. Oleh karenanya maka pendidik senantiasa dalam proses pembelajaran mengkondisikan situasi belajar yang menyenangkan melalui penerapan metode dan atau pendekatan- pendekatan yang berorientasi kepada keaktifan dan kreativitas peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui perbaikan kurikulum. Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Selain kurikulum peran pendidik juga sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ada empat aspek yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan pembelajaran yaitu kompotensi pedagogik, kompotensi akademik (keilmuan), kompotensi sosial, dan kompotensi manejerial atau kepemimpinan.

Pendidik menjadi sumber ilmu dan pengetahuan paling dominan bagi anak didiknya. Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh kreativitas Pendidik dalam mengelola pembelajaran diantaranya memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan serta dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. SMP Negeri 1 Kupang Tengah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang telah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu pendidik mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII yaitu Ibu Yeni Hendrowati di SMP Negeri 1 Kupang Tengah, beliau mengatakan bahwa walaupun sekolah sudah menerapkan dan memberlakukan kurikulum 2013, namun dalam proses pembelajaran di kelas, pendidik masih banyak mendapat kesulitan karena kurikulum 2013 menekankan pada peserta didik untuk menggali dan belajar untuk menemukan sendiri informasi. Hal ini tentu saja sangat menyulitkan peserta didik, karena peserta didik lebih senang jika pendidik yang memfasilitasi kegiatan dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa: 1. Peserta didik dalam pembelajaran, belum terbiasa belajar menemukan, merumuskan masalah, dan belum mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan pengalaman hidup mereka sehari-hari. 2. Interaksi dan respon peserta didik dalam pembelajaran belum semuanya aktif antara pendidik dan peserta didik, hal ini karena ketidakseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran rendah. Hal ini diamati ketika guru melontarkan pertanyaan tidak ada peserta didik yang menjawab dan tidak ada peserta didik yang bertanya

3. Selama proses pembelajaran berlangsung banyak peserta didik yang masih ribut dalam kelas dan belum fokus pada materi yang akan dibahas. 4. Pendidik jarang memberikan eksperimen selama proses pembelajaran di karenakan keterbatasan waktu untuk mengajar 5. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII adalah 75. Penentuan ketuntasan belajar ditentukan oleh sekolah dengan mempertimbangkan kemampuan akademik peserta didik dan kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara khususnya yang terjadi pada pendidik yaitu selama proses pembelajaran pendidik belum beralih dari metode ceramah ke metode yang lebih efektif. Hal ini tentu saja akan membuat peserta didik menjadi pasif dimana pendidik mengajar dan peserta didik menjadi penonton. Untuk itu pendidik dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memberikan semangat belajar pada peserta didik untuk belajar menemukan dan menggali informasi yang ada. Salah satu alternatif yang dikembangkan untuk meningkatkan kreatifitas belajar peserta didik dalam memecahkan masalah adalah dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning merupakan model pembelajaran student centered, di mana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik, yang meliputi kegiatan bertanya, merumuskan permasalahan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan berdikusi dan berkomunikasi. Dengan demikian, siswa lebih aktif dan guru hanya berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk

terampil berpikir karena mereka mengalami keterlibatan secara mental dan terampil secara fisik (Syafruddin & Ardiantoni, 2016:219). Kalor dan Perpindahan merupakan materi pokok Fisika yang memerlukan bimbingan intensif dari guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, materi Kalor dan Perpindahan sangat cocok diterapkan dengan Model Pembelajaran Discovery Learning. Kalor dan Perpindahan merupakan salah satu materi pokok pada pelajaran IPA Terpadu yang diajarkan pada kelas VII semester ganjil tingkat SMP berdasarkan kurikulum 2013 dengan kompotensi dasar yaitu Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari dan Melakukan penyelidikan terhadap karakteristik perambatan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Materi Kalor dan Perpindahan sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning pada materi pokok Kalor dan Perpindahan, peserta didik dibimbing untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan energi panas pada benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan hasil pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah Hasil Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017? Secara spesifik masalah tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana ketuntasan Indikator Hasil Belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017? 4. Bagaimana respon peserta didik terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Mendeskripsikan Hasil Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017.

Secara terperinci tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Mendeskripsikan ketuntasan indikator hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017. 3. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017. 4. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning Materi Pokok Kalor dan Perpindahan pada Peserta Didik Kelas VIIB Semester Ganjil SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/2017. D. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sitematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

2. Model pembelajaran Discovery Learning adalah proses pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila pendidik menyusun terlebih dahulu beragam materi yang akan disampaikan, selanjutnya mereka dapat melakukan proses untuk menemukan sendiri berbagai hal penting terkait dengan kesulitan dalam pembelajaran (Siregar, 1985: 76) 3. Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 4. Kalor merupakan energi yang berpindah dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik 2. Bagi Pendidik a. Sebagai bahan informasi guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan aktivitas mental belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran fisika b. Sebagai bahan informasi guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan aktivitas mental belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran fisika.

3. Bagi Sekolah Memberikan masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi Peneliti a. Mendapat pengalaman dengan menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning yang kelak dapat diterapkan saat terjun di lapangan. b. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti selanjutnya 5. Bagi LPTK Unwira penelitian sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran. Terlebih Universitas ini memiliki tugas menghasilkan calon-calon guru profesional di masa depan dan dapat dijadikan bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya masalah pembelajaran. F. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah : a. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi Kalor dan Perpindahan. b. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada Pada Peserta Didik Kelas VIIB SMPN 1 Kupang Tengah Tahun Ajaran 2016/20017