BULLETIN KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS Subdit Kejadian Luar Biasa Direktorat Imunisasi dan Karantina, Ditjen PP dan PL Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta 156 Telp. (21)42665974, Fax. (21)4282669 e-mail: ewars.pusat@yahoo.com PROPINSI LAMPUNG Minggu Epidemiologi ke-21 Tahun 21 Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respons edisi minggu ke-21 ini merupakan edisi khusus. Data yang akan ditampilkan merupakan gambaran kinerja SKD dan Respons Propinsi Lampung (Kelengkapan dan ketepatan laporan) sejak penguatan laporan SKD dan Respons dimulai yaitu minggu ke 27 tahun 29 sampai dengan minggu ke-21 tahun 21 dan untuk kelengkapan laporan menurut kabupaten/kota berasal dari minggu ke-1 s/d 21 Tahun 21. Selain itu analisa data penyakit juga sejak minggu 1-21 tahun 21. Bulletin ini merupakan sarana yang digunakan oleh pusat untuk memberikan umpan balik terhadap kinerja maupun data yang disampaikan oleh Propinsi Lampung. Diharapkan dengan adanya umpan balik ini Dinas Kesehatan Propinsi maupun Kabupaten dapat lebih meningkatkan kinerjanya di minggu mendatang, serta dapat mengidentifikasi puskesmas-puskesmas yang bermasalah terhadap SKD dan Respons ini dan dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Ketepatan dan Kelengkapan Laporan Kelengkapan laporan SKD dan Respons sejak awal penguatan yaitu pada minggu ke-27 tahun 29 sampai minggu ke-21 tahun 21 menunjukan trend menurun. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi puskesmas di Propinsi Lampung terhadap Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons KLB penyakit potensial wabah juga semakin menurun. Tren kelengkapan yang semakin menurun ini merupakan indikator adanya masalah terhadap sistem surveilans khususnya SKD dan Respons. Bila masalah ini terus-menerus dibiarkan dan tidak dicari jalan keluar maka tidak tertutup kemungkinan SKD dan Respons Propinsi Lampung yang telah dibangun dan diperkuat, di masa datang akan mati. Sehingga dampaknya Kejadian Luar Biasa juga tidak dapat diantisipasi karena tidak dapat terdeteksi lagi. Grafik 1. Ketepatan, Kelengkapan Laporan SKD dan Respons Minggu 27 thn 29 s.d Minggu 21 th 21 Propinsi Lampung hal. 1
Bila dilihat lebih jauh perkabupaten ternyata partisipasi pelaporan SKD dan Respons dari puskesmas yaitu berasal dari Lampung Utara, Tulang Bawang, Lampung Tengah, Way Kanan, Tanggamus. Sedangkan Lampung Timur juga perlu ditingkatkan kembali agar mencapai >8%. Tabel 1. Kelengkapan Laporan SKD dan Respons Menurut Kabupaten di Propinsi Lampung Minggu ke-1 s/d 21 Tahun 21 Sejak minggu pertama hingga minggu ke-21 tahun 21, ada penyakit yang nilai ambang batasnya 1 merupakan indikasi KLB seperti supsek kolera, suspek anthrax, AFP, suspek difteri, suspek flu burung pada manusia dan, suspek TN. Namun ada beberapa penyakit tersebut yang tidak dilaporkan segera (1x24 jam) sampai ke pusat (Depkes). Misalnya tidak ada laporan W1 dari propinsi ke pusat untuk suspek difteri, suspek anthrax, suspek kolera, suspek flu burung pada manusia dan suspek TN. Selain itu belum tentu semua kasus tersebut kasus tersebut ditindaklanjuti dengan pengambilan spesimen untuk penegakan diagnosis. Bila dilihat proporsi kasus terhadap total kunjungan, maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya probabilitas untuk terjadinya KLB untuk penyakit potensial di Propinsi Lampung adalah sebesar lebih kurang 8,42%. Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/ Gejala Dalam SKD Dan Respons Propinsi Lampung Kumulatif Minggu ke-1 s/d 21 Tahun 21 Penyakit/ Gejala Jumlah Kasus Baru Insiden (per 1.) Proporsi (persen) 1. Diare Akut 5.983 678,5 4,3 2. yang tidak diketahui asalnya 22.567 3,2 1,9 3. Tifoid 13.516 179,9 1,14 4. Diare Berdarah 4.79 54,5,34 5. Pnemonia 2.766 36,9,23 6. Malaria Konfirmasi 2.295 3,5,19 7. Dengue 1.63 21,8,14 8. Berdarah Dengue 512 6,8,4 9. Campak 438 5,7,4 1. Kluster Penyakit yang tidak diketahui 43 5,7,4 11. Gigitan Hewan Penular Rabies 34 4,5,3 hal. 2
Penyakit/ Gejala 12. Sindrom Jaundice 13. Kolera 14. Antrax Jumlah Kasus Baru Akut 16 83 71 15. Acute Flacid Paralysis (AFP) 14 16. Difteri 11 17. Tetanus 11 18. Flu Burung Pada Manusia 6 Insiden (per 1.) 19. Pertussis 5 2. Meningitis/Encephalitis 2 21. Tetanus Neonatorum 2 Catatan: Proporsi adalah jumlah kasus baru per total kunjungan di pelayanan Total kunjungan di pelayanan kumulatif minggu 1-21 adalah 1.186.32 Proporsi ke 21 jenis penyakit/sindrom minggu 1-21 di Propinsi Lampung sebesar 8,42% Proporsi (persen) 2,1,1 1,1 1,1 Grafik 2. Rekapitulasi Sinyal Kewaspadaan Propinsi Lampung Minggu ke-1 s.d 21 Tahun 21 14 12 1 Jumlah Sinyal 8 6 4 2 Minggu ke Grafik 2 merupakan rekapitulasi sinyal kewaspadaan yang muncul di Propinsi Lampung pada tingkat puskesmas. Misalnya pada minggu ke-2 terdapat 12 sinyal di puskesmas. Pada minggu ke-19 terjadi adalah sinyal yang terendah. hal. 3
3 25 2 15 1 5 Grafik 3, Rekapitulasi Sinyal Kewaspadaan Dini Propinsi Lampung Minggu ke-1 s/d 21 Tahun 21 Sedangkan pada grafik 3 merupakan rekapitulasi sinyal kewaspadaan selama minggu 1-21 tahun 21. Terlihat sinyal yang sering muncul adalah suspek campak. Sedangkan sinyal yang jarang terjadi adalah suspek TN. Grafik 4 Tren yg tidak diketahui, Pneumonia dan Flu Burung Pada Manusia sampai dengan Minggu ke-21 Propinsi Lampung 18 16 14 12 1 8 6 4 2 yang tidak diketahui asalnya Berdarah Dengue Tifoid Dengue 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 Minggu ke-1 telah terjadi peningkatan kasus yang signifikan pada suspek dengue. Setelah dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan Propinsi ternyata pada minggu tersebut telah terjadi suspek KLB Chikungunya. Karena Chikungunya tidak masuk dalam penyakit yang diamati dalam EWARS maka mereka memasukan demam chikungunya ke hal. 4
dalam suspek dengue. Kalau Chikungunya dianggap penting dan perlu diamati maka akan dimasukan kedalam sistem EWARS. Grafik 5. Distribusi Kasus Diare, Diare Berdarah dan Tifoid Propinsi Lampung Minggu ke- 1 s/d 21 Tahun 21 4 Jumlah Kasus 35 3 25 2 15 Diare Akut Diare Berdarah 1 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 21 Minggu Tifoid Peta 1. Insidens Kumulatif Malaria Propinsi Lampung Menurut Kabupaten Minggu ke-1 s/d 21 Tahun 21 hal. 5
Rekomendasi dan Tindak Lanjut: 1. Kinerja SKD dan Respons di Propinsi Lampung cenderung menurun. Bila masalah tersebut tidak diatasi dengan baik maka SKD dan Respons di Propinsi Lampung akan mati suri dan KLB tidak akan terdeteksi dengan baik. Oleh karena itu perlu dicari akar masalah tersebut secara berjenjang dan dicari jalan keluarnya. Kabupaten yang bermasalah tersebut adalah Lampung Utara, Tulang Bawang, Lampung Tengah, Way Kanan, dan Tanggamus. 2. Untuk kasus dengan nilai ambang batas 1 kasus seperti suspek kolera, suspek difteri, suspek antrax, AFP, suspek TN, suspek flu burung pada manusia maka segera turun ke lapangan dan ambil spesimen untuk penegakkan diagnosis. Dan lakukan tatalaksana kasus sesuai dengan SOP. 3. Bila ada sinyal diharapkan segera direspons oleh propinsi, kabupaten dan puskesmas. hal. 6