PENGARUH SIFAT PLASTISITAS BAHAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES DEEP DRAWING

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI PROSES DEEP DRAWING STAINLESS STEEL DENGAN SOFTWARE ABAQUS

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH SIFAT PLASTISITAS MATERIAL TERHADAP KUALITAS PRODUK HASIL PROSES DEEP DRAWING

Kualitas produk deep drawing sangat tergantung dari penentuan yang tepat dari variabelvariabel

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan hasil produksi yang berkualitas dalam dunia industri,

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISA PENGARUH CLEARANCE

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA NASKAH PUBLIKASI

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING CUP (BASKOM) PELAT JENIS STAINLESS STEEL 304 DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ABAQUS 6.9-3

TUGAS AKHIR. Study Pengaruh Sifat Plastisitas Material Terhadap Kualitas Produk Deep Drawing Cylinder Cup

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR

SIMULASI CUP DRAWING UNTUK MENGHINDARI CACAT WRINKLING DAN THINNING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOFORM R2

Mengenal Proses Deep Drawing

Mesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran

PENGARUH BLANK HOLDER FORCE (BHF) TERHADAP CACAT WRINKLING DAN KOEFISIEN GESEK PADA PROSES CUP DRAWING

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

SIFAT MAMPU BENTUK LEMBARAN PLAT BAJA KARBON RENDAH PADA PROSES TARIK DALAM

ANALISIS SQUARE CUP DEEP DRAWING

BAB I PENDAHULUAN. dari konsumen pun semakin besar seiring jalannya persaiangan yang ketat

Simulasi Proses Active Hydro-Mechanical Drawing dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga pada Material Aluminium AlMg 3

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

Pengaruh Tebal Blank dan Viskositas Pelumas Terhadap Nilai Stretchability dan Kekerasan Dinding Kubah Baja DDQ SPCE- SD

SIMULASI CUP DRAWING UNTUK MENGHINDARI CACAT WRINKLING DAN THINNING DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOFORM R2

PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

BAB I PENDAHULUAN. bentuk suatu benda kerja dengan menggunakan sepasang alat. perencanaan peralatan, diameter yang akan dipotong, material alat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik.

ANALISIS FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN PELAT BERLUBANG PADA KONDISI BEBAN TARIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Salah satu proses yang terpenting dalam bidang

STUDI PLAT TEKAN YANG MELIBATKAN PLASTISITAS MATERIAL

PENGARUH JENIS SAMBUNGAN PELAT TERHADAP TERJADINYA CACAT KERUT PADA PROSES CUP DRAWING

ANALISYS TITIK KRITIS DESAIN DIE FENDER DEPAN BAGIAN LUAR MOBIL MINITRUCK ESEMKA

SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

PENGUJIAN CUP DRAWING PADA PLAT TIPIS DENGAN SAMBUNGAN LAS TITIK, TEKUK, DAN TANPA SAMBUNGAN

SIMULASI PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

RANCANG ULANG PUNCH-DIES UNTUK PEMBUATAN OUTLET PIPE I DI PT. IONUDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

PERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA

TUGAS AKHIR DESAIN DAN SIMULASI PEMBENTUKAN PILAR-B BENCHMARK MODEL III NUMISHEET 2008

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

SIMULASI DAN OPTIMISASI PROSES CUP DRAWING UNTUK MENGURANGI CACAT KERUT DAN PENIPISAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS BUCKLING TERHADAP TABUNG PLAT TIPIS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

DESAIN DAN SIMULASI PEMBENTUKAN PILAR-B BENCHMARK MODEL III NUMISHEET 2008

DESAIN DIES CHASIS LONG MEMBER MENGUNAKAN SPRING DAN PAD PADA MINI TRUCK ESEMKA SANG SURYA

TUGAS AKHIR ANALISA KEMAMPUAN TARIK PLAT TAILOR WELDED BLANKS DENGAN KETEBALAN 0,7 MM DAN 1,5 MM MENGGUNAKAN LAS SHIELDED METAL ARC WELDING

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

DAFTAR ISI. Lembar Persetujuan... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vii. Bab I Pendahuluan...

UJI TARIK BAHAN KULIT IMITASI

Karakterisasi Sifat Mekanik Mild Steel St37 dan High Strength Steel CR420LA pada Laju Regangan Menengah

ANALISA TEGANGAN PADA PEMBENTUKAN KOMPONENGROMMET GASKET EXHAUST SEPEDA MOTOR MELALUI DEEP DRAWING

STUDI SPRINGBACK PADA KASUS PLAT TEKUK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI VENDING MACHINE MINUMAN KALENG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SOLIDWORKS

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam

OPTIMISASI DESAIN DIES PADA PROSES EKSTRUSI UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA CACAT RONGGA

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

BAB I PENDAHULUAN. alas pada kapal, body pada mobil, atau kendaraan semacamnya, merupakan contoh dari beberapa struktur pelat. Pelat-pelat tersebut

R. Hengki Rahmanto 1)

PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto

Analisis Titik Luluh Material Menggunakan Metode Secant

PENGARUH BLANK HOLDER FORCE (BHF) DAN KOEFISIEN GESEK TERHADAP CACAT WRINKLING PADA PROSES CUP DRAWING

PERBANDINGAN DIMENSI LEBAR DIE (CETAKAN) DENGAN PRODUK (HASIL BENDING) DARI PROSES BENDING CHASSIS MOBIL ESEMKA

ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

ANALISIS UJI TABRAK BODI MOBIL ESEMKA DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

SIMULASI PROSES BACKWARD EKSTRUSION PADA PEMBUATAN KOMPONEN PISTON

Optimasi Desain Metal Gasket Tipis Bentuk New Corrugated Untuk Kebutuhan Tekanan Kerja Rendah Dengan Simulasi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. tipis dan mengalami tegangan tekan akan mengalami masalah. instabiltas tekuk atau buckling. Buckling merupakan suatu proses

TUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271

Optimasi Dimensi Tebal Awal Pelat Pada Proses Pembengkokan Bentuk Jogged Flange Dengan Simulasi Tiga Dimensi

Gambar 1.1. Contoh Peralatan Micro-Manufacturing (Qin, 2006)

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Penentuan Kondisi Kelonggaran Cetakan Optimum Pada Pemotongan Logam Plat Menggunakan Deform2D dan Pendekatan Analisis Ragam (ANOVA)

PERKEMBANGAN CACAT RONGGA PADA PROSES EKSTRUSI

REDESAIN CUTTING BIT DIES TUTUP BOTOL KECAP

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

Bab II STUDI PUSTAKA

ANALISA PERHITUNGAN GAYA - GAYA MEKANIS PADA PEMBUATAN KOMPONEN OTOMOTIF BRAKET UPPER ARM

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

Proses Lengkung (Bend Process)

ANALISA MAMPU BENTUK ALUMINIUM KOMERSIAL TERHADAP EFEK PERBEDAAN KETEBALAN MATERIAL PADA PROSES SPINNING

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

STUDI PERILAKU PENGARUH EFEK PENGEKANGAN PADA KOLOM CONCRETE FILLED STEEL TUBE AKIBAT PEMASANGAN CROSS TIE

BAB IV PENGOLAHAN DATA

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

STUDI EKSPERIMENTAL SPRINGBACK PADA KASUS PLAT TEKUK

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan produk produk yang berkualitas agar merebut. pasar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.

EVALUASI FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA UJUNG RETAK DENGAN LUBANG PENGHAMBAR RAMBAT RETAK

: BUDI HASTOMO NIM : D

ANALISIS MASALAH KERUTAN (WRINKLE) PADA PRODUK ALAS KALENG UKURAN 681 GRAM

ANALISIS DAN EKSPERIMEN BLANK HOLDER GAP MINIMUM PADA PROSES RECTANGULAR CUP DEEP DRAWING

PERANCANGAN DAN ANALISIS KEKUATAN KONSTRUKSI MESIN TEKUK PLAT HIDROLIK

Transkripsi:

PENGARUH SIFAT PLASTISITAS BAHAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES DEEP DRAWING Tri Widodo Besar Riyadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 Email: tri_wbr@yahoo.com Abstrak Produk yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dalam proses pembuatan produk salah satu komponen otomotif yaitu End Cup Hub Body dengan proses deep drawing juga tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya cacat seperti kerutan (wrinkling) dan pecah (fracture). Di antara faktor yang mempengaruhi terjadinya cacat adalah dari faktor materialnya yaitu sifat plastisitas bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat plastisitas material hasil uji tarik dan mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas produk hasil proses deep drawing. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan metode simulasi komputer yang menggunakan paket software ABAQUS 6.5-1. Jenis material yang digunakan yaitu Stainless Steel RST13, Stainless Steel RST14, Kuningan (Brass) dan Aluminum. Penelitian diawali dengan melakukan uji tarik pada setiap material untuk mendapatkan sifat mekaniknya yaitu tegangan dan regangan nominalnya. Nilai nominal ini kemudian dikonversi menjadi nilai tegangan dan regangan sebenarnya. Perhitungan yield stress dan plastic strain dilakukan sebagai data input simulasi Abaqus. Hasil simulasi telah menunjukkan bahwa sifat plastisitas material sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. Hasil simulasi dan eksperimen telah menunjukkan tingkatan kualitas produk dari produk yang terjadi kerut sampai yang mengalami pecah. Dari hasil perbandingan didapatkan bahwa hasil yang diperoleh dari hasil simulasi ini telah sesuai dengan hasil eksperimen. Kata kunci: Plastisitas, cacat kerut, cacat pecah, deep drawing Pendahuluan Produk pelat tipis (sheet metal) hasil proses deep drawing telah banyak digunakan di industri manufaktur kendaraan, peralatan rumah tangga, produk infrastruktur bangunan, komponen pesawat terbang, kaleng kemasan produk makanan dan minuman dan beberapa produk sehari-hari lainnya. Untuk menghasilkan kualitas produk deep drawing yang sempurna terbebas dari kemungkinan cacat seperti kerutan (wrinkling) dan pecah (fracture) maka sangat tergantung pada terjadinya proses deformasi yang mengubah bentuk material menjadi produk yang diinginkan. Proses deformasi sendiri sangat tergantung dari sifat elastis platis material. Kesulitan yang dialami pada proses deep drawing antara lain karena perbedaan sifat elastis plastis setiap material sehingga akan menyulitkan dalam memprediksi hasil produknya. Dengan demikian, karakterisasi sifat material merupakan tugas yang sangat krusial yang harus dilakukan dalam mendesain, mengontrol, dan mengoptimisasi produksi komponen deep drawing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat plastisitas material yang berupa hubungan tegangan dan regangan dari hasil uji tarik dan mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas produk hasil proses deep drawing. Penelitian ini menggunakan beberapa material yang belum diketahui nilai K dan n-nya yang akan mempengaruhi sifat plastisitas material tersebut dan juga terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Tinjauan Pustaka Meskipun operasi teknik pembentukan sangat beragam, tetapi tujuan pokoknya adalah untuk menghasilkan perubahan bentuk sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu hal pokok yang menjadi perhatian adalah perubahan sifat dari material selama mengalami proses deformasi. Telah diketahui bahwa sifat material mempengaruhi proses deformasi, dan proses deformasi akan mengganti sifat material (Marciniak, 2002). Untuk memahami bagaimana material terdeformasi selama proses pembentukan, maka harus mengerti dahulu hubungan antara tegangan dan regangan (stress & strain) selama proses deformasi. Respon material terhadap beban mekanik selama proses deformasi dapat diukur dengan uji tarik. Dari hasil uji tarik ini maka akan menghasilkan kurva tegangan regangan yang pada akhirnya akan menentukan persamaan yang menggambarkan sifat platisitas material. Pelat logam ketika mengalami pembebanan akan mengalami regangan yang apabila berlanjut maka akan tegangan yang terjadi menjadi tidak linear dengan pertambahan regangan, seperti pada gambar 1. M-50

Gambar 1. Karakteristik hubungan Tegangan (stress) Regangan (strain) Regangan yang diperoleh dari material test yang digunakan untuk mendefinisikan perilaku plastik bukanlah plastic strain pada material, tetapi berupa total strain yang terjadi.oleh karena itu harus dilakukan dekomposisi terhadap total strain menjadi komponen elastic strain dan platic strain. Sifat Plastisitas material yang diperoleh dari hasil uji tarik diasumsikan mengikuti persamaan plastisitas berdasarkan hukum Holomon seperti pada persamaan berikut: n σ = Kε T (1) Untuk mengetahui konstanta material (K) dan Indeks strain hardening (n) pada tiap-tiap material dari persamaan Hollomon dapat dihitung seperti persamaan dibawah ini. Logσ max Logσ A n = Logε max Logε A (2) disini titik A diambil pada titik luluhnya. Nilai K dicari dengan memasukkan ke salah satu persamaan Holomon, misal pada titik luluhnya. Setelah mengetahui sifat plastisitas material dari hasil uji tarik, maka penelitian akan dilanjutkan terhadap kualitas hasil proses deep drawing terhadap spesimen material yang sama. Penelitian kualitas produk yang dimaksud adalah kemungkinan timbulnya cacat seperti kerutan (wrinkling) dan pecah (fracture). Cacat produk yang terdapat pada produk hasil proses deep drawing (Grover, 1996) dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Berbagai cacat produk deep drawing Beberapa penelitian (NUMISHEET, 1996 ; 1999 ; 2002) tentang deep drawing telah dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga untuk mensimulasikan operasi proses deep drawing yang kompleks. Hasil simulasi telah dapat diandalkan untuk mengganti metode eksperimen yang memerlukan langkah trial and error yang menelan biaya yang cukup besar. Tetapi validasi dengan eksperimen masih merupakan tugas yang berat dan sulit terutama untuk mengukur beberapa variabel yang terlibat didalam proses deep drawing. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dan menggunakan software ABAQUS 6.5-1. Jenis material yang digunakan yaitu Stainless Steel RST13, Stainless Steel RST14, Kuningan (Brass) dan Aluminium. Spesimen yang diambil pada eksperimen pemodelan fisik yaitu salah satu komponen kendaraan yang berupa End Cup Hub Body. Penelitian diawali dengan melakukan uji tarik pada setiap material untuk mendapatkan sifat mekaniknya yaitu tegangan dan regangan nominalnya (engineering stress -engineering strain). Nilai nominal ini kemudian dikonversi menjadi nilai tegangan dan regangan sebenarnya (true stress - true strain). Perhitungan yield stress dan plastic strain dilakukan sebagai data input simulasi Abaqus. M-51

Pada metode elemen hingga dengan software ABAQUS, langkah-langkah yang dilakukan adalah mulai dari menentukan geometri dan model benda, model material dan perilaku permukaan yang kontak, kondisi batas dan pembebanan, serta model visualisasinya. Metode eksperimen deep drawing dilakukan dengan memotong bahan uji lembaran pelat dari ke-empat material menjadi lingkaran dengan diameter 180 mm. Lembar pelat yang telah dipotong tersebut kemudian diletakkan dalam seperangkat alat uji deep drawing yang terdiri dari punch, upper die, lower die, dan blank holder. Proses penekanan pelat uji deep drawing yang dilakukan dengan compression machine ditunjukkkan pada gambar 3 berikut. Gambar 3. Proses penekanan dengan compression machine Hasil Dan Pembahasan Hasil Uji Tarik Dari hasil uji tarik yang menghasilkan nilai tegangan dan regangan nominal tersebut maka kemudian dikonversi menjadi nilai tegangan dan regangan sebenarnya (true stress- true strain). Hal ini karena definisi plastisitas dalam simulasi Abaqus harus menggunakan true stress dan true strain. Gambar 4 berikut menampilkan empat kurva tegangan regangan sebenarnya. True stress, Pa 1.40E+09 RST14 1.20E+09 RST13 1.00E+09 Brass 8.00E+08 Aluminium 6.00E+08 4.00E+08 2.00E+08 0.00E+00 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 True strain Gambar 4. Kurva tegangan regangan sebenarnya Regangan yang diperoleh dari material test yang digunakan untuk mendefinisikan perilaku plastik bukanlah plastic strain pada material, tetapi berupa total strain yang terjadi. Oleh karena itu harus dilakukan dekomposisi terhadap total strain menjadi komponen elastic strain dan platic strain. Setelah kurva tegangan regangan sebenarnya telah tersusun seperti pada gambar 4 di atas maka dilakukan perhitungan terhadap variabel K dan n seperti pada persamaan (1) dan (2) terhadap ke empat material. M-52

Hasil Simulasi dan Eksperimen Tahapan selanjutnya dari penelitian ini adalah dengan melakukan simulasi Abaqus dengan mengguanakan nilai yield stress dan plastic strain hasil dari uji tarik. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mulai dari menentukan geometri dan model benda, model material dan perilaku permukaan yang kontak, kondisi batas dan pembebanan, serta menentukan jumlah mesh yang sesuai. Studi konvergensi dilakukan untuk menentukan jumlah mesh terkecil agar waktu simulasi dapat efektif. Model visualisasi hasil proses deep drawing ditunjukkan pada gambar 5-8 berikut, berdampingan dengan hasil ekperimennya. Gambar 5 Spesimen Stainless steel RSt13 setelah pengujian; eksperimen, simulasi Gambar 6. Spesimen Stainless steel RSt14 setelah pengujian; eksperimen, simulasi Gambar 7. Spesimen Stainless steel kuningan setelah pengujian; eksperimen, simulasi M-53

Pecah Gambar 8. Spesimen Stainless steel Aluminum setelah pengujian; eksperimen, simulasi Dari gambar tersebut dapat diketahui adanya tegangan maksimum yang terjadi pada beberapa lokasi, yang secara umum terjadi pada daerah tengah pelat. Tegangan maksimum menunjukkan bahwa pada posisi tersebut pelat mengalami regangan maksimum atau mengalami penipisan atau pengurangan ketebalan yang terbesar atau lebih besar dari. Kemungkinan terjadinya robek biasanya diawali dari daerah yang mengalami tegangan maksimum tersebut. Sebaliknya pelat juga akan mengalami tegangan minimum dan kebanyakan terjadi pada sebagian pinggiran pelat pada bagian flange. Pada bagian ini memang pelat mengalami regangan paling kecil atau karena sebagian pelat tidak mengalami penarikan atau drawing. Dari hasil simulasi proses deep drawing terhadap ke empat material juga dapat diketahui yaitu terjadinya wrinkling (kerutan) di semua bagian flange atau bagian pelat yang berhadapan dengan blank holder. Hal ini menunjukkan bahwa gaya jepit oleh blank holder pada proses deep drawing tersebut masih kurang besar. Penentuan gaya jepitan (blank holder force) yang optimum untuk mencegah terjadinya wrinkling sepengetahuan penulis, sampai saat ini masih belum diketahui. Selain di bagian flange tersebut, kerutan juga sedikit dialami di bagian tengah pelat yang mengalami tegangan maksimum. Seperti diketahui bahwa pada bagian tersebut pelat mengalami penipisan yang besar sehingga menciptakan celah (clearance) yang memungkinkan terjadinya wrinkling. Wrinkling di daerah tengah tersebut biasanya tidak dapat ditolerir dan harus dihindari. Untuk mengatasi masalah ini maka khusus di bagian ini, desainer harus dapat memprediksi seberapa penipisan yang akan terjadi sehingga dapat membuat desain dies yang lebih akurat yang dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya wrinkling. Pada masingmasing material, secara umum kondisi wrinkling adalah hampir sama yaitu terjadi wrinkling (kerutan) di bagian flange dan sedikit di bagian tengah produk. Selain kerutan yang merupakan bentuk cacat produk, pada simulasi material aluminium juga menghasilkan cacat pecah (fracture). Pecah pada aluminium ini terjadi pada bagian dinding pelat. Dari perbandingan antara hasil simulasi dan eksperimen maka dapat diperoleh validasi bahwa hasil simulasi telah sesuai dan mendekati hasil eksperimen. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses deep drawing telah berhasil untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan desain, dan sebagian produk mengalami kerutan di bagian flange, dan sedikit pada bagian dinding. Untuk mengetahui kebutuhan tenaga pada proses deepdrawing maka ditampilkan grafik besar gaya penekanan terhadap waktu penekanan selama proses deep drawing pada masing-masing material seperti pada gambar 9 berikut. Gaya penekanan, N 1.E+05 1.E+05 8.E+04 6.E+04 4.E+04 2.E+04 0.E+00 RST13 RST14 Brass Aluminium 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 Waktu penekanan, s Gambar 9. Gaya penekanan terhadap waktu penekanan M-54

Dari gambar 9 tersebut dapat dijelaskan bahwa gaya penekanan akan meningkat dari nol secara perlahan sampai menuju puncak, dan kemudian akan turun lagi secara drastis menuju nol. Grafik ini sudah sesuai dengan teori dimana gaya penekanan pada proses deep drawing akan membentuk seperti kurva distribusi normal Sebagai akhir dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara sifat plastisitas material (K dan n) dari beberapa material tersebut terhadap kualitas produk terutama kemungkinan terjadinya cacat produk hasil proses deep drawing, yang dapat disimpulkan pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Perbandingan antara sifat plastisitas dan kualitas produk dari empat material Gaya Kualitas produk K Penekanan Material no (Pa) maksimu m, kn 3 Stainless steel rst14.217 Stainless steel rst13.364 Brass Aluminum.491.319 9.0 6E+08 1.7 2E+09 2.3 6E+08 3.3 0E+08 81.76 109.2 10.27 106.8 Produk dari dinding ke bawah baik, wrinkling di flange. Produk dari dinding ke bawah baik, wrinkling di flange. Produk dari dinding ke bawah baik, wrinkling di flange. Hasil terbaik. Pecah di dinding Dari hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 1 di atas maka dapat diperoleh hubungan antara sifat plastisitas dan kualitas produk hasil proses deep drawing untuk ke empat material, yaitu bahwa nilai n yang besar sangat baik untuk proses sheet formability, karena menunjukkan ketahanan yang besar terhadap local necking. Ketika material yang mempunyai nilai n tinggi mulai necking maka daerah plastis mengeras dengan cepat dan menyebabkan material lebih lunak. Sebaliknya pada material yang mempunyai nilai n rendah maka necking akan cepat terjadi secara lokal dan menyebabkan failure pada strain yang rendah. Perbandingan proses ke-empat material menghasilkan sebuah kesimpulan dalam pemilihan material yaitu kuningan (brass). Material ini mempunyai sifat plastisitas tertinggi dengan kekuatan gaya yang rendah. Produk deep drawing kuningan juga lebih baik dibandingkan dengan material lain. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat diperoleh kesinpulan sebagai berikut: 1. Sifat plastisitas yang berupa hubungan tegangan dan regangan dapat diperoleh dari hasil uji tarik. 2. Nilai strain hardeningn index n dan konstanta kekuatan K yang diperoleh dari hasil perhitungan uji tarik dapat digunakan untuk memprediksi kualitas produk deep drawing. Makin tinggi n maka makin mudah dibentuk. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini terutama kepada DP2M Ditjen Dikti dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan dana penelitian dan memberikan semua fasilitas yang dibutuhkan. Terima kasih juga disampaikan kepada lab produksi dan lab komputer Jurusan Teknik Mesin UMS yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan semua mesin dan software Abaqus. Daftar Pustaka Marciniak.Z, J.L. Duncan, S. J. Hu, (2002), Mechanics of Sheet Metal Forming, Laser Word Private Limited, Chennai, India Mikell p. Groover, (1996), Fundamentals of Modern Manufacturing, Prentice Hall, New Jersey NUMISHEET, (1999), in: Proceedings of the 3rd International Conference and Workshop on Numerical Simulation of 3D Sheet Forming Processes, J.K. Lee, G.L. Kinzel, R.H. Wagoner (Eds.). M-55

NUMISHEET, (1999), in: Proceedings of the 4th International Conference and Workshop on Numerical Simulation of 3D Sheet Forming Processes, J.C. Gelin, P. Picart (Eds.). NUMISHEET, (2002), in: Proceedings of the 5th International Conference and Workshop on Numerical Simulation of 3D Sheet Forming Processes, Dong-Yol Yang, Soo Ik Oh, Hoon Huh, Yong Hwan Kim (Eds.). Serope Kalpakjian & Steven R Schmid, (2003), Manufacturing Process for Engineering Material, p.23, Pearson Education, Inc., Prentice Hall., (2004), ABAQUS User s Guard, USA M-56