PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN DISERTAI KUIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG Syidratul Aizzani 1, Ainil Mardiyah 2, Siskha Handayani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat syidratulaizzani94@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the students' mathematics learning result is still low and less participate in learning. This study aims to determine the development of mathematics learning outcomes of students with the application of cooperative learning models of exchange techniques couples with quizzes and to determine whether the results of learning mathematics students with the application of cooperative learning model of exchange techniques coupled with quizzes better than the results of learning mathematics students with conventional learning. The type of research is experiment. The population of this research is all students of class XI MIA SMAN 4 Padang. The sample class consists of an experimental class and a control class. The instruments of this research are quiz and final test. The final test question form is essay with final test reliability that is. Data analysis technique used is one way t test. Based on the quiz results, it is known that there is a good development of students' mathematics learning outcomes at each meeting. Based on the results of hypothesis testing at the level of trust α = 0,05 obtained and means then the hypothesis accepted. It was concluded that the result of learning mathematics of students by applying cooperative learning model of couples exchange technique with quiz is better than the result of learning mathematics of students by applying conventional learning. Keywords: Cooperative Learning Model,Exchange Technique Coupled, Quiz,Learning Outcomes PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang berperan penting dalam pembentukan pola pikir siswa. Mengingat peran matematika yang sangat penting, maka pemerintah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dibidang matematika dan siswa dapat memahami pelajaran serta meningkatkan hasil belajar. Menurut Mudjiono dan Dimyati (2013:20) Hasil belajar
merupakan suatu puncak proses belajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan tanggal 8 sampai 10 November 2016 di SMAN 4 Padang, diketahui bahwa sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013 yang lebih menuntut partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Selain siswa belajar secara individu siswa juga belajar secara berkelompok, bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih menjelaskan kepada teman-teman dalam kelompok dan siswa yang berkemampuan rendah bertanya jika mengalami kesulitan terhadap materi yang dipelajari. Meskipun berkelompok, pada kenyataannya masih banyak siswa yang menganggap matematika itu sulit, hal itu terdapat pada hasil ujian tengah semester 1 yang belum maksimal. Siswa juga sulit mengingat materi yang dipelajari sebelumnya. Hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa siswa kurang berpartispasi dan kurang bekerjasama dalam diskusi kelompok. Hal ini membuat tidak semua anggota kelompok memahami dan menguasai tugas yang telah dikerjakan kelompok. Berdasarkan persoalan yang dikemukakan di atas, perlu dilakukan suatu pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah yang telah ditemukan adalah dengan menerapkan model pem-belajaran pasangan.untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa, diakhir pembelajaran akan diadakan kuis. Proses pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase, yaitu: menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan merujuk pada Suprihatiningrum (2013:193). Meningkatkan keefektifan pembelajaran kooperatif ini, maka pada fase evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan teknik bertukar pasangan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan teknik bertukar pasangan ini menurut Lie (2010: 55) yaitu :
1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan. 2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan pasangan yang lain. 4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. 5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan hasil belajar matematika siswa kelas XI MIA SMAN 4 Padang dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan disertai kuis dan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan disetai kuis lebih baik daripada hasil belajar matematika dengan pembelajaran konvensional siswa kelas XI MIA SMAN 4 Padang. Pembahasan ini telah dilakukan melalui sebuah penelitian, dan penelitian yang relevan dilakukan oleh Rosi (2013) dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 28 Padang Tahun ajaran 2012/2013. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu pemahaman konsep matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek merujuk pada Arikunto (2010:126). Penelitian ini dilaksanakan tanggal 28 Februari sampai 4 April 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 4 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan kelas XI MIA 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 6 sebagai kelas kontrol. Variabel pada penelitian ini adalah model pembelajaran ko-
operatif teknik bertukar pasangan disertai kuis dan pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar matematika siswa kelas XI MIA SMAN 4 Padang sebagai variabel terikat. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuis dan tes akhir. Bentuk tes akhir adalah essai, untuk mengukur hasil belajar matematika siswa dalam penelitian ini, digunakan rubrik holistik skala 4, Iryanti (2004:14). Setelah dilakukan analisis soal ujicoba diperoleh r 11 =0,86 dan, maka soal dikatakan reliabel merujuk pada Arikunto (2010:228). Teknik analisis data dilakukan dengan rumus uji t satu arah merujuk pada Sudjana (2005:239). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data perkembangan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh melalui kuis setiap pertemuan. Rata-rata nilai kuis terlihat pada Tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Rata-rata Nilai Kuis Kuis Rata-rata I 84,90 II 89,65 III 83,36 IV 86,77 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa perkembangan hasil belajar matematika siswa yang sudah baik pada setiap pertemuan. Hanya saja terdapat penurunan pada pertemuan ketiga. Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa melalui tes akhir yang diberikan pada kelas sampel. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Tes Akhir Kelas Sampel Kelas ( S x min Eksperimen 63,5 22,12 100 33 Kontrol 43,84 19,03 100 12 Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan disertai kuis dimulai dengan guru mengkondisikan siswa untuk belajar, menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, guru menyampaikan materi dan meminta siswa untuk membaca buku. Guru membagi
kelompok yang beranggotakan 2 orang siswa dan meminta siswa duduk berpasangan yang telah ditentukan. Kemudian guru membagi lembar soal dan lembar jawaban kemasing-masing siswa dan siswa mendiskusikannya dengan pasangan. Cuplikan lembar diskusi pasangan pertama. Gambar 1. Diskusi pasangan pertama Setelah siswa selesai berdiskusi, guru meminta siswa bertukar pasangan dengan teman dibelakangnya untuk melanjutkan soal yang belum terjawab dan mengukuhkan jawaban soal yang sudah terjawab dengan pasangan awalnya. Cuplikan lembar diskusi pasangan kedua. Gambar 2. Diskusi pasangan kedua Setelah berdiskusi dengan pasangan baru, siswa kembali ke pasangan awal untuk mendiskusikan temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan. Guru memilih perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas dan memberikan applause. Kelompok yang tampil ke depan diambil dengan cara dilotting. Pembelajaran konvensional dimulai dengan mencek kondisi siswa dan menjelaskan kompetensi yang akan dicapai. Kemudian guru meminta siswa untuk membaca buku siswa mengenai materi yang dipelajari. Setelah itu, siswa diminta untuk bertanya mengenai materi yang belum di mengerti. Guru memberikan soal latihan. Setelah selesai siswa diminta untuk mempresentasikan ke depan kelas dan membahasnya bersama-sama. Hipotesis penelitian ini adalah Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran pasangan disertai kuis lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas XI
MIA SMAN 4 Padang. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors, diperoleh data kelas eksperimen berdistribusi normal maka, untuk uji hipotesis menggunakan uji t satu arah diperoleh dan, hal ini berarti hipotesis penelitian diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran pasangan disertai kuis lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa perkembangan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan disertai kuis mengalami peningkatan pada pertemuan 1, 2 dan pertemuan 4. Mengalami penurunan pada pertemuan ketiga. Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran pasangan disertai kuis lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI MIA SMAN 4 Padang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Lie, Anita. (2010). Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo Mudjiono & Dimyanti. (2013). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rosi. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Bertukar Pasangan Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 28 Padang Tahun ajaran 2012/2013.Skripsi tidak diterbitkan. STKIP PGRI SUMBAR Sudjana, Nana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito Bandung. Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media