BAB VI Kesimpulan dan Saran VI.1 Kesimpulan Desa Wisata Kalibuntung lebih memilih produk wisata yang berdasarkan dengan wahana outbound dibandingkan dengan mengembangan secara lanjut sebagai kawasan sentra makanan tradisional. Alasannya kepengurusan lebih memilih wahana outbound, dikarenakan wahana outbound memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan kegiatan wisata lainnya dan dapat memperoleh peluang pasar yang tinggi di Kabupaten Bantul Selatan. Harga pada suatu produk wisata yang di tetapkan oleh kepengurusan di Desa Wisata Kalibuntung adalah Rp75.000,00 per orang. Penetapan harga harus melihat dari segi biaya permintaan, biaya yang dikeluarkan dan kompetitor. Penetapan harga berdasarkan permintaan menggunakan metode penetration pricing, Bundle Pricing, Demand- Backward Pricing. Pengelola Desa Wisata Kalibuntung mengenalkan produknya dengan harga yang relatif murah atau terjangkau. Kemudian, pengelola Desa Wisata Kalibuntung menggunakan sistem paket dan menetapkan paketan wisata non paket untuk memudahkan wisatawan dalam memilih produk wisata dan harga yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan. Desa Wisata Kalibuntung menetapan harga pada permintaan berdasarkan pada tingkat permintaan daripada biaya produksinya. Metode penetapan harga pada permintaan Desa Wisata Kalibuntung menggunakan tiga medote yaitu Penetration Pricing, Budle Pricing dan Demand-Backward Pricing. Pengelola dengan menetapkan harga yang rendah diharapkan dapat menarik wisatawan yang 136
tinggi. Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Kalibuntung memilih paketan non paket karena salah satu faktornya disesuaikan biaya dan waktu yang diinginkan oleh wisatawan. Wisatawan lebih memilih harga yang murah dibandingkan dengan menikmati secara full produk wisata yang ditawarkan. Pengelola Desa Wisata Kalibuntung Kepengurasan Desa Wisata Kalibuntung menetukan harga dilihat dari segi biaya produksi. Dengan menetapkan harga Rp75.000.00 per orang, kepengurusan Desa Wisata Kalibuntung dengan cepat menutupi biaya yang telah dikeluarkan, karena sebagian biaya yang digunakan berasal dari dana pinjaman, seperti koperasi, bank, sertifikat tanah. Penetapan harga di Desa Wisata Kalibuntung disesuaikan dengan harga pesaing. Desa wisata yang menjadi pembanding Desa Wisata Kalibuntung adalah Desa Wisata Soroluwan, Desa Wisata Tembi dan Desa Wisata Mangunan. Setelah dianalisa melalui perbandingan harga fasilitas yang diberikan oleh tiga desa wisata dapat dikatkan bahwa Desa Wisata Kalibuntung menetapkan harga paketan yang cukup tinggi, namun kualitas yang diberikan sangatlah kurang dan mendapatkan fasilitas yang minim atau tidak bervariatif. Desa Wisata Kalibuntung menggunakan perantara pemerintah daerah atau Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bantul. Penyaluran distribusi Desa Wisata Kalibuntung yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantul melalui internet belum berjalan secara efektif. Pemerintah lebih memfokuskan 137
pencatatan data-data desa wisata baru maupun yang sedang berjalan sehingga belum di update kembali mengenai data-data desa wisata. Selain itu pemasaran Desa Wisata dilakukan dengan cara travel dialog dan pameran. Kegiatan tersebut hanya dilakukan minimal setahun tiga kali. Waktu yang diberikan sangat minim dan disesuaikan pula dengan anggaran pemerintah. Pemerintah memberikan kemudahan bagi wisatwan untuk memperoleh informasi mengenai Desa Wisata Kalibuntung melalui cara memberikan buku panduan wisata dan brosur kepada wisatawan. Kegiatan promosi yang dilakukan melalui cara periklanan, mulut ke mulut, media cetak (brosur dan leaflet), event dan expriences,public relations and publicity, pemasaran langsung dan media sosial. Pada penyebaran brosur belum dilakukan secara maksimal, dikarenakan minimnya biaya promosi yang dikeluarkan oleh kepengurusan Desa Wisata Kalibuntung. Promosi secara langsung melalui surat edaran sulit diterima oleh pihak-pihak tertentu, karena sulit mendapatkan perijinan dari pihak-pihak yang terkait. Kegiatan pemasaran dari mulut-kemulut dirasa belum efektif dengan baik. Kepengurusan Desa Wisata Kalibuntung belum secara merata memberikan informasi mengenai keberadaan Desa Wisata Kalibutnung di daerahnya. Sebagian masyarakat yang berada di lingkup Desa Wisata Kalibutnung belum mengetahui informasi mengenai Desa Wisata Kalibuntung. Promosi Desa Wisata Kalibuntung menjalin kerjasama dengan pemerintah daeah dapat membantu dalam mendapatkan jaringan dan pemasaran dengan cakupan yang lebih luas. Event dan Expriences, periklanan, public relation dan media sosial merupakan alat promosi 138
yang paling efektif karena bisa diakses oleh wisatawan kapanpun dan konsumen tidak langsung datang ketempat, namun segala informasi dapat terpenuhi. Desa Wisata Kalibuntung belum menggunakan proses evaluasi rencana tahunan, evaluasi kelayakan, dan evaluasi strategi. Evaluasi yang dilakukan Desa Wisata Kalibutung baru pada tahapan evaluasi paketan wisata, pendapatan desa wisata, dan target sasaran yang dituju. VI.2 Saran Pada hasil penelitian diatas dapat diambil rekomendasi saran untuk manajemen pemasaran di Desa Wisata Kalibuntung: 1. Kepengurusan Menjalin kerjasama dengan kemitraan, baik pemerintah dan swasta melalui cara dengan membuat proposal dan event yang memiliki dampak profit yang tinggi. Membuat dana donasi dari masyarakat yang berada di lingkup Desa Wisata Kalibuntung dengan cara membuat uang kas. Mengadakan sosialisasi dengan bentuk : (1) kerjasama dengan pemerintah setempat untuk mengadakan sosialisasi pengenalan Desa Wisata Kalibuntung, (2) mengadakan sosialisasi pada saat acara perkumpulan desa setempat,(3) seksi pemasaran Desa Wisata 139
Kalibuntung aktif mengikuti acara-acara yang berada di desa sekitar dan diluar Desa Srihardono. Menggali kembali potensi yang ada di Desa Wisata Kalibuntung, potensi sentra makanan khas dapat ditonjolkan pada produk utama di Desa Wisata Kalibuntung. Mengadakan evaluasi setiap setahun sekali bersama masyarakat. Evaluasi di Desa Wisata Kalibuntung diselipkan dengan membahas pemasaran dengan melihat komponen produk wisata, harga, distribusi, dan promosi. Penetapan harga Rp75.000,00/orang di tambah kembali permainan 2. Pemerintah yang lebih bervariatif dan pemberian pelayanan yang optimal. Mengadakan workshop desa wisata yag ada di Kabupaten Bantul. Membuat wadah/komunitas dari setiap pokdarwis desa wisata di Kabupaten Bantul. Aktif dalam mengikuti sosialisasi dengan masyarakat. Melakukan pengontrolan pada seluruh desa wisata yang berkembang di Kabupaten Bantul Memperbaharui dan memasukan data-data pariwisata ke dalam web pemerintah 140