IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi bibit durian. Untuk mcngetahui perbedaan tinggi bibit pada masing-masing perlakuan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji DNMRT pada taraf 5 % dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rata-rata tinggi bibit dengan pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda (cm) Jenis Perlakuan Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Pupuk kandang dan TS 2 : 7 (D) 24.500 a Sludge sawit dan TS 2 : 3 (E) 22.767 ab Pupuk kandang dan TS 2 : 5 (C) 21.133 ab Sludge sawit dan TS 2 :7 (G) 21.100 ab Pupuk kandang dan TS 2 : 3 (B) 19.800 ab Sludge sawit dan TS 2 : 5 (F) 19.200 ab TS (topsoil) 1 : 0 (A) 16.067 b KK= 19.88 Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut uji lanjut DNMRT 5 %. Table 1 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi bibit durian. Dimana perlakuan D (pupuk kandang dan TS 2 : 7) memberikan tinggi bibit lebih tingi dari tingi bibit pada perlakuan lainnya. Perlakuan D berbeda tidak nyata dengan perlakuan E, C, G, B dan F tetapi berbeda nyata dengan perlaktian A.
14 Pengamatan Gambar 1, Grafik Tinggi Tanaman Setiap Pengamatan Dari grafik terlihat tinggi bibit pada masing-masing perlakuan berbagai perbandingan media tanam, pada minggu ke-2 sampai dengan minggu ke-13 terlihat jelas perbedaan tinggi bibit durian. Bibit tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan D yaitu 24.500 cm yang diikuti oleh perlakuan E, C, G, B, F, dan A (TS (topsoil) I : 0). Perlakuan D yaitu perbandingan pupuk kandang dan TS (2 : 7), pada minggi ke-2 menunjukkan tinggi bibit yang cepat sampai minggu ke-13. Dari rata-rata tinggi tanaman bibit durian, dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang dan TS dengan perbandingan (2 : 7) menunjukkan yang terbaik sebab berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sesuai dengan dosis anjuran yang dikemukakkan oleh Lingga (2003), untuk tanaman tahunan seperti durian atau tanaman buah, dosisnya adalah satu bagian pupuk kandang dicampur dua bagian tanah galian atau 1/3-1/4 bagian media tanam. Pemberian pupuk kandang ayam dengan perbandingan (2 : 7) dapat diserap tanaman dengan baik sehingga memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain, hal ini dapat disebabkan karena perlakuan dengan perbandingan ini mempunyai keseimbangan hara yang sesuai dengan dosis anjuran. Karena apabila media tanam yang seluruhnya berupa pupuk kandang atau kurang dari dosis yang dianjuran akan menghasilkan pertumbuhan yang kurang baik bagi tanaman. Pupuk kandang ayam mengandung unsur hara N, P, K. Nitrogen adalah faktor utama yang berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Nitrogen juga sebagai salah satu unsur pembentuk klorofil, dengan meningkatnya kandungan klorofil dapat meningkatkan laju fotosintesis tanaman karenan klorofil
15 merupakan salah satu pigmen aktif dalam proses fotosintesis yang bcrfungsi sebagai pengabsorbsi energi surya oleh daun hijau. fotosintat yang dihasilkan selanjutnya ditranslokasi untuk pertumbuhan organ tanaman diantaranya batang untuk pertambahan tinggi tanaman. Menurut Sarief (1986) proses pembelahan sel akan berjalan dengan cepat dengan adanya ketersediaan nitrogen yang cukup. Nitrogen mempunyai peranan utama untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan dan khususnya pertumbuhan batang yang dapat memacu pertumbuhan tinggi tanaman. Unsur fosfor juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya pertumbuhan tinggi tanaman, karena fosfor sangat berperan dalam proses metabolisme tanaman. Menurut Rao (1994) fosfor berperan dalam peningkatan pertumbuhan dan perkembangan perakaran yaitu memperbanyak rambut-rambut akar serta memperkuat batang. Unsur kalium juga berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dimana salah satu fungsi kalium adalah sebagai activator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi fotosintesis dan respirasi. Selain unsur hara makro (NPK), pupuk kandang juga mengandung unsur hara mikro diantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), belerang (S), natrium (Na), besi (Fe), dan tembaga (Cu). Kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam mempengaruhi pertumbuhan bibit durian monthong khususnya pada tinggi bibh. Menurut Lingga (2003), unsur Ca berfungsi merangsang pembcntukan bulu-bulu akar, menguatkan batang tanaman, unsur Fe dan Mn berperan penting dalam sintesa enzim dan diperlukan dalam sintesa klorofil. Unsur besi juga merupakan penyusun enzim-enzim pada transfor elektron misalnya sitokrom dan feredoksin yang aktif dalam fotosintesis dan dalam resfirasi mitokondria. Sedangkan unsur molybdenum membantu mengikat nitrogen dari udara bebas, hal ini disebabkan unsur ini merupakan bagian komponen penyusun enzim-enzim pada bakteri nodula akar tanaman. 4.2. Jumlah daun (helai) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4b) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun bibit durian.
16 Untuk mengetahui perbedaan jumlah daun pada masing-masing perlakuan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji DNMRT pada taraf 5 % dapat dilihat pada table 2 Tabel 2. Rata-rata jumlah daun dengan pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda (helai) Jenis Perlakuan Rata-rata jumlah daun(helai) Pupuk kandang dan TS 2 : 7 (D) 9.000 a Sludge sawit dan TS 2 : 7 (G) 8.667 a Sludge sawit dan TS 2 :3 (E) 8.000 a Pupuk kandang dan TS 2 : 5 (C) 8.000 a Pupuk kandang dan TS 2 : 3 (B) 7.667 a Sludge sawit dan TS 2 : 5 (F) 7.667 a TS (topsoil) 1 : 0 (A) 7.000 a KK= 16.36% Angka-angka yang diikuti oleii liuruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut uji lanjut DNMRT 5 %. Table 2 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun. Hal ini disebabkan unsur hara yang terkandung didalam media tanam yang diberikan tid ik memenuhi kebutuhan tanaman sehingga pertiunbuhan jumlah daim lambat. Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan unsur hara yang cukup. Dalam pertumbuhan dan perkembangan daun sangat memerlukan unsur nitrogen. Bila terdapat kekurangan unsur tersebut maka pertumbuhan dan perkembangan daun tanaman akan terhambat. Rata-rata jumlah daun terbanyak terjadi pada perlakuan D (Pupuk kandang dan TS 2 : 7), yaitu 9.000 helai. Sedangkan jumlah daun yang paling sedikit terjadi pada perlakuan A (TS (topsoil) 1 : 0), yaitu 7.000 helai. Untuk melihat laju pertumbuhan jumlah daun pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada grafik berikut ini:
17 PERTAMBAHAN JUMLAH DAUN 10 A B C ->c-- D E F 4 G Pengai G ambar 2. Grafik Jumlah Daun Setiap Pengamatan Dari gambar 2 dapat dilihat pertambahan jumlah daun bibit durian pada masing-masing perlakuan berbagai perbandingan media tanam dari minggu ke-2 sampai minggu ke-13. dimana jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan D yaitu 9.000 helai, dan jumlah daun paling sedikit pada perlakuan A yaitu 7.000 helai. Lakitan (1992) mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan daun dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun antara lain intensitas cahaya, suhu udara, ketersediaan air dan unsur hara. Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan daun adalah nitrogen, jika konsentrasi nitrogen rendah dari kebutuhan tanaman menyebabkan pertumbuhan daun lambat dan jika nitrogen diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman maka tanaman akan menghasilkan daun yang banyak. Suteja (1987) mengatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan vegetatif tanaman karena nitrogen merupakan penjoisun dari semua protein dan asam nuklead. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ammonium (NH4^) dan nitrat (N03'), tetapi nitrat yang diserap segera tereduksi menjadi ammonium melalui enzim yang diaktifkan oleh onsur molybdenum. Ionion ammonium dan beberapa karbohidrat mengalami sintesis dalam daun dan dirubah menjadi asam amino, terutama terjadi pada hijau daun. Dengan demikian ketersediaan unsur nitrogen disamping unsur-unsur lainnya dapat menghasilkan
18 protein yang lebih banyak, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, diantaranya adalah semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah daun. Nitrogen, fospfor dan kalium sangat berperan dalam proses fisiologis tanaman seperti proses fotosintesis. Unsur-unsur tersebut berperan dalam penyusunan khlorofil, meningkatkan kerja khloroplas dan mentranslokasikan karbohidrat hasil fotosintesis. Semakin laju proses fotosintesis maka energi yang dihasilkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan besar. Sehingga kekurangan unsur ini dapat menurunkan laju fotosintesis pada akhimya pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat seperti pertumbuhan jumlah daun. Hakim, dkk (1986) mengatakan bahwa nitrogen merupakan bagian penyusun setiap sel hidup karena itu terdapat pada seluruh bagian tanaman. Unsur ini juga penyusun enzim dan molekul khlorofil. Fosfor berfungsi mengubah karbohidrat menjadi gula dan meningkatkan kerja khlorofil. Suteja (1987) mengatakan bahwa kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein. Pada cairan sel kalium terdapat dalam bentuk ion keadaan ini merupakan bagian yang penting dalam meningkatkan turgor sel yang disebabkan oleh tekanan osmotis. 4.3. Luas Daun (cm^) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4c) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun bibit durian. Untuk mengetahui perbedaan luas daun pada masing-masing perlakuan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji DNMRT pada taraf 5 % dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Jumlah luas daun bibit durian pertanaman dengan pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda (cm ) Jenis Perlakuan Luas daun(cm ) Sludge sawit dan TS 2 : 5 (F) 363.97 a Sludge sawit dan TS 2 :3 (E) 308.70 a Sludge sawit dan TS 2 : 7 (G) 266.10 a Pupuk kandang dan TS 2 : 3 (B) 263.93 a Pupuk kandang dan TS 2 : 7 (D) 242.67 a Pupuk kandang dan TS 2 : 5 (C) 234.13 a TS (topsoil) 1 : 0 (A) 206.63 a KK= 34.27 %
19 Angka-angka yang diikuti oleh huruf keeil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut uji lanjut DNMRT 5 %. Table 3 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap luas daun. Hal ini disebabkan unsur hara yang terkandung didalam media tanam yang diberikan belum mencukupi kebutuhan tanaman. Pada pertumbuhan dan perkembangan daun tanaman memerlukan unsur nitrogen sehingga kekurangan unsur ini dapat menghambat pertumbuhan dari luas daun. Lakitan (1992) mengatakan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun antaralain intensitas cahaya, suhu udara, ketersediaan air dan unsur hara. Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan daun adalah nitrogen. Konsentrasi nitrogen tinggi umumnya menghasilkan daun yang lebih luas. Jika ketersedian unsure hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat dilihat penyimpanganpenyimpangannya. Gejala kekurangan unsure hara ini dapat berupa pertumbuhan daun terhambat seperti luas daun. Suteja (1987) mengatakan bahwa unsur nitrogen diperlukan dalam pertumbuhan daun tanaman dimana nitrogen menyebabkan daun tanaman jadi hijau dan lebar. Pada awal pertumbuhan daun hingga hingga mencapai ukuran 20-30% dari ukuran maksimalnya daun tanaman dikotil tergantung pada karbohidrat yang dikirim dari daun tua ke daun yang muda. Daun muda lebih berperan sebagai lambung (sink) dan belum berfungsi sebagai sumber (source) karbohidrat bagi tanaman. Daun tanaman juga mengambil nitrogen dalam bentuk nitrat atau asam amino, fosfor dan kalium secara terus-menerus sampai mencapai ukuran maksimal. Pada awal perkembangannya unsur hara tersebut berasal dari daun tua dan berangsur-angsur menyerap unsur hara dari tanah yang diserap akar. Sehingga kekurangan unsur nitrogen, fosfor dan kalium akan menghambat pertumbuhan dari ukuran daun seperti luas daun (Lakitan, 1996).
20 4.4. Lingkar Batang Atas (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4d) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun bibh durian. Untuk mengetahui perbedaan lingkar batang atas pada masing-masing perlakuan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji DNMRT pada taraf 5 % dapat dilihat pada table 4 Tabel 4. Rata-rata lingkar batang atas bibit durian dengan pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda (cm) Jenis Perlakuan Lingkar batang atas(cm ) Pupuk kandang dan TS 2 : 7 (D) 1.7333 a Pupuk kandang dan TS 2 : 5 (C) 1.7333 a Sludge sawit dan TS 2 : 5 (F) 1.7333 a Pupuk kandang dan TS 2 : 3 (B) 1.6000 a Sludge sawit dan TS 2 :3 (E) 1.5667 a Sludge sawit dan TS 2 : 7 (G) 1.5000 a TS (topsoil) 1 : 0 (A) 1.4667 a KK= 13.74% Angka-angka yang diikuti oleli huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut uji lanjut DNMRT 5 %. Table 4 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadaplingkar batang atas. Hal ini disebabkan oleh unsur hara yang terkandung didalam media tanam yang diberikan belum mencukupi kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan terutama lingkar batang bibit. Tanaman akan tumbuh baik apabila faktor yang mempjengaruhi pertumbuhan sesuai dengan kebutuhan tanaman seperti ketersediaan unsur hara. Bila unsure hara yang dibutuhkan tanaman tidak cukup maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan apabila unsur hara yang tersedia melebihi kebutuhannya maka tanaman akan keracunan karena tanaman tidak dapat menyeleksi unsur hara yang diserapnya. Sarief (1986) mengatakan bahwa nitrogen merupakan unsure hara utama bagi pertumbuhan tanaman sebab merupakan penyusun dari semua protein dan asam nukleat, dengan demikian penyusun protoplasma secara keseluruhan. Djohana (1986) menambahkan nitrogen dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman seperti lingkar batang.
21 Hakim, dkk (1986) mengatakan bhwa nitrogm, fosfor dan kalium merupakan factor pembatas karena pengaruhnya nyata bagi tanaman serta merupakan unsur hara yang paling banyak jumlahnya dibutuhkan tanaman. Perbesaran lingkar batang dipengaruhi oleh ketersediaan unsure kalium, kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya proses perbesaran lingkar batang. Sarief (1986) mengatakan bahwa kalium mempunyai fungsi penting dalam menguatkan tanaman, berperan dalam transpirasi, kerja enzim, translokasi karbohidrat dan absorbsi unsure hara. Menurut Harjadi (1979), untuk pembelahan dan pembesaran dibututuhkan adanya air dan karbohidrat yang cukup. Pembelahan sel terjadi dalam jaringan meristematik pada titik tumbuh batang, akar dan cambium. Kalau sel di daerah ini mulai membesar maka akan terbentuk vakuoia-vakuola yang secara aktif dapat mengabsorbsi air dan unsur hara da;lam jumlah besar. Akibat adanya absorbsi dan air menyebabkan terjadinya pemanjangan dari sel sehingga dinding sel menjadi tebal karena menumpukknya sellulosa. 4.5. Berat Kering Bibit (gr) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4e) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap berat kering bibit durian. Untuk mengetahui perbedaan berat kering pada masing-masing perlakuan maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji DNMRT pada taraf 5 %, dapat dilihat pada table 5. Tabel 5. Rata-rata berat kering bibit durian dengan pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda (cm) Jenis Perlakuan Berat kering (gr) Sludge sawit dan TS 2 : 5 (F) 2.9967 a Sludge sawit dan TS 2 : 3 (E) 2.8800 a Pupuk kandang dan TS 2 : 5 (C) 2.5167 a Sludge sawit dan TS 2 : 7 (G) 2.4900 a Pupuk kandang dan TS 2 : 7 (D) 2.4700 a Pupuk kandang dan TS 2 : 3 (B) 2.3433 a TS (topsoil) 1 : 0 (A) 2.1267 a KK= 33.54 % Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut uji lanjut DNMRT 5 %.
22 Table 5 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap berat kering bibit. Berat kering bibh sangat ditentukan oleh unsur yang tersusun didalamnya yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Selain unsur hara utama NPK diperlukan juga unsur mikro CI (klor). Diduga pemberian perlakuan berbagai perbandingan media tanam yang berbeda belum dapat meningkatkan berat kering bibit yang optimum. Hal ini dapat dilihat karena dalam komposisi pupuk kandang dan sludge sawit tidak terdapat unsur CI sebagai unsur yang dapat meningkatkan berat kering tanaman. Sesuai dengan pendapat Lingga (2003) yang menyatakan bahwa unsur klor dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman. Lakitan (1995) menyatakan bahwa berat kering tanaman mencerminkan akumulasi senyawa organik. air (H2O) dan CO2 dengan energi sinar matahari pada daun yang berklorofil sehingga terjadi proses fotosintesis, unsur hara yang diserap oleh akar tanaman baik yang digunakan dalam sintesa senyawa organik maupun yang tetap dalam bentuk ionik dalam jaringan tanaman akan memberikan kontribusi terhadap berat kering tanaman. Tanaman akan tumbuh subur jika unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat diserap oleh tanaman. Dengan tersedianya unsur hara maka dapat merangsang tanaman untuk menyerap unsur hara lebih banyak serta merangsang fotosintesis. Hasil dari fotosintesis berupa fotosintat dan asimilat akan dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif