APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1 :Kebutuhan rumah di Jakarta. Sumber :

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012

TINJAUAN SISTEM DESAIN PEMANFAATAN AIR HUJAN PADA RUMAH TINGGAL DI BINTARO, JAKARTA

ANALISIS DAN PERENCANAAN PAH SEBAGAI SUMBER AIR BAKU ALTERNATIF (Studi Kasus: Perumahan Nilagraha Pabelan Surakarta)

BAB IV ANALISIS IV.1ANALISIS MANUSIA

SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA UTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

Tabel 1.1 : Tabel laju pertumbuhan penduduk menurut Provinsi Sumber : Statistics Indonesia, diakses 17 Maret 2014

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

Hotel Kapsul Menggunakan Sistem Rainwater Harvesting Di Tanah Abang Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

BAB 4 ANALISIS 4.1 Aspek Manusia

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN DI PULAU MERBAU. Joleha 1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Balai Materia Medica di Batu (Perancangan Ulang dengan Penerapan Prinsip Konservasi Air)

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

BAB I. PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan menyebabkan bertambahnya kebutuhan hidup,

APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA

MAKALAH. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n

JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

Hotel Resort Di Gunungkidul

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

Leonardus Gunendra, Albertus Galih Prawata, ST., M.Arch Yanita Mila Ardiani, ST., MT

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

ABSTRAK

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di D.I. Yogyakarta. Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota Tahun (000 jiwa)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung-

Pilar Estetis Penjernih Air Hujan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB I PENDAHULUAN I - 1

menyebabkan kekeringan di musim kemarau,

APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

PENGENDALIAN BANJIR DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA DENGAN KONSEP ZERO RUN OFF FLOOD CONTROL AT UKRIDA INTEGRATED COMPLEX WITH ZERO RUN OFF CONCEPT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Galih Damar Pandulu 1,*, Esti Widodo 1 1 Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi *

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Perencanaan Sistem Penampung Air Hujan Sebagai Salah Satu Alternatif Sumber Air Bersih di Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT Lisa Chandra, Sigit Wijaksono, Susilo Kusdiwanggo Universitas Bina Nusantara, Jakarta, lischan_jujin@yahoo.co.id ABSTRAK Banyak dari kaum komuter adalah usia produktif seperti mahasiswa, karyawan atau usahawan yang memiliki aktivitas di perkotaan dan memerlukan tempat tinggal sementara untuk jangka waktu tertentu serta dekat dengan pusat kegiatan. Dalam hal ini mementingkan efisiensi biaya, efisiensi waktu, dan gaya hidup. Salah satu solusinya adalah apartemen servis adalah apartemen sewa yang dilengkapi dengan pelayanan harian hotel seperti layanan kamar, binatu, dan makanan, namun harganya lebih ekonomis daripada hotel.permasalahan yang menjadi topik dari isu lingkungan di Jakarta adalah kemacetan dan banjir. Jakarta sendiri masih belum mencapai kebijakan 30%, pengerasan permukaan lahan di Jakarta akibat pembangunan untuk menunjang pertumbuhan kebutuhan masyarakat menimbulkan masalah ekosistem. Salah satunya adalah siklus air, seiringnya peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan hunian semakin meningkat pula dampak dalam peningkatan konsumsi SDA salah satunya sumber daya air, dalam hal pembangunan di Jakarta sendiri banyak menggunakan air tanah besar-besaran dan itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan muka tanah di wilayah Jakarta. Perlunya penerapan sistem pemakaian air hujan untuk memenuhi kebutuhan air yang saat ini semakin terbatas. Sistem daur ulang air hujan penerapannya yaitu dengan menangkap air hujan lalu disaring dan kemudian dimanfaatkan kembali untuk keperluan air sehari-hari. Kata Kunci: desain berkelanjutan, pemanfaatan air hujan, atap hijau, apartemen sewa. ABSTRACT Many of the commuters are of childbearing age as students, employees or entrepreneurs who have activities in urban areas and require a temporary residence for a specific period and close to the center. In this case the importance of cost efficiency, time efficiency, and lifestyle. One solution is to rent apartments serviced apartments are equipped with daily services such as hotel room service, laundry, and food, but it is more economical than a hotel.the problems that became the topic of environmental issues in Jakarta is the congestion and flooding. Jakarta itself has yet to reach 30% policy, hardening the surface of the land in Jakarta from development to support the growth needs of the ecosystem to cause problems. One is the water cycle, the increasing population will need housing also increases the impact of the increased consumption of natural resources one of the water resources, in terms of development in Jakarta itself much use of large-scale ground water and it is one of the factors that led to a decrease face of the land in the area of Jakarta.The need for implementation of rainwater usage system to meet the water needs of today's increasingly limited. Rainwater recycling system implementation is to catch rain water and then filtered and then reused for the purposes of water daily. Keywords : sustainable design, utilization of rain water, green roof, rental apartment.

PENDAHULUAN Dewasa ini pertumbuhan penduduk di Ibu Kota Jakarta memang sudah terlalu padat. Adanya kepadatan tersebut membuat kebutuhan akan perumahan di lingkungan perkotaan semakin besar. Pembangunan kian meningkat membuat lahan perkotaan semakin sempit. Adanya keterbatasan lahan tersebut membuat perkembangan hunian yang merupakan kebutuhan dari masyarakat basisnya dialihkan ke daerah sub-urban. Banyak masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran kota seperti di Bogor, Tangerang, bekasi, Depok (biasanya disebut dengan komuter) namun mereka bekerja di Jakarta. Timbul beberapa fenomena diantaranya : 1. Waktu tempuh perjalanan yang lebih lama karena jarak dan faktor macet. 2. Bagi pengguna kendaraan pribadi seringnya terjebak macet membuat biaya bahan bakar meningkat. 3. Penurunan kualitas lingkungan dan pemanasan bumi Global Warming Banyak dari kaum komuter adalah usia produktif seperti mahasiswa, karyawan atau usahawan yang memiliki aktivitas di perkotaan dan memerlukan tempat tinggal sementara untuk jangka waktu tertentu serta dekat dengan pusat kegiatan. Dalam hal ini mementingkan efisiensi biaya, efisiensi waktu, dan gaya hidup. Salah satu solusinya adalah membuat hunian vertikal untuk menjawab masalah harga tanah perkotaan yang mahal, wujudnya adalah apartemen yaitu bangunan yang memuat beberapa grup hunian yang berupa rumah flat atau rumah bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan. Pengertian terjangkau ini disesuaikan dengan sasaran konsumen bagi setiap apartemen. Ada dua kategori apartemen, apartemen jual dan apartemen sewa. Apartemen jual secara umum dikenal sebagai apartemen strata title sale atau kondominium. Sedangkan apartemen sewa, lebih lanjut dibedakan lagi menjadi apartemen sewa tanpa servis dan apartemen servis. Apartemen servis adalah apartemen sewa yang dilengkapi dengan pelayanan harian hotel seperti layanan kamar, binatu, dan makanan.dengan adanya tambahan pelayanan pada apartemen servis umumnya diminati oleh mereka yang memerlukan akomodasi jangka pendek. Tabel berikut akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai kelompok apartemen:. Tabel 1-1: Kategori Apartemen di Jakarta Sumber :Colliers Internasional Indonesia- Riset dan Konsultasi.

Apartemen sewa berbasis serviced apartment umumnya dibangun di tempat-tempat yang strategis sebagai solusi terhadap masalah jarak hunian dan tempat kerja.apartemen Sewadinilai lebih ekonomis daripada hotel untuk mewadahi para pekerja/pembisnis dari luar Jakarta yang ingin tinggal dalam jangka waktu tertentu. Pertimbangan pemilihan lokasi merupakan yang utama dalam suatu pembangunan. Kawasan yang dipilih pun harus memiliki potensi dan sesuai dengan peruntukan yang sudah ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Setiap wilayah/kawasan dalam kota Jakarta memiliki potensi yang berbeda. Peta 1-1 : Peta zona urgensi pengembangan wilayah Jakarta Peta 1-2: Peta rencana struktur ruang daratan di Jakarta Grogol Pertamburan Sumber : www.tatakota-jakartaku.net Permasalahan yang menjadi topik dari isu lingkungan di Jakarta adalah pengerasan permukaan lahan di Jakarta akibat pembangunan untuk menunjang pertumbuhan kebutuhan masyarakat menimbulkan masalah ekosistem. Salah satunya adalah siklus air, seiringnya peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan hunian semakin meningkat pula dampak dalam peningkatan konsumsi SDA salah satunya sumber daya air, dalam hal pembangunan di Jakarta sendiri banyak menggunakan air tanah besar-besaran dan itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan muka tanah di wilayah Jakarta. Tabel 1-2 : Data penurunan permukaan tanah pada 5 wilayah DKI Jakarta dari 1993 sampai 2005. Sumber: Dinas Pertambangan DKI-Jakarta 2005.

Untuk mengendalikan kualitas air dan penyediaan air tanah, maka bagi setiap bangunan baik yang telah ataupun akan membangun disyaratkan untuk membuat resapan air. Hal ini sangat penting artinya untuk menjaga agar kawasan terbangun kota, tinggi muka air tanah agar tidak makin menurun. Dalam meningkatkan daya resap air ke dalam tanah, maka perlu dikembangkan kawasan resapan air yang menampung buangan air hujan dari saluran drainase. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah dengan memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan keseharian di hunian. Pada kebutuhan sehari-hari, Air sebagai sumber daya yang sangat penting bagi manusia, dilihat dari sisi aktivitas hunian di apartemen misalnya saja dalam penggunaan air untuk mandi, flush toilet, cuci tangan, cuci piring, cuci baju, pengairan pada taman. Hunian mempunyai konstribusi fisik yang terbesar pada lingkungan buatan dan terbanyak menempati ruang kota, karena itu hunian di suatu kawasan berpengaruh terhadap keberlanjutan kota dan berperan besar dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan. Maka itu perlu dilakukan efisiensi air dengan cara memanfaatkan lagi air yang ada dan melakukan penyerapan air hujan. Kajian ini bermaksud memanfaatkan potensi tapak dan iklim Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi dengan pendekatan basic prinsip manajemen efisiensi air (water management) dengan mengadakan rainwater haversting pada bangunan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari penghuni apartemen sewa dari sistem rainwater haversting. Pada kajian pendahulu, D.G.Rees, S.Nyakaana dan T.H.Thomas (2000) dalam working paper yang berjudul Very Low Cost Roofwater Harvesting in East Africa membahas pemanfaatan air hujan yang dipanen dari air hujan di atap dan digunakan kembali untuk kebutuhan warga Afrika Timur dan hasil yang didapat terlihat bahwa adanya penghematan ekonomi dan pelestarian lingkungan sekitar. Selain itu juga pada kajian lain diperkuat oleh pernyataan Hattie Hartman (2009) dalam jurnalnya yang disimpulkan bahwa When water savings are specified, they must justify the system s environmental costs. Untuk itu penulis mencoba melakukan hal yang sama yaitu memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air harian, tetapi dengan cara yang sedikit berbeda yaitu diterapkan pada desain bangunan khususnya pada elemen bangunan seperti atap dan kanopi karena penyesuaian iklim di Indonesia yang cenderung memiliki curah hujan yang cukup tinggi. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan tahap pertama memakai standar kebutuhan air sehari-sehari perorang lalu menentukan keperluan air bersih yang akan digantikan oleh air hujan. Setelah itu menggunakan rumus untuk menemukan luas area tangkapan (catchment area) dengan data curah hujan tahunan yang diperoleh dari BMKG, pengujian luas yang didapat di bandingkan dengan pemenuhan kebutuhan air penghuni perbulan melalui proyeksi 3 tahun. Hasil yang diharapkan adalah luas area penangkap yang akan diterapkan dalam konsep perencanaan dan perancangan akan memenuhi kebutuhan air penghuni apartemen sewa secara berkelanjutan.

HASIL DAN BAHASAN Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui jumlah kebutuhan air pada bangunan dan menentukan kebutuhan air apa saja yang dapat digantikan dengan air hujan. Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibutuhkan manusia, kebutuhan dasar air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari Tabel 1-3:Penggunaan Air Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick Table 1-4:Kebutuhan air pada hunian Apartemen Use Gallons per Capita Percentage of Total Daily Use Showers 11.6 16.8% Clothes Washers 15.0 21.7% Dishwashers 1.0 1.4% Toilets 18.5 26.7% Baths 1.2 1.7% Leaks 9.5 13.7% Faucets 10.9 15.7% Other Domestic Uses 1.6 2.2% Sumber :Handbook of Water Use and Conservation, Amy Vickers 2001 Dari data tersebut, terlihat bahwa persentase terbesar kebutuhan air harian per orang pada hunian rata-rata adalah air untuk mandi, flush toilet, dan mencuci pakaian. Oleh karena itu, kebutuhan air yang akan digantgikan digantikan oleh air hujan yaitu pemakaian air untuk mandi, flush toilet, dan mencuci pakaian. Untuk kebutuhan air minum akan menggunakan sumber lain karena air minum harus memenuhi syarat kesehatan dan air hujan di Jakarta tergolong asam. Dari kebutuhan tersebut kemudian ditotal untuk mendapatkan kebutuhan air hujan yang harus ditangkap per bulan. Kebutuhan Tabel 1-5 Kebutuhan air yang akan digantikan air hujan. Liter Galon Jmlh orang Total Gallon Kamar Mandi 30 7.92 400 68 Toilets flush 6 1.58 400 632 Cuci Pakaian 25 6.6 400 2640 Total per hari 6440

Tabel 1-6 :Total kebutuhan air yang akan diganti air hujan per bulan dalam 1 tahun. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Hari 28 30 30 30 30 Jumlah dalam Galon 180320 193200 193200 193200 193200 Rata-Rata 195883 Setelah mengetahui total kebutuhan air dalam satu bulan yang akan digantikan oleh air hujan, selanjutnya dimasukkan ke rumus penghitungan penangkap air hujan untuk mendapatkan luas area tangkapan dengan supply rata-rata bulanan sebesar 2.350.600 galon air. Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623 x Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient Air hujan yang tertangkap oleh permukaan dan mengalir dengan lancar yang tidak diserap oleh permukaan penangkap sesuai dengan koefisiensi aliran. Tabel 1-7: Runoff Coefficients Sumber :Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H, October 2004 Material penangkap air hujan menggunakan betondengan koefisiensi runoff0,9 (banyak air yang tertahan) sampai 1 (sedikit yang tertahan, lancar) dan jika menggunakan permukaan vegetasi koefisiensi runoff 0.6 (banyak air yang tertahan) dan 0.1 (sedikit yang tertahan, lancar). Koefisiensi runoff yang digunakan adalah sebesar 0,9 untuk mengantisipasi air mengalir tidak terlalu lancar sehingga menggunakan nilai koefisiensi terrendah berdasarkan tabel 4.10runoff coefficients.

BULAN TABEL 1-8: DATA CURAH HUJAN PD. BETUNG RATA-RATA TOTAL TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 Rata2/Bula n mm Januari 385,50 329,40 396,80 140,50 239,90 298,42 11,75 Februari 6,70 211,00 287,70 8,40 592,40 447,84 17,63 Maret 333,80 269,50 157,90 83,40 174,20 203,76 8,02 April 182,80 103,00 256,50 265,80 206,60 202,94 7,99 Mei 290,30 204,30 132,30 180,20 113,20 184,06 7,25 Juni 26,60 278,10 88,20 70,40 99,90 112,64 4,43 Juli 228,60 225,30 48,00 0,50 9,10 102,30 4,03 Agustus 23,00 157,30 6,20 65,40 53,10 61,00 2,40 September 26,80 143,30 0,20 128,80 68,50 73,52 2,89 Oktober 26,50 241,30 5,00 181,50 41,00 99,06 3,90 Nopember 220,80 206,70 98,90 250,80 370,30 229,50 9,04 Desember 207,20 1,40 336,00 484,80 99,70 251,82 9,91 Rata2/Tahun 189,05 208,38 151,14 223,63 172,33 188,91 7,44 Sumber: BMKG Data curah hujan yang digunakan merupakan rata-rata curah hujan tahunan yakni dari tahun 2004 sampai 2008 sebesar 7,44 inches. Jadi luas permukaan total yang dibutuhkan yaitu : 195883 = 7,44 x 0,623 x luas permukaan penangkap x 0,9 195883 = 4,2 x luas permukaan penangkap Luas = 46.638 ft 2 = 4.197m 2 (* 1 square feet / ft 2 / kaki = 0.09290304 m 2 ) inche s Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623x Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient (Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H., October 2004 Setelah mendapatkan luas permukaan penangkap bangunan berdasarkan perhitungan diatasmendapat hasil seluas46.638 ft 2 atau 4.197m 2. Data ini digunakan untuk mencari total air yang dapat ditampung oleh sistem penangkap air hujan dengan luasan tersebut. TABEL 4-12: AIR HUJAN YANG DAPAT DITANGKAP PERBULAN DENGAN LUAS PENANGKAP 46638 ft 2 ATAU 4197m 2 Bulan Rainfall Rainfall x 0,623 Luas Penangkap Hujan (ft2) Gross Supply Runoff Coefisient Total Supply (Gallons) Januari 11,75 7,32 46638 341390,16 0,9 307251,14 Februari 17,63 10,98 46638 512085.24 0,9 460876.76 Maret 8,02 5,00 46638 2390 0,9 209871 April 7,99 4,98 46638 232257.24 0,9 2090.51 Mei 7,25 4,51 46638 210337.38 0,9 183303.64 Juni 4,43 2,76 46638 128720.88 0,9 115848.792 Juli 4,03 2,51 46638 117061.38 0,9 105355.24 Agustus 2,04 1,50 46638 69957 0,9 62961.3 September 2,89 1,80 46638 83948.4 0,9 75553.6 Oktober 3,90 2,43 46638 113330.34 0,9 101997.3 November 9,04 5,63 46638 262571.94 0,9 2364,74 Desember 9,91 6,18 46638 244888,84 0,9 259400.55

Tahap kedua yaitu, setelah mendapatkan hasil dari total air yang dapat ditampung tiap bulan, data tersebut akan di uji kembali(feedback)untuk mengetahui apakah dengan luasan area penangkap hujan seluas46638 ft 2 atau 4197m 2 dapat mencukupi kebutuhan air yang dapat digantikan oleh air hujan tiap bulan dengan melihat sisa air yang dapat ditampung dan dibuat simulasi proyeksi 3 tahun kedepan. TABEL 4-13 : PROYEKSI PER TAHUN DAYA PENYIMPANAN AIR HUJAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR PENGHUNI APARTEMEN SEWA DENGAN LUAS PENANGKAP 46638 ft 2 ATAU 4197 m 2 TAHUN PERTAMA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari 307251,14 107611.14 107611.14 Februari 460876.76 180320 280556.67 388167.81 Maret 209871 102 398398.81 April 2090.51 193200 158 414229.81 Mei 183303.64-16336.36 397893.45 Juni 115848.792 193200-77351.2 320542.25 Juli 105355.24-94284.76 226257.49 Agustus 62961.3-193348.7 32908.79 September 75535.6 193200-117664.4 0-84755.61 Oktober 101997.3-97642.7 0-97642.7 November 2364,74 193200 414.74 414.74 Desember 259400.55 59760.55 102875.29 TAHUN KEDUA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari 307251,14 107611.14 210486.43 Februari 460876.76 180320 280556.67 491043.1 Maret 209871 102 501274.1 April 2090.51 193200 158 517105.1 Mei 183303.64-16336.36 500768.74 Juni 115848.792 193200-77351.2 423417.54 Juli 105355.24-94284.76 329132.78 Agustus 62961.3-193348.7 135784.08 September 75535.6 193200-117664.4 18119.68 Oktober 101997.3-97642.7 0-79523.02 November 2364,74 193200 414.74 414.74 Desember 259400.55 59760.55 102875.29 TAHUN KETIGA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari 307251,14 107611.14 210486.43 Februari 460876.76 180320 280556.67 491043.1 Maret 209871 102 501274.1 April 2090.51 193200 158 517105.1 Mei 183303.64-16336.36 500768.74 Juni 115848.792 193200-77351.2 423417.54 Juli 105355.24-94284.76 329132.78 Agustus 62961.3-193348.7 135784.08 September 75535.6 193200-117664.4 18119.68 Oktober 101997.3-97642.7 0-79523.02 November 2364,74 193200 414.74 414.74 Desember 259400.55 59760.55 59760.55 Tabel diatas merupakansimulasi data perhitungan penangkap air hujan berdasarkan kebutuhan air jika digunakan setiap hari dalam pertahun oleh total penghuni apartemen. Melalui perhitungan tersebut dapat dilihat pada pada tahun pertama terjadi defisit di bulan Oktober dan November dan pada tahun kedua dan ketiga terjadi desifit setiap bulan Oktober, bahwa air simpanan yang ada di tangki penampungan tidak bersisa dan masih kurang

2392.82 galon untuk kebutuhan air yang digantikan oleh air hujan. Dari hasil analisa perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa luasan penangkap hujan sebesar 46638 ft 2 atau 4197m 2 masih belum bernilai sustainable karena masih belum mampu memenuhi kebutuhan air secara berkelanjutan pada bulan Oktober pada tahun pertama. Tetapi pada tahun kedua dan ketiga terlihat tidak terjadi defisit. Solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menambah luasan permukaan penangkap air hujan tidak hanya pada atap tetapi dapat digunakan elemen bangunan. Alasan menambah luasan penampang penangkap air hujan agar mendapatkan supply air yang lebih besar untuk mengurangi defisit tiap tahunnya.antipasi pada musim kemarau dapat diatasi dengan menyimpan air hujan pada bulan musim hujan lebih banyak.penambahan luasan diperbesar menjadi 5000m 2 atau 53819.5ft 2, untuk membuktikan penambahan luasan tersebut memenuhi syarat sustanaible maka akan dilakukan simulasi penyimpanan air proyeksi 3 tahun dalam pemenuhan kebutuhan para penghuni dalam apartemen sewa ini. Bulan TABEL 4-14: AIR HUJAN YANG DAPAT DITANGKAP PERBULAN DENGAN LUAS PENANGKAP 53819.5 ft 2 ATAU 5000 m 2 Rainfall Rainfall x 0,623 Luas Penangkap Hujan (ft2) Gross Supply Runoff Coefisient Total Supply (Gallons) Januari 11,75 7,32 53819.5 393955.08 0,9 354559.57 Februari 17,63 10,98 53819.5 590938.11 0,9 5844.99 Maret 8,02 5,00 53819.5 269097.5 0,9 242187.75 April 7,99 4,98 53819.5 268021.11 0,9 241218.99 Mei 7,25 4,51 53819.5 242725.94 0,9 218453.35 Juni 4,43 2,76 53819.5 148541.82 0,9 133687.63 Juli 4,03 2,51 53819.5 135086.94 0,9 121579.25 Agustus 2,04 1,50 53819.5 80729.25 0,9 72656.32 September 2,89 1,80 53819.5 96875.1 0,9 87187.59 Oktober 3,90 2,43 53819.5 1307814.3 0,9 117703.24 November 9,04 5,63 53819.5 303003.78 0,9 272703.4 Desember 9,91 6,18 53819.5 332604.51 0,9 299344.05 TABEL 4-15 : PROYEKSI 3 TAHUN DAYA PENYIMPANAN AIR HUJANUNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR PENGHUNIAPARTEMEN SEWA DENGAN LUAS PENANGKAP53819.5 ft 2 ATAU 5000 m 2 TAHUN PERTAMA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari 354559.57 154919.57 154919.57 Februari 5844.99 180320 351524.99 506444.56 Maret 242187.75 42547.75 548992. April 241218.99 193200 48018.99 597011.3 Mei 218453.35 18813.35 615825.65 Juni 133687.63 193200-59512.37 5563.28 Juli 121579.25-78060.75 478252.53 Agustus 72656.32-126983.68 351268085 September 87187.59 193200-106012.41 245256.44 Oktober 117703.24-187936.76 579.68 November 272703.4 193200 79503.4 136823.08 Desember 299344.05 99704.05 236527.13 TAHUN KEDUA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari 354559.57 154919.57 391176.7 Februari 5844.99 180320 351524.99 742701.69 Maret 242187.75 42547.75 785249.44 April 241218.99 193200 48018.99 833262.43 Mei 218453.35 18813.35 852081.78 Juni 133687.63 193200-59512.37 792569.41 Juli 121579.25-78060.75 714508.66 Agustus 72656.32-126983.68 587524.98

September 87187.59 193200-106012.41 481512.57 Oktober 117703.24-187936.76 293575.81 November 272703.4 193200 79503.4 373079.21 Desember 299344.05 99704.05 472783.26 TAHUN KETIGA Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air Penyimpanan dalam tangki Januari 354559.57 154919.57 627702.83 Februari 5844.99 180320 351524.99 979227.82 Maret 242187.75 42547.75 1021775.57 April 241218.99 193200 48018.99 1069794.56 Mei 218453.35 18813.35 1088607.91 Juni 133687.63 193200-59512.37 1029095.54 Juli 121579.25-78060.75 951034.79 Agustus 72656.32-126983.68 824051.11 September 87187.59 193200-106012.41 718038.7 Oktober 117703.24-187936.76 530101.94 November 272703.4 193200 79503.4 609605.34 Desember 299344.05 99704.05 709309.39 Hasil simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh penambahan luas area penangkap terhadap ketersediaan sisa air penyimpanan dalam tangki. Hasil dari penambahan luasan menjadi 53819.5 ft 2 atau 5000m 2 terlihat tidak terjadi defisit melainkan setiap tahunnya mengalami penambahan sisa air. Untuk volume tangki penampungan suplai air hasil tangkapan disesuaikan dengan kebutuhan penyimpanan terbesar pada tahun pertama di bulan Mei yaitu sekitar 615825.65 galon atau 2.330.900,08 liter dibulatkan menjadi 2.3.000 liter. Maka daya tampung tangki penyimpanan diharapkan mempunyai volume 2.3 m 3. Membahas tentang kajian diatas, bahwa untuk memanfaatkan air hujan memerlukan luas area tangkap yang cukup besar, jika hanya mengandalkan luasan atap perlu dipertimbangkan bentuk, jenis, material, kebutuhan ruang dan luas lahan, dan lebih baik menambahkan elemen lain pada bangunan sebagai area tangkap, yaitu dengan memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan bangunan dengan cara menangkap air hujan terlebih dahulu dari elemen-elemen selubung bangunan apartemen sewa dan lalu dialirkan dan ditampung dalam bak penampung air hujan selanjutnya melewati beberapa tahap filter lalu didistribusikan ke dalam bangunan untuk penggunaan kebutuhan air penghuni. Dengan luasan permukaan yang diperhitungkan untuk menangkap air hujan adalah sebesar 5000m 2, tidak bisa hanya mengandalkan atap saja tetapi juga harus mengandalkan selubung bangunan. Tidak semua bagian selubung efektif menangkap hujan, untuk itulah dimanfaatkan kanopi sebagai penangkap air hujan karena selain bermanfaat menangkap air hujan, juga sebagai shading panas matahari. Gambar 1-1 : Ilustrasi sistem distribusi pemanfaatan air hujan ke bangunan.

Pada dasarnya konsep desain bangunan apartemen sewa ini memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air mandi, flushing dan mencuci pakaian saja dan untuk air minum tetap menggunakan air tanah karena kualitas air hujan masih mengandung beberapa elemen kimia yang dipaparkan oleh BMKG. Penerapan konsep ini mempengaruhi sistem distribusi air yaitu air hujan yang diserap oleh green roof lalu ditampung sementara pada atap, kemudian dialirkan ke bawah dengan bantuan gravitasi ke reservoir bawah lalu di filter dan dipompa ke atas lagi. Sebagian juga disimpan di reservoir atas sehingga bisa disalurkan ke masing-masing toilet untuk memenuhi kebutuhan. Switching kran berfungsi untuk mengantisipasi jika terjadi kekeringan atau kemarau panjang yang tidak terduga sehingga kebutuhan air membutuhkan suplai air dari air tanah. Gambar 1-2 : Penerapan konsep catchment area Luas total dari atap dan balkon yang diterapkan dalam desain yaitu 10783,46 m 2 yang berarti telah memenuhi kebutuhan area catchment dan kebutuhan air penghuni. Bahkan lebih 5783,46 m 2 yang berarti air yang berlebih dapat dimanfaatkan pula untuk peresapan.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian dan kajian bahwa tercapainya pemenuhan kebutuhan air harian penghuni apartemen sewa dapat digantikan oleh air hujan yang dimanfaatkan sebagai perencanaan dan perancangan desain apartemen sewa di kawasan Grogol bersifat sustainable. Pemenuhan kebutuhan air diperoleh tidak hanya dari atap saja tetapi dapat dari elemen bangunan seperti balkon. Saran dari pembahasan tersebut adalah perhitungan luasan yang tidak cukup pada desain atap dapat memanfaatkan elemen-elemen permukaan bangunan seperti balkon dan kanopi sebagai catchment area. Banyak elemen lain pada bangunan yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai catchment area, tetapi perlunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar. REFERENSI Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2008). Data curah hujan pos Pd. Betung. Colliers Internasional Indonesia- Riset dan Konsultasi. (2007). Data klarifikasi apartemen sewa di Jakarta-Indonesia. D.G.Rees, S.Nyakaana., T.H.Thomas. (2000), Very low cost roofwater Harvesting in East Africa. Diakses 29 Agustus 2012 dari http://www2.warwick.ac.uk. Heinz Frick. (2006). Arsitektur Ekologis.Yogyakarta: Kanisius. Hattie Hartman. (2008). Rainwater Haversting. The Architects jurnal, diakses 28 Juli 2012 dari http://www.architectsjournal.co.uk Jong-Jin Kim and Brenda Rigdon. (1998). Sustainable Architecture Module: Introduction to Sustainable Design. Michigan: National Pollution Prevention Center for Higher Education. Vickers, Amy (2001). Handbook of Water Use and Conservation. Amherst:Waterplow Press. Waterfall, Patricia H. (2006). Harvesting Rainwater for Landscape Use. 2nd ed. Tucson: Arizona Department of Water Resources. RIWAYAT PENULIS Lisa Chandra lahir di kota Medan pada 13 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University, Jakarta dalam bidang arsitektur pada 2012.