PEMILIHAN PENANGANAN GANGGUAN OPERASIONAL KRL JABODETABEK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Wike Wedya Lastin 1 Nahdalina 2

dokumen-dokumen yang mirip
Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

PEMANFAATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL

TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Ade Kusnady

PERILAKU PERJALANAN PENDUDUK DENGAN PILIHAN MODA TRANSPORTASI DI PERBATASAN KOTA

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI TERMINAL DI KOTA SURAKARTA

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Analisis Profil Badan Usaha Milik Negara Tempat Kerja bagi Lulusan Program Studi Matematika

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

ANALISIS INVESTASI PENAMBAHAN GUDANG PADA DISTRIBUTOR SEMEN DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Peralihan Moda Transportasi Jasa Pengiriman Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP): Studi Kasus PT. XYZ

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

EVALUASI KEANDALAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA GEDUNG FISIP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG.

SISTEM INFORMASI PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH MENGGUNAKAN METODE AHP Studi Kasus: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

Penyebaran Kuisioner

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 9 NO. 1 April 2016

Pengertian Metode AHP

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE AHP STUDY KASUS PT. NARA SUMMIT INDUSTRY, CIKARANG

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Jalan Di Kota Bandung Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

TUGAS AKHIR PENENTUAN KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN SUPPLIER PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Industrial Management Analisis Faktor Utama Dalam Memilih Kartu GSM Prabayar dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

III. METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

1. KUESIONER KEPADA MANAJEMEN (MENCARI BOBOT FAKTOR) Responden Yangterhormat, Mulai

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

IDENTIFIKASI POTENSI PENUMPANG MODA PESAWAT TERBANG RUTE BANDAR LAMPUNG JOGJAKARTA DAN SOLO

Metode Analytical Hierarchy Process Pada Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Program Jaminan Sosial

Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

Transkripsi:

PEMILIHAN PENANGANAN GANGGUAN OPERASIONAL KRL JABODETABEK MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Wike Wedya Lastin 1 Nahdalina 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1,2 {lastin_civil09, nahdalina}@yahoo.com Abstrak Sistem operasi kereta rel listrik sangat rentan dengan gangguan. Sedikit saja gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan penundaan, keterlambatan bahkan pembatalan perjalanan kereta api. Diperlukan perekapan penanganan gangguan menurut ahlinya untuk diketahui oleh pengandali perjalanan kereta rel listrik lainnya sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan saat terjadi gangguan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan penanganan gangguan operasional KRL Jabodetabek serta mengetahui keputusan-keputusan yang diambil menurut beberapa pakar. Metode yang digunakan adalah melakukan wawancara kuesioner kepada 5 pakar atau ahli penanganan gangguan pada dinas PT. Kereta Api (Persero) yaitu Senior Menejer KRL Jabodetabek, Senior Menejer operasional PK.OC, Kepala Pusat Pengendalian Operasional Kereta Api (Pusdal Opka) Daop 1 Jakarta, Menejer Operasional PT. Kereta Api (Persero), Pelaksana PK.OC, selanjutnya dari pendapat ke 5 ahli dilakukan analisis dengan mengggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Kata Kunci :Gangguan, operasional, kereta rel listrik, Analitical Hierarchy Process (AHP). SELECTION OF KRL JABODETABEK OPERATIONAL DISTURBANCE HANDLING USING ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD Abstract Electric train operating system is very susceptible to disturbance. A disturbance that occurs can cause a delays, and even the cancellation of train departure. Therefore, it required disturbance handling records according to experts to be known by other electric train controller in order to facilitate in decision making during the disturbance. The purpose of this study is to know factors that influence the decision making in handling operational disorder KRL Jabodetabek and know the decisions taken according to some experts. The method used is to conduct questionnaires interviews to 5 experts or experts handling disorders in the office of PT. KeretaApi (Persero) is Senior Manager of KRL Jabodetabek, Senior Managing Manager of PK.OC, Head of Operational Control Center Railway (PusdalOpka) Daop 1 Jakarta, Operational Manager of PT. KeretaApi (Persero), Executor PK.OC, then from the opinion of the 5 experts analyzed by using Analytical Hierarchy Process (AHP). Keywords: Disturbance, operation, electric rail, Analitical Hierarchy Process (AHP). 46 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

PENDAHULUAN Sistem operasi kereta api sangat rentan dengan gangguan, sedikit saja gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan penundaan, keterlambatan bahkan pembatalan perjalanan kereta api. Penanganan yang tepat sangat diperlukan pada saat gangguan perjalanan terjadi, dan sekarang ini belum adanya peraturan mengenai penanganan gangguan yang terjadi, karena pengendalian kereta sekarang masih dikendalikan oleh human. Human memiliki keterbatasan kemampuan untuk melihat dan menyelesaikan masalah yang komplek, maka dari itu diperlukan sistem pendukung keputusan yang nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Keputusan penanganan keterlambatan sangat tergantung pada human yang sudah berpengalaman. Maka dari itu diperlukan perekapan penanganan setiap jenis keterlambatan yang diperoleh dari pakar untuk diketahui oleh pengendali perjalanan kereta api yang lain sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan. METODE PENELITIAN Tahap awal dari penelitian ini adalah menemukan beberapa masalah yang dihadapi dalam pengambilan keputusan, dan salah satu masalah yang akan dibahas adalah belum adanya peraturan yang jelas mengenai pengambilan keputusan pada saat terjadi gangguan operasional kereta api. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan akan didapat dengan melakukan wawancara kepada pakar. Penelitian ini bertujuan agar dapat membantu PT. KAI (Persero) dalam pengambilan keputusan pada saat terjadi gangguan operaional Kereta api, sehingga dapat mengefisiensi segala kegiatan dan meminimalisir dampak dari gangguan sehingga perjalanan kereta api tidak terganggu. Untuk studi pustaka, kegiatan yang dilakukan adalah mencari literatur, jurnal dan berbagai sumber melalui websitewebsite, buku, dan sebagainya. Kemudian untuk studi lapangan adalah kegiatan tanya jawab langsung terhadap pihakpihak terkait. Pengumpulan data merupakan pengumpulan data awal yang bertujuan untuk mengetahui lebih rinci data-data yang berkenaan dengan penelitian. Untuk data yang diperlukan untuk perhitungan diperlukan metode AHP, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan wawancara dan tanya jawab terlebih dahulu terhadap pihak-pihak terkait yang berkenaan dengan topik yang akan dibahas sehingga mendapat informasi awal untuk melanjutkan kegiatan pengumpulandata selanjutnya, kemudian dilanjutkan pengumpulan data untuk perhitungan AHP yaitu dilakukan dengan cara membuat tabulasi data dengan menggunakan skala dasar yang memberikan bobot nilai pada kriteria-kriteria. Metode AHP digunakan dalam pengolahan data-data tersebut yang kemudian ditentukan hasil akhir dari penelitian yaitu diperoleh nilai eigen vektornya. Dari hasil pengolahan data, akan memberikan hasil urutan alternatif keputusan yang akan diambil pada saat terjadi gangguan operasional KA. Diawali dengan menghitung nilai index Konsistensi (CI) yang berguna untuk melihat konsistensi jawaban responden dalam memberikan penilaian terhadap faktor-faktor penunjang keputusan. Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2. Lastin, Nahdalina, Pemilihan Penanganan... 47

(1) HASIL SURVEY DAN WAWANCARA (2) TABULASI DATA (3) MATRIX PAIRWAISE (6) CONSISTENSY RATIO (7) INDEX CONSISTENCY (4) NILAI EIGEN VEKTOR Gambar 1. Tahapan Pembobotan Analisis Pengambilan Keputusan MULAI IDENTIDIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA PENGUMPULAN DATA AHP PENGOLAHAN DATA AHP ANALISIS MASALAH KESIMPULAN DAN SARAN SELESAI Gambar 2. Diagram Alir Langkah-langkah Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hierarki adalah bagian dari tahapan AHP yang sangat penting, oleh karena penyusunan hierarki bertujuan untuk memberi penilaian atau pendapat secara sederhana. Sistem yang kompleks dapat dengan mudah dipahami menggunakan hierarki karena akan dipecah menjadi berbagai elemen yang menjadi elemenelemen pokoknya, kemudian menyusun elemen tersebut secara hierarki. Dalam struktur hierarki dari kasus permasalahan yang ingin diteliti yakni penentuan keputusan penanganan keterlambatan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek. Hierarki dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3. 48 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

KETERANGAN : 1. Longsor. 2. Banjir. 3. Pohon Tumbang. 4. Demonstrasi. 5. Tabrakan KA dengan Jalan Raya 6. KA Menemper Orang. 7. Anjlogan. 8. Gangguan AC. 9. Gangguan Pengereman. 10. Gangguan Sinyal. 11. Gangguan Hubungan Blok. 12. Kawat LAA Putus. 13. Gangguan Meja Pengendalian. 14. Gangguan Pesawat DIspatching Gambar 3. Struktur Hierarki Penanganan Gangguan Operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek Responden adalah orang yang dijadikan objek dalam pengisian kuesioner penelitian. Penentuan responden merupakan hal yang penting karena sangat berpengaruh pada hasil analisis penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berkepentingan dan mempunyai peran yang besar dalam penanganan keterlambatan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek. Responden yang digunakan adalah: (1) Senior Menejer KRL Jabodetabek, (2) Senior Menejer operasional PK.OC, (3) Kepala Pusat Pengendalian Operasional Kereta Api (Pusdal Opka) Daop 1 Jakarta, (4) Menejer Operasional PT. Kereta Api (Persero), dan (5) Pelaksana PK.OC. Hasil penilaian jawaban responden terhadap pertanyaan selanjutnya dapat dibentuk matriks. Pembentukan matriks ini dibuat berdasarkan tingkatan level dari masing-masing faktor. Prosedur pemasukan jawaban adalah sebagai berikut : 1. Tiap jawaban responden pada tiap pertanyaan akan diberi penilaian sesuai dengan aturan Saaty. 2. Hasil penilaian dalam satu pertanyaan untuk semua responden lalu dirataratakan dengan metode Geometric mean. 3. Nilai rata-rata merupakan jawaban penilaian gabungan (penilaian akhir). 4. Nilai tersebut selanjutnya dimasukan dalam matriks berpasangan dan ditem- Lastin, Nahdalina, Pemilihan Penanganan... 49

patkan sesuai dengan pasangan antar kriteria atau faktor yang ditinjau. Data hasil kuesioner yang didapat kemudian dihitung dengan menggunakan metode AHP dan perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut : Perhitungan pembobotan level 1 berdasarkan hasil jawaban responden menjawab kuesioner yang salah satunya (Tabel 1). Pada waktu terjadi gangguan operasional seberapa pengaruh waktu kejadian dalam operasional Kereta Rel Listrik. Hasil pengisian kuesioner oleh responden disajikan dalam lampiran 9. Setelah digunakan rumus rata-rata maka hasil perbandingan dari semua faktor hasil survey adalah: Peak Hour Off Peak Hour Peak Hour 1 7,740 Off Peak Hour 0,129 1 Perhitungan semua faktor : Peak Hour Off Peak Hour Peak Hour 1 7.740 Off Peak Hour 0,129 1 Kolom 1,129 8,740 Total 9,869 Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah yang bersangkutan, diperoleh matriks sebagai berikut : 0,886 0,886 0,114 0,114 Selanjutnya diambil rata-rata nilai untuk setiap baris, menghasilkan = 0,886 0,114 Vektor kolom ini kemudian dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini merupakan principal eigen value maksimum ( λ Maks). 1 7,740 0,886 x 0,129 1 0,114 1,768 : 0,886 = 2,000 = 0,228: 0,114 = 2,000 = 4,000 λ Maks = 4,000 = 2,000 2 Consistency index (CI) diperoleh menurut rumus : λmaks n CI =, dengan n adalah banyak n 1 unsur dalam matriks. 4 4 CI = = 0 2 1 Selanjutnya Consistency Ratio CI (CR) dinyatakan dengan rumus CR = RI dengan RI (Random Index), yang tergantung dari jumlah unsur dalam matriks menurut tabel 2. Tabel 1. Perhitungan Pembobotan Level 1 No Kriteria (A) Skala Skala 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria (B) 1 Peak Hour Off Peak Hour Tabel 2. Jumlah Unsur dalam Matriks N = 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 RI = 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 (Saaty, Thomas L., 1980: hal 21) 50 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

Untuk n = 2, RI = 0 CR = 0 0 = 0 (syarat CR 0,1) Kesimpulan: Perhitungan dapat diterima. Untuk memperoleh vektor prioritas, setiap n unsur disetiap baris dikalikan, dan selanjutnya ditarik akar berpangkat n. Hasil dari setiap baris ini kemudian dibagi dengan jumlah dari hasil semua baris. 1 7,74 1x 7,740 = 2,782 = 0,129 1 0,129 x1 = 0,359 = 3,141 Vektor prioritas : 2,782 : 3,141 = 0,886 0,359 : 3,141 = 0,114 Dilakukan perhitungan setiap level untuk setiap waktu kejadian, lokasi kejadian dan jenis gangguan. Dari perhitungan maka didapat alternatif keputusan dalam penanganan keterlambatan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek untuk setiap gangguan berdasarkan waktu kejadian dan lokasi kejadian. Salah satu gangguan yang dimaksud adalah pada saat terjadi gangguan di waktu Peak hour dan berada di petak jalan dengan jenis gangguan longsor maka keputusan yang diambil adalah Perjalanan KA tersebut dibatalkan. Pada saat terjadi 2 gangguan secara bersamaan maka penanganan gangguan dengan prioritas paling besar adalah yang didahulukan. Kejadian 2 gangguan yang bersamaan sangat jarang terjadi karena penanganan gangguan adalah berdasarkan informasi yang terlebih dahulu diterima oleh pesawat dispatching.. Hasil semua perhitungan dapat dilihat pada tabel 3. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa : 1. Yang menjadi pertimbangan pengambilan keputusan penanganan gangguan operasional KRL Jabodetabek adalah waktu kejadian, lokasi kejadian dan jenis gangguan/kelambatan. 2. Berdasarkan waktu kejadian maka kejadian gangguan keterlambatan pada saat pick hour memiliki dampak operasional paling tinggi yaitu 0.886 jika dibandingkan dengan wktu kejadian di waktu off pick hour yaitu sebesar 0.114. 3. Berdasarkan lokasi kejadian, kejadian di petak jalan mempunyai dampak operasional paling tinggi yaitu 0.886 untuk Peak Hour dan 0.873 untuk Off Peak Hour. jika dibandingkan dengan lokasi kejadian di stasiun yaitu sebesar 0.121 untuk Peak Hour dan 0.127 untuk off Peak Hour. 4. Dari perhitungan maka didapat alternatif keputusan dalam penanganan keterlambatan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek untuk setiap gangguan berdasarkan waktu kejadian dan lokasi kejadian. Salah satu gangguan yang dimaksud adalah pada saat terjadi gangguan di waktu Peak hour dan berada di petak jalan dengan jenis gangguan longsor maka keputusan yang diambil adalah Perjalanan KA tersebut dibatalkan. 5. Pada saat terjadi 2 gangguan secara bersamaan maka penanganan gangguan dengan prioritas paling besar adalah yang didahulukan. Kejadian 2 gangguan yang bersamaan sangat jarang terjadi karena penanganan gangguan adalah berdasarkan informasi yang terlebih dahulu diterima oleh pesawat dispatching. Lastin, Nahdalina, Pemilihan Penanganan... 51

Saran Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian untuk penanganan gangguan yang lebih terperinci utnuk setiap jenis gangguan yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Alik Anshori. 2003. Rekayasa Jalan Rel. Edisi Pertama. Malang: Penerbit Bayumedia Publishing. Anonim. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 tahun 2011. Standar Pelayanan Umum untuk Angkutan Orang dengan Kerata Api. Jakarta. Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Anonim. 2011. Peraturan Dinas 12 Jilid 1 Urusan Perjalan Kereta Api dan Urusan Langsir. Bandung. PT. Kereta Api (Persero). Anonim. 2011. Peraturan Dinas 8A Penggunaan Sarana pada Lintas dengan Lebar Jalan Rel 1,067 mm. Bandung. PT. Kereta Api (Persero). Anonim. 2011. Peraturan Dinas 16B Dinas Kereta Rel Listrik. Bandung. PT. Kereta Api (Persero). Anonim. 1998. Peraturan Dinas Tentang Pengawasan Perjalanan Kereta Api Terpusat. Bandung. PT. Kereta Api (Persero). Anonim. 1993. Peraturan Perjalanan Kereta Api dengan Sistem Persinyalan Listrik dan Blok Otomatik Di Daerah Jabodetabek. Bandung. PT. Kereta Api (Persero). D Ariano, Andrea. Pranzo, Marco. 2008. An Advanced Real-Time Train Dispatching Sytem for Minimizing the Propagation of Delay in a Dispatching Area Under Severe Disturbance. Akses: 19 Maret 2013. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Penanganan Gangguan Operasional KRL Jabodetabek PEAK HOUR OFF PEAK HOUR Longsor Batal (0.679) Batal (0.668) Longsor Tarik (0.083) Tarik (0.088) 0.191 Tunda (0.238) 0.176 Tunda (0.244) Batal (0.698) Batal (0.685) Banjir Banjir Tarik (0.081) Tarik (0.081) 0.123 Tunda (0.222) 0.126 Tunda (0.234) Pohon Batal (0.685) Pohon Batal (0.236) Tumbang Tarik (0.082) Tumbang Tarik (0.075) 0.074 Tunda (0.233) 0.075 Tunda (0.689) Peak Hour (0.886) Petak Jalan (0.886) Batal (0.685) Off Batal (0.241) Demonstrasi Petak Demonstrasi Tarik (0.082) Peak Jalan Tarik (0.080) 0.105 Tunda (0.233) Hour (0.873) 0.103 Tunda (0.679) (0.114) Tabrakan KA Batal (0.254) Tabrakan KA Batal (0.242) dengan Jalan dengan Jalan Tarik (0.077) Tarik (0.088) Raya Raya 0.025 Tunda (0.669) 0.039 Tunda (0.670) KA Batal (0.242) KA Batal (0.242) Menemper Menemper Tarik (0.088) Tarik (0.088) Orang Orang 0.015 Tunda (0.670) 0.020 Tunda (0.670) Anjlogan Batal (0.706) Batal (0.706) Anjlogan Tarik (0.080) Tarik (0.080) 52 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

0.151 Tunda (0.213) 0.146 Tunda (0.213) Gangguan Batal (0.241) Gangguan Batal (0.248) AC Tarik (0.080) AC Tarik (0.078) 0.018 Tunda (0.679) 0.030 Tunda (0.674) Gangguan Batal (0.088) Gangguan Batal (0.669) Pengereman Pengereman Tarik (0.243) Tarik (0.243) (0.078) (0.078) 0.036 Tunda (0.669) 0.033 Tunda (0.088) Gangguan Batal (0.251) Gangguan Batal (0.260) Sinyal Tarik (0.080) Sinyal Tarik (0.081) 0.054 Tunda (0.669) 0.047 Tunda (0.659) Gangguan Batal (0.242) Gangguan Batal (0.233) Hubungan Hubungan Tarik (0.088) Tarik (0.083) Blok Blok 0.039 Tunda (0.670) 0.042 Tunda (0.684) Kawat LAA Batal (0.242) Kawat LAA Batal (0.668) Putus Tarik (0.088) Putus Tarik (0.088) 0.086 Tunda (0.670) 0.088 Tunda (0.244) Gangguan Batal (0.698) Gangguan Batal (0.242) Meja Pengendali Tarik (0.081) Meja Pengendali Tarik (0.088) 0.022 Tunda (0.222) 0.021 Tunda (0.670) Gangguan Batal (0.694) Gangguan Batal (0.638) Pesawat Pesawat Tarik (0.078) Tarik (0.067) Dispatching Dispatching 0.061 Tunda (0.228) 0.055 Tunda (0.295) Batal (0.661) Batal (0.242) Longsor Longsor Tarik (0.083) Tarik (0.088) 0.037 Tunda (0.257) 0.041 Tunda (0.670) Batal (0.249) Batal (0.232) Banjir Banjir Tarik (0.082) Tarik (0.087) 0.088 Tunda (0.669) 0.087 Tunda (0.681) Pohon Batal (0.259) Pohon Batal (0.242) Tumbang Tarik (0.106) Tumbang Tarik (0.088) 0.027 Tunda (0.635) 0.032 Tunda (0.670) (0.121) Batal (0.674) Batal (0.227) Demonstrasi Demonstrasi Tarik (0.085) Tarik (0.080) 0.037 Tunda (0.241) (0.127) 0.048 Tunda (0.693) Tabrakan KA Batal (0.674) Tabrakan KA Batal (0.240) dengan Jalan dengan Jalan Tarik (0.085) Tarik (0.081) Raya Raya 0.021 Tunda (0.241) 0.022 Tunda (0.679) KA Batal (0.251) KA Batal (0.240) Menemper Menemper Tarik (0.084) Tarik (0.081) Orang Orang 0.013 Tunda (0.664) 0.015 Tunda (0.679) Anjlogan Batal (0.679) Batal (0.699) Anjlogan Tarik (0.083) Tarik (0.076) Lastin, Nahdalina, Pemilihan Penanganan... 53

0.026 Tunda (0.238) 0.025 Tunda (0.225) Gangguan Batal (0.649) Gangguan Batal (0.231) AC Tarik (0.071) AC Tarik (0.085) 0.015 Tunda (0.279) 0.018 Tunda (0.684) Gangguan Batal (0.643) Gangguan Batal (0.669) Pengereman Pengereman Tarik (0.283) Tarik (0.249) (0.078) (0.078) 0.044 Tunda (0.074) 0.059 Tunda (0.082) Gangguan Batal (0.668) Gangguan Batal (0.668) Sinyal Tarik (0.088) Sinyal Tarik (0.088) 0.116 Tunda (0.244) 0.124 Tunda (0.244) Gangguan Batal (0.670) Gangguan Batal (0.685) Hubungan Hubungan Tarik (0.083) Tarik (0.082) Blok Blok 0.074 Tunda (0.247) 0.074 Tunda (0.233) Kawat LAA Batal (0.674) Kawat LAA Batal (0.685) Putus Tarik (0.085) Putus Tarik (0.082) 0.255 Tunda (0.241) 0.183 Tunda (0.233) Gangguan Batal (0.674) Gangguan Batal (0.240) Meja Pengendali Tarik (0.085) Meja Pengendali Tarik (0.081) 0.090 Tunda (0.241) 0.115 Tunda (0.679) Gangguan Batal (0.655) Gangguan Batal (0.249) Pesawat Pesawat Tarik (0.069) Tarik (0.082) Dispatching Dispatching 0.156 Tunda (0.276) 0.157 Tunda (0.669) 54 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017