KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum BKKBN

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

Keterangan: ** berhubungan sangat nyata pada (p <0,01) * berhubungan nyata pada (p <0,05)

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESUKAAN PADA IKLAN MARJAN

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PENYAJIAN DATA. Sinembah Kabupaten Rokan Hilir terhadap Acara Sinetron Tukang Bubur Naik

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

KUISONER PENELITIAN TAYANGAN 86 DI NET TV DAN CITRA POLISI

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

yang terkumpul semata-mata untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB VI KETERDEDAHA KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui televisi akan selalu menjadi salah satu yang mudah diterima khalayak. Ini

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

PERILAKU RER/IAJA TAHAP AWAL DALAM MENONTON TELEVISI DAN UNGANNYA DENGAN PENGGUNAAN WAKTU MEREKA UNTUK KEGIATAN SEmRI-NARI

PERILAKU RER/IAJA TAHAP AWAL DALAM MENONTON TELEVISI DAN UNGANNYA DENGAN PENGGUNAAN WAKTU MEREKA UNTUK KEGIATAN SEmRI-NARI

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

IV. DESKRIPSI UMUM 4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa 4.2 Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama :

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai kebutuhan mereka, salah satu industri yang berperan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam mengkomunikasikan produk atau jasa kepada masyarakat,

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER PENELITIAN. Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA RANCABUNGUR

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

KUESIONER IKLAN KAMPANYE EARTH HOUR DI TELEVISI SWASTA RCTI TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sebuah sistem lambang bunyi bersifat arbiter yang

Transkripsi:

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian ini, keterdedahan khalayak terhadap Wisnu dilihat dari frekuensi menonton iklan tersebut. Tingkat Keterdedahan Frekuensi menonton adalah banyaknya menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dalam satu bulan terakhir. Responden dibedakan ke dalam tiga kategori berdasarkan frekuensi menonton, yaitu rendah (1-4 kali per bulan), sedang (5-8 kali per bulan), dan tinggi (> 8 kali per bulan). Rata-rata tingkat keterdedahan responden terhadap Wisnu adalah sebanyak lima kali, yaitu sebanyak sembilan responden. Berdasarkan data tersebut, tingkat keterdedahan keseluruhan responden terhadap Wisnu tergolong sedang. Mayoritas responden memiliki frekuensi menonton yang sangat rendah namun beberapa sangat tinggi sehingga rata-rata tingkat keterdedahan remaja RW 06 dan 07 terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu tergolong sedang. Iklan tersebut gencar ditayangkan pada tahun 2011 sehingga saat ini frekuensi penayangannya sudah dikurangi dan dibatasi pada stasiun-stasiun televisi tertentu saja. Sebagian besar responden mengaku sering menonton iklan tersebut pada bulan-bulan sebelumnya namun dalam satu bulan terakhir ini sudah jarang menonton. Distribusi responden berdasarkan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dijelaskan pada Gambar 4. Tinggi 30 Rendah 37.5 Sedang 32.5 Gambar 4 Persentase responden berdasarkan tingkat frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu

44 Gambar 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden remaja memiliki frekuensi menonton yang rendah terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu, yaitu sebesar 37.5 persen (15 orang). Iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu diproduksi oleh BKKBN dan gencar ditayangkan pada tahun 2011. Saat ini, frekuensi penayangannya sudah dikurangi dan dibatasi pada stasiunstasiun televisi tertentu karena telah habis masa penayangannya pada stasiun televisi lainnya. Hanya ada beberapa stasiun televisi yang masih menayangkan iklan tersebut, diantaranya adalah Indosiar dan MNC TV. Di stasiun televisi Indosiar, iklan tersebut ditayangkan setiap hari Minggu pada saat penayangan acara Generasi Berencana setiap pukul 11.00-12.00 WIB, yang juga merupakan salah satu acara BKKBN yang ditujukan untuk para remaja. Minimnya jumlah stasiun televisi yang masih menayangkan iklan tersebut menyebabkan frekuensi menonton khalayak terhadap iklan tersebut tergolong rendah. Apalagi stasiun televisi yang masih menayangkan iklan tersebut bukan tergolong kegemaran mayoritas remaja Desa Ciomas. Remaja RW 06 dan 07 Desa Ciomas pada umumnya lebih senang menyaksikan tayangan-tayangan di stasiun televisi RCTI, SCTV, Trans TV, dan Trans 7. Oleh karena itu, beberapa responden mengaku sering melihat iklan tersebut pada bulan-bulan sebelumnya namun dalam satu bulan terakhir saat penelitian ini dilakukan, iklan tersebut sudah jarang ditayangkan di berbagai stasiun televisi. Fakta tersebut dapat dilihat dari kutipan responden berikut. sekarang iklannya sudah jarang tayang ya mbak? Kalau dulu saya memang sering liat iklannya, sekarang-sekarang ini sih jarang banget, paling cuma sekali dua kali aja. (DNR, 22th, 27 Oktober 2012) Keterdedahan khalayak terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu terkait oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mengarahkan keterdedahan khalayak khalayak diidentifikasi melalui analisis hubungan karakteristik individu (meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan) serta karakteristik sosiologis (meliptui interaksi dengan kelompok primer dan sekunder) dengan keterdedahan khalayak (meliputi frekuensi menonton). Karakteristik yang terbukti berhubungan dengan keterdedahan khalayak diidentifikasi sebagai faktor yang mengarahkan Hubungan Karakteristik Individu dengan Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat Keluarga Berencana Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu Hasil pengujian hubungan antara karakteristik individu dengan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu disajikan secara ringkas pada Tabel 8.

45 Tabel 8 Korelasi antara karakteristik individu dengan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu Frekuensi menonton Karakteristik Individu Koefisien* P x Jenis Kelamin = 6.542 0.038 C = 0.375 Usia γs = 0.005 0.977 Tingkat Pendidikan γs = - 0.058 0.722 x Jenis Pekerjaan = 7.244 0.124 C = 0.392 * γs = koefisien Rank Spearman, x 2 = koefisien Chi Kuadrat, C = koefisien kontingensi Tabel 8 menunjukkan bahwa karakteristik individu dengan frekuensi menonton secara keseluruhan tidak terbukti adanya hubungan (p > 0.05). Hubungan nyata (p < 0.05) hanya ditunjukkan oleh variabel jenis kelamin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik individu tidak menyebabkan perbedaan terhadap frekuensi menonton. Selain jenis kelamin responden, karakteristik lain tidak berhubungan dengan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan frekuensi menonton di antara responden yang berbeda usia, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Hasil pemaparan di atas dapat dikaitkan dengan kondisi penayangan iklan tersebut saat ini yang sudah dikurangi dan dibatasi pada stasiun-stasiun televisi tertentu saja. Iklan ini juga memiliki segmentasi khalayak yang luas, yaitu remaja usia 15-24 tahun. Dengan begitu, khalayak remaja dari berbagai macam kalangan dapat memiliki frekuensi menonton yang hampir serupa, baik remaja awal maupun remaja akhir, dari tingkat pendidikan rendah sampai tinggi, dan dengan berbagai jenis pekerjaan. Hasil pengujian korelasi yang menunjukkan hubungan yang signifikan adalah hubungan jenis kelamin dengan frekuensi menonton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan nyata dengan frekuensi menonton khalayak (p < 0.05) dengan tingkat hubungan yang rendah tetapi pasti (C = 0.375). Data selengkapnya mengenai distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan frekuensi menonton dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dan frekuensi menonton Jenis Kelamin Frekuensi Menonton Rendah Sedang Tinggi Total Laki-laki 9 8 2 19 Perempuan 6 5 10 21 Total 15 13 12 40 Tabel silang tersebut menunjukkan bahwa khalayak berjenis kelamin perempuan memiliki frekuensi menonton yang lebih tinggi terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Hal ini

46 karena responden berjenis kelamin perempuan memiliki perhatian yang lebih tinggi terhadap tayangan-tayangan televisi dan Keluarga Berencana. Selain itu, responden perempuan cenderung lebih senang mengisi waktu luangnya dengan menonton televisi. Fakta tersebut terlihat dari kutipan pernyataan responden perempuan berikut. biasanya saya sekolah sampai siang atau sore. Kalau sudah di rumah ya nonton televisi atau tidur, gaada aktivitas lain. Paling kalau malam Kamis aja sih ada pengajian remaja gabungan tiga desa di sekitar sini. (SH, 16th, 27 Oktober 2012) Berbeda dengan responden perempuan, mayoritas responden laki-laki memiliki frekuensi menonton yang tergolong rendah karena minimnya waktu luang yang dimiliki. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas formal seperti sekolah dan bekerja, maupun aktivitas lain yang tergolong non-formal seperti berkumpul bersama teman. Kalaupun memiliki waktu luang, beberapa responden laki-laki jarang menggunakannya untuk menonton televisi. Dengan demikian, tidak mengherankan bila hanya dua responden laki-laki yang memiliki frekuensi menonton yang tinggi terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Fakta tersebut dapat dilihat dari kutipan responden laki-laki berikut. saya sih jarang nonton TV mba, waktunya lebih banyak dipakai buat kerja di bengkel. Paling ada waktu luang di rumah hari Minggu, itu juga lebih sering dipakai kumpul sama temen dan tetangga disini. Biasanya sih main futsal bareng. (AS, 18th, 28 Oktober 2012 ) Berdasarkan uraian tersebut, pengujian hubungan karakteristik individu dengan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu terbukti memiliki variabel yang berhubungan dengan keterdedahan khalayak, yaitu jenis kelamin. Sementara itu, variabel lainnya dalam karakteristik individu (usia, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan) tidak terbukti berhubungan dengan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Dengan demikian hipotesis satu (H1) yang berbunyi Karakteristik individu remaja berhubungan nyata dengan keterdedahan khalayak terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dapat diterima. Hubungan Karakteristik Sosiologis dengan Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat Keluarga Berencana Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu Hasil pengujian hubungan antara karakteristik sosiologis dengan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu disajikan secara ringkas pada Tabel 10.

47 Tabel 10 Korelasi antara karakteristik sosiologis dengan frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu Karakteristik Sosiologis Frekuensi menonton γs P Interaksi dengan kelompok primer - 0.126 0.440 Interaksi dengan kelompok sekunder - 0.251 0.119 Tabel 10 menunjukkan bahwa karakteristik sosiologis dengan frekuensi menonton, secara keseluruhan tidak terbukti adanya hubungan (p > 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa karakteristik sosiologis tidak menyebabkan perbedaan terhadap frekuensi menonton. Remaja RW 06 dan 07 Desa Ciomas yang memiliki perbedaan tingkat interaksi dengan kelompok primer dan sekunder memiliki tingkat keterdedahan yang relatif sama. Hal ini karena Keluarga Berencana merupakan hal yang bersifat lebih pribadi sehingga tidak ada kaitannya dengan aktivitas keluarga dan masyarakat. Remaja RW 06 dan 07 Desa Ciomas jarang membicarakan topik-topik Keluarga Berencana dan perencanaan keluarga dengan keluarga, teman, dan tetangga. Oleh karena itu, perbedaan tingkat interaksi remaja dengan kelompok primer dan sekunder tidak memberi perbedaan terhadap frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Pengujian hubungan karakteristik sosiologis dengan frekuensi menonton Wisnu tidak terbukti berhubungan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis satu (H1) yang berbunyi Karakteristik sosiologis remaja berhubungan nyata dengan keterdedahan khalayak terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu tidak dapat diterima.