BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2014, pada tahun lalu terdapat 55,2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin keteat seiring mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 mendefiniskan Dunia Usaha. sebagai Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI PENGENALAN AKUNTANSI DI KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam praktek sederhana pada kehidupan sehari-hari maupun dengan

PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN AKUNTANSI DALAM UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI KEUANGAN PADA PELAKU USAHA MIKRO,KECIL dan MENENGAH (UMKM) DI PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi dari peristiwa-peristiwa ekonomi yang telah terjadi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Urata, 2000). Akterujjaman (2000) menyatakan bahwa UKM di seluruh

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Perekonomiaan yang baik adalah perekonomian yang harus

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun dibalik semua itu ternyata Koperasi dan UMKM memliki permasalahan yang. rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM (DSE:2010).

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. memburuknya ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. 2 Hingga kini, perbankan

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha di Indonesia. Pajak merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

MAKALAH KEGIATAN PPM. Meningkatkan Akses Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Penyusunan Laporan Keuangan

SKRIPSI. Diajukan oleh : Irma Dianita /FE/EA. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. dicapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian besar bersifat

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja sehingga menjadi sumber pertumbuhan kesempatan kerja atau pendapatan, tetapi juga di banyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sangat besar (Tambunan, 2009:1). UMKM memberikan sumbangan dalam output nasional (PDRB) hanya 56,7 persen dan dalam ekspor non migas hanya 15 persen, namun memberi kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja (www.slideshare.net). Menurut Rudiantoro (2010), Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Kontribusi UMKM tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Kontribusi pada PDB Tahun Kontribusi pada PDB (dalam rupiah) 2009 2.000.000.000.000.000 2010 3.000.000.000.000.000

Besarnya kontribusi yang disumbangkan oleh UMKM juga terlihat dari tingginya penyerapan tenaga kerja dari sektor UMKM ini, yaitu hingga tahun 2009 sebanyak 91,8 juta atau 97.3% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia Eksistensi UMKM semakin diperkuat dengan segala keunggulan yang dimilikinya. Pada saat bencana ekonomi menjadi pukulan bagi bangsa Indonesia yakni krisis ekonomi tahun 1997, kemerosotan ekonomi yang terjadi membuat banyak pihak tak bersiap diri menghadapi kondisi ini. Akan tetapi diantara negara-negara lain, Indonesia adalah negara yang paling tidak diperkirakan akan terkena krisis bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini disebabkan terdapat banyak UMKM di Indonesia yang mampu bertahan pada saat krisis (Mansyur: 2012). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syariefuddin Hasan, mengatakan bahwa, Jumlah usaha kecil menegah di Indonesia mencapai sekitar 56,7 juta. 99,8 persennya adalah UMKM. Jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia (www.depkop.go.id) Dengan semakin meningkatya jumlah UMKM tersebut, pertumbuhan ekonomi juga semakin meningkat. Kenyataannya, pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 6,23 persen. Kedua tertinggi di dunia setelah Cina. Pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi India dan Brazil. Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sektor koperasi dan UMKM (http://chirpstory.com). Namun, dibalik prestasi gemilang yang ditunjukkan dengan keberadaan UMKM tersebut, pada kenyataannya masih terdapat berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh UMKM, diantaranya kendala klasik yaitu kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM), lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, mentalitas pengusaha UMKM, kurangnya transparansi antara generasi awal pembangun UMKM tersebut terhadap generasi selanjutnya, legalitas, serta masalah finansial (http://repository.ipb.ac.id). Menurut Tlhomola (2013:24) dalam penelitiannya membuktikan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan kegagalan pada UMKM. Permasalahan tersebut antara lain tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya pelatihan, pemasaran yang buruk, keengganan bank untuk memberikan pinjaman kepada UMKM, penggunaan aset bisnis untuk keperluan pribadi, besarnya biaya keamanan (pungutan liar), serta tidak adanya dukungan dari pemerintah. Diantara permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh UMKM, masalah utama yang ada pada UMKM yaitu mengenai pengelolaan keuangan dalam usahanya tersebut, karena pengelolaan yang baik memerlukan keterampilan Akuntansi yang baik pula oleh pelaku bisnis UMKM (Handayani, 2009:1). Menurut Raja (2010:169), ada beberapa faktor penyebab kegagalan UMKM, diantaranya seperti tidak terbiasa menyusun laporan keuangan. Padahal dari laporan keuangan, UMKM dapat mengevaluasi perkembangan usahanya, sehingga dapat mengetahui keuntungan dan kerugian usaha berdasarkan analisis laporan keuangan. Sebagian besar UMKM tidak mengalami perkembangan dalam hal kinerja keuangannya. Hal ini tak lepas dari ketidaksadaran pelaku UMKM terhadap pentingnya pengelolaan keuangan perusahaan. Padahal, pengelolaan keuangan menjadi salah satu aspek penting bagi kemajuan perusahaan. Pengelolaan keuangan dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan bagi penggunanya. Sepanjang UMKM masih menggunakan uang sebagai alat tukarnya, laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh UMKM (Setyorini, 2012:2). Menurut Standar Akuntansi Keuangan UMKM, tujuan laporan keuangan entitas mikro kecil dan menengah adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu (IAI:2009). Laporan keuangan mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Ervillia:2009). Laporan keuangan dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan usaha mikro kecil dan menengah, antara lain untuk keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk keputusan investasi (Prastowo,dkk:2002). Pentingnya laporan keuangan didukung oleh Kasmir (2012:19) yang menyatakan bahwa pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan tentunya pemilik usaha dan manajemen itu sendiri. Sementara itu, pihak luar adalah mereka yang memiliki hubungan. Masing-masing pihak memiliki keuntungan tersendiri dari laporan keuangan. Banyak pelaku UMKM merasa bahwa perusahaan mereka berjalan normal namun sebenarnya UMKM tersebut tidak mengalami perkembangan. Ketika mereka mendapatkan pertanyaan mengenai laba yang didapatkan setiap periode,

mereka tidak bisa menunjukkan dengan nominal angka melainkan dengan aset berwujud seperti tanah, rumah, atau kendaraan. Lebih lanjut, aset tersebut didapatkan tidak hanya dengan dana perusahaan tetapi terkadang ditambah dengan harta pribadi. Aset tersebut terkadang juga bukan digunakan untuk perusahaan namun digunakan untuk kepentingan pribadi dan tidak terdapat pencatatan ataupun pemisahan di antara keduanya. Hal ini menyebabkan perkembangan perusahaan khususnya dalam hal kinerja keuangan tidak dapat diketahui secara jelas (Setyorini, 2012:3). Menurut Suhairi (2013) dalam penelitiannya membuktikan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi pengembangan UKM adalah rendah penerapan akuntansi pada UKM. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tlhomola (2013) tentang Persepsi Pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah tentang Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan : Sebuah Kasus Metropolitan Tshwane. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dianggap memberikan kontribusi pada kegagalan bisnis salah satunya adalah cukup sering pengusaha menggunakan aset bisnis untuk penggunaan pribadi mereka yang pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas bisnis. Adanya permasalahan pelaporan keuangan (penerapan akuntansi) pada UMKM juga didukung oleh Handayani. Menurut Handayani (2009:11) dalam penelitiannya di Perkebunan Artagalantina juga membuktikan bahwa UKM Perkebunan Artagalantina sebelumnya tidak pernah menyusun dan membuat laporan keuangan usaha yang dijalaninya tersebut. Sehingga, penulis berusaha membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) Perkebunan Artagalantina dalam merancang dan menyajikan laporan keuangan berdasarkan pada teori yang ada

dengan menerapkan siklus akuntansi sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan yang baik, sesuai dan memadai dengan usaha Perkebunan Artagalantina. Demikian halnya yang terjadi pada UMKM di Pasar Porong. Pasar porong merupakan salah satu tempat perdagangan besar yang terdiri dari ribuan UMKM dengan berbagai jenis dan bidang usaha yang beraneka macam di dalamnya. Dari hasil observasi, sebanyak 30 UMKM dari 34 UMKM di dalamnya tidak menggunakan laporan keuangan dalam menjalankan usahanya. Selain itu, hampir keseluruhan dari mereka tidak memisahkan antara asset bisnis dengan asset pribadi, sehingga mereka tidak bisa mengetahui jumlah laba dan tambahan modal yang diperoleh setiap harinya. Tidak terselenggarakannya praktik pelaporan keuangan pada UMKM sebagaimana yang terjadi pada banyak wilayah bersumber dari persepsi yang salah terhadap urgensi laporan keuangan bagi UMKM. Hal ini didukung oleh Tlhomola (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa persepsi para pelaku UMKM bisa menjadi bantuan untuk menghindari kegagalan di bisnis mereka sendiri dan juga bisa menjadi hambatan serta berpengaruh negatif terhadap bisnis mereka. Individu bisa melihat hal yang sama, namun mengartikannya secara berbeda. Sejumlah faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang mengubah persepsi. Faktor faktor ini bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek, atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat. (Robbins,dkk,2008:175) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, bagi sebagian besar UMKM, tidak pentingnya pelaporan keuangan karena mereka merasa tidak membutuhkan

informasi akuntansi dan memandang akuntansi merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dijangkau serta menganggap informasi akuntansi tidak penting. Untuk itu, dapat dinyatakan bahwa tidak diterapkannya praktik akuntansi secara optimal pada sebagian besar UMKM selama ini dikarenakan para pelaku UMKM belum pernah merasakan manfaat dari informasi akuntansi. Selain itu, UMKM di Indonesia masih didominasi oleh Usaha Mikro dan Kecil, yang mana pada kedua jenis kelompok usaha tersebut masih lebih banyak dikelola secara perseorangan dengan manajemen seadanya. Sehingga mereka beranggapan segala aktivitas mereka yang menjalankan sendiri dan tidak perlu adanya pelaporan keuangan. Menurut Sariningtyas (2012), pemahaman teknologi informasi secara parsial berpegaruh terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), sedangkan variabel tingkat pendidikan pemilik dan karakteristik kualitatif laporan keuangan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sedangkan Abrory (2010) menyatakan bahwa variabel pendidikan pemilik (X1) dan jenis laporan keuangan (X3) memiliki pola hubungan yang searah (positif) laporan dengan kebutuhan SAK, sedangkan variabel karakteristik kualitatif keuangan (X2) memiliki pola hubungan yang berlawanan (negatif) dengan kebutuhan SAK. Anwar (2006) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa tingkat pendidikan dan ilmu pengetahuan mempengaruhi dan membentuk persepsi. Sedangkan Mansyur (2012) memperoleh hasil bahwa ada pengaruh antara

pengalaman masa lalu UMKM Mitra Binaan PT. Telkom Indonesia, Tbk Wilayah VII KTI) terhadap persepsi penggunanaan laporan keuangan. Sedangkan kebutuhan dan keinginan, serta kondisi lingkungan tidak berpengaruh terhadap persepsi penggunanaan laporan keuangan. Merujuk dari berbagai penelitian dan permasalahan yang ada, adanya gap yaitu peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya dengan juga meneliti faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap persepsi atas penggunaan laporan keuangan yang tidak diteliti oleh peneliti sebelumnya dan juga menambah metode lain untuk mengatasi kelemahan pada penelitian sebelumnya. Selain itu terdapat kontradiksi yaitu teori yang menyatakan bahwa laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak. Pihak yang paling berkepentingan adalah pemilik usaha dan manajemen. Pada kenyataannya pemilik UMKM yang sebagian besar juga berperan sebagai manajemen perusahaan tidak melakukan pelaporan keuangan. Untuk menindaklanjuti penelitian yang dilakukan oleh Mansyur (2012), adanya gap dan kontradiksi menjadi dasar bagi penulis untuk mencoba melakukan penelitian terhadap analisis persepsi UMKM dan Pasar Porong sebagai objek penelitiannya. Dalam penulisan ini penulis mengangkat judul ANALISIS PERSEPSI UMKM ATAS PELAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada UMKM Pasar Porong, Sidoarjo) 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah persepsi pelaku UMKM di Pasar Porong atas pelaporan keuangan positif atau negatif?

2. Apakah faktor faktor yang mempengaruhi persepsi pelaku UMKM Pasar Porong atas pelaporan keuangan? 3. Apakah persepsi pelaku UMKM Pasar Porong mempengaruhi pelaporan keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Dengan mengacu terhadap rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui persepsi pelaku UMKM di Pasar Porong atas pelaporan keuangan. 2. Untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi persepsi pelaku UMKM Pasar Porong atas pelaporan keuangan. 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi pelaku UMKM Pasar Porong terhadap pelaporan keuangan. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang hendak diperoleh yaitu diantaranya : 1. Manfaat bagi penulis Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana berpikir ilmiah. Selain itu penelitian ini juga memberikan pengetahuan bagi penulis tentang bagaimana persepsi terhadap pentingnya laporan keuangan bagi UMKM di

lapangan dalam hal ini adalah di sebuah pasar yang di dalamnya terdapat banyak UMKM. 2. Manfaat bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi bagi UMKM di pasar porong dalam hal ini mengenai manfaat yang akan diperoleh dalam menerapkan laporan keuangan pada operasional usahanya. 3. Manfaat akademik Penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pembanding dan pembantu bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang atau juga dapat diteliti lebih lanjut. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi informasi bagi keperluan studi lain dalam dunia akademis terutama bagi praktek dan pemanfaatan analisis persepsi UMKM terhadap urgensi laporan dalam operasional usaha. 1.4 Batasan Penelitian Penulis akan membatasi penelitian dengan hanya meneliti UMKM di Pasar Porong mulai tanggal 28 Oktober 2013 sampai dengan 08 Desember 2013 yang menggunakan populasi ruko, kios, dan loss sebanyak 2615 buah. Sehingga, jumlah sampel UMKM yang akan diteliti adalah 245 UMKM yang diambil dari berbagai bidang dan jenis usaha selain pedagang lesehan dan bongkar muat.