PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN DISCOVERY INQUIRY DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 1 Maret 2014

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

PENGARUH TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M

ABSTRAK

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

Abstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Word square, Koloid dan Prestasi Belajar. Abstract

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Disusun Oleh: Lilis Ambar Wiratmi A PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

Automotive Science and Education Journal

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL STAD BERBANTU MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

Pengaruh Metode Discovery

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL


APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

Transkripsi:

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOORPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN DISCOVERY INQUIRY DI SMA Dewi Maynastiti 1*), Vina Serevina 1, Anggara Budi Susila 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda Rawamangun No. 10 Jakarta Timur, 13220. * ) Email: dewimaynastiti@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dengan siswa yang menggunakan Discovery Inquiry. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Bekasi pada bulan Februari-April 2015. Sampel yang digunakan sebanyak 38 siswa yang mempunyai kondisi yang sama. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen 1 dan X MIA 6 sebagai kelas eksperimen 2. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimen). Instrumen penelitian berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Pengujian persyaratan dengan uji normalitas menggunakan rumus Chi-kuadrat, karena χ 2 hitung (5,188) χ 2 tabel (12,59159) pada kelas eksperimen 1 dan χ 2 hitung (2,649) χ 2 tabel (12,59159) pada kelas eksperimen 2, kesimpulan yang diperoleh bahwa data terdistribusi normal. Uji homogenitas pada α=5% dan n=38 diperoleh Fhitung (1,348) Ftabel (1,76) maka data yang diperoleh homogen. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Uji-t didapatkan nilai thitung (1,86) dan nilai ttabel (1,66571) pada taraf signifikan α=5% dengan dk=38+38-2=74. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model Group Investigation lebih tinggi dari hasil belajar fisika siswa yang menggunakan Discovery Inquiry. Kata Kunci: Group Investigation, Discovery Inquiry, hasil belajar fisika Abstract The purpose of this research is to know the comparison of learning outcomes physics student using cooperative learning model of type Group Investigation with Discovery Inquiry. The research is conducted in SMAN 2 Bekasi on February-April 2015. The samples were 38 students who have similar conditions. The samples are X MIA 5 as experiment class 1 and X MIA 6 as experiment class 2. The method used in this research is quacy experimental design. The instrument of this research is multiple choice formed with 30 questionare. Requirement test uses normality test with Chi-square since χ 2 count (5,188) χ 2 table (12,59159) on experiment class 1 and χ 2 count (2,649) χ 2 table (12,59159) on experiment class 2, than the conclusion is that the data is distributed normal. On homogeneity test for α=5% and n=38 obtained Fcount (1,348) Ftable (1,76) therefore the data obtained are homogeneous. Based on hypothesis test using t-test, shown that tcount (1,86) and ttable (1,66571) at significance level α=5% with dk = 38+38-2=74. Because of tcount > ttabel, then H0 is rejected and Ha is accepted. So it can be concluded that the results of outcome physics model of Group Investigation is higher than the results of outcome physics learning on Discovery Inquiry. Keywords: Group Investigation, Discovery Inquiry, outcomes physics learning 1. Pendahuluan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, menspesifikasikan tujuan pembelajaran fisika yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dalam mengembangkan pengalaman melalui percobaan, sehingga dapat merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, merancang dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data serta mengkomunikasikannya secara lisan dan tertulis. Selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari [1]. Hasil survei international PISA (Programme For International Student Assessment) menunjukkan bahwa rata-rata skor sains siswa Indonesia berada signifikan di bawah rata-rata internasional. Skor ratarata international adalah 500. Siswa Indonesia pada tahun 2000 mendapat skor 393, pada tahun 2003 mendapat skor 395, pada tahun 2006 mendapat skor 393 dan pada tahun 2009 mendapat skor 383 dalam kemampuan menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta- SNF2015-I-25

fakta dan membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada lingkungan. Berdasarkan studi pendahuluan yang didapatkan dari nilai ulangan tengah semester menunjukkan bahwa 73,68% nilai hasil belajar fisika siswa masih dibawah batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75. Berdasarkan fakta yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru dikelas. Dalam hal ini penerapan model pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) pada Salinan Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disebutkan sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester tetap melaksanakan Kurikulum 2013. Pelaksanaan Kurikulum 2013 yang pada saat ini berlangsung di beberapa sekolah, menuntut untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang scientific [2]. Salah satu model yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation (GI). Model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation mampu melibatkan peran aktif siswa sehingga akan mempermudah siswa dalam memahami materi yang dipelajari dan pembelajaran akan berlangsung dalam komunikasi multi arah. Pembelajaran ini mampu mengajak siswa untuk menemukan dan memperoleh konsep materi itu sendiri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nilufer Okur Akcay dan Kemal Doymus (2011) dalam International E-Journal of Educational Science Research yang berjudul The Effects of Group Investigation and Coorperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Students Academic Achievements menyimpulkan bahwa, hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh model group investigation [3]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brian Aziz Suryadana, Tjiptaning Suprihati, dan Sri Astutik (2012) dalam jurnal pendidikan yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Koorperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah Pada Pembelajaran Fisika Di SMA, menyimpulkan bahwa, hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) disertai media kartu masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Glenmore. Oleh karena itu jika dihubungkan dengan penelitian ini, dapat disintesiskan bahwa penggunaan Group Investigation berpengaruh positif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa [4]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Fadhilah dan Sri Mulyaningsih dalam jurnal pendidikan yang berjudul Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara Model Pembelajaran Siklus Belajar Empiris Induktif Dengan Pembelajaran Modified Free Discovery Inquiry, menyimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Modified Free Discovery Inquiry lebih tinggi dibandingkan pada model Siklus Belajar Empiris Induktif [5]. Berdasarkan penjabaran tersebut, terdapat kesamaan variabel penelitian berupa model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dan hasil yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa. Agar pembelajaran mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu perlu diadakannya penelitian tentang, Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Koorperatif Tipe Group Investigation dengan Discovery Inquiry di SMA. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (quasi experimental method) yaitu kegiatan penelitian yang tidak bermaksud atau tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kelas dan kondisi yang sudah ada [6]. Sampel yang digunakan sebanyak 38 siswa yang mempunyai kondisi yang sama. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen 1 dan X MIA 6 sebagai kelas eksperimen 2. 3. Hasil dan Pembahasan Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa hasil belajar fisika siswa antara kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen 1 (menggunakan Group Investigation) dan kelas X MIA 6 sebagai kelas eksperimen 2 (menggunakan Discovery Inquiry). Sebelum diberikan perlakuan kedua kelas diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: SNF2015-I-26

Tabel 1. Data Statistik Deskripsi Pretest Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 Statistik Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2 Jumlah Siswa 38 38 Nilai Tertinggi 70 60 Nilai Terendah 10 0 Rentang 60 60 Mean (rata-rata) 37,44 27,21 Varian 186,25 186,65 Standar Deviasi 13,64 13,66 Dari data diatas, hasil pretest kelas eksperimen 1 nilai terendah 10, nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata adalah 37,44. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 nilai terendah 0, nilai tertinggi 60 dan nilai rata-rata adalah 27,21. Berdasarkan hasil pretest kemampuan awal pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi dari pada kelas eksperimen 2. Kemudian setelah diberikan perlakuan, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diberikan posttest dengan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Data Statistik Deskripsi Posttest Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Statistik Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2 n (Jumlah siswa) 38 38 Nilai Tertinggi 93 90 Nilai Terendah 50 50 Rentang 43 40 Mean (rata-rata) 75,84 71,28 Varian 131,596 97,630 Standar Deviasi 11,47 9,88 Berdasarkan tabel diatas, hasil nilai pretest kelas eksperimen 1 memiliki nilai rata-rata pretest 37,44. Setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran koorperatif Group Investigation hasil nilai rata-rata posttest 75,84. Hal ini berarti nilai ratarata kelas eksperimen 1 meningkat sebesar 38,4. Sedangkan kelas eksperimen 2 hasil nilai rata-rata pretest 27,21. Setelah diberikan perlakuan Discovery Inquiry nilai hasil rata-rata posttest 71,28. Hal ini berarti nilai rata-rata kelas eksperimen 2 meningkat sebesar 44,07. Peningkatan lebih besar terjadi pada kelas eksperimen 2. Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Kelas Rata-rata Pretest Rata-rata Posttest Kenaikan Kelas eksperimen 1 37,44 75,84 38,40 Kelas eksperimen 2 27,21 71,28 44,07 Gambar 1. Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest SNF2015-I-27

Hasil posttest juga dianalisis menggunakan uji tukey, yaitu membandingkan nilai posttest setelah menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dan Discovery Inquiry (Q hitung ) dengan nilai dari tabel distribusi tukey (Q tabel ). Hal ini dengan melihat efektivitas penggunaan model pembelajaran koorperatif Group Investigation dengan Discovery Inquiry. Diperoleh hasil analisis data uji tukey dengan Q hitung sebesar 2,33 dan Q tabel sebesar 2,86. Hal ini menunjukkan, terdapat perbedaan yang tidak signifikan efektivitas penggunaan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dengan Discovery Inquiry. χ 2 tabel, maka Ha ditolak dan H 0 diterima. Kesimpulannya distribusi data nilai pretest kelas eksperimen 1 dapat dinyatakan berdistribusi normal. Dalam perhitungan pada kelas eksperimen 2, didapatkan harga chi kuadrat hitung sebesar 2,649. Selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi kuadrat tabel dengan dk = 6 dan α = 0,05, maka harga Chi kuadrat tabel yaitu 12,59159. Karena harga χ 2 hitung χ 2 tabel, maka Ha ditolak dan H 0 diterima. Kesimpulannya distribusi data nilai pretest kelas eksperimen 2 dapat dinyatakan berdistribusi normal. Dapat dilihat pada diagram berikut: Berdasarkan distribusi frekuensi dapat dibuat diagram batang sebagai berikut: Gambar 3. Histogram Batang Hasil Siswa Kelas Eksperimen 2 Ganbar 2. Histogram Batang Hasil Siswa Kelas Eksperimen 1 Dalam perhitungan pada kelas eksperimen 1, didapatkan harga chi kuadrat hitung sebesar 5,188. selanjutnya dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan dk = 6 dan α = 0,05, maka harga chi kuadrat tabel yaitu 12,59159. Karena harga χ 2 hitung Hasil posttest juga dianalisis menggunakan N- gain, yaitu membandingkan nilai posttest setelah menggunakan model pembelajaran koorperatif Group Investigation dan Discovery Inquiry dengan nilai pretest sebelum menggunakan model pembelajaran koorperatif Group Investigation dan Discovery Inquiry. Hal ini dengan melihat efektivitas penggunaan model pembelajaran koorperatif Group Investigation dengan Discovery Inquiry. Tabel 4. Hasil Analisis Rata-rata Pretest, Posttest, dan N-gain Kelas Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata Pretest Posttest Kenaikan N-gain Kriteria Eksperimen 1 37,44 75,84 40,21 0,63 Sedang Eksperimen 2 27,21 71,28 45,78 0,62 Sedang Berdasarkan tabel 4 diperoleh hasil analisis data uji N-gain dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan, terdapat perbedaan yang tidak signifikan efektivitas penggunaan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dengan penggunaan Discovery Inquiry. Setelah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh t hitung = 1,86 dan t tabel yaitu 1,66571. Karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka H 0 ditolak dan H a diterima. H a ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation lebih tinggi dari hasil belajar fisika siswa yang menggunakan Discovery Inquiry. Pada kelas eksperimen 1 yang diajarkan dengan menggunakan Group Investigation sebanyak 25 siswa setelah memenuhi kriteria ketuntasan minimum. Karena siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dapat menyelidiki sendiri tugas pembelajaran dalam kelompok belajar kecil, sehingga siswa menjadi lebih aktif, diskusi menjadi lebih aktif SNF2015-I-28

dan siswa diajak mengkaitkan materi pembelajaran yang telah didapatkan. Sehingga model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen 1. Pada kelas eksperimen 2 siswa yang diajarkan menggunakan Discovery Inquiry sebanyak 18 siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum. Pembelajaran dengan menggunakan Discovery Inquiry tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Dengan pembelajaran ini siswa dapat dilatih untuk memperhatikan hal yang penting dari suatu benda atau objek, siswa dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengkonsepsi cara kerja memancing siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber, dapat meningkatkan kerja sama antar kelompok karena dalam menyelesaikan suatu masalah harus berdasarkan kesepakatan bersama. Sehingga pembelajaran dengan Discovery Inquiry dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen 2. Berdasarkan analisis menggunakan uji N-gain, yaitu untuk melihat efektivitas penggunaan model Group Investigation dan Discovery Inquiry terlihat kedua model masuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan, efektivitas penggunaan model Group Investigation hasilnya mengalami perbedaan yang tidak signifikan dengan penggunaan model Discovery Inquiry. Hal ini yang menyebabkan efektivitas penggunaan model Group Investigation dan Discovery Inquiry sama-sama kuat. Keduanya menerapkan pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar (koorperatif), siswa dapat berlatih untuk menjadi lebih bertanggung jawab atas tugastugas belajarnya, belajar menyelesaikan masalah dan belajar mengkaitkan antara ilmu yang telah diperolehnya dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan Group Investigation dan Discovery Inquiry tentunya akan meningkatkan kemampuan kognitif siswa yang berakibat dengan meningkatnya hasil belajar. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Negeri Jakarta, Dinas Pendidikan Kota Bekasi dan SMAN 2 Kota Bekasi yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini. Daftar Acuan [1] Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. [2] Salinan Permendikbud Nomor 5496C dan Nomor 7915D Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 Pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (2014), p. 2. [3] Akcay, Okur dan Kemal Doymus. 2011. The Effects of Group Investigation and Coorperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Students Academic Achievements. International E-Journal of Educational Science Research, Vol. 2, No. 1. [4] Suryadana, Brian Aziz., Tjiptaning Suprihati, dan Sri Astutik. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Koorperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah Pada Pembelajaran Fisika Di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1, No. 3. [5] Kruisdiarti, Hanny. 2013. Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara Model Pembelajaran Siklus Belajar Empiris Induktif Dengan Pembelajaran Modified Free Discovery Inquiry. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1, No. 2. [6] Sugiyono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada (2012), p. 50. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation dengan siswa yang menggunakan model Discovery Inquiry. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran koorperatif tipe Group Investigation lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajarkan menggunakan Discovery Inquiry. SNF2015-I-29

SNF2015-I-30