HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN Andriyani Puji Hastuti, Imelda Dyan Utari Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Pada program pemberian vitamin A peran ibulah yang terpenting. Pengetahuan Ibu tentang vitamin sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan dan ketepatan dalam pemberian vitamin itu sendiri. Banyak balita yang tidak diberikan vitamin A, diakibatkan karena kurangnya pengetahuan Ibu tentang vitamin itu sendiri. Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A pada balita di Posyandu Mekarsari Kroyo Karangmalang Sragen. Metode Penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, menggunakan tekhnik sampling accidental sampling dengan sampel 40 responden, menggunakan analisa Chi Square. Hasil: Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai x hitung = 7,937, sedangkan x tabel = 5,991. Mencermati hasil perbandingan tersebut maka hipotesis alternative (H 0 ) ditolak, (H a ) diterima, yaitu ada Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A pada balita. Simpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang pemberian vitamin A pada balita. Kata kunci : Balita, Pengetahuan, Vitamin A
LATAR BELAKANG Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, dan merupakan zat gizi yang penting bagi manusia karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (Prasetyono, 2009). Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, kekeringan pada kornea mata, kekurangan nafsu makan, mudah terkena infeksi, kulit menjadi kering dan kasar, terhambatnya pertumbuhan sel sel tubuh (Mitayani, et.al, 2010). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan kabupaten jawa tengah tahun 2009 menunjukkan cakupan pemberian suplementasi vitamin A dosis tinggi pada bayi 91,36 %, pada balita 79,43 %, cakupan suplementasi kapsul vitamin A pada bayi telah melampaui target sebesar 90 %, sedang cakupan pada balita masih rendah dibanding dengan target pencapaian tingkat nasional sebesar 90%. Saat ini sekitar 40 juta anakanak menderita kekurangan vitamin A, 13 juta anak mulai menunjukkan gejala klinis gangguan pada mata, sepertiga kematian anak- anak secara tidak langsung juga disebabkan oleh kekuangan vitamin A (Departemen Kesehatan, 2009). Untuk mencegah hal tersebut maka dilaksanakan program upaya kesehatan yang salah satunya adalah pemberian vitamin A. Pemberian vitamin A pada balita sangat penting karena dapat mengurangi morbiditas terhadap penyakit yang salah satunya adalah penyakit xerophtalmia. Dengan memberikan vitamin A maka diharapkan dapat mencegah angka kesakitan dan kematian pada balita (Supariasa, et.al, 2002 ). Vitamin A yang tersedia dalam tubuh, mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi, dan dalam pembentukan maturasi epitel. Vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme, margarin, tumbuhtumbuhan, sayur-sayuran, buahbuahan, dan juga pada kapsul vitamin A (Hidayat, 2005). Pada program pemberian vitamin A peran ibulah yang
terpenting. Ibu yang biasanya mengambil keputusan dalam pengasuhan terhadap anak, meskipun peran bapak tidak boleh dikesampingkan. Pengetahuan ibu tentang vitamin sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan dan ketepatan dalam pemberian vitamin itu sendiri. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi, umur dan pekerjaan (Soekanto, 2000 ). Kapsul vitamin A bagi balita diberikan setiap bulan Februari dan Agustus dalam program perbaikan gizi yang dikenal sebagai bulan pemberian vitamin A pada balita. Pada bulan Februari dan Agustus, petugas Kesehatan (gizi) akan melakukan penggerakan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita untuk datang ke posyandu, membawa anaknya untuk diberikan kapsul vitamin A secara gratis (Himawan, 2004). Jumlah ibu yang memiliki balita di Posyandu Karangmalang adalah 50 orang. Jumlah balita yang diberi vitamin A adalah 30, dan yang tidak diberi 20 balita (Posyandu). Di Posyandu Karangmalang, dari beberapa Ibu yang memiliki balita, ada yang mengetahui tentang vitamin A secara jelas, dan ada juga Ibu yang kurang mengetahuinya, hal ini yang menyebabkan ibu- ibu ada yang memberikan vitamin A dan ada yang tidak memberikannya. Padahal vitamin A sendiri mudah didapat, dan harganya pun juga terjangkau. Tapi tetap saja ada ibu yang tidak memberikannya. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Vitamin A dengan Pemberian Vitamin A pada Balita di Posyandu Mekarsari Kroyo Karangmalang Sragen. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan secara Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita dan datang ke Posyandu Mekarsari, Kroyo, Karangmalang, Sragen sebanyak 50 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 40 responden dengan teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah menggunakan accidental sampling. Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach s alpha. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdapat dua variabel. HASIL PENELITIAN 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A Tabel 4.1 Distribusi frekuensi relative Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A No 1 2 3 Kategori Baik Cukup Kurang Frekuensi (f) 14 20 6 Prosentasi (%) 35 % 50 % 15 % Total 40 100 % Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A Pada Balita dari 40 responden mayoritas responden memiliki Tingkat Pengetahuan yang cukup, yaitu sebanyak 20 responden (50%). 2. Pemberian Vitamin A Pada Balita Tabel 4.2 Distribusi frekuensi relative pemberian vitamin A pada balita No 1 2 Kategori Diberi Tidak diberi Frekuensi (f) 30 10 Prosentasi (%) 75 % 25 % Total 40 100 % Sumber : Data primer 2015 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pemberian vitamin A pada balita sejumlah 30 balita (75%), dengan kategori diberi. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A dengan Pemberian Vitamin A Tabel 4.3 Tabel Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A Tingkat Pengetahua n Baik Cukup Kurang Pemberian Diber i 13 15 2 Tidak Diber i 1 5 4 Total % 14 (100% ) 20 (100% ) 6 (100% ) Total 30 10 40 (100 %)
Berdasarkan tabel 4.3 tabulasi silang mengenai Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A pada balita sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan memberikan vitamin A pada balitanya sebanyak 15 responden (37,5%). Dengan derajat kebebasan (dk)= 2 didapatkan nilai chi square hitung adalah 7,937 sedangkan chi square table 5,991 (X 2 hitung > X 2 tabel, maka hubungannya signifikan, yang berarti H 0 ditolak dan H a diterima. Angka ini memberikan arti bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A pada balita. PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden (50%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah : tingkat pendidikan, informasi, sosial budaya, pengalaman, sosial ekonomi, umur, lingkungan (Mubarak.W, 2007). Tingkat Pengetahuan Ibu dianggap cukup dengan adanya faktor pengetahuan yang mendukung, dan dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A cukup. Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang diberikan vitamin A sebanyak 30 balita (75% ). Pemberian kapsul vitamin A bagi balita diberikan setiap bulan Februari dan Agustus dalam program perbaikan gizi yang dikenal sebagai bulan pemberian vitamin A pada balita. Pada bulan Februari dan Agustus, petugas Kesehatan (gizi) akan melakukan penggerakan
kepada ibu- ibu yang mempunyai balita untuk datang ke posyandu, membawa anaknya untuk diberikan kapsul vitamin A secara gratis (Himawan, 2004). Dengan pengetahuan Ibu yang baik tentang vitamin A, dan juga pengetahuan Ibu tentang jadwal pemberian vitamin A, dapat meningkatkan angka kecukupan pemberian vitamin A pada balita (Mubarak.W, 2007). Berdasarkan tabel silang antara tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A dapat diketahui bahwa sebagian besar Ibu memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan memberikan vitamin A pada balita sebanyak 15 responden (37,5% ). Data yang diperoleh dari hasil uji silang, dilakukan uji hipotesis menggunakan rumus chi square test dengan program SPSS 17.0 for Windows XP dengan derajat bebas(dk)= 2 didapatkan nilai chi square hitung adalah 7,937 sedangkan chi square tabel 5,991 (X 2 hitung > X2 tabel). angka ini memberikan arti bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A pada balita. Pemberian vitamin A pada balita adalah penting untuk mengurangi morbiditas terhadap penyakit yang salah satunya adalah penyakit xerophtalmia. Dengan memberikan vitamin A maka kita harapkan dapat mencegah angka kesakitan dan kematian (Supariasa, et.al, 2002 ). Dari sinilah Ibu mengetahui apabila balitanya memiliki tandatanda akibat kekurangan vitamin A, dengan pengetahuan Ibu yang cukup tentang masalah vitamin A, maka Ibu akan lebih bijak dalam memberikan vitamin A pada balitanya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan Mitayani, et.al, 2010). Jadi tingkat pengetahuan Ibu yang cukup sangat mempengaruhi Ibu dalam pemberian vitamin A pada balita. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang vitamin A dengan pemberian vitamin A pada balita di posyandu Mekarsari Kroyo Karangmalang Sragen.
Saran Bagi ibu yang memiliki balita Diharapkan untuk selalu melakukan pemberian vitamin A secara teratur setahun 2 kali dan apabila ibu yang tidak mengetahui tentang vitamin A diharapkan bertanya kepada tenaga kesehatan (bidan) tentang vitamin A ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit rabun senja (xeroptalmia).bagi tenaga kesehatan (bidan) Diharapkan dapat lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang vitamin A pada ibu- ibu yang memiliki balita agar ketidaktahuan ibu-ibu dapat berkurang. tentang vitamin A dapat DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S. 2006. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatn Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medica. Hidayat,A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Himawan,M. 2004. Defisiensi Vitamin A dan Akibatnya. Jakarta : EGC. Joko S. 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala. Machfoedz. 2009. Metopen Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta : Fitramaya. Mitayani,M., Wiwi,S. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Trans Info Media. Mubarak,W. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC. Mubarak,W. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Sibagariang, E. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Trans Info Media. Sugiyono. 2007. Statistika. Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Supariasa,D,. Bachyar,B,. Ibnu,F. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Suyanto. 2009. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Jogjakarta : Mitra Cendikia.