BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

ANALISIS PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA (R1-900 VA) DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

POLA PENGEMBANGAN ENERGI PERDESAAN DENGAN SWADAYA MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

I. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

BAB I PENDAHULUAN. seperti penerangan rumah, elektronik, hingga keperluan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini dalam menunjang kemajuan masyarakat. Mudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alat rumah tangga yang menggunakan listrik. Akan tetapi, pada

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

INFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik dalam era globalisasi ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan energi listrik juga digunakan untuk kebutuhan lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan Listrik Negara (PLN)adalah Badan Usaha Milik Negara. jasa yaitu mendistribusikan pasokan listrik bagi masyarakat yang

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan energi listrik oleh masyarakat dan. dunia industri tidak sebanding dengan peningkatan produksi listrik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan akan energi listrik dalam jumlah yang cukup dan pada saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satusatunya

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Sedangkan untuk sektor industri, listrik berguna unutk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi

Bab I. Pendahuluan. Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan air, maka bumi menjadi planet

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami

Kenaikan TDL Konferensi Pers. Jakarta, 29 Juni 2010

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis ekonomi menerpa negeri ini, tak henti-hentinya PLN dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi perusahaan PT PLN (Persero) dengan kebijakan restrukturisasi

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah yang dimanfaatkan untuk perkembangan perekonomian. Salah satu sumber daya alam terpenting ialah sumber daya energi yang merupakan salah satu pendorong utama perekonomian. Keterbatasan sumber daya energi yang dimiliki Indonesia, merupakan kendala yang dapat menghambat pembangunan ekonomi di kemudian hari. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada masyarakat luas untuk kegiatan ekonomi dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Penggunaan energi di semua sektor menampakkan besarnya peran energi dalam kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan masyarakat menjaga kelestarian sumber daya alam energi sehingga manfaatnya dapat dinikmati tidak hanya masa kini, tetapi juga masa depan. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya tersebut perlu diupayakan pemanfaatan secara optimal dan penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi dalam rangka kebijakan energi nasional yang menyeluruh dan terpadu. Adapun jenis dari sumber daya energi yaitu energi potensial, energi kinetik, energi kimia, energi kalor, energi bunyi, energi nuklir, energi radiasi dan energi listrik (Setyawan, 2008). 1

Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan alat-alat atau mesin industri. Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat energi listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik terutama yang berasal dari sumberdaya tak terbarui ketersediaannya semakin terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sumber energi listrik perlu diupayakan langkah strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau. Dimana kita ketahui bahwa listrik pada dasarnya merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan juga untuk kegiatan industri (Saepudin, 2013). Dalam upaya untuk pelaksanaan pembangunan energi listrik di Indonesia, baik untuk meningkatkan pasokan, layanan, maupun pengelolaan banyak di hadapi masalah dan kendala, antara lain sejumlah besar masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan yang sulit dijangkau menyebabkan kepadatan beban rendah yang mengakibatkan biaya listrik per kwh menjadi tinggi. Lokasi geografis yang terdiri dari pulau-pulau menjadikan pembatasan distribusi sistem ketenagalistrikan, dan lokasi sumber energi secara keseluruhan jauh dari pusat, sehingga beban transportasi mahal dan biaya energi listrik cukup tinggi. Sementara itu, mengingat bahwa energi listrik merupakan faktor penting dalam merangsang perkembangan perekonomian nasional, harga listrik diusahakan 2

terjangkau untuk masyarakat serta bagi investor dan pengusaha. Harga energi listrik harus dapat membantu meningkatkan daya saing hasil-hasil produksi dalam negeri. Sekarang ini kita mengalami krisis energi, terutama listrik. Efek dari keterbatasan ini adalah terjadinya pemutusan sementara dan distribusi listrik bergilir karena semakin tak berdayanya PLN memenuhi kebutuhan penduduk sebagai akibat dari kenaikan harga energi mulai dari minyak dan batubara. Oleh karena itu, sangat diperlukan penekanan kepada konsumsi listrik rumah tangga dan bisnis (Basri dan Munandar, 2009). Di Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN sebagai pemegang hak pengusahaan listrik (monopoli) (Basri dan Munandar, 2009). PLN melakukan pengggolongan terhadap konsumennya berdasarkan besarnya tarif listrik yang dikenakan, dalam penggolongan listrik untuk aktivitas sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu: 1) Rumah Tangga, 2) Usaha, 3) Industri dan 4) Pemerintahan/publik. Rumah tangga adalah kelompok pelanggan yang menggunakan listrik sebagai salah satu energi yang dipakai dalam memenuhi kebutuhannya. Kelompok usaha terdiri dari usaha penginapan, rumah makan, perdagangan, jasa keuangan, jasa hiburan dan jasa sosial. Kelompok industri berupa industri makan, tekstil, logam, permesinan dan industri lainnya. Semua kelompok ini sebagai konsumen listrik, kebutuhannya terus meningkat (Setyawan, 2008). 3

Saat ini seluruh kota dan hampir seluruh desa di Indonesia terpenuhi kebutuhan listriknya, kecuali desa-desa terpencil. Kebutuhan listrik saat ini benarbenar dapat digolongkan sebagai salah satu kebutuhan dasar, apalagi di kota, karena tanpa listrik dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan terganggu bahkan sebagian lumpuh (Setyawan, 2008). Kelompok rumah tangga merupakan kelompok konsumen yang paling berperan terhadap permintaan listrik. Nababan (2008) sudah melakukan beberapa pertimbangan, yaitu : (1) konsumen terbesar pelanggan listrik masih di dominasi oleh kelompok rumah tangga, (2) Komsumsi energi listrik pelanggan rumah tangga termasuk dalam kelompok pemakai terbesar, (3) sasaran program elektrifikasi adalah rumah tangga, (4) pelanggan rumah tangga pada umumnya menggunakan alat-alat listrik lebih banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Kota Bukittinggi sebagai salah satu kota besar di Sumatera Barat dengan jumlah penduduk sebesar 120.491 jiwa yang terdiri dari 58.408 laki-laki dan 62.083 perempuan dan 31.690 rumah tangga, perkembangan akan kebutuhan listriknya salah satunya ditunjukkan dalam jumlah pelanggan listrik dan energi terjual (kwh). Tidak jauh berbeda dengan kota-kota besar lainnya di Sumatera Barat. Pemakaian energi listrik di Kota Bukittinggi didominasi oleh kelompok pelanggan rumah tangga. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi untuk tahun 2014, jumlah pelanggan jenis tarif rumah tangga sebanyak 35.167 pelanggan, energi terjual sebanyak 61.004.439 kwh. Ditahun 2015 pelanggan jenis tarif rumah tangga naik 4

menjadi 36.234 pelanggan sedangkan energi terjual meningkat sebanyak 61.977.364 kwh (Bukittinggi dalam angka, 2016). Berkaitan dengan hal tersebut, di kota Bukittinggi permintaan akan energi listrik mengalami peningkatan karena kota Bukittinggi telah menjadi kota dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Permintaan akan listrik diiringi oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat akan penggunaan tenaga listrik baik oleh rumah tangga, industri, bisnis, dan jasa. Besarnya tingkat penggunaan listrik ini menyebabkan semakin menipisnya pasokan penyediaan energi listrik oleh pihak PLN mengingat lagi bahwa pembangkit listrik wilayah Sumatera Barat pada umumnya menggunakan pembangkit listrik tenaga air, dimana masalah yang sering terjadi kerusakan mesin dan debit air mengalami penurunan saat musim panas, sehingga mengakibatkan pasokan listrik tidak sebanding dengan permintaan listrik yang semakin meningkat. Kadir (2000) mengatakan bahwa pendapatan, harga (tarif) listrik, harga barang lain, harga peralatan listrik yang digunakan, jumlah perangkat listrik yang digunakan, beban maksimum, tingkat kegiatan ekonomi, dan luas bangunan merupakan variabel-variabel lain yang mempengaruhi permintaan. Jumlah alat elektronik yang menggunakan listrik berpengaruh terhadap pemakaian listrik rumah tangga. Dapat dikatakan bahwa dengan penambahan jumlah alat yang menggunakan listrik maka akan mengakibatkan kenaikan terhadap permintaan listrik pada rumah tangga. Guertin et al (2003) mengatakan bahwa permintaan 5

energi listrik adalah jumlah konsumsi listrik rumah tangga dilihat dari tingkat kepuasan konsumen dan banyaknya peralatan listrik yang dimiliki. Faktor lain yang mengakibatkan bertambahnya permintaan akan listrik yaitu pendapatan. Pendapatan berpengaruh terhadap permintaan akan jumlah daya listrik. Jika pendapatan rumah tangga lebih besar dan keinginan untuk meningkatkan, konsumsi daya listrik juga meningkat. Hubungan antara kedua variabel pendapatan dengan jumlah permintaan tergantung kepada barang yang menggunakan energi listrik (Bangun, 2007). Variabel luas bangunan rumah juga berpengaruh terhadap permintaan listrik rumah tangga. Semakin besar rumah maka setiap ruangan dan kamar perlu penerangan yang akan membutuhkan listrik yang mengakibatkan permintaan akan listrik juga meningkat (Bhattacharjee & Reichard, 2011). Secara umum, jumlah orang yang hidup dalam rumah tangga merupakan variabel penting untuk menentukan permintaan listrik rumah tangga (Bhattacharjee & Reichard, 2011). Karena setiap anggota keluarga yang hidup dalam satu rumah kebutuhan listriknya berbeda-beda ada yang tinggi dan ada juga yang rendah. Dengan ini, jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap jumlah permintaan terhadap listrik. Dengan melihat bahwa permintaan rumah tangga tidak sebanding dengan pasokan daya listrik, maka peneliti tertarik untuk membahas skripsi tentang "Analisis Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga ( Studi Kasus pada 6

Kelompok Konsumen Rumah Tangga di Kota Bukittinggi", dimana listrik telah menjadi kebutuhan yang sangat penting pada saat ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana pengaruh pendapatan keluarga dengan jumlah permintan listrik di Kota Bukittinggi? b. Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap jumlah permintaan listrik di Kota Bukittinggi? c. Bagaimana pengaruh Jumlah alat listrik terhadap jumlah permintaan listrik di Kota Bukittinggi? d. Bagaimana pengaruh luas bangunan rumah dengan jumlah daya listrik di Kota Bukittinggi? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui berapa besar pengaruh pendapatan keluarga dengan jumlah permintaan listrik di Kota Bukittinggi? b. Menjelaskan pengaruh jumlah tanggungan anggota keluarga terhadap jumlah permintaan listrik di Kota Bukittinggi? c. Mengetahui berapa besar pengaruh jumlah alat listrik terhadap jumlah permintaan listrik di Kota Bukittinggi? 7

d. Menidentifikasi pengaruh luas bangunan rumah dengan jumlah permintaan listrik di Kota Bukittinggi? 1.4 Manfaat Penelitian a. Penelitian berguna sebagai masukan dan saran dalam mengambil keputusan Bagi PT.PLN(PERSERO) untuk meningkatkan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen dan sebagai pertimbangan mengatasi masalah. b. Penelitian ini dapat menjadi referensi Bagi masyarakat (rumah tangga) dalam menyiapkan rencana terhadap penggunaan listrik secara efektif dan efisien. c. Penelitian ini dapat dijadikan tambahan dan masukan Bagi mahasiswa (i),yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. d. Sebagai tambahan untuk melengkapi sekaligus sebagai pembanding dari hasil penelitian terdahulu yang sudah membahas topik yang sama. 1.5 Batasan Penelitian Agar penulisan ini lebih terarah, maka perlu di lakukan penentuan ruang lingkup penelitian dalam bentuk pembatasan-pembatasan sebagai berikut: a. Lokasi penelitian yang di pilih adalah Kota Bukitinggi. b. Sampel responden yang di pilih merupakan konsumen rumah tangga yang berada di Kota Bukitinggi yang berdomisili di Kota Bukitinggi. c. Variabel yang diteliti mencakup 2 (dua) jenis variabel yaitu variabel X dan Y, dimana variabel X adalah variabel bebas yang terdiri dari 4 8

indikator yaitu X1 untuk Pendapatan X2 Jumlah alat listrik yang digunkan, X3 Jumlah Tanggungan, dan X4 Luas Bangunan Rumah. Sedangkan variabel Y adalah variabel terikat yang menunnjukan Permintaan Listrik Rumah Tangga di Kota Bukitinggi. d. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan wawancara langsung kepada responden dengan jumlah sampel 204 orang konsumen rumah tangga yang berada di Kota Bukitinggi. 1.6 Sistematika Penelitian Untuk memberikan kemudahan dalam memahami tulisan penelitian ini, maka keseluruhan isi dan tulisan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini mengemukakan beberapa landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis dari penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini menjelaskan lokasi penelitian, populasi, sampel, sumber data, defenisi operasional variable, metode pengumpulan data, dan metode analisis data yang akan di uji dalam penelitian. 9

BAB IV : GAMBARAN UMUM Pada bagian ini menjelaskan tentang gambaran umum Kota Bukitinggi. BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menguraikan tentang hasil penemuan empiris dari hasil perhitungan dan pengolahan data dengan analisis regresi, yang pada akhirnya akan memberikan hasil hal-hal apa saja yang mempengaruhi wanita bekerja di sektor formal dan informal di Kota Bukitinggi. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini merupakan bagian penutup dari tulisan penelitian ini, terdiri dari kesimpulan yang merupakan ringkasan dari pembahasan sebelumnya, serta saran yang dianggap perlu, baik untuk pemerintah daerah maupun untuk penelitian selanjutnya. 10