BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) :

dokumen-dokumen yang mirip
UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang

UNDERSTANDING CHOLESTEROL. Djadjat Tisnadjaja Puslit Bioteknologi-LIPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LIPOPROTEIN. Ana Andriana, S.Si Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran - UNIZAR. Ana Andriana 1

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. umum lipid ada yang larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non. dan paha seiiring dengan bertambahnya usia 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Selatan (Iskandar, 2005). Kemuning bersosok perdu dengan tinggi mencapai 8. dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol

PERANAN LIPOPROTEIN TERHADAP TERJADINYA ATEROSKLEROSIS PADA ARTERIKORONARIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MONASTEROL OBAT PENURUN KOLESTEROL DENGAN BAHAN ALAMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Seledri Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) : Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Apiales : Apiaceae : Apium : Apium graveolens 2.2 Deskripsi Tanaman Tanaman seledri ini berupa herba tegak. Umur tanaman ini bisa mencapai 2 tahun. Daun berpangkal pada batang dekat tanah, bertangkai, dan mengeluarkan bau aromatis yang khas. Bunga majemuk dan bertangkai pendek pendek. Buah membulat panjang dan berwarna coklat. Biji berwarna hitam (Mursito, 2002) 2.3 Trigliserida dan Struktur trigliserida Gambar 2. 1 Rumus bangun trigliserida Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Rigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Fungsi utama gliserida adalah sebagai zat energi. Lemak

disimpan dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya kedalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO 2 ), dan air (H 2 O) (Linder, 1992). 2.4 Gemfibrozil dan strukturnya Gambar 2.2 Rumus bangun gemfibrozil (Ditjen POM, 1995) Gemfibrozil adalah senyawa yang mampu mengatur lipid plasma, dengan jalan menurunkan kadar trigliserida serum, kolesterol total, kolesterol VLDL (Very Low Density Lipoprotein), kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan meningkatkan pembersihan apolipoprotein B sebagai pembawa VLDL sehingga kadar VLDL berkurang dan meningkatkan kolesterol HDL dengan jalan meningkatkan substrak HLD serta Apolipoprotein AI dan AII (Suyatna, 1995). 2.5 Lipid Plasma Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut kedalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol,trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat pengunaannya. Ada 4 jenis lipoprotein:

a. Kilomikron merupakan partikel paling besar dan paling ringan dari lipoprotein plasma. Fungsinya ialah untuk mengangkut lemak dari makanan yang diabsorpsi usus, dan masuk ke sirkulasi darah. b. Very low density lipoprotein (VLDL) Lipoprotein densitas sangat randah terutama berisi trigliserida yang berasal dari usus dan hati, dan membawanya kejaringan perifer ( jaringan adipose). Dihati VLDL trigliserida di bentuk dari trigliserida, kolesterol (bebas dan teresterifikasi), fosfolipid dan apoprotein. Setiap pembentukan trigliserida akan diikuti dengan peningkatan VLDL trigliserida. Katabolisme VLDL terjadi didalam intra vaskula, dengan bantuan enzim lipotik lipoprotein lipase. Produksi VLDL yang berlebihan merupakan penyebab utama hipertrigliseridemia. c. Low density lipoprotein (LDL) Lipoprotein densitas rendah terutama berisi kolesterol, dan berfungsi membawa kolesterol dari hati ke sel-sel perifer yang dibutuhkan untuk pembentukan membran. Kadar LDL dipengaruhi oleh makanan yang berlemak. Bila makanan merupakan lemak tidak jenuh berantai panjang meningkat, akan terjadi penurunanan kadar LDL karena pembentukannya berkurang dan katabolismenya meningkat tetapi bila makannnya merupakan lemak jenuh tinggi, maka akan terjadi perubahan sebaliknya. Peningkatan ladar LDL akan penyebabkan hiperkolesterolemia. LDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan, karena kadar LDL kolesterol meningkat akan menyebabkan penebalan

dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol sering digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui resiko PJK (Penyakit Jantung Koroner). d. High density lipoprotein (HDL) Lipoprotein densitas tinggi berfungsi membawa kolesterol dari jaringan kehati. HDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan, karena mengangkut kolesterol dari penbulu darah kembali kehati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan resiko terjadinya PJK (Penyakit Jantung Koroner). Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan berhenti merokok, dan menambah aktivitas (Suharti. dkk,1984). 2.6 Jalur Pengangkutan Lemak Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara yaitu melaulai jalur eksogen dan endogen. 1. Jalur Eksogen Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron. Kilomikron ini akan membawa kedalam aliran darah. Kemudian trigliserida dalam kilomikron akan megalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron bermolekul besar (kilomikron remnan). Asam lemak bebas akan melewati jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali menjadi cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan

dimetabolisme dalamm hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan kedalam usus, berfungsi seperti detergen dan membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol kejaringan tubuh lainnya melalui jaringan endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. 2. Jalur Endogen. Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah kerbohidrat dan lemak menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, tirgliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk. VLDL yang kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. LDL berfungsi menghantarkan kolesterol kedalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan kedalam darah, di mana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL yang berfungsi membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Sehingga muncul istilah LDL kolesterol yang disebut dengan lemak jahat dan HDL kolesterol disebut dengan lemak baik (Smaolin & Grosvenor, 1997).

Gambar 2.3 Ilustrasi peran masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein 2.7 Hiperlipidemia 2.7.1 Pengertian Hiperlipidemia Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar lipid/ lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu: o Hiperlipidemia Primer Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. o Hiperlipidemia Sekunder Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya: diabetes militus, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang) (Mery, dkk, 2001) Klasifikasi klinis hipirlidemia (dalam hubungannya dengan penyakit jantung koroner), yaitu: o Hiperkolesterolemia yaitu : peningkatan kadar kolesterol dalam darah o Hipertrigliseridemia yaitu : peningkatan kadar trigliserida dalam darah

o Hiperlipidemia yaitu : peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. 2.7.2 Penyebab hiperlipidemia: Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik) Penyebab sekunder, seperti: 1. Usia Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. 2. Jenis kelamin Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah manopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. 3. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti mentega, margarin, es krim, keju, daging berlemak 4. Kurang melakukan olah raga 5. Obesitas/ kegemukan 6. Pengguna alkohol Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreastitis, diabetes militus, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dl dianggap abnormal, kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dl) bisa menyebabkan pankreastitis (gangguan pada organ pankreas) (Smaolin & Grosvenor, 1997) Biasanya pengobatan yang paling baik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi adalah: Menurunkan berat badan apabila memiliki berat badan yang berlebihan

Berhenti merokok Mengurangi jumlah lemak dalam makanan Melakukan olah raga Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (Anonim, 2009). Hiperlipoproteinemia adalah keadaan di mana kadar satu atau beberapa kombinasi lipoproteion yang mentranspotr kolesterol atau trigliserida dalam plasma meningkat. Ada 4 tipe hiperlipoproteinemia, yaitu: Tipe I (hiperkilomikronemia Familial) Tipe ini mmperlihatkan adanya peningkatan kadar kilomikron pada waktu puasa bahkan dengan diet lemak normal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi lipoprotein lipase yang dibutuhkan untuk metabolisme kilomikron. Trigliserida serum meningkat. Tipe IIa (hiperkolesterolemia familial) Pada tipe ini terjadi peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam degradasi LDL, sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum tetapi triasilgliserol normal. Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal. Dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik. Pengobatan dapat dilakukan dengan diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh, dan pemberian obat-obat hipolipoprotein seperti, kolestiramin atau kolestipol dan/atau lovastatin atau mevastatin. Tipe IIb (hiperlipidemia campuran familial) Tipe ini sama dengan IIa kecuali VLDL juga meningkat, menyebabkan trigliserida serum dan kolesterol meningkat. Disebabkan produksi VLDL oleh hati yang berlebih. Sering ditemukan. Pengobatan dapat dilakukan

dengan pembatasan kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alkohol. Terapi obat sama dengan IIa. Tipe III (disbetalipoproteinemia familial) Konsentrasi IDL serum meningkat menyebabkan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol. Penyebabnya adalah overproduksi atau IDL kurang digunakan, karena mutasi apolipoprotein E. Terbentuk xantoma dan terjadinya penyakit jantung koroner dan vaskular yang dipercepat. Pengobatan dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan (jika perlu), pembatasan diet kolesterol dan alkohol, terapi dengan obat termasuk niasin dan klofibrat (atau gemfibrozil) atau lovastatin (atau mevastatin). Tipe IV (hipertrigliseridemia familial) Terjadi peningkatan kadar VLDL, sedangkan LDL normal atau berkurang, mengakibatkan kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar trigliserida. Disebabkan karena overproduksi dan/atau berkurangnya pengeluaran VLDL trigliserida dalam serum. Pengobatan dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan, pembatasan diet dalam karbohidrat yang terkontrol, mengganti lemak yang dikonsumsi, konsumsi alkohol rendah. Terapi obat dengan memberikan niasin dan/atau gemfibrozil atau lovastatin (atau mevastatin). Tipe V (hipertrigliseridemia campuran familial) Ditunjukkan dengan kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal atau meningkat, sehingga kadar kolesterol meningkat dan terjadi peningkatan trigliserida yang sangat tinggi. Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron.

Tipe ini paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk dan/atau diabetes. Pengobatan dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan, rendah lemak dan karbohidrat, diet harus mengandung protein, tidak boleh mengkonsumsi alkohol, jika perlu terapi dengan obat termasuk niasin, gemfibrozil, atau lovastatin (atau mevastatin). Tabel 2.1. Pola Lipoprotein pada berbagai Tipe Hiperlipidemia (Mery, dkk, 2001) Pola lipoprotein Peningkatan utama dalam plasma Lipoprotein lipid Type I kilomikron Trigliserida Type IIa LDL Kolesterol Type IIb LDL dan VLDL Kolesterol dan trigliserida Type III IDL Trigliserida dan kolesterol Type IV VLDL Trigliserida Type V VLDL dan kilomikron Trigliserida dan kolesterol 2.8 Pengertian Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simpisia nabati dengan air pada suhu 90 o C selama 15 menit ( Ditjen POM 1995 ) Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan penyanyi sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989). Cara penyarian dapat dibedakan menjadi infudasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian berkesinambungan. Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahanbahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986).

2.9 Suspensi 2.9.1 Pengertian suspensi Suspensi merupakan sediaan yang homongen yang terdiri dari 2 fase. Yaitu, fase kontinu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau fase padat, dan fase terdispers atau fase dalam berupa partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu. Suspensi yang baik harus tetap homongen selama waktu yang dibutuhkan untuk penuangan dan pemberian dosis setelah wadahnya dikocok. 2.9.2 Alasan pembuatan suspensi. Ada beberapa alasan pembuatan suspensi, antara lain: 1. beberpa obat tertentu tidak stabil secara kimia dalam bentuk larutan 2. untuk sebagian pasien bentuk cairan lebih disukai daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama). 3. bentuk cair lebih mudah untuk ditelan dan kemudahan dalam pemberian dosis. 4. untuk pemberian dosis yang sangat besar relatif lebih mudah. 5. aman 6. penyesuian dosis untuk anak anak lebih mudah diberikan 7. untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari obat. 2.9.3 Sifat sifat yang di inginkan dalam suatu suspensi (Ansel, 1989) : 1. suatu suspensi yang dibuat harus dengan tepat mengendap secara lambat, dan apabila dikocok suspensi harus merata.

2. karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel tetap agak konstan untuk waktu yang lama untuk menyimpanan pada waktu yang lama. 3. suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.