Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan September 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

BERITA RESMI STATISTIK

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Jambi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

Perkembangan. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.79 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Provinsi Gorontalo

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi/Deflasi Perdesaan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2016 TURUN -0,27 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2017 TURUN -0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani Oktober 2017 Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi/Deflasi Perdesaan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2017 TURUN -0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JUNI 2015


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2016 SEBESAR 97,14 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,31 PERSEN

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Utara Bulan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 101,65 atau meningkat 0,91 persen dari Pada, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 101,65 atau mengalami peningkatan 0,91 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya ( ) yang sebesar 100,73. Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP terhadap terjadi peningkatan NTP di delapan provinsi, sementara dua lainnya mengalami penurunan. Peningkatan NTP tertinggi terjadi di Sulawesi Barat yaitu 1,41 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Sulawesi Selatan sebesar -0,70 persen. Secara nasional NTP mengalami peningkatan dari ke yaitu dari 101,60 menjadi 102,22 atau naik 0,61 persen. Pada, Provinsi Maluku Utara mengalami inflasi perdesaan negatif atau mengalami deflasi sebesar 0,38 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks harga pada dua kelompok pengeluaran. Inflasi Perdesaan Nasional pada bulan sebesar -0,27 persen atau mengalami deflasi, yang disebabkan oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku Utara sebesar 113,27 atau naik 0,17 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya ( ) yang sebesar 113,08. 1

1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada tujuh kabupaten di Provinsi Maluku Utara Bulan, NTP Provinsi Maluku Utara naik 0,91 persen dibandingkan NTP, yaitu dari 100,73 menjadi 101,65. Peningkatan NTP pada disebabkan karena indeks harga hasil produksi pertanian (It) mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen, sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,22 persen. Naiknya NTP Provinsi Maluku Utara disebabkan oleh naiknya NTP pada 4 (empat) subsektor yaitu, NTP Subsektor Tanaman Holtikultura naik sebesar 1,55 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,01 persen, NTP Subsektor Peternakan naik 0,22 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,55 persen. Sementara itu NTP Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 1,06 persen. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada, di Maluku Utara indeks harga yang diterima petani (It) secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen dibanding, yaitu dari 128,32 menjadi 129,20. Jika dilihat menurut subsektornya terjadi peningkatan It pada empat subsektor (Holtikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan), sementara Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan It. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Maluku Utara turun sebesar 0,22 persen bila dibanding, yaitu dari 127,39 menjadi 127,11. Jika dilihat menurut subsektornya, terjadi penurunan Ib pada semua subsektor. 2

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Maluku Utara Per Subsektor, (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan (%) 1. Tanaman Pangan (1) (2) (3) (4) a. Indeks yang Diterima (It) 130,98 129,36-1,24 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 129,08 128,84-0,18 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 101,48 100,40-1,06 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 138,18 139,94 1,27 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 128,19 127,84-0,27 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 107,79 109,47 1,55 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 120,79 122,88 1,73 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 128,40 128,05-0,27 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 94,07 95,96 2,01 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 130,67 130,80 0,10 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121,48 121,33-0,12 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 107,57 107,81 0,22 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 129,13 129,76 0,48 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126,02 125,94-0,06 c. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) 102,47 103,03 0,55 5.1 Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima Nelayan (It) 128,96 129,70 0,57 b. Indeks yang Dibayar Nelayan (Ib) 125,95 125,88-0,06 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 102,39 103,03 0,63 5.2 Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 130,90 130,36-0,41 b. Indeks yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 126,69 126,49-0,16 c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 103,32 103,06-0,26 Gabungan/Maluku Utara a. Indeks yang Diterima (It) 128,32 129,20 0,69 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 127,39 127,11-0,22 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 100,73 101,65 0,91 3

3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) mengalami penurunan sebesar 1,06 persen dibandingkan dengan NTPP bulan. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,24 persen, lebih besar dibandingkan penurunan yang terjadi pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,18 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Pangan ini disebabkan oleh turunnya harga secara rata-rata pada kelompok padi dan palawija masing-masing sebesar 0,99 persen dan 1,38 persen (terutama gabah, kacang tanah, ketela pohon/ubi kayu, dan ubi jalar). Penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Pangan disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,29 persen, sementara itu Indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,40 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Hortikultura (NTPH) mengalami peningkatan 1,55 persen dibandingkan dengan NTPH bulan. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 1,27 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,27 persen. Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Hortikultura ini disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan masingmasing sebesar 0,40 persen dan 1,79 persen (terutama buncis, cabai rawit, durian, dan semangka). Penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Hortikultura disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,36 persen, sementara indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami peningkatan sebesar 2,01 persen. Hal ini disebabkan karena naiknya indeks harga yang diterima petani (It) yaitu sebesar 1,73 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,27 persen. Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,73 persen (terutama cengkeh, biji pala dan kelapa). Penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,50 persen, sementara indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan sebesar 0,90 persen. 4

d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada, Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT) mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,10 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,12 persen. Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada satu kelompok, yaitu kelompok ternak besar naik sebesar 0,80 persen. Komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain sapi potong dan kerbau. Penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Peternakan disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,31 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,08 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada, NTNP mengalami peningkatan sebesar 0,55 persen. Hal ini disebabkan karena karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,48 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (Nilai Tukar Nelayan/NTN) Pada, NTN mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen. Hal ini disebabkan karena karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,57 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok penangkapan laut sebesar 0,57 persen (terutama ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan teri). Sedangkan penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mengalami penurunan sebesar 0,25 persen sementara Indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan sebesar 0,30 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (Nilai Tukar Pembudidaya Ikan/NTPi) Pada, NTPi turun sebesar 0,26 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,41 persen, lebih besar daripada penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,16 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga secara rata-rata pada kelompok budidaya air laut sebesar 0,49 persen (terutama ikan kerapu), sementara kelompok budidaya air tawar relatif stabil. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mengalami penurunan sebesar 0,27 persen, serta Indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) naik 0,13 persen. 5

Tabel 2. Indeks Diterima dan Dibayar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, (2012=100) Bulan Kelompok dan Sub kelompok Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 130,98 129,36-1,24 - Padi 125,34 124,09-0,99 - Palawija 134,31 132,46-1,38 b. Indeks Dibayar Petani 129,08 128,84-0,18 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,77 132,39-0,29 - Indeks BPPBM 111,54 111,99 0,40 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 138,18 139,94 1,27 - Sayur-sayuran 147,42 148,00 0,40 - Buah-buahan 134,40 136,80 1,79 - Tanaman Obat 132,05 132,62 0,44 b. Indeks Dibayar Petani 128,19 127,84-0,27 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,29 130,82-0,36 - Indeks BPPBM 111,72 112,00 0,26 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 120,79 122,88 1,73 - Tanaman Perkebunan Rakyat 120,79 122,88 1,73 b. Indeks Dibayar Petani 128,40 128,05-0,27 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,10 130,44-0,50 - Indeks BPPBM 116,03 117,08 0,90 Lanjutan Tabel.. 6

Lanjutan Tabel 2. 4. Peternakan Kelompok dan Sub kelompok Bulan Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) a. Indeks Diterima Petani 130,67 130,80 0,10 - Ternak Besar 132,08 133,14 0,80 - Ternak Kecil 127,92 127,05-0,68 - Unggas 133,81 132,54-0,95 - Hasil Ternak 122,31 121,75-0,46 b. Indeks Dibayar Petani 121,48 121,33-0,12 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133,03 132,61-0,31 - Indeks BPPBM 110,82 110,91 0,08 5. Perikanan a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 129,13 129,76 0,48 b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 126,02 125,94-0,06 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,58 132,24-0,25 - Indeks BPPBM 115,38 115,71 0,28 5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 128,96 129,70 0,57 - Penangkapan Laut 128,96 129,70 0,57 b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 125,95 125,88-0,06 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,56 132,23-0,25 - Indeks BPPBM 115,56 115,90 0,30 5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 130,90 130,36-0,41 - Budidaya Air Tawar 130,97 130,97 0,00 - Budidaya Air Laut 131,66 131,02-0,49 b. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 126,69 126,49-0,16 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,75 132,39-0,27 - Indeks BPPBM 113,53 113,67 0,13 7

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP terhadap terjadi peningkatan NTP di delapan provinsi, sementara dua lainnya mengalami penurunan. Peningkatan NTP tertinggi terjadi di Sulawesi Barat yaitu 1,41 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Sulawesi Selatan sebesar -0,70 persen. Secara nasional NTP mengalami peningkatan dari ke yaitu dari 101,60 menjadi 102,22 atau naik sebesar 0,61 persen. Tabel 3. Nilai Tukar Petani (NTP) dan Persentase Perubahannya di Kawasan Timur Indonesia, (2012=100) It Ib NTP No. Provinsi % % % Indeks Indeks Indeks Perubahan Perubahan Perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Sulawesi Utara 117,85-0,16 126,73-0,93 92,99 0,79 2 Sulawesi Tengah 122,03-0,20 129,22-0,43 94,43 0,23 3 Sulawesi Selatan 129,03-0,73 129,01-0,03 100,02-0,70 4 Sulawesi Tenggara 120,02-0,18 127,67-0,21 94,01 0,03 5 Gorontalo 134,24-0,78 127,27-0,88 105,48 0,10 6 Sulawesi Barat 133,06 1,24 123,69-0,17 107,57 1,41 7 Maluku 131,07 0,13 129,34-0,04 101,33 0,17 8 Maluku Utara 129,20 0,69 127,11-0,22 101,65 0,91 9 Papua Barat 128,01 0,26 127,64-0,27 100,29 0,53 10 Papua 120,18-0,38 128,19 0,07 93,75-0,44 Nasional 130,94 0,49 128,10-0,12 102,22 0,61 8

5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Provinsi Maluku Utara, pada terjadi inflasi perdesaan sebesar -0,38 persen atau mengalami deflasi yang disebabkan oleh turunnya indeks pada dua kelompok pengeluaran yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar -1,21 persen, dan Kelompok Perumahan sebesar -0,13 persen. Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi Maluku Utara dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran, (2012=100) Kelompok Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Maluku Utara IKRT Inflasi Perdesaan IKRT Nasional Inflasi Perdesaan 131,85 131,34-0,38 133,52 133,15-0,27 Bahan Makanan 137,62 135,96-1,21 142,88 141,69-0,83 Makan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 130,95 132,01 0,80 132,14 132,28 0,10 Perumahan 126,20 126,03-0,13 128,04 128,27 0,18 Sandang 128,84 129,51 0,51 127,55 127,70 0,12 Kesehatan 126,59 126,73 0,12 123,11 123,32 0,18 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga Transportasi & Komunikasi 111,02 111,03 0,01 118,05 118,15 0,09 122,35 122,75 0,33 122,92 123,12 0,16 9

Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan Inflasi Perdesaan Menurut Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, (2012=100) IKRT No. Provinsi Inflasi Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Sulawesi Utara 133,05 131,40-1,24 2 Sulawesi Tengah 136,13 135,27-0,64 3 Sulawesi Selatan 135,69 135,57-0,09 4 Sulawesi Tenggara 132,58 132,13-0,34 5 Gorontalo 135,79 134,11-1,23 6 Sulawesi Barat 127,65 127,36-0,23 7 Maluku 135,18 135,16-0,01 8 Maluku Utara 131,85 131,34-0,38 9 Papua Barat 134,16 133,67-0,36 10 Papua 135,45 135,55 0,07 Nasional 133,52 133,15-0,27 Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang dihitung IKRT-nya pada, hanya satu provinsi mengalami inflasi perdesaan, sementara sembilan lainnya mengalami deflasi. Papua merupakan provinsi yang mengalami inflasi perdesaan di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 0,07 persen sedangkan Sulawesi Utara merupakan provinsi dengan deflasi tertinggi di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar -1,24 persen. Secara nasional terjadi deflasi sebesar 0,27 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan. 6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena merupakan hasil perbandingan antara hasil produksi pertanian dengan ongkos/biaya produksinya. 10

NTUP Provinsi Maluku Utara pada secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,17 persen. Peningkatan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada empat subsektor, yaitu NTUP Subsektor Hortikultura naik sebesar 1,02 persen, NTUP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,83 persen, NTUP Subsektor Peternakan naik sebesar 0,01 persen dan NTUP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,20 persen dimana NTUP Perikanan Tangkap naik sebesar 0,27 persen dan NTUP Perikanan Budidaya turun sebesar 0,54 persen. Sementara itu, NTUP Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 1,64 persen. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor, dan Persentase Perubahannya di Provinsi Maluku Utara, (2012=100) Subsektor % Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 117,43 115,50-1,64 2. Hortikultura 123,69 124,95 1,02 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 104,10 104,96 0,83 4. Peternakan 117,92 117,94 0,01 5. Perikanan 111,92 112,14 0,20 a. Perikanan Tangkap 111,60 111,91 0,27 b. Perikanan Budidaya 115,31 114,69-0,54 NTUP Gabungan/Maluku Utara 113,08 113,27 0,17 Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara Jl. Stadion No. 65 Ternate 97712 Abdul Rachman Sahib, SE Kepala Bidang Statistik Distribusi Email : kabiddist8200@bps.go.id Website : http://malut.bps.go.id Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik. 11