BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam menghadapi era globalisasi dan kemjauan teknologi yang berdampak pada iklim persaingan perusahaan di indonesia semakin ketat. Maka secara alamiah akan berkembang juga ukuran, ruang lingkup aktivitasnya dan kompleksitasnya.salah satu usaha untuk menciptakan ketahanan dan daya saing bagi perusahaan ialah dengan membentuk badan audit internalyang dapat membantu pihak manajemen untuk mengevaluasi sistem pengendalian yang ada dan membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam lingkungan bisinis yang berubah secara radikal, fungsi dari audit internal menjadi sebuah fungsi pendukung utama bagi manajemen, komite audit,auditor eksternal, direksi, dan stakeholders utama dari perusahaan.sehingga manajemen membutuhkan fungsi audit internal agar perusahaan dapat mencapai tingkat kinerja yang diinginkan. Kebutuhan akan adanya suatu auditor internal dirasakan oleh perusahaan karena auditor internal memegang peranan penting untuk menanggulangi segala bentuk kecurangan (fraud). Kecurangan yang terjadi di perusahaan mengancam keberlangsungan hidup perusahaan. Dengan berkembangnya suatu perusahaan, tugas pengendalian dan pengawasan di perusahaan akan semakin berat. 1
2 Menurut Sawyer et. al., (2005:83) auditor internal bisa membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem pengendalian dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern. Auditor internal juga memberikansolusi atas permasalahan yang timbul. Sistem pengendalian internal semakin menjadi tumpuan dalam mewujudkan organisasi yang sehat dan berhasil. Auditor internal dapat memberikan sumbangan yang besar dalam mentaati kewajiban tersebut dan memberi nilai tambah bagi organisasi (SPAI, 2004:3). Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi (SPAI, 2004:9). Hasil pemeriksaan intern dapat berupa berbagai temuan, kesimpulan, pendapat, dan rekomendasi.hasil pemeriksaan yang berkualitas sangat bermanfaat bagi manajemen puncak untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Tugiman, 1997).Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance (The IIA Research Foundation, 2011:2). Salah satu yang menjadi perhatian bagi perusahaan besar adalah pengendalian intern. Agar pengendalian intern perusahaan dapat berjalan secara efektif, maka dibutuhkan peranan audit internal untuk menguji atas kelayakan prosedur pengendalian intern di perusahaan tersebut.definisi pengendalian intern menurut Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO) dalam Tunggal (2012:77) mendefinisikanpengendalian intern adalah
3 suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya, yang mendesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini :Efektivitas dan efisiensi operasi, Keandalan pelaporan keuangan, Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern yang memadai dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen menjaga keamanan harta milik perusahaan dan dapat mencegah serta menemukan kesalahan dan penggelapan yang dapat merugikan perusahaan.pengendalian intern yang memadai bagi entitas pada umumnya dinyatakan dalam pendapat laporan audit oleh auditor eksternal dengan pernyataan auditor Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualipied Opinion). Namun pengendalian intern yang baik tidak dapat dimaksudkan untuk menghilangkan semua kesalahan dan kecurangan (Fraud), tetapi pengendalian intern dapat menekan dan mencegah terjadinya kecurangan. Kecurangan pada umumnya terjadi karena adanya tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi.kecurangan sering juga disebutkan dalam istilah yang lebih umum seperti pencurian, penggelapan, pemalsuan, dan lainnya. Secara sederhana, kecurangan dapat diartikan perbuatan yang dilakukan untuk memberikan manfaat tertentu kepada pelaku dan/atau kelompoknya, dan terkait dengan keuangan/finansial.kecurangan dapat ditemukan karena kebetulan maupun karena adanya suatu usaha disengaja. Dengan demikian manajemen perlu berhati-hati terhadap kemungkinan timbulnya kecurangan yang mungkin terjadi di dalam perusahaannya.
4 Not Everyone Is Honest (Tidak semua orang jujur), seandainya semua orang jujur maka perusahaan tidak perlu waspada dengan tindakan fraud. Akan tetapi banyak orang mengaku telah melakukan tindakan fraud ketika lingkungan tempat mereka bekerja memiliki integritas yang rendah, kontrol yang rendah dan tekanan yang tinggi. Ketiga hal ini akan memicu orang berperilaku tidak jujur. (Rozmita, 2012). Fraud deterence (pencegahan kecurangan) terdiri atas segala upaya yang dikerahkan untuk membuat pelaku fraud tidak berani melakukan ataupun kalau fraud terjadi maka dampaknya diharapkan sangat minim. Mekanisme untuk mencegah fraud adalah kontrol dan yang paling bertanggung jawab atas kontrol adalah manajemen (SPAI, 2004:65) Pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, Lembaga Pemerintah, dan Perusahaan Publik (Tbk). Maka salah satunya adalah PT Industri Telekomunikasi Indonesia Persero (PT INTI) yang bergerak di bidang industri perakitan barang-barang elektronika serta pelayanan jasa instalansi telekomunikasi dan merupakan pemasok perangkat dan sistem telekomunikasi di Indonesia. PT INTI (Persero) kini memantapkan langkah transformasi mendasar dari kompetensi berbasis manufaktur ke engineering solution. Hal ini akan membentuk PT INTI (Persero) menjadi adaptif terhadap kemajuan teknologi dan karakteristik pasar. Perusahaan BUMN khususnya PT INTI (Persero) memegang posisi dominan di sektor perekonomian indonesia. PT INTI merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam menghadapi ketatanya tantangan global.
5 Dengan begitu PT INTI memiliki tanggung jawab terutama dalam menjaga pengelolaan perusahaan agar tetap sehat. Untuk itu dibutuhkan fungsi audit internal yang baik dan pengendalian intern yang memberikan keyakinan yang memadai untuk mencegah terjadinya kecurangan.dengan melakukan pengefektifan audit internal dan pengendalian intern maka pencegahan kecurangan dapat di atasi dan tidak menghambat kemajuan perusahaan itu sendiri. Fenomena yang terjadi adanya dugaan tindak kecurangan pada PT INTI, sebagaimana diungkap LSM Jakarta Development Watch (Jadewa), indikasi kecurangan tersebut dilatarbelakangi kebijakan PT Telkom yang melakukan pemasangan jaringan kabel optik dan peralatan (trade in), dimana pengerjaannya diserahkan langsung ke PT INTI. Berdasarkan pantauan dan investigasi LSM Jadewa, terdapat dua kejanggalan dalam pengerjaan proyek tersebut.pertama, adanya penunjukkan langsung PT Telkom ke PT INTI alias tidak melalui tender.kedua, harga jual kabel tembaga yang digantikan fiber optik, tidak sesuai dengan harga pasaran internasional di LME.Jika berpatokan dengan harga LME yang berbasis di London, Inggris, harga kabel tembaga tersebut diperkirakan mencapai Rp 6 triliun. Untuk penggantian kabel tembaga secara nasional, yang total biayanya ditaksir mencapai Rp 5,7 triliun, ada selisih harga yang cukup besar, yakni antara 30 sampai 40 persen dari harga semestinya. Padahal, Jadewa menilai, PT INTI hanya memakai fiber optik yang berharga 60 persen dari hasil penjualan tembaga berstandar LME. Itu artinya, PT INTI akan mengantongi sisa sebanyak 40 persen (KabarNet pada 09 Juli 2011).
6 Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Intern Terhadap Pencegahan Kecurangan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu : 1. Apakah audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan 2. Apakah pengendalian intern berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan 3. Apakah audit internal dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh terhadap pencegaham kecurangan 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi mengenai pengaruh audit internal dan pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh audit internal dan pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).
7 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah pencegahan kecurangan, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang akhir pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi Pembaca Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Perusahaan Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan sejauh mana pengaruh audit internal dan pengendalian intern terhadap pencegahan kecurangan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Studi Kasus Pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) (PT INTI) di Gedung I - PT. INTI (Building I - PT. INTI) Jln. Moh. Toha No. 77 Bandung. Sedangkan pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan September2013.