HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

Pembahasan Video : 2/SMA/KELAS 10/GEOGRAFI/BAB 6/GEO smil/manifest.

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara kita semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju

3.1 Metode Identifikasi

Landforms of Fluvial Processes. Oleh : Upi Supriatna,S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.2. air freatik. air artesis. air fotic. air payau.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

score of correct answ er total score

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.


Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

ACARA IV POLA PENGALIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri.

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

TINJAUAN PUSTAKA. misalnya hutan lahan pertanian, pedesaan dan jalan. Dengan demikian DAS

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

ANALISA BENTANG ALAM

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

Panduan identifikasi dan penetapan batas sempadan sungai untuk area konservasi

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

STATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATAGUNA LAHAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

Transkripsi:

KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami jenis sungai berdasarkan formasi batuan dan arah alirannya. 2. Memahami fungsi dan manfaat sungai. 3. Memahami pencemaran dan kualitas air sungai. 9. Jenis Sungai Berdasarkan Formasi Batuan Jenis sungai berdasarkan formasi batuannya terbagi atas beberapa hal berikut. a. Sungai anteseden, yaitu sungai yang arah alirannya tidak berubah oleh adanya gerak pengangkatan. Sungai berbentuk celah pada daerah yang terangkat. b. Sungai reserve, yaitu sungai yang arah alirannya berubah oleh adanya gerak pengangkatan. Aliran sungai turun mengikuti kemiringan.

c. Sungai anaklinal, yaitu sungai yang arah alirannya dari daerah yang terangkat. Arah pengangkatan berlawanan dengan arah aliran sungai. d. Sungai superimposed, yaitu sungai yang mengalir di atas lapisan sedimen datar lalu mengikis lapisan sedimen sehingga alirannya berubah (tidak sesuai dengan struktur batuan). e. Sungai kompoun, yaitu sungai yang mengalir dari daerah yang memiliki struktur geomorfologi berbeda. Dataran tinggi Dataran rendah f. Sungai komposit, yaitu sungai yang mengalir melewati daerah-darah yang berbeda struktur geologinya. 10. Jenis Sungai Berdasarkan Aliran Jenis sungai berdasarkan alirannya terbagi atas beberapa hal berikut. a. Sungai konsekuen, yaitu arah alirannya sejajar dengan kemiringan lereng. b. Sungai subsekuen, yaitu arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekuen (menuju sungai konsekuen). c. Sungai resekuen, yaitu arah alirannya menuju sungai subsekuen dan sejajar dengan sungai konsekuen. 2

d. Sungai obsekuen, yaitu arah alirannya menuju sungai subsekuen dan berlawanan dengan sungai konsekuen. e. Sungai insekuen, yaitu arah alirannya tidak teratur. 11. Delta Delta adalah endapan lumpur, pasir, kerikil, kerakal, dan batuan di muara sungai. Adapun syarat terbentuknya delta adalah sebagai berikut. a. Aliran sungai membawa lumpur. b. Aliran sungai tenang. c. Aliran sungai stabil (selalu lambat). d. Laut di muara sungai dangkal dan landai. e. Arus pasang surut tidak kuat (lemah). f. Gelombang laut (ombak) tidak besar. Bentuk delta dibedakan menjadi empat sebagai berikut. a. Delta actuate (kipas). b. Delta kaki burung. c. Delta cuspate (V). d. Delta estuarium (corong). 12. Fungsi dan Manfaat Sungai Fungsi sungai adalah mengumpulkan air hujan dan mengalirkannya ke laut. Air yang terkumpul pada sungai dapat dimanfaatkan untuk hal-hal berikut. a. Irigasi (pengairan) untuk pertanian. b. Usaha perikanan darat. c. Sarana transportasi air. d. Pembangkit tenaga listrik. 3

e. Wisata arung jeram. f. Menghasilkan bahan bangunan, seperti batuan, kerakal, kerikil, dan pasir. g. Menghasilkan tanah aluvial yang subur. 13. Pencemaran Sungai Pencemaran sungai oleh bahan beracun dan berbahaya (B3) disebabkan oleh beberapa tindakan berikut. a. Pembuangan sampah. b. Pembuangan limbah rumah tangga, limbah rumah sakit, limbah industri, dan limbah pasar. c. Pemberian racun saat penangkapan ikan. d. Bangunan rumah dan MCK di sepanjang bantaran sungai atau sempadan sungai. Pencemaran sungai dapat diatasi dengan melakukan Program Kali Bersih (Prokasih), seperti: a. pengerukan sampah dan endapan sungai; b. pembongkaran bangunan liar di sepanjang bantaran atau sempadan sungai; c. penghijauan di sepanjang tepian sungai; d. imbauan untuk tidak membuang sampah ke sungai; dan e. imbauan untuk tidak melakukan aktivitas yang mencemari sungai. 14. Kualitas Air Sungai Kualitas air sungai dapat diukur dari tingkat BOD, COD, dan DO. a. Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah oksigen yang dibutuhkan untuk kehidupan dalam air dan proses pembusukan bahan pencemar, seperti sampah-sampah organik sehingga jumlah oksigen dalam air berkurang dan kualitas air menurun. b. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah oksigen yang dibutuhkan untuk proses penguraian (pembusukan) bahan-bahan kimia, seperti limbah industri sehingga jumlah oksigen dalam air berkurang dan kualitas air menurun. c. Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Semakin besar BOD dan COD pada air sungai, semakin tidak baik kualitas air sungai tersebut. Semakin besar DO pada sungai, semakin baik kualitas air sungai tersebut. Apabila kadar BOD dan COD melebihi ambang batas, air sungai tersebut tergolong sungai tercemar. 4

15. Daerah Aliran Sungai (DAS) Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian permukaan Bumi yang saat hujan airnya mengalir ke sungai induk, dibatasi oleh igir (punggung) pegunungan yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian mengalirkannya ke muara. Fungsi DAS merupakan fungsi gabungan dari komponen tanah/batuan, topografi, vegetasi, dan manusia. DAS hulu yang curam digunakan untuk hutan dan perkebunan yang merupakan daerah penyangga dan permukiman di sekitar aliran sungai. DAS tengah yang relatif landai sehingga jalur transportasi di daerah tersebut lebih mudah, menjadi pusat aktivitas penduduk, seperti pertanian, perdagangan, perindustrian, dan permukiman. DAS hilir yang landai dan subur karena tanah aluvial dan delta daerah ini digunakan untuk pertanian dan permukiman. Adapun bentuk DAS dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut. a. DAS bulu burung dengan ciri-ciri debit airnya kecil; banjirnya kecil karena aliran air dari anak-anak sungai yang masuk ke induk sungai datangnya tidak bersamaan; dan banjir berlangsung lama. b. DAS kipas/radial dengan ciri-ciri debit airnya besar; banjirnya besar karena aliran air dari anak-anak sungai yang masuk ke induk sungai datangnya serentak; dan banjirnya berlangsung cepat. 5

c. DAS paralel dengan ciri-ciri debit airnya sedang; banjirnya sedang karena aliran air dari dua jalur anak sungai yang menyatu di bagian hilir sehingga banjir terjadi di titik pertemuan dua jalur anak sungai tersebut; dan banjir berlangsung agak cepat. 6