BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. (2001), Rahmawati, dkk., (2007) dan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu periode tersebut. Ada berbagai manfaat dalam menyajikan keuangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. selama beberapa dekade terakhir ini adalah manajemen laba. Manajemen laba seolaholah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE CAMEL RATING SYSTEM PADA BANK SYARIAH

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Penelitian ini mengangkat isu tersebut karena beberapa alasan

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI BANK UMUM SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

PENGGUNAAN METODE CAMELS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK BNI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, salah satunya yaitu sektor keuangan yang mencakup industri perbankan. Perkembangan perbankan yang sangat pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB III METODE PENELITIAN. ( dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Salah satu dari lembaga-lembaga keuangan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan atau sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis, antara lain sebagai alat penilai kinerja perusahaan, alat bantu pengambilan keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito, dkk., 2000). Informasi akuntansi ini dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak internal dan pihak eksternal (Wening, 2008). Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang benar kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan Keuangan biasanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan (Standar Akuntansi Keuangan No. 1 per 1 Juli 2009). Laporan laba rugi merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang sangat penting bagi pemakai informasi keuangan. Laporan laba rugi mengikhtisarkan hasil dari ekuitas ekonomi perusahaan selama periode tertentu yang merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang dikaitkan dengan pendapatan tersebut (Chariri dan Ghozali, 2003). Informasi dalam laporan ini lebih penting bila dibandingkan dengan informasi dalam neraca, karena laporan laba rugi merefleksikan kinerja perusahaan periode tertentu (Belkaoui, 2001 dalam 1

2 Widowati, 2009). Dalam penyusunan laporan keuangan dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondis keuangan perusahaan secara riil, namun disisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari standar akuntansi keuangan yang berlaku. Pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih manajemen untuk tujuan tertentu disebut manajemen laba atau earnings management (Halim, dkk.,2005). Sedangkan Assih dan Gudono (2000) dalam Rahmawati, dkk., (2007) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. Praktik manajemen laba terjadi di berbagai perusahaan, baik di sektor perdagangan, manufaktur maupun sektor industri jasa. Rob (1998) dalam Zahara dan Veronica (2009) mendapatkan bukti adanya indikasi pengelolaan laba pada sektor jasa perbankan. Bertrand (2000) dalam Zahara dan Veronica (2009) juga menemukan bukti secara empiris bank di Swiss yang sedikit kurang atau mendekati ketentuan batasan kecukupan modal cenderung untuk meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) mereka agar memenuhi persyaratan dengan cara manajemen laba. Di Indonesia, penelitian mengenai adanya indikasi manajemen laba di sektor perbankan konvensional telah dilakukan oleh banyak peneliti, antara lain Setiawati dan Naim (2001), Rahmawati, dkk., (2007) dan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian Nasution dan Setiawan (2007) menunjukkan

3 bahwa pada periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 perusahaan perbankan di Indonesia melakukan tindak manajemen laba dengan pola memaksimalkan labanya. Salah satu alasan perusahaan perbankan melakukan manajemen laba adalah ketatnya regulasi perbankan dibandingkan industri lain, misalnya suatu bank harus memenuhi kriteria CAR minimum (Nasution dan Setiawan, 2007). Hal ini memicu manajer untuk melakukan manajemen laba dalam upaya perusahaan memenuhi kriteria yang disyaratkan Bank Indonesia (Setiawati dan Naim, 2001 dan Rahmawati dan Baridwan, 2006 dalam Nasution dan Setiawan, 2007). Selain bank konvensional, sejak tahun 1992 berdasarkan Undangundang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah No. 72 tentang Perbankan telah berdiri bank syariah yang pertama dengan nama Bank Muamalat. Berdasarkan data statistik yang dihimpun Bank Indonesia per Oktober 2009, di Indonesia terdapat 6 Bank Umum Syariah, 25 Unit Usaha Syariah dan 138 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Pesatnya pertumbuhan bank syariah di Indonesia dimotori oleh adanya kebijakan dual banking system di industri perbankan (UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah). Peraturan ini memperbolehkan bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah yang merupakan cikal bakal berdirinya bank umum syariah pada umumnya (Peraturan Bank Indonesia No. 4/1/PBI/2002 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah Oleh Bank Umum Pasal 1 Ayat 9).

4 Saat ini pelaku (pengelola) bank syariah merupakan pelaku bank konvensional atau setidaknya lulusan bank konvensional. Penilaian kinerja bank syariah juga tidak jauh berbeda dengan bank konvensional (Zahara dan Veronica, 2009). Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah juga terdapat manajemen laba dalam bank syariah. Zahara dan Veronica (2009) telah meneliti adanya indikasi praktik manajemen laba di perbankan syariah selama periode 2005-2006 yang diproksi dengan akrual diskresioner. Akrual diskresioner adalah suatu cara untuk mengurangi atau menyatakan pelaporan laba yang sulit dideteksi melalui manipulasi kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan akrual, misalnya dengan cara menaikkan biaya depresiasi (Listyani, 2007). Akrual diskresioner yang digunakan dalam penelitian Zahara dan Veronica (2009) adalah model Healy (1985) dan Jones (1991) yang telah disesuaikan dengan karakteristik perbankan. Lebih lanjut, indikasi adanya manajemen laba dapat dikaitkan dengan rasio CAMEL (Zahara dan Veronica, 2009). Rasio CAMEL adalah rasio keuangan yang terdiri dari capital, asset quality, management, earnings dan liquidity (Zahara dan Veronica, 2009). Rasio ini sering digunakan untuk penelitian industri perbankan. Nasser (2003), menggunakan rasio CAMEL untuk membandingkan kinerja bank pemerintah dengan bank swasta serta melihat pengaruhnya terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan rasio CAMEL yang terdiri dari rasio CAR, RORA, ROA, LDR dan NPM, tidak ada perbedaan kinerja antara bank pemerintah dengan bank swasta, kecuali untuk rasio NPM dan rasio CAMEL secara keseluruhan

5 berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan Zahara dan Veronica (2009) menemukan bahwa rasio CAMEL tidak ada yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba di bank syariah. Rasio CAMEL juga digunakan oleh Bank Indonesia untuk menentukan tingkat kesehatan bank yang layak beroperasi. Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah pasal 3 menyebutkan bahwa Penilaian Tingkat Kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity) ditambah dengan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Rasio ini sering disebut juga dengan rasio CAMELS oleh para peneliti, karena adanya tambahan komponen sensivitas. Sedangkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pasal 2 menyebutkan bahwa; (1) Bank wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip kehati-hatian dalam rangka menjaga atau meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank dan (2) Komisaris dan Direksi Bank wajib memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dipenuhi. Peraturan ini memicu adanya manajemen laba di perbankan tanah air. Setiawati dan Naim (2001), Rahmawati (2006), dan Rahmawati dan Baridwan (2006) dalam

6 Nasution dan Setiawan (2007) menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia melakukan manajemen laba untuk memenuhi kriteria tersebut. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah pasal 2 menyebutkan bahwa; (1) bank wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan 6 prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam rangka menjaga atau meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank, (2) Komisaris dan Direksi Bank wajib memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan Bank dapat dipenuhi. Peraturan ini sama dengan peraturan yang diterapkan oleh Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, kecuali untuk prinsip syariah. Seperti diketahui bahwa adanya manajemen laba diperbankan konvensional telah dibuktikan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Setiawati dan Naim (2001), dan Nasution dan Setiawan (2007). Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah terdapat adanya indikasi praktek manajemen laba dalam perbankan syariah untuk memenuhi kriteria tersebut. Penelitian Zahara dan Veronica (2009) menemukan bahwa rasio CAMEL tidak ada yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba di PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.. Padahal rasio CAMEL merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengukur tingkat kesehatan bank yang layak beroperasi. Namun terdapat kecenderungan praktik manajemen laba secara

7 signifikan lebih tinggi pada bank umum syariah daripada unit usaha syariah (Zahara dan Veronica, 2009). Fenomena-fenomena dan penelitian-penelitian tersebut sangat menarik untuk dikaji ulang, untuk itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai adanya indikasi manajemen laba di PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dengan akrual diskresioner dalam rangka memenuhi rasio CAMEL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Namun dalam penelitian ini, sampel difokuskan pada bank umum syariah, mengingat ada kecenderungan praktik manajemen laba pada bank umum syariah daripada unit usaha syariah (Zahara dan Veronica, 2009). Model akrual diskresioner yang akan digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian Zahara dan Veronica (2009) dengan rumus yang dikembangkan oleh Healy (1985) dan Jones (1991). Sedangkan rasio CAMEL dan proksi yang akan digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS yang ditujukan kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah di Indonesia. Rasio utama yang bersifat kualitatif dalam rasio CAMEL Bank Indonesia ini meliputi rasio kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) mewakili komponen Capital, rasio kualitas aktiva produktif PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. (KAP) mewakili komponen Asset quality, rasio pendapatan operasional bersih (Net Operating Margin, NOM) mewakili komponen Earnings dan rasio aset jangka pendek

8 dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek (STM) mewakili komponen Liquidity. Rasio CAMEL dan proksi yang akan digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian Zahara dan Veronica (2009) yang sebelumnya digunakan oleh Nasser (2003), Payamta dan Machfoedz (1999). Dalam model ini komponen Capital diukur dengan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), komponen Asset quality diukur dengan rasio RORA (Return On Risked Assets), komponen Management diukur dengan rasio ROA (Return On Assets), komponen Earnings diukur dengan rasio NPM (Net Profit Margin) dan komponen Liquidity diukur dengan rasio LDR (Loan to Deposit Rasio) B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: Bagaimana kondisi tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. apakah termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat apabila dinilai dengan metode CAMEL? C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian mempunyai tujuan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi tingkat kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. apakah termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat apabila dinilai dengan metode CAMEL.

9 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Manfaat operasional. Dengan pemahaman atas konsep dan uji empiris, penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat bagi para praktisi (investor, kreditor, direktur, dewan komisaris, karyawan, nasabah, pemegang saham, akuntan) dalam mendapatkan informasi mengenai keandalan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan bank dan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh ratio keuangan terhadap kinerja keuangan bank. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang akuntansi, dengan masih terdapatnya penelitian-penelitian yang dilakukan terdahulu yang menghasilkan bukti-bukti yang kontroversial. 3. Penelitian ini diharapkan pula dapat menambah wawasan dari para pembuat kebijakan yang memungkinkan dapat menilai lebih proporsional dan lebih objektif pada setiap penyajian laporan keuangan bank dan analisis ratio keuangan dalam menilai kinerja keuangan bank. E. Sistematika Skripsi Skripsi ini dibagi atas lima bab, tetapi antara bab yang satu dengan bab yang lain bukanlah merupakan pembahasan yang terpisah, melainkan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

10 BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini. BAB II. TINJAUAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai fungsi akuntansi, teori-teori yang berisi definisi laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan, kendala informasi yang relevan dan handal, bentuk-bentuk laporan keuangan, analisa laporan keuangan, manfaat perhitungan rasio-rasio laporan keuangan dan macam-macam rasio laporan keuangan. BAB III. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, variabel penelitian dan pengukurannya, sumber data, populasi dan sampling dan analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi analisis rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis rasio. BAB V. PENUTUP Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang dapat diberikan kepada perusahaan.