BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1) Pengaruh Motivasi Guru terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BABI I'ENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. c. Independensi auditor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan (Ali, 2010). Sedangkan menurut Ivancevich, Konopaske, dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA DI SMP NEGERI 6 MAGELANG TESIS

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA NEGERI I KARTASURA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

E. Aliran Informasi F. Hambatan Komunikasi G. Kepuasan Komunikasi H. Motivasi I. Jenis-jenis Motivasi J.

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis dapat diterima yaitu :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan persepsi tentang kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : SITI ANA MISROKHAH A

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. asuransi atau agen asuransi yang mereka rekrut. Agen-agen asuransi. menawarkan dan menjelaskan mengenai asuransi dan produknya.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian dan hasil analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Terdapat hubungan yang erat signifikan antara kinerja guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu lembaga pendidikan guru mempunyai pandangan yang berbeda terhadap

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap ikut menjadi anggota organisasi. Komitmen seseorang dalam

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang dilakukan pada SMK

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI dan KETERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang. dilakukan, maka didapat kesimpulan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDSI. Dari hasil analisa data dan pembahasan disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini,

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, SARANA PRASARANA, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan dirasakan jauh lebih besar daripada sumber-sumber

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

sekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.

BAB V PEMBAHASAN. ekstrinsik sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja agen Bumida Syariah. Cabang Surabaya. Diagram jalurnya seperti berikut:

melaksanakan tugas. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa wujud

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

Menurut buku Panduan PLP UPI (2009 : 3), tujuan PLP adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

Dari hasil pengujian hipotesis penelitian, terbukti. pengetahuan moral dan kegiatan pelatihan. memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset dan berfungsi sebagai modal di dalam organisasi yang dapat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1) Pengaruh Motivasi Guru terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi guru terhadap sikap kerja guru kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten memberikan pengertian bahwa, semakin positif motivasi guru akan diiringi dengan meningkatnya sikap kerja guru kejuruan. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif motivasi guru akan diiringi dengan menurunnya sikap kerja guru kejuruan. Pengaruh kedua variabel ini ditunjukkan oleh adanya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa, korelasi antara variabel motivasi guru terhadap sikap kerja guru kejuruan termasuk dalam kategori kuat, dan koefisien determinasinya sebesar 54,169%. Hal ini berarti 54,169% variasi nilai sikap kerja guru kejuruan ditentukan oleh motivasi guru. Dan melalui pengujian korelasi parsial, dimana kepemimpinan kepala sekolah dikontrol, menghasilkan koefisien determinasi 62,726 %. Hal ini menunjukkan dalam kondisi kepemimpinan kepala sekolah dikontrol,

variabel motivasi guru memberikan kemampuan menjelaskan kualitas sikap kerja guru kejuruan sebesar 62,726 %. 2) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten memberikan pengertian bahwa, semakin positif kepemimpinan kepala sekolah akan diiringi dengan meningkatnya sikap kerja guru kejuruan. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kepemimpinan kepala sekolah akan diiringi dengan menurunnya sikap kerja guru kejuruan. Pengaruh kedua variabel ini ditunjukkan oleh adanya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa, korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan termasuk dalam kategori kuat, dan koefisien determinasinya sebesar 62,726 %. Hal ini berarti 62,726 % variasi nilai sikap kerja guru kejuruan ditentukan kepemimpinan kepala sekolah. Melalui pengujian korelasi parsial, dimana variabel motivasi guru dikontrol, menghasilkan koefisien determinasi 54,169%. Hal ini menunjukkan dalam kondisi motivasi guru dikontrol, variabel kepemimpinan kepala sekolah memberikan kemampuan menjelaskan kualitas sikap kerja guru kejuruan sebesar 54,169%.

3) Pengaruh Secara Bersama-sama Motivasi Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Sikap Kerja Guru Kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Klaten memberikan pengertian bahwa, semakin positif motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah akan diiringi dengan meningkatnya sikap kerja guru kejuruan. Demikian juga sebaliknya semakin negatif motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin rendah pula sikap kerja guru kejuruan. Pengaruh ketiga variabel ini ditunjukkan oleh adanya hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa, korelasi antara variabel motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah bersama-sama terhadap sikap kerja guru kejuruan termasuk dalam kategori sangat kuat, dan koefisien determinasinya sebesar 66,42%. Hal ini menunjukkan 66,42% variasi yang terjadi pada sikap kerja guru kejuruan ditentukan secara bersama-sama oleh motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Walaupun diakui bahwa, ada pengaruh yang positif dan signifikan dari kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, namun variabel terikat sikap kerja guru kejuruan tidak semata-mata dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut, tetapi masih ada lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhinya namun tidak dijadikan variabel dalam penelitian ini.

5.2 Implikasi. Berdasarkan hasil penelitian, ada pengaruh positif antara motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah serta secara bersama-sama antara motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan. Hal ini menegaskan bahwa unsur motivasi guru dan kepala sekolah sebagai pimpinan suatu lembaga sekolah, memiliki peran yang besar terhadap tinggi rendahnya sikap kerja guru kejuruan. Dengan demikian implikasinya dapat diuraikan sebagai berikut: Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi tugastugas yang akan dilaksanakan oleh guru, karena dengan motivasi akan mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya. Timbulnya motivasi seorang guru dapat muncul dari dalam diri (intrinsik) atau luar diri (ekstrinsik). guru itu sendiri. Motivasi yang muncul dari luar diri, sangat dipengaruhi oleh unsur pimpinan dalam hal ini kepala sekolah. Maka dari itu untuk memahami sifat motivasi yang ada pada guru hendaknya kepala sekolah sebagai pimpinan harus memahami mengenai kebutuhan guru. Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional/guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah. Fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah antara lain mempengaruhi, menggerakkan dan membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya. Hal ini menunjukkan seorang kepala sekolah memiliki peranan yang

cukup menentukan terhadap sikap kerja guru didalam membina dan memimpin guruguru. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberdayakan dan mengimplikasikan suatu keinginan untuk melimpahkan tanggung jawab dan berusaha membantu dalam menentukan kondisi dimana orang lain dapat berhasil. Oleh karena itu seorang pemimpin harus menjelaskan apa yang diharapkannya, harus menghargai kontribusi setiap orang, serta harus didukung oleh sejumlah etika yang konsisten. Etika dari pemimpin yang memberdayakan adalah menghormati orang dan menghargai kekuatan dan kontribusi mereka yang berbeda-beda, menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka, jujur, bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan yang lain, mengakui nilai pertumbuhan dan perkembangan pribadi, mementingkan kepuasan pelanggan, berusaha memenuhi kebutuhan akan adanya perbaikan sebagai suatu proses yang tetap dimana setiap orang harus ikut ambil bagian secara aktif. Selain kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan secara keseluruhan, kepala sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka diharapkan para guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap kerja yang positif terhadap pekerjaannya.

Sikap kerja guru merupakan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan yang diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada guru tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, maka sudah barang tentu guru akan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Demikian pula sebaliknya, apabila seorang guru yang memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya, tentunya hanya menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas rutinitas belaka. Untuk itu amatlah perlu kiranya ditanamkan sikap positif guru terhadap pekerjaan, mengingat peran guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah amatlah sentral dan mendasar. Sikap kerja guru kejuruan terhadap pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan kepuasaannya terhadap pekerjaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang ditampilkan. Guru yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sudah barang tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik terhadap pekerjaanya maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

Banyak faktor selain motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah yang dapat memepengaruhi sikap kerja seorang guru kejuruan menjadi posistif atau negatif. Namun dari sekian banyak faktor tersebut, motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor/komponen yang sangat penting dalam membentuk sikap kerja seorang guru kejuruan menjadi positif atau negatif. Hal ini dibuktikan dari hasil dalam penelitian ini yaitu, adanya peran/pengaruh yang signifikan motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan. 5.3 Saran Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dibawah ini diajukan beberapa saran yaitu berupa upaya dalam rangka meningkatkan sikap kerja guru agar lebih positif diantaranya: 1) Meningkatkan Motivasi Guru Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh seorang guru, karena dengan motivasi akan mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya. Dengan demikian agar guru dapat melaksanakan tugas-tugas profesinya dengan baik dan memilki sikap kerja yang baik, guru harus memiliki motivasi yang tinggi baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik yaitu guru harus memiliki motivasi atau daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan yang kuat dan bersikap antusias dalam melaksanakan tugas-

tugasnya. Faktor dari dalam guru dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman pendidikan atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau masa depan, sedangkan faktor dari luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber diantarnya pengaruh dari pimpinan, kolega, keluarga atau faktor lain dari luar yang sangat komplek. Berkaitan dengan sumber motivasi dari pengaruh pimpinan, tentunya untuk memahami sifat atau indikator motivasi yang ada pada diri guru, kepala sekolah sebagai pimpinan harus memahami mengenai karakter, kebutuhan dan keinginan masing-masing guru. Dalam upaya untuk menumbuhkan motivasi guru agar memiliki sikap kerja yang lebih positif, hendaknya kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah mermberikan hak-hak guru secara wajar dan manusiawi, memberikan kesempatan untuk mengembangkan karir/profesi, memberi penghargaan bagi guru yang berprestasi, mendorong dan memfasilitasi semua keinginan guru yang positif dan bersifat membangun. 2) Meningkatkan Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional/guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah. Fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah antara lain mempengaruhi, menggerakkan dan membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya. Hal ini menunjukkan seorang kepala sekolah memiliki peranan yang cukup menentukan terhadap sikap kerja guru didalam membina dan memimpin guru-

guru. Kepemimpinan yang memberdayakan, mengimplikasikan suatu keinginan untuk melimpahkan tanggungjawab dan berusaha membantu dalam menentukan kondisi dimana orang lain dapat berhasil. Oleh karena itu seorang pemimpin harus menjelaskan apa yang diharapkannya, harus menghargai kontribusi setiap orang, serta harus didukung oleh sejumlah etika yang konsisten. Etika dari pemimpin yang memberdayakan adalah menghormati orang dan menghargai kekuatan dan kontribusi mereka yang berbeda-beda, menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka, jujur, bertanggungjawab untuk bekerjasama dengan yang lain, mengakui nilai pertumbuhan dan perkembangan pribadi, mementingkan kepuasan pelanggan, berusaha memenuhi kebutuhan akan adanya perbaikan sebagai suatu proses yang tetap dimana setiap orang harus ikut ambil bagian secara aktif. Selain kepala sekolah sebagai pengelola pendidikan secara keseluruhan, kepala sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka tentunya guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap kerja yang positif terhadap pekerjaannya.

3) Meningkatkan Motivasi Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Sesuai hasil penelitian bahwa, secara bersama-sama ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi guru kejuruan dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap kerja guru kejuruan. Hal ini mengindikasikan bahwa, upaya untuk meningkatakan sikap kerja guru kejuruan yang lebih positif dapat dilakukan melaui upaya meningkatkan motivasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah secara simultan. Dengan demikian, sikap kerja guru kejuruan tidak hanya ditentukan oleh salah-satu faktor saja yaitu motivasi guru, tetapi melainkan juga dapat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah atau faktor lainnya. Dari hasil penelitian nilai kontribusi koefisien determinannya menunjukkan 66,42%; artinya sisanya ditentukan oleh variabel lain. Variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi sikap kerja guru kejuruan misalnya: kelengkapan fasilitas bengkel/laboratorium, jaminan perlindungan kesehatan atau asuransi kecelakaan dan lain sebagainya.