BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BABI PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh manajemen kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

FAJAR DWI NUGROHO B

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektifuntuk menentukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

PRAKTIK PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997)

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keperilakuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Miller dan Bailey (2001), auditing adalah: An audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhasil mencapai visi dan misinya. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam (Amelia, 2014). Laporan keuangan diperlukan oleh semua perusahaan terutama perusahaan go publik. Oleh karena itu untuk menghasilkan laporan keuangan yang bisa dipercaya diperlukan suatu jasa profesional yang independen dan obyektif (yaitu akuntan publik) untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Para pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bebas dari salah saji material, dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Menurut (Arens dan Loebbecke, 2003), Auditing sebagai proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteri yang telah ditetapkan, Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang indpenden yang kompeten. 1

2 Jasa dari pihak ketiga independen (yaitu auditor) diharapkan mampu memberikan penilaian yang bebas serta tidak memihak diantara kedua belah pihak yang berkepentingan. Terdapat dua kelompok jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yaitu jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa professional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi untuk decision maker (pengambil keputusan), decision maker membutuhkan informasi yang akurat dan relevan menjadi landasan untuk pengambilan keputusannya. Sedangkan jasa nonassurance merupakan jasa dihasilkan oleh akuntan publik yang mana tidak memberi suatu opini, kepercayaan negatif, resume temuan, atau bentuk lain dari keyakinan (Mulyadi, 2002). Pengauditan ini dilakukan untuk meningkatkan mutu informasi untuk pengambil keputusan dan independensi serta kompetensi dari pihak yang melaksanakan audit, maka kesalahan yang mungkin akan terjadi pada proses pengauditan akan mengakibatkan kurangnya mutu informasi yang diterima oleh pengambil keputusan (Weningtyas, et al, 2006). Fenomena yang berkembang saat ini terdapat perilaku auditor yang mempengaruhi secara langsung terhadap kualitas laporan keuangan auditan, serta tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja (faktor situasional saat pelaksanaan tugas audit). Bentuk perilaku tersebut adalah reduced audit quality (pengurangan kualitas audit). Auditor harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan tugas auditnya sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Kualitas pekerjaan audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan akan dapat menambah nilai fungsi audit yang mampu menyajikan informasi untuk pengambil keputusan.

3 Kurangnya mutu informasi akuntansi yang dihasilkan dalam proses audit bisa terjadi dikarenakan beberapa praktik, antara lain: (Suryanita et al, 2007) a. mengurangi jumlah sampel pada audit b. melakukan review pendek pada dokumen klien c. tidak membuat luas pemeriksaan saat ada pos yang dapat menjadi bahan pertanyaan d. memberikan pendapat saat semua langkah audit belum dilakukan secara rinci Pada praktiknya prilaku pengurangan mutu audit (reduced audit quality) masih sering sekali terjadi, padahal di dalam teori sudah begitu jelas dinyatakan bahwa proses audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan mutu informasi. Tindakan pengurangan mutu audit (reduced audit quality behaviors) merupakan suatu praktik yang dilaksanakan oleh auditor selama melaksanakan pekerjaan yang mana perilaku ini mampu mengurangi keefektifan dan keakuratan pengumpulan dari bukti audit (malone dan roberts, 1996) pada (lestari, 2010). Penghentian prematur dari prosedur audit adalah salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas dari audit (RAQ behaviors) (Malone dan Roberts, 1996) dalam (coram et al. 2004). Hal tindakan penghentian prematur atas prosedur audit, tentu begitu berpengaruh secara nyata dan langsung pada mutu laporan audit yang dihasilkan oleh auditor. Karena jika salah satu langkah dari prosedur audit hilang, maka probabilitas auditor menimbulkan judgement yang tidak sesuai akan semakin tinggi. Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi bahwa bukti audit yang kompeten dan cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan

4 konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit (IAI, 2001). SA 326.20 juga menyebutkan bahwa jumlah dan jenis bukti yang dibutuhkan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan professional auditor setelah mempelajari dengan teliti keadaan yang dihadapinya. Penghentian prematur bisa tergambarkan dengan perilaku tidak melaksanakan pekerjaan secara rinci dan melakukan pengabaian prosedur audit tapi auditor malah berani mengungkapkan pendapat dari laporan keuangan yang diaudit dimana tindakan ini bisa mengurangi ketepatan dan keefektifan dari pengumpulan bukti audit. Hal-hal seperti inilah tidak dapat diterima / dimaafkan bahkan paling berat hukumannya adalah berupa pemecatan (Malone et al. 1996 ; Coram, et al. 2004). Dalam penelitian dari (Cohen Commision, 1978), (Rhode, 1978), (Alderman dan Deitrick, 1982), serta (Raghunathan, 1991) dalam (Lestari, 2010) terdapat deteksi beberapa alasan-alasan mengenai auditor melaksanakan prosedur penghentian prematur prosedur audit (Prematur Sign- Off Audit Procedures), yang diantaranya terbatas dari lama waktu pengauditan yang ada, terdapat anggapan bahwa prosedur audit yang dilaksanakan tidak terlalu penting (risiko kecil), prosedur audit tidaklah material, prosedur audit yang kurang dipahami, terdapat batas waktu dalam penyampaian laporan audit, serta terdapat pengaruh faktor kejenuhan dari auditor. Selain beberapa alasan di atas menurut (Suryanita et al, 2007) mennyebutkan bahwa dalam proses penghentian prematur dari prosedur audit terkait bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor situasional ketika melaksanakan audit

5 (external factor) dan faktor karakteristik personal dari auditor (internal factor). Time pressure, risiko audit, materialitas, dan prosedur review dan kontrol kualitas merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku auditor dalam tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan faktor internal bisa diketahui dari salah satu karakter pribadi auditor yang tercermin pada karakteristik profesional yang dimiliki auditor dalam melaksanakan tugas. Locus of control auditor adalah salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi seorang auditor dalam melaksanakan penghentian atas prosedur audit (lestari, 2010). Penelitian (suryanita et al, 2007) menghasilkan penelitian dengan jumlah responden 79 orang yang baerasal dari Kantor Akuntan Publik berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diketahui hanya 13% melakukan penghentian prosedur audit. Pemahaman terhadap bisnis klien adalah prosedur yang paling sering ditinggalkan, sedangkan pemeriksaan fisik adalah prosedur yang sangat jarang ditinggalkan. Dalam penelitiannya bisa dibuktikan hubungan signifikan antara risiko audit, time pressure, materialitas, dan prosedur review dan kontrol kualitas dalam penghentian prosedur audit. Penelitian dari Suryanita membuktikan bahwa time pressure dan risiko audit memiliki hubungan positif dengan penghentian prosedur auditnya, maka semakin besarnya time pressure dan risiko auditnya yang didapati auditor maka makin besar juga cenderungnya auditor untuk melaksanakan tindakan penghentian prosedur audit. Menurut (Suryanita et al, 2007), salah satu dari faktor internal yang dapat memberikan pengaruh seorang auditor dalam melaksanakan premature sign off yaitu locus of control auditor itu sendiri. Dengan memahami dan tahu akan locus of

6 control dalam karakteristik seorang auditor bisa diperkirakan seorang auditor itu lebih suka melaksankan penghentian prosedur audit atau malah tidak dalam suatu kondisi situasi tertentu. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi seorang auditor dalam melaksanakan premature sign off yaitu prosedural review yang digunakan oleh KAP untuk mengendalikan probabilitas terjadi premature sign off yang dilaksanakan oleh auditornya, sedangkan kontrol mutu lebih fokus terhadap yang dilakukan dalam prosedur audit sesuai dengan standar audit atau tidaknya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti terdahulu telah menguji faktor-faktor apa saja yang menjadi pengaruh dalam tindakan penghentian prematur atas prosedur audit dan memiliki hasil empiris yang berbedabeda. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh (Hasanah, 2014) yang mana variabel yang digunakan ialah Time Preasure, Materialitas, Locus Of Control, dan Etika Profesi. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa, Time Preasure Matrelitas dan etika profesi memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur auditnya. Dalam penelitian (kumalasari et al, 2013), penelitian ini menyatakan time pressure dan Materialitas memliliki pengaruh positif signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan risiko audit berpengaruh negatif signifikan dan prosedur review serta kontrol kualitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dari penelitian (wibowo, 2010) terdapat hasil dari keempat variabel yang di teliti yaitu: time pressure, risiko audit, materialitas, dan prosedur review dan kontrol kualitas memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. (Nur,

7 2013) menyatakan Risiko audit, materialitas, dan locus of control berpengaruh positive terhadap penghentian prematur atas prosedur audit sedangkan time pressure tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian di atas, peneliti mendapatkan banyak referensi dan informasi yang sangat menarik untuk di teliti. Peneliti mengambil dan menggabungkan dari beberapa penelitian di atas, namun tetap membedakan variabel, dan responden. Peneliti melakukan penelitian dengan variabel independen Time Pressure, Materialitas, Locus Of Control, dan etika profesi. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. Pengaruh Time Pressure, Materialitas, Locus Of Control, Prosedur review dan kontrol kualitas Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit pada Kantor Akuntan Publik yang Terdapat di Jakarta 1.2 Perumusan Masalah Atas dasar penjelasan yang sudah ada pada latar belakang penelitian di atas, maka bisa di buat pertanyaan-pertanyaan dengan perumusan masalah antara lain: 1. Apakah time pressure memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 2. Apakah materialitas memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 3. Apakah Locus Of Control memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?

8 4. Apakah prosedur review dan kontrol kualitas memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 1.3 Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah yang terdapat di atas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1 Untuk mengetahui apakah time pressure memiliki pengaruh terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. 2 Untuk mengetahui apakah materialitas memiliki pengaruh terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. 3 Untuk mengetahui apakah Locus Of Control memiliki pengaruh terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. 4 Untuk mengetahui apakah prosedur review dan kontrol kualitas memiliki pengaruh terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. 1.4 Manfaat penelitian Selain bertujuan agar penelitian akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil dari penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak seperti : 1. Peneliti Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru kepada para peneliti sebelumnya maupun yang akan datang, juga untuk menambah wawasan mengenai kinerja seorang auditor pada penghentian prematur atas prosedur audit

9 2. Perusahaan menggunakan jasa Auditor Penelitian ini diharapkan memberikan informasi informasi tambahan kepada para perusahaan - perusahaan yang ada, serta memberikan bukti-bukti yang kuat apakah ada atau tidaknya pengaruh Time Preasure, materialitas, Locus Of Control dan prosedur review dan kontrol kualitas terhadap perilaku penghentian prematur atas prosedur audit. 3. Peneliti Selanjutnya Penelitian diharapkan menjadi dasar bagi para penilitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian, atau meneruskan penelitian ini. Dan di harapkan dengan adanya dasar pada penelitian ini, peneliti selanjutnya akan mendapatkan hasil yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya. 4. Mahasiswa Penelitian ini diharapkan untuk memberikan informasi atau wawasan baru untuk pelajar atau mahasiswa yang akan belajar tentang Audit dan pelajaran audit yang lebih spesifik sehingga dapat untuk menammbah wawasan khususnya tentang professionalism auditor pada penghentian prematur atas prosedur audit. 5. KAP Penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan referensi referensi bagi para Kantor Akuntan Publik yang ada di seluruh Indonesia, dan menambahkan informasi-informasi tambahan atau kritik saran untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengevaluasi prosedur audit dan lama waktu audit yang ada.

10 1.5 Sistematis Penulisan Skripsi Agar mendapatkan penggambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, maka di dalam penulisanya akan di pisahkan setiap babnya agar mempermudahnya, berikut perincian setiap babnya: BAB I : PENDAHULUAN Bab pertama pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini menjelaskan tentang permasalahan yang ada sehingga membuat penulisan ingin membuat skripsi tentang hal ini, yang terdapat beberapa unsur seperti latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan-tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika dalam penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Kemuadian bab kedua tinjauan pustaka. Dalam bab tinjauan pustaka menjelaskan tentang tinjauan pustaka dan menggambarkan kerangka konseptual, hipotesis, dan akan menjelaskan teori teori tentang variabel variabel yang ada, seperti, Time Preasure, Materialitas, Locus Of Control serta prosedur review dan kontrol kualitas. Serta beberapa penelitian penelitian terdahulu yang akan di jelaskan pada bab ini BAB III : METODE PENELITIAN Lalu bab ketiga metode penelitian. Pada bab metode penelitian akan dibahas tentang metode penelitian yang akan gunakan, yang termasuk dalam metode penelitian tersebut seperti variabel penelitian dan pengertian operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis.

11 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab keempat hasil dan pembahasan. Bab hasil dan pembahasan ini akan membahas permasalahan tentang pengaruh dan hubungan variabel time pressure, risiko audit, materialitas, locus of control dan prosedur review dan kontrol kualitas terhadap penghentian prematur prosedur audit. Dan juga akan dibahas tentang prosedur audit yang paling sering diberhentikan oleh auditor dalam suatu proses audit. BAB V : PENUTUP Yang terakhir bab lima penutup. Bab pentup ini berisakan tentang hasil hasil yang telah di lakukan pada bab bab sebelumnya, dan terdapat pula saran, kritik, dan keterbatasan yang ada pada penulisan skripsi ini.