BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB IV ANALISIS MASALAH. dirasakan sebagai suatu gangguan dalam jalan kehidupan sehari-hari. Oleh

Ketika harga BBM melambung naik

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sengsara membawa Nikmat (Buah dari Kesabaran) Oleh: Estu Miyarso

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan ahkirat. manusia dengan berbagai dimensi kemanusiaannya, potensinya, dan

KESABARAN DI BULAN KEMULIAAN. Oleh: A.B.E. Miyarso

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)


BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AL-QUR AN CEGAH MENTAL DISORDER. Ditulis oleh Prof. Dr. Duski Samad, M. Ag./ Ketua MUI Kota Padang Senin, 21 Juli :05

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB IV ANALISIS MASALAH. dilaksanakan pemberian bimbingan rohani kepada pasien, sebab pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANTARA JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DAN BUKAN JAMA AH HALAQOH SHALAT KHUSYUK DI SURAKARTA SKRIPSI

Meraih Kebahagiaan Hakiki dengan Syukur, Sabar, dan Istighfar

MENGIKUTI HAWA NAFSU

BAB I PENDAHULUAN. ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda, tingkat kecemasan yang

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI

Diary 1. Ujian Perhiasan Kehidupan

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. dakwah adalah masalah isi pesan/ materi yang disampaikan da i pada mad u,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

SURAT 64. AT TAGHAABUN DITAMPAKKAN KESALAHAN KESALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung

SWT, baik itu berupa nikmat kesehatan, keamanan, maupun kebutuhan harian. Qona ah adalah

terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi orang yang terbodoh, terlemah, dan termalang di dunia sehingga

BAB V PENUTUP. metode kualitatif dengan pendekatan metode study kasus yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

7 Sikap Agar Mudah Memaafkan

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

EVALUASI KARAKTERISTIK PARKIR SEPEDA MOTOR (Studi Kasus RS Islam Yogyakarta PDHI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

= DAILY MOTIVATION SKILL = disampaikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

Istiqomah. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

IDENTITAS RESPONDEN. Umur :.

MAKNA HIDUP DALAM AL-QUR AN

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

SUISWATI A SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

Takwa dan Keutamaannya

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Telah diperkirakan bahwa juta penyandang DM menderita

Usulan Penulisan Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari pasti berhadapan

PERAN MANAJEMEN SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU DAN PRESTASI SEKOLAH DI SDIT MUHAMMADIYAH CIPETE KECAMATAN CILONGOK

SKRIPSI SITI CHOLIFAH NIM: /TP

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESABARAN PASIEN RAWAT INAP (Studi Kasus Di Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia Batang) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

A. PENGERTIAN Kalimat tayyibah artinya adalah perkataan atau lafadz yang baik, yang berisi pengagungan Allah SWT. B. JENIS 1. Takbir Allahu Akbar,

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Program Bimbingan Keagamaan Islam dalam Coping Stress Narapidana

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat bahwa Indonesia saat ini

Motivasi Agar Istiqomah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

bersalah, dan kematian. Penderitaan bisa berupa kesulitan-kesulitan. Hal yang paling mendasar

SKRIPSI EKO B FAKULTAS. Disusun Oleh:

PERILAKU AGRESIF ORANGTUA TERHADAP ANAK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

Penyakit Lupa dan Lalai

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak merupakan salah satu sumber kebahagiaan bagi orang tua. Kehadiran seorang anak membuat hidup seseorang menjadi lebih indah. Anak membawa karunia berupa rizki, kasih sayang dan limpahan pahala (Al-Hasyimi, 2001:128). Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Al-Kahfi ayat 46, yaitu: Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan (QS. Al-Kahfi: 46). Dari ayat diatas dapat diambil pemahaman bahwa anak merupakan perhiasan dunia yang mana perlu dijaga dan dididik agar bisa menjadi anak yang shaleh dan shalehah sebagai bekal hidup dan menjadikan amalan yang baik untuk kedua orang tuanya. Maka dari itu, setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan sehat. Termasuk menjaga kondisi anak agar terhindar dari berbagai penyakit. Masa kanak-kanak adalah masa yang rentan terhadap gangguan penyakit. Dimana pada masa perkembangan fisiknya, 1

anak seringkali melakukan hal-hal atau kegiatan yang bisa memengaruhi kesehatan fisiknya. Kondisi kesehatan anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, kualitas energi, perkembangan diri, keadaaan emosi, tingkah laku sosial, dan prestasi sekolah anak (Somantri, 2006:2-5). Untuk itu, kesehatan fisik maupun psikis pada anak sangat penting untuk menjadi perhatian bagi orang tua. Seorang anak yang mengalami gangguan fisik pada umumnya akan diikuti adanya gangguan psikis pada anggota keluarganya yaitu orang tua. Sebagai contoh, anak yang menderita suatu penyakit, mengakibatkan orang tua menjadi sedih, bingung, merasa bersalah, cemas, marah, atau mengalami kegoncangan jiwa, kesangsian dan akan selalu memikirkan kondisi anaknya (Aziz dan Kumolohadi, 2005:27). Salah satu bentuk komunikasi anak kepada orang tua ketika sakit adalah sikap atau perilaku rewel, yaitu anak sering menangis, suka membantah, tidak mudah menurut, dan banyak sekali sesuatu yang diminta. Sehingga anak susah untuk diajak makan dan minum obat, serta sulit diajak berkomunikasi. Kondisi seperti ini tentu membuat hati orang tua merasa khawatir, sedih, dan kadang bercampur dengan perasaan jengkel yang bisa memancing emosi atau kemarahan. Terkadang orang tua memaksa anaknya minum obat dengan cara memasukkan obat kemulutya, sambil memegang tangan dan kaki anak agar anak tidak bisa menolak minum obat. Hal ini 2

akan membahayakan kondisi kesehatan anak, karena jika obat tersebut masuk kedalam saluran pernafasan maka akan dapat menyebabkan kerusakan serta infeksi pada organ pernafasan dan anak bisa menjadi trauma sehingga tidak mau lagi minum obat (http://kesehatanmuslim.com/merawat-anak-yang-rewelketikasakit/diunduh pada 05/02/2014). Secara psikologis, seorang anak yang terkena penyakit akan tertinggal dari teman-temannya dalam mempelajari berbagai hal atau keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan fisik maupun psikisnya. Lebih dari itu, jika orang tua menganggap bahwa penyakit yang terjadi pada anak adalah suatu bencana bagi keluarga dan menyalahkan anak karena menimbulkan kerepotan dan menambah biaya, maka keadaan ini membuat anak semakain tegang dan gelisah. Ini tidak hanya akan semakin memperlama penyakit, tetapi juga dapat merusak hubungan psikologis antara orang tua dengan anak (Hurlock, 1980:133). Orang tua memiliki kewajiban pokok kepada anaknya yaitu dengan memperlihatkan cinta, kedekatan dan kasih sayang sehingga anak bisa tumbuh percaya diri dengan penghargaan diri yang tinggi, serta memiliki sikap positif dan optimis dalam menghadapi berbagai persoalan hidup (Al-Hasyimi, 2000:132). Ketika anak sakit, ia merasa diperhatikan oleh orang tuanya dan memiliki sikap diri yang positif dalam menghadapi penyakitnya. 3

Anak yang sakit pada umumnya akan merasakan ketidaknyamanan dalam dirinya, karena rasa sakit yang ia rasakan. Sebagai suatu ungkapan perasaan sakitnya, mereka biasanya meluapkan dengan tangisan serta akan terlihat lebih manja dihadapan orang tuanya. Dalam keadaan seperti ini, orang tua dituntut agar bisa lebih bersabar dalam menghadapi kondisi anaknya yang sakit. Perhatian dan dukungan dari orang tua sangat dibutuhkan bagi kesembuhan anak (http://m.tabloidnova.com/diunduh pada 05/02/2014). Adapun orang tua ketika menghadapi anaknya yang sakit sangat bervariasi baik dari segi religiusitas, umur, latar belakang sosial-ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan tersebut seringkali berpengaruh terhadap sikap orang tua dalam menghadapi penyakit yang terjadi pada anak. Religiusitas adalah keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bersikap, dan bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama (Jalaluddin, 2000:212). Dalam hal ini, religiusitas perlu dimiliki oleh seseorang sebagai suatu pegangan hidup dalam menghadapi setiap persoalan yang terjadi. Ketika seseorang telah memiliki religiusitas yang tinggi, maka dia akan menghadapi setiap cobaan yang dialami dengan perasaan yang tenang, dan tanpa ada rasa keputusasaan. Secara teoretik, orang yang memiliki religiusitas yang tinggi akan bisa bersikap sabar ketika menghadapi sebuah 4

cobaan atau ujian dari Allah SWT. Menurut William James, terapi terbaik keresahan adalah keimanan kepada Tuhan, sebab individu akan selalu siap menghadapi malapetaka yang akan terjadi (Najati, 1985:225). Allah SWT mengajarkan bahwa pokok ajaran agama berporos pada kesabaran dan keyakinan. Sabar menurut bahasa adalah menahan dan mencegah. Sabar adalah lawan dari mengeluh (Fad`aq, 1999:47). Sedang menurut istilah sabar adalah menahan jiwa dari perasaan cemas, menahan lisan dari berkeluh kesah dan menahan anggota badan dari berbuat kekacauan (Al-Jauzy, 2005:9). Kesabaran sangat besar manfaatnya, karena kesabaran adalah penopang pada jalan kebenaran (Al-Jauziyah, 2005: xxvii). Penyakit yang terjadi pada anak adalah salah satu bentuk cobaan dari Allah SWT bagi orang tua. Sejauhmana orang tua bisa sabar dan bersikap lapang dalam menghadapinya. Orang tua yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT akan bisa lebih mengerti dengan kondisi anaknya. Mereka akan lebih bisa menerima apa yang menimpa anaknya sebagai suatu ujian baginya. Namun akan menjadi berbeda jika orang tua yang kurang memiliki pemahaman tentang agama dan kurang memiliki rasa keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, mereka cenderung akan menganggap bahwa penyakit yang terjadi pada anaknya adalah sebuah bencana dan hanya sebagai beban bagi orang tua. Seseorang yang terkena musibah seringkali dapat bersabar sekaligus bersyukur, manakala mereka 5

menyadari bahwa di dalam kesabaran terdapat kenikmatan yang harus di syukuri (Republika, 2004:117). Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia untuk diuji dan diberikan cobaan, sehingga dapat diketahui mana hamba-nya yang pandai bersyukur disaat lapang, dan mana hamba-nya yang sabar disaat sempit. Hal ini tidak akan tercapai kecuali jika Allah SWT menguji seorang hamba dengan berbagai keadaan, sehingga akan nampak kebenaran sifat orang tersebut dalam ubudiyah (penghambaannya) kepada Allah SWT. Banyak dalil yang menunjukkan bahwa manusia tidak akan terlepas dari musibah, penderitaan, dan penyakit, diantaranya yaitu firman Allah SWT surat Al-Baqarah ayat 155-157: Artinya: Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji un. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari 6

Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (QS. Al-Baqarah (2):155-157). Dari ayat diatas dapat diambil pemahaman bahwa Allah SWT akan memberikan ujian atau cobaan pada makhluk-nya dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan bagi hamba-nya yang sabar dalam menghadapi ujian tersebut, maka Allah SWT akan memberinya rahmat dan keberkahan yang sempurna. Abdul Malik Ibnu Abjar ra. berkata, semua orang akan diuji dengan kesehatan untuk mengetahui sejauhmana rasa syukurnya, dan diuji pula dengan musibah atau penyakit untuk mengetahui sejauhmana kesabarannya (Al-Ju aitsan, 1994:3-6). Anak yang sakit akan cenderung lebih manja dan ingin selalu diperhatikan, berbeda dengan anak yang sehat. Mereka mengalami banyak tekanan karena kondisi tubuhnya yang lemah dan tidak bisa beraktivitas seperti anak-anak yang sehat. Ketika seorang anak harus dirawat inap di rumah sakit, mereka mengalami perubahan kondisi lingkungan yang berbeda, dari kondisi rumah yang aman dan nyaman harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan rumah sakit yang penuh dengan berbagai pasien dan berbagai penyakit. Kunci kesabaran adalah pada pengetahuan yang lebih tinggi, jika pengetahuan tersebut telah tercapai maka seseorang 7

akan menjadi teguh dalam hidupnya. Seperti telah dijelaskan dalam surat Al-Kahfi (18) ayat 68, yaitu: Artinya: Bagaimana engkau bisa bersabar terhadap sesuatu yang engkau tidak memiliki pengetahuan tentangnya. (QS. Al-Kahfi (18): 68). Kesabaran bukanlah semata-semata pasrah ketika menghadapi suatu musibah, akan tetapi kesabaran adalah adanya pengetahuan tentang penyebab dari suatu situasi dan mengetahui langkah-langkah apa yang harus diambil untuk menghadapi akibat negatif dari situasi tersebut (Motinggo, 2004:90). Banyak orang yang memiliki sikap keberagamaan atau religiusitas yang tinggi namun mereka tidak bisa bersabar ketika dihadapkan pada cobaan hidup. Kebanyakan orang lebih suka menasehati orang lain yang sedang terkena musibah atau cobaan agar bisa bersabar. Namun, ketika musibah maupun cobaan itu datang menimpa dirinya, dia sendiri tidak bisa menghadapi cobaan itu dengan bersikap sabar. Seharusnya, orang yang memiliki sikap religiusitas (keberagamaan) yang tinggi bisa bersikap sabar ketika dihadapkan pada cobaan hidup. Karena orang yang memiliki keberagamaan tinggi dalam melakukan setiap hal ia akan bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan akan selalu berpedoman pada Alquran dan As-sunnah. Serta akan menyerahkan segala 8

urusan kepada Allah SWT dan berserah diri kepada Allah manakala ia mendapatkan cobaan maupun musibah dalam hidupnya. Mewujudkan sikap sabar diperlukan dukungan dari dalam diri maupun dari orang di sekitar. Seperti halnya ketika orang tua menghadapi anak yang sakit perlu dalam diri orang tua menanamkan sikap sabar. Di rumah sakit Islam khususnya terdapat petugas bimbingan rohani yang dalam hal ini bertugas sebagai pembimbing rohani bagi pasien dan keluarga. Tidak hanya sekedar mendoakan kesembuhan pasien, tetapi tugas seorang bimroh adalah memberikan motivasi bagi pasien dan keluarga. Bagi pasien pemberian motivasi yaitu berupa dukungan untuk kesembuhan dan hikmah dari sakit adalah untuk penghapusan dosa-dosa yang telah dilakukan. Untuk pasien anak, dukungan diberikan kepada orang tua dengan cara memberikan pengertian kepada orang tua bahwa sakit yang terjadi pada anak adalah suatu cobaan dari Allah SWT bagi orang tua untuk mengetahui seberapa sabar orang tua dalam menghadapi sikap anak yang sakit. Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal adalah rumah sakit yang berbasis Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam setiap kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan. Disamping merupakan rumah sakit yang berbasis Islam, Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal juga memiliki petugas 9

bimbingan rohani pasien yang setiap saat dibutuhkan untuk memberikan bimbingan dan doa kepada pasien dan keluarga pasien agar dalam menghadapi cobaan hidup yaitu berupa sakit untuk bisa lebih bersabar. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal, orang tua pasien terutama pasien anak banyak yang kurang memiliki sikap kesabaran, itu bisa dilihat dari sikap orang tua yang terkadang mengeluhkan kondisi anaknya yang tidak kunjung sembuh, kemudian susah menghadapi sikap anak yang seringkali rewel. Maka dari itu peneliti memilih melakukan penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal karena rumah sakit tersebut merupakan salah satu diantara beberapa rumah sakit di kabupaten Kendal yang berbasis Islam dan memiliki petugas bimroh yang berpengalaman dan berkompeten dalam memberikan bimbingan kepada pasien dan keluarga pasien. Berangkat dari latar belakang tersebut, sangat urgen untuk dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Religiusitas Terhadap Kesabaran (Studi Kasus Pada Orang Tua Pasien Anak Di Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal). 10

1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh religiusitas terhadap kesabaran orang tua dalam menghadapi anak yang sakit di Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal? 1.3. Tujuan Penelitan Untuk menguji secara empiris pengaruh religiusitas terhadap kesabaran orang tua dalam menghadapi anak yang sakit di Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. 1.4. Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan keilmuan dalam bidang dakwah, khususnya bimbingan penyuluhan Islam dalam memberikan pemahaman kepada individu atau orang tua bagaimana bersikap dan bertindak agar bisa lebih bersabar ketika menghadapi sebuah cobaan, diantaranya yaitu ketika menghadapi anak yang sakit. b) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu membantu petugas bimbingan rohani Islam khususnya untuk bisa memberikan motivasi dan dukungan kepada orang tua pasien agar bisa 11

bersabar dalam menghadapi sikap anak ketika sakit serta untuk memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa sakit yang terjadi pada anak adalah merupakan ujian dari Allah kepada orang tua untuk mengetahui seberapa besar kesabaran orang tua dalam menghadapi ujian sakit yang diberikan Allah melalui anaknya. 1.5. Kajian Pustaka Kajian pustaka dalam hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan tema penelitian ini. Penelitian dengan tema religiusitas dan kesabaran telah banyak dilakukan secara terpisah, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin (2005) dalam penelitiannya tentang Pemikiran Al-Ghozali tentang Sabar dan Implikasinya Terhadap Pencegahan Stres (Tinjauan Konseling Islam). Dalam peneltian ini disebutkan bahwa sabar mempunyai pengaruh yang besar dalam upayanya untuk mencegah terjadinya penyakit kejiwaan (stres) dan sabar memberikan manfaat bagi pelaku itu sendiri, seperti tentram dan tenang dalam jiwanya. Karena dengan sifat sabar seseorang akan berhati-hati dalam mengambil segala keputusan dan tidak tergesa-gesa, serta tidak pernah berkeluh kesah, sehingga goncangan-goncangan yang ada dalam jiwanya akan tercegahkan. Selain itu, dengan bersikap sabar akan menumbuhkan sikap dan mental yang tangguh, kuat dan tahan 12

uji, sehingga akan menumbuhkan hati yang tenang (Muthmainnah). Bukhori (2006) dalam penelitiannya tentang Hubungan Religiusitas Pasien Dengan Penerimaan Penyakit Gagal Ginjal (Studi Pada Pasien Unit Cuci Darah RS Dr. Kariyadi Semarang ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan religiusitas pasien dengan penerimaan penyakit gagal ginjal. Adapun subjek dari penelitian ini adalah semua pasien cuci darah di rumah sakit dr. Karyadi Semarang, yaitu sebanyak 120 pasien, tetapi yang menjadi sampel 45 pasien. Dan penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang memiliki keberagamaan yang tinggi dapat menerima penyakit yang dideritanya. Astuti (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Religiusitas Terhadap Penerimaan Musibah Gempa Tektonik (Studi Kasus di Desa Bawuran Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul). Hasil analisis menjelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara religiusitas dan penerimaan musibah gempa tektonik di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, dijelaskan bahwa semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi penerimaan musibah gempa tektonik di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin rendah penerimaan musibah gempa tektonik di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul. 13

Rahayu (2010) dalam penelitiannya tentang Sabar Sebagai Model Perilaku Dalam Menghadapi Musibah (Suatu Analisis Pada Pemikiran TM. Hasbi Asy-Syidiqie). Hasil analisis menjelaskan bahwa konsep sabar menurut Hasbi Asy- Syidiqie ialah tahan menderita atas yang tidak disenangi dengan rela dan menyerahkan diri kepada Allah. Dengan demikian sabar yang benar ialah sabar yang menyerahkan diri kepada Allah dan menerima ketetapan-nya dengan hati yang lapang, bukan karena terpaksa. Keempat penelitian tersebut memiliki fokus kajian yang berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti memfokuskan kajian pada konsep pengaruh religiusitas terhadap penerimaan musibah gempa tektonik. Rahayu (2010) memfokuskan kajian pada konsep sabar sebagai model perilaku dalam menghadapi musibah. Bukhori memfokuskan kajian pada konsep hubungan religiusitas pasien dengan penerimaan penyakit gagal ginjal. Kemudian Muttaqin (2005) memfokuskan penelitiannya pada konsep pemikiran Al-Ghozali tentang sabar dan implikasinya terhadap pencegahan stres. Berdasarkan beberapa penelitiian mengenai religiusitas dan kesabaran diatas, penelitian ini berbeda dengan penelitianpenelitan sebelumnya yaitu dari segi: 14

a. Responden adalah orang tua dari pasien anak yang di rawat inap di RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. b. Penelitian ini memfokuskan pada religiusitas orang tua dengan pengaruhnya terhadap kesabaran. c. Lokasi penelitian adalah di Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. Dari point-point inilah penelitian yang peneliti lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam rangka menguraikan pembahasan masalah di atas, maka peneliti berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami, sehingga tercapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sebelum memasuki bab pertama, penulisan skripsi diawali dengan bagian yang memuat tentang halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar tabel, daftar lampiran, abstrak, transliterasi dan daftar isi. Bab pertama adalah pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua adalah kerangka dasar pemikiran teoretik yang menjelaskan tentang religiusitas dan kesabaran orag tua. Bab ini dibagi menjadi empat sub bab. Sub bab pertama menjelaskan 15

tentang pengertian religiusitas, dimensi-dimensi religiusitas, dan faktor-faktor yang memengaruhi religiusitas. Sub bab kedua menjelaskan tentang pengertian kesabaran, dimensi-dimensi kesabaran, hakikat dan pentingnya sabar, macam-macam sabar, dan hubungan kesabaran dengan dakwah. Sub bab ketiga menjelaskan tentang pengaruh religiusitas terhadap kesabaran. Sub bab yang terakhir yaitu yang keempat adalah hipotesis penelitian. Bab ketiga berisi tentang jenis penelitian, definisi operasional, sumber dan jenis data, populasi, instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas skala, uji asumsi, dan uji hipotesis. Bab keempat, di dalam bab ini dijelaskan tentang sejarah singkat berdiri dan gambaran umum Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal yang memuat tentang fasilitas pelayanan, falsafah, visi-misi, tujuan, dan struktur organisasi rumah sakit, pelaksanaan bimbingan, sistem kerja, dan struktur organisasi bimbingan kerohanian Islam Rumah Sakit Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. Bab kelima berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini dibagi menjadi lima sub bab. Sub bab pertama adalah hasil penelitian yang berisi deskripsi subjek penelitian. Sub bab kedua tentang deskripsi data penelitian. Sub bab ketiga tentang uji normalitas, uji linearitas, dan uji 16

homogenitas. Sub bab keempat tentang pengujian hipotesis. Sub bab kelima berisi tentang pembahasan hasil temuan penelitian. Bab keenam merupakan penutup, yaitu bab terakhir yang berisi kesimpulan, saran-saran, kata penutup dan riwayat hidup penulis serta lampiran-lampiran. 17